• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Disertasi tentang Hukuman Fisik pada Anak dalam Pendidikan Perspektif Hukum Pidana Islam

N/A
N/A
sekar melati

Academic year: 2024

Membagikan "Kajian Disertasi tentang Hukuman Fisik pada Anak dalam Pendidikan Perspektif Hukum Pidana Islam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUMAN FISIK TERHADAP ANAK DALAM PENDIDIKAN PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM

Review ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode dan Pendekatan Studi Islam

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Oleh:

SEKAR MELATI NIM: 2320100006

DAMAYANTY NIM:2320100010

Dosen Pengampu:

Dr. Khojir, M. SI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

2024

(2)

Review disertasi “Hukuman Fisik Terhadap Anak Dalam Pendidikan Perspektif Hukum Pidana Islam”

Penulis Agus Basuki,

Judul Hukuman Fisik Terhadap Anak dalam Pendidikan Perspektif Hukum Pidana Islam

Problem Research Problem research pada penelitian ini berfokus pada paradigma hukuman fisik bagi anak. Pilihan hukuman dalam mendidik anak sangat beragam, namun hukuman fisik masih menjadi pilihan yang diterapkan di sekolah-sekolah untuk mendisiplinkan peserta didik karena dinilai lebih efektif untuk memberikan efek jera, bahkan orang tua pun terbiasa mendisiplinkan anak dengan hukuman fisik seperti mencubit dan memukul. Padahal hukuman fisik hanya memberikan efek jera dalam jangka waktu pendek dan dapat memberikan rasa trauma dalam jangka waktu panjang.

Pendidikan dengan kekerasan akan melahirkan generasi yang berorientasi kekerasan pula, karena manusia cenderung mengikuti apa yang ia terima dari orang lain. Islam mengajarkan membesarkan anak dengan lemah lembut dan kasih sayang, namun Islam memberikan pertimbangan juga misalnya, Rasulullah memerintahkan orang tua untuk bersikap tegas pada anak yang telah berusia 7 tahun untuk melaksanakan sholat dan memberikan hukuman berupa pukulan pada anak yang berusia 10 tahun bagi yang meninggalkan sholat.

Menurut Taufik Hidayat meskipun hukum syariat Islam memperbolehkan menggunakan hukuman fisik, namun apabila pada anak didapati kerusakan baik kecil maupun besar maka pelaku dapat dipidanakan.

Penegakkan hukuman fisik pada anak memang dibutuhkan untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab, akan tetapi ada prinsip- prinsip yang harus dipenuhi sebelum menggunakan hukuman fisik.

Tujuan Tujuan penelitian disertasi untuk menjelaskan ketentuan hukuman fisik terhadap anak dalam pendidikan dan untuk menganalisa tinjauan

(3)

hukum pidana Islam terhadap ketentuan hukuman fisik bagi anak dalam pendidikan. (hal 8)

Metode dan pendekatan Jenis penelitian pada disertasi yang ditulis oleh Agus Basuki adalah penelitian kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci. Pendekatan yang digunakan oleh Agus Basuki adalah pendekatan yuridis, normatif, dan psikologis. (hal 86)

Pedekatan yuridis digunakan karena disertasi ini mencantumkan undang-undang perlindungan anak di Indonesia. Pendekatan normatif digunakan dalam disertasi ini karena studi islam menggunakan istilah legal formal. Legal formal adalah hal-hal yang berkaitan dengan halal- haram, salah-benar, berpahala-berdosa, boleh-tidak boleh dan lain sebagainya. Dalam disertasi ini Agus Basuki menjadikan Al-Qur’an sebagai paradigma dan kemudian merumuskan nilai-nilai normatifnya ke dalam teori-teori hukum sosial. (hal 87)

Pendekatan psikologi digunakan dalam disertasi ini karena pendekatan ini berdasarkan pertimbangan mental anak, pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi psikologis anak saat mendapatkan hukuman fisik dan dampak yang dialaminya. (hal 88) Hasil penelitian Hasil penelitian pada disertasi yang ditulis oleh Agus Basuki yakni

menurut kajian hukum islam, hukum undang-undang negara Indonesia, dan secara psikologis mengerucut pada satu kesamaan pendapat yaitu hukuman fisik sebaiknya tidak dilaksanakan dalam proses pendidikan anak, namun meski begitu secara hukum Islam hukuman fisik dapat dilaksanakan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan khusus.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan antara lain usia anak, kondisi fisik dan psikis saat menerima hukuman, kesalahan dan hukuman harus saling berkaitan, hukuman harus dilaksanakan sesegera mungkin, tidak meninggalkan bekas luka, berikan pemahaman pada anak atas kesalahan yang dilakukan dan bahwa hukuman yang

(4)

diberikan sebagai pilihan terakhir.

Sedangkan penerapan hukuman fisik secara hukum pidana Islam dapat dilaksanakan tetapi dijadikan pilihan terakhir dalam memilih hukuman. Hal ini berkaitan dengan tujuan hukuman yang harus mengandung kemaslahatan bagi anak dan secara psikologis anak dinilai belum berkembang secara matang untuk memahami norma kehidupan, Sehingga esensi dari hukuman fisik hanya akan menimbulkan trauma dan ketakutan dengan jangka panjang. (hal 205) Kontribusi Kontribusi Utama Disertasi Hukuman Fisik Terhadap Anak Dalam

Pendidikan Perspeltif Hukum Pidana Islam dapat diuraikan sebagi berikut:

1. Pendekatan hukum pidana Islam terhadap hukuman fisik. Hukum Islam membolehkan dengan syarat: hukuan fisik diizinkan dalam Islam untuk tujuan pembelajaran, tetapi harus mematuhi aturan- aturan tertentu agar tidak dianggap sebagi kekerasan atau penganiayaan. Hukuman fisik ini dimaksudkan untuk memberikan efek jera dan tidak diulanginya keslah yang sama oleh anak

2. Aturan yang harus dipatuhi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menerapkan hukum pada anak dalam konteks pendidkan:

a. Pertimbangan usia anak karena hukuman harus sesuai dengan usia anak

b. Kondisi fisik dan psikis anak saat menerima hukuman harus dipertimbangkan

c. Keterkaitan kesalahan dan hukuman harus berkaitan langsung dengan kesalahan yang dilakukan

d. Tidak menyebabkan cedera pada anak

e. Penjelasan kepada anak karena harus diberi pemahaman tetang kesalahan yang dilakukannya dan bahwa hukuman adalah pilihan terakhir

3. Maqasid syarih, dalam hukum pidana Islam penerapan hukuman

(5)

fisik harus membertimbankan maqasid syariah atau tujuan syariah yang meliputi menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.

Hukum fisik harus mengandung kemaslahatan bagi anak, dan secara psikologis, anak dinilai belum cukup matang untuk memahami norma kehidupan dengan baik

Urgensi Hukuman fisik terhadap anak dalam pendidikan perspektif hukum pidana Islam memiliki urgensi yang berkaitan dengan beberapa aspek penting dalam perspektif hukum pidana Islam sebagai berikut:

1. Pembelajaran dan disiplin. Hukuman fisik diizinkan dalam Islam untuk tujuan mendidik dan mendisiplinkan anak. Hal ini bertujuan untuk memberikan efek jera sehingga anak tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dalam konteks ini, hukuman fisik dilihat sebagai sarana untuk mengajarkan tanggung jawab dan kedisiplinan kepada anak.

2. Aturan dan batasan. Dalam penerapan hukuman fisik, ada aturan dan batasan yang harus dipenuhi agar tidak berubah menjadi tindakan penganiayaan. Ini termasuk mempertimbangkan usia anak, kondisi fisik dan psikologis, serta memastikan hukuman tidak meninggalkan beka luka atau menyebabkan cedera. Hukuman fisik harus dilakukan segera setelah kesalahan terjadi dan hanya digunakan sebagai upaya terakhir setelah metode lain tidak berhasil 3. Maqasid syariah. Penerapan hukuan fisik harus mempertimbangkan maqasid syariah atau tujauan syariah, yang meliputi pelindungan jiwa (hifz an-nafs) dan keselamatan fisik anak. Hukum Islam menekankan bahwa hukuman harus memabawa kemaslahatan dan tidak boleh menyebabkan kerugian jangka panjang pada anak, baik secara fisik maupun secara psikologis.

4. Perlindungan hukum, Undang-Undang Perlindungan anak di Indonesia, seperti undang-undang No 17 Tahun 2016, memberikan perlindungan kepada anak dari berbagai bentuk kekerasan dan penganiayaan. Meskipun Islam memperbolehkan hukuman fisik

(6)

dalam pendidikan dari perspektif hukum pidana Islam, pendekatan ini membantu memahami bagaimana aturan-aturan dalam Islam diterapkan dalam konteks modern dan bagaimana dampak psikologis hukuman fisik pada anak dinilai

Kekuatan Disertasi mengenai hukuman fisik terhadap anak dalam pendidikan perspektif hukum pidana Islam memiliki beberapa kekuatan yang signifikan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

1. Pendekatan multidimensional, disertasi ini menggunakan pendekatan yang komprehensif, meliputi aspek yuridis, normative dan psikis. Pendekatan ini memastikan bahwa analisis yang dilakukan tidak hanya dari segi hukum tetapi juga mempertimbangkan aspek psikologis anak.

2. Pertimbangan maqasid syariah, menggunakan teori hukum pidana Islam Abdul Qodir Audah dengan mempertimbangkan maqasid syariah, yaitu tujuan-tujuan syariah yang menitikberatkan pada kemaslahan anak. Ini menunjukkan bahwa disertasi mempertimbangkan tujuan utama hukuman dalam Islam, yaitu mendidik dan memperbaiki, bukan menyakiti

3. Relevansi denan hukum nasional, disertasi ini tidak hanya mengkaji hukuman fisik dari perspektif hukum Islam saja tetapi juga menghubungkannya dengan Undang-Undang Perlindungan Anak di Indonesia. Ini memberikan landasan yang kuat bagi penerapan hukuman fisik yang sesuai dengan hukum nasional dan internasional, serta memastikan perlindungan hak-hak anak

4. Analisis kasus dan studi empiris, dengan menganalisa kasus-kasus spesifik dan melakukan studi empiris di beberapa pesantren, disertasi ini memberikan gambaran nyata tentang penerapan hukuman gisik dalam konteks pendidikan Islam. Ini membantu mengevaluasi efektifitas dan dampak dari hukuman fisik yang diterapkan di lembaga pendidikan.

5. Panduan praktis bagi pendidik dan orang tua, disertasi ini

(7)

memberikan panduan praktis bagi pendidik dan orang tua tentang bagaimana menerapkan hukuman fisik secara bijaksana dan sesuai dengan ketentuan hukum Islam dan hukum nasional. Ini memastikan bahwa hukuman fisik tidak disalahgunakan dan tetap dalam batas-batas yang aman dan mendidik

6. Kesadaran psikologis, disertasi ini menjelaskan batasan dan tahapan yang harus dipenuhi dalam penerapan hukuman fisik, seperti tidak meninggalkan bekas luka, memberikan pemahaman kepada anak tentang kesalahannya, dan menjadikan hukuman fisik sebagai pilihan terakhir. Ini menunjukkan kedalaman analisis yang dilakukan untuk memastikan bahwa hukuman fisik diterapkan secara etis dan efekti

Kekuatan utama disertasi ini terletak pada pendekatan multidimensionalnya yang menggabungkan aspek hukum, normative, dan psikologis, serta mempertimbangkan maqasid syariah. Dengan relevansi terhadap hukum nasional dan panduan praktis bagi pendidik dan orang tua, disertasi ini memberikan kontibusi penting dalam memahami dan menerapkan hukuman fisik dalam pendidikan dari perspektif hukum pidana Islam. Analisis mendalam tentang batasan dan tahapan hukuman juga memastikan bahwa hukuman fisik digunakan dengan bijaksana dan etis, memprioritaskan kemaslahatan anak.

Kelemahan Kelemahan disertasi tentang hukuman fisik terhadap anak dalam pendidikan perspektif hukum pidana Islam, sebagai berikut:

1. Pendekatan yang terbatas, meskipun disertasi menggunakan pendekatan yuridis, normative, dan psikis, pendekatan ini masih terbatas pada perspektif hukum pidana Islam dan hukum nasional Indonesia. Hal ini mengabaikan perspektif lain yang mungkin relevan, seperti pandangan dari ilmu pendidikan atau sosiologi yang bisa memberikan wawasan tambahan tentang efek jangka panjang dari hukuman fisik pada perkembangan anak

(8)

2. Keterbatasan data empiris. Disertasi ini mungkin kurang dalam hal pengumpulan data empiris yang luas. Studi kasus yang dilakukan di beberapa pesantren saja mungkin tidak cukup untuk mewakili seluruh spectrum penerapan hukuman fisik dalam pendidikan Islam di berbagai konteks geografis dan kultural yang berbeda. Hal ini membatasi generalisasi dari temuan penelitian.

3. Kurangnya pembahasan tentang alternative hukuman. Fokus pada yang kuat pada pembenaran dan batasan hukuman fisik mungkin membuat disertasi ini kurang mengeksplor alternative-alternatif hukuman yang lebih humanis dan efektif. Pembahasan tentang metode disiplin positif yang tidak melibatkan kekerasan bisa menjadi tambahan yang berharga untuk penelitian ini

4. Aspek Psikologis yang Kurang Mendalam. Meskipun disertasi ini mengakui pentingnya kondisi psikis anak, analisis mengenai dampak psikologis jangka panjang dari hukuman fisik pada anak mungkin masih kurang mendalam. Ada kebutuhan untuk lebih banyak bukti empiris yang menunjukkan bagaimana hukuman fisik mempengaruhi kesehatan mental anak dalam jangka panjang

5. Keterbatasan dalam Konteks Global.Disertasi ini berfokus pada konteks hukum pidana Islam dan hukum Indonesia, sehingga mungkin tidak relevan atau kurang berguna dalam konteks global atau bagi pembaca dari yurisdiksi lain yang mungkin memiliki sistem hukum dan nilai-nilai budaya yang berbeda. Pendekatan yang lebih komparatif bisa memperkaya hasil penelitian ini

6. Potensi Bisa Subjektif, Ada kemungkinan bias subjektif dalam interpretasi hukum pidana Islam dan penerapannya dalam konteks pendidikan. Preferensi atau keyakinan pribadi penulis bisa mempengaruhi bagaimana data dianalisis dan disimpulkan, yang bisa mengurangi objektivitas penelitian

Kesimpulan Hukuman fisik dalam pendidikan anak dipandang dari tiga perspektif yaitu hukum Islam, Undang-undang negara Indonesia, dan psikologi.

(9)

Meskipun masing-masing perspektif memiliki pandangan yang berbeda, ada kesamaan pendapat bahwa hukuman fisik sebaiknya tidak dilaksanakan dalam proses pendidikan anak. Namun, dalam hukum Islam, hukuman fisik masih bisa dipertimbangkan dengan beberapa syarat dan pertimbangan sebagai berikut:

1. Pertimbangan umur dan kondisi anak, berupa:

a. Hukuman fisik harus mempertimbangkan usia anak serta kondisi fisik dan psikisnya

b. Hukuman harus dilakukan segera setelah kesalahan terjadi dan tidak meninggalkan bekas luka

2. Hubungan kesalahan dan hukuman:

a. Ada ketertarikan langsung antara kesalahan yang dilakukan dan hukuman yang diberikan.

b. Anak perlu diberikan pemahaman mengenai kesalahannya dan bahwa hukuman adalah pilihan terakhir setelah merode lain tidak efektif

3. Dampak psikologis:

a. Hukuman fisik harus dipilih sebagai opsi terakhir karena dampak jangka panjangnya yang dapat menyebabkan trauma dan ketakutan pada anak

Secara keseluruhan, esensi hukuman fisik dalam pendidikan lebih banyak menimbulkan negative daripada positif, terutama dalam hal perkembangan psikologis anak yang belum matang

Referensi Pokok Agus Basuki menggunakan beberapa sumber referensi yang digunakan dalam disertasinya, antara lain:

1. Jurnal penelitian, jurnal penelitian yang digunakan oleh Agus Basuki adalah jurnal paradigma dengan judu kekerasan dalam pendidikan (Studi Fenomenologi Perilaku Kekekrasan di Panti Rehabilitasi Sosial Anak) karya Nur Cholil, jurnal Ajudikasi dengn judul Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Tindak Kekerasan pada anak di Indonesia Karya Andhini dkk, jurnal Azkiya dengan judul

(10)

hukuman Kepada Peserta Didik dalam Pembelajaran karya Maryam, dll.

2. Buku, Agus Basuki memilih buku-buku yang relevan dengan penelitiannya seperti, buku Takzir At-Tasyri, Al-Jina’iy Al-Islamiy, At- Tasyi al-Jinan bi al-Islam Muqaraman bi al-Qanun al—Wadhi karya Abdul Qadir Audah, Hukum Pidana Islam di Indoneisa karya Makhrus Munajat, Masalah Perlindungan Anak karya Arip Gosita, Psikologi Pendidikan karya Sri Rumini, Personality and Psychotherapy karya Miller.

3. Undang-undang, Undang-undang yang digunakan Agus Basuki adalah UU No. 23 Th 2002, UU No. 35 Th 2014, UU No. 17 Th 2016 tentang perlindungan anak.

4. Ayat-ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan hukuman fisik dalam pendidikan, seperti Q.S. Al-Fushilat ayat 46 tentang membalas perbuatan yang setimpal, Q.S. Al-Maidh ayat 33 tentang hukuman bagi perbuatan jahat, Hadis riwayat Abu Dawud:417 tentang anjuran memukul bagi anak yang tidak melaksanakan sholat.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan yang berjudul Hukuman Mati Bagi Pelaku Tindak Pidana Narkotika Dalam Kajian Hukum Pidana Islam (Studi Putusan

Hukum Islam tidak menentukan macam-macam hukum- an untuk tiap-tiap tindak pidana ta’zîr , tetapi hanya menyebut- kan sekumpulan hukuman, dari yang paling ringan sampai

Skripsi ini membahas tentang sanksi pidana bagi anak yang melakukan tindak pidana penganiayaan dalam perspektif hukum Islam?. Pembahasannya bertujuan untuk mengetahui

Hukuman dalam pendidikan bisa dimasukkan dalam kategori metode, metode hukuman adalah metode pendidikan dengan cara memberikan hukuman baik itu hukuman fisik

pelaku asusila dalam Hukum Pidana Positif dan Hukum Islam hukuman takzir, bentuk hukuman takzir yang disanksikan atas pelaku pelecehan seksual tentunya harus

Skripsi ini membahas mengenai Tindak Pidana Pembunuhan terhadap Anak oleh Orang Tua Kandung Perspektif Hukum Pidana Islam ( Studi kasus di Polsek Bontomarannu

Skripsi dengan judul “Hukuman Mati pada Tindak Pidana Narkotika (Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam)” yang ditulis oleh Widhi bagus Nugroho ini telah

Menurut perspektif hukum pidana Islam tindakan suami yang melakukan kekerasan fisik terhadap istri adalah suatu bentuk kejahatan dan perbuatan yang dilarang oleh syariat karena akan