• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOTA PADA RUANGTERBUKAPUBLIK KOTA (Studi Kasus : Lapangan Merdeka Kota Binjai)

N/A
N/A
jove

Academic year: 2024

Membagikan "KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOTA PADA RUANGTERBUKAPUBLIK KOTA (Studi Kasus : Lapangan Merdeka Kota Binjai)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOTA PADA RUANG TERBUKA PUBLIK KOTA

(Studi Kasus : Lapangan Merdeka Kota Binjai)

Penyusun : Jove Zevier Hersantio

21010002

FAKULTAS ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN TEKNOLOGI INSTITUT MODERN ARSITEKTUR DAN TEKNOLOGI

2023

(2)

ABSTRAK

Lapangan merdeka / alun-alun merupakan salah satu ruang terbuka publik kota yang berfungsi sebagai wadah aktivitas sosial bagi masyarakat. Selain fungsi sosial, lapangan merdeka juga memiliki fungsi lainnya yaitu fungsi ekologis yang bertujuan untuk menjaga kualitas lingkungan dan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian di kota tersebut. Mengingat pentingnya peranan keberadaan lapangan merdeka di dalam suatu kawasan perkotaan, maka sebuah ruang terbuka publik harus dirancang dengan mempertimbangkan elemen pembentuk ruang kota agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Begitu juga dengan lapangan merdeka di Kota Binjai yang menjadi pusat kota dan pusat aktivitas sosial bagi masyarakat di dalamnya. Akan tetapi pada kenyataannya, aktivitas sosial yang terjadi di lapangan merdeka tersebut masih terbilang sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji elemen pembentuk ruang kota pada lapangan merdeka Kota Binjai.

1. Latar Belakang.

A. Pengertian Ruang Publik.

Menurut Carr (1992) pada bukunya yang berjudul Public Space, ruang publik adalah ruang milik bersama dimana publik dapat melakukan berbagai macam aktivitas dan tidak dikenakan biaya untuk memasuki area tersebut.

Aktivitas yang terjadi dapat berupa rutinitas sehari-hari, kegiatan pada musim tertentu atau sebuah event. Rutinitas sehari-hari adalah seperti bersantai atau sekedar menikmati suasan lingkungan sedangkan kegiatan musiman biasanya diselanggarakan sebuah komunitas dalam periode tertentu.Ruang ini juga sering menjadi titik pertemuan sehingga menciptakan interaksi publik yang tinggi. Hal-hal tersebut menyatakan bahwa ruang publik adalah faktor penting dalam rutinitas kehidupan, ruang pergerakan, titik pertemuan, dan ruang untuk bersantai dan rekreasi. Menurut Roger Scurton (1984) setiap ruang publik memiliki makna sebagai lokasi yang memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik dengan mengikuti normanorma setempat. Menurut Hakim dan Hardi (2004), pengertian mengenai ruang terbuka publik dapat diuraikan sebagai berikut: a) Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak di luar massa bangunan b) Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang. c) Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan dalam kata lain multifungsi. Secara singkat ruang terbuka publik memiliki 3 karakter penting dimana terdapat makna (meaningful), dapat mengakomodir kebutuhan setiap pengguna dalam melakukan kegiatan (responsive), dan yang ketiga dapat menerima berbagai kegiatan masyarakat tanpa ada diskriminasi (democratic).

Berikut merupakan beberapa fungsi yang dimiliki ruang terbuka publik (Rustam, 2004), yakni: 1. Fungsi umum Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat interaksi sosial baik secar indivdu ataupun kelompok, tempat peralihan dan tempat menunggu Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar dari alam. Sebagai sarana penghubung dari suatu lokasi ke lokasi lain. Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan. 2. Fungsi ekologis : Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, menstabilkan ekosistem. Pelembut arsitektur bangunan.

B. Lapangan Merdeka Binjai

(3)

Lapangan merdeka Binjai terletak di Jl Veteran, Kel. Tangsi, Kec.

Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara. Lapangan merdeka Binjai merupakan alun -alun bagi masyarakat Kota Binjai, lapangan merdeka Binjai memiliki luas 1,5 Ha. Lapangan merdeka Binjai merupakan hal penting dalam Kota Binjai, hal tersebut karena di lapangan merdeka Binjai sering digunakan dalam event-event besar, seperti peringatan HUT Kota Binjai, HUT Republik Indonesia, konser musik, bazzar, hingga acara keagamaan. Zaman dahulu, di tengah lapangan merdeka Binjai terdapat pohon besar, yakni pohon Binjai, pohon Binjai adalah pohon buah sejenis mangga, dengan bau yang harum menusuk dan rasa yang asam manis. Nama ilmiah untuk binjai adalah Mangifera caesia. Sebagian pakar menyatakan bahwa pohon binjai berasal dari Kalimantan. Yang jelas, pohon binjai menyebar secara alami di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Dari wilayah-wilayah tersebut, binjai dibawa dan dibudidayakan orang di Bali, Filipina, dan Thailand, juga di Jawa bagian barat, pohon Binjai juga merupakan asal mula nama Kota Binjai, yakni pada tahun 1832 di wilayah ini ada sebuah daerah bernama Kampung Bingai.

Untuk pembukaan kampung tersebut, oleh beberapa tetua masyarakat setempat digelar sebuah upacara adat di bawah pohon binjai. Pohon ini tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai. Di sekitar pohon binjai itu kemudian dibangun beberapa rumah yang kelamaan bertambah banyak dan akhirnya kawasan itu berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang sangat ramai dan kemudian berkembang menjadi sebuah kota, sayangnya pohon binjai yang berada di lapangan merdeka Binjai saat ini sudah ditebang dan diubah menjadi bangunan tribun lapangan merdeka Binjai pada tahun 1990. Lapangan merdeka Binjai telah mengalami beberapa kali renovasi, renovasi pertama pada tahun 2013, pada saat itu dibangun Taman Merdeka Binjai di sisi timur lapangan merdeka, dan pemindahan PKL di seputaran lapangan merdeka Binjai ke Pujasera Binjai sehingga di sisi seputaran lapangan merdeka dibangun trotoar pejalan kaki yang lebih lebar, kemudian renovasi kedua pada tahun 2022-2023, bagian yang direnovasi adalah bagian tribun yang awalnya 1 lantai dirobohkan dan dibangun 2 lantai, dan juga taman digital yang terdapat di sisi selatan lapangan merdeka.

Tribun Lap. Merdeka Binjai Tribun Lap. Merdeka Binjai

Sebelum Renovasi Sesudah Renovasi

Gambar 1. Lap. Merdeka Sebelum dan Sesudah Renovasi 2. Metodologi.

Metode penelitian yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengkaji elemen pembentuk ruang kota pada ruang terbuka publik kota. Penelitian deskriptif merupakan kegiatan

(4)

mendekripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya (Sudjana dan Ibrahim, 1989).

Dalam penelitian ini terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu survey dan pengumpulan data, kompilasi data, menganalisis data dan kemudian menyusun kesimpulan dan rekomendasi sebagai acuan dalam menindaklanjuti hasil penelitian.

3. Landasan Teoritis.

a. Ruang Terbuka Publik

Menurut Carr (1992), ruang terbuka adalah wadah kegiatan fungsional maupun aktivitas ritual yang melibatkan sekelompok masyarakat, dalam rutinitas normal kehidupan sehari-hari maupun kegiatan periodik. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008, ruang terbuka terbagi menjadi dua jenis yaitu ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non hijau. Ruang terbuka hijau (RTH) terbagi lagi menjadi ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat.

Dalam suatu kawasan perkotaan, ruang terbuka memiliki fungsi utama untuk : (1) menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air; (2) menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat; (3) meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih. Selain fungsi utama tersebut, ruang terbuka publik juga memiliki fungsi lainnya yaitu fungsi sosial dan budaya serta fungsi ekonomi.

Elemen perkotaan yang dikelompokkan menjadi ruang terbuka publik antara lain taman-taman publik (public parks), lapangan dan plaza (square and plaza), taman peringatan (memorial parks), pasar (markets), jalan (streets), lapangan bermain (playground), ruang terbuka untuk masyarakat (community open space), jalan hijau dan jalan taman (greenways and parkways), jalur pedestrian (pedestrian ways) dan tepi laut (waterfronts).

b. Ruang Kota

Menurut Rob Krier (1997), ruang kota dapat didefinisikan sebagai semua ruang yang berada di antara atau luar bangunan dan berfungsi sebagai tempat terjadinya kegiatan masyarakat kota sehingga dapat pula menjadi ruang publik.

Spreiregen (1965) mengklasifikasikan ruang kota menjadi dua yaitu, formal space dan informal space. Formal space didefinisikan sebagai ruang yang umumnya dibatasi oleh fasade bangunan dan tanah kota sebagai landasannya, adapun informal space didefinisikan sebagai ruang-ruang yang dibatasi atau didominasi oleh unsur-unsur alam seperti air dan pepohonan. Ruang terbuka publik merupakan salah satu bagian dari perkotaan, sehingga dalam setiap perancangan ruang terbuka publik harus memperhatikan elemen pembentuk ruang kota agar dapat memberikan karakteristik yang baik bagi kota tersebut. Adapun elemen pembentuk ruang kota menurut Shirvani (1985) antara lain : (1) Tata Guna lahan (Land Use) Tata guna lahan dapat diartikan sebagai pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi. (2) Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing) Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan maupun konfigurasi dari massa bangunannya. Dalam bentuk dan massa bangunan seharusnya diperhatikan berbagai aspek meliputi ketinggian bangunan, kepejalan

(5)

gedung, koefisien lantai bangunan, koefisien dasar bangunan, garis sempadan bangunan, langgam, skala, material, tekstur dan warna. (3) Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking) Penataan sirkulasi dan parkir perlu diperhatikan karena menjadi salah satu pembentuk struktur lingkungan perkotaan yang dapat mengontrol aktivitas kawasan. (4) Ruang Terbuka (Open Space) Ruang terbuka merupakan elemen yang sangat esensial dalam perancangan kota demi tercapainya kenyamanan bagi pengguna ruang. Desain ruang terbuka harus dipertimbangkan secara terintegral terhadap bagian dari perancangan kota. (5) Jalur Pedestrian (Pedestrian Ways) Jalur pedestrian merupakan elemen penting dalam perancnagan kota, karena tidak lagi hanya berorientasi pada keindahan semata, akan tetapi juga masalah kenyamanan dengan didukung oleh kegiatan pedagang kaki lima yang dapat memperkuat kehidupan ruang kota tersebut. Strategi dalam perancangan jalur pedestrian adalah menjaga keseimbangan antara penggunaan jalur pedestrian dan fasilitas untuk kendaraan bermotor. Hal ini untuk mendukung suasana kota menjadi hidup dengan ruang publik yang atraktif, juga dapat terjalin hubungan yang harmonis antara kegiatan di jalur pedestrian dengan kegiatan pelayanan umum dan fasilitas yang dimiliki oleh masyarakat secara individual. (6) Penanda (Signages) Penanda dapat berupa suatu tulisan, gambar, lambang ataupun bendera yang memiliki fungsi sebagai penunjuk, pemberi keterangan, pengenal dan pengaturan (Chiara & Koppelman, 1997). (7) Kegiatan Pendukung (Activity Support) Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan yang mendukung ruang publik di suatu kawasan kota.(8) Konservasi (Conservation) Konservasi merupakan strategi untuk menangani secara preventif terhadap kehancuran bangunan kuno, memperbaikinya agar dapat bertahan lebih lama dengan mengganti beberapa elemen yang sudah rusak dengan elemen baru seperti aslinya.

c. Alun-alun Sebagai Elemen Ruang Kota

Alun-alun merupakan ruang terbuka yang umumnya berada di jantung kota tradisional sebagai tempat pertemuan komunitas atau masyarakat. Keberadaan alun- alun menjadi penting dalam perancangan perkotaan karena berfungsi untuk mempertunjukkan bangunan-bangunan tersebut untuk meraih keuntungan yang lebih.

Alun-alun merupakan salah satu interpretasi dari konsep mengenai pemusatan (concept of the centre) dalam perancangan perkotaan yang melibatkan pemahaman tentang pentingnya persepsi manusia terhadap lingkungannya agar tidak mengakibatkan kerusakan bagi kota itu sendiri.

d. Alun-alun di Indonesia

Alun-alun merupakan suatu lapangan terbuka yang luas dan berumput serta dikelilingi oleh jalan dan dapat digunakan untuk kegiatan masyarakat yang beragam.

Perkembangan alun-alun bergantung pada evolusi kebudayaan masyarakat yang meliputi tata nilai, pemerintahan, kepercayaan, perkonomian dan sebagainya. Pada zaman Hindu-Budha alun-alun disebut juga dengan ‘tanah sakral’ yang berfungsi sebagai tempat upacara peribadatan, setelah peradaban Islam masuk ke Indonesia, banyak bangunan masjid yang dibangun di sekitar alunalun sehingga alun-alun juga digunakan sebagai tempat kegiatan -kegiatan hari besar Islam termasuk Shalat Idul Fitri, contohnya seperti alun-alun kota Bandung. Selanjutnya pada masa penjajahan Belanda, banyak bangunan -bangunan untuk kepentingan Belanda di sekitar alun-alun, hal ini mengakibatkan berkurangnya fungsi simbolis dari alun-alun itu sendiri.

Fenomena ini berlanjut ke masa kemerdekaan, terdapat banyak alun-alun yang

(6)

bertransformasi atau berubah bentuk. Perubahan tersebut diakibatkan oleh kebijakan pemerintah, aktivitas masyarakat, perdagangan maupun pencapaian.

4. Hasil dan Pembahasan.

a. Gambaran Umum Lapangan Merdeka Kota Binjai

Lapangan Merdeka Binjai terletak di kawasan pusat kota yang dikembangkan sebagai pusat perdagangan dan perkantoran. Lapangan Merdeka Binjai dapat dikatakan sebagai jantung kota bagi kota Binjai, dimana disekitaran lapangan merdeka terdapat pusat pemerintahan. Lapangan merdeka tersebut juga merupakan satu-satunya ruang terbuka yang dominan digunakan untuk berbagai macam aktivitas masyarakat. Kawasan lapangan merdeka merupakan ruang terbuka yang dikelilingi oleh berbagai fasilitas publik, seperti : bangunan ibadah, pertokoan, dan perkantoran pemerintahan.

Gambar 2.SiteplanKawasan Lapangan Merdeka Binjai.

Perkantoran Pemerintahan Kawasan Permukiman Fasilitas Umum

Fasilitas Perdagangan Taman Kota

Selain itu, lapangan merdeka Binjai juga berfungsi sebagai wadah aktivitas sosial masyarakat seperti olahraga, rekreasi, aktivitas pedagang kaki lima dan sebagainya. Perkembangan kawasan lapangan merdeka dari masa ke masa menyebabkan keberagaman fungsi lapangan merdeka itu sendiri, keberagaman fungsi yang dimaksud antara lain :

• Upacara kenegaraan, orasi maupun kampanye politik karena memiliki daya tampung yang besar.

• Menjadi perluasan tempat ibadah pada saat Idul Fitri maupun Iduh Adha.

• Sarana olahraga bagi masyarakat seperti bola basket, bola voli, panjat tebing.

• Sebagai wadah aktivitas sosial masyarakat yang beragam.

Keberagaman aktivitas sosial tersebut tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pedagang kaki lima (PKL) untuk berdagang di lapangan merdeka Binjai.

(7)

b. Elemen Pembentuk Ruang Kota Pada Lapangan Merdeka Binjai

Berikut pembahasan mengenai elemen pembentuk ruang kota pada lapangan merdeka Binjai :

(1) Tata Guna lahan (Land Use)

Lapangan merdeka Binjai berada di kawasan pusat kota yang dikembangkan dengan fungsi perdagangan dan perkantoran. Sekitaran lapangan merdeka Binjai terdapat banyak kawasan permukiman, hal tersebut membuat lapangan merdeka Binjai selalu ramai.

(2) Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)

Secara keseluruhan, bentuk dan massa bangunan di sekitar lapangan merdeka Binjai dapat dikatakan heterogen, hal tersebut dapat kita lihat dari bangunan sekitaran lapangan merdeka Binjai yang beragam fungsinya, seperti perkantoran, fasilitas umum, hingga permukiman. Ketinggian bangunan sekitar lapangan merdeka antara 3- 4 lantai. Tampak bangunan dapat dilihat dari Gambar 2.

Batas Utara

(8)

Batas Timur

Batas Selatan

Batas Barat

Gambar 3. Tampak Bangunan di Sekitaran Lapangan Merdeka Binjai.

(3) Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking) Sirkulasi merupakan elemen penting bagi pembentukkan struktur lingkungan kota karena sirkulasi dapat membagi, mengarahkan dan mengontrol pola aktifitas. Kawasan alun-alun memiliki sistem sirkulasi yang baik dengan kondisi jalan yang cukup lebar serta sistem perkerasan jalan yang baik pula (seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3).

(9)

Gambar 4. Kondisi Jalan Sirkulasi Sekitar Lapangan Merdeka Binjai.

Untuk arah sirkulasi yang ada di kawasan ini sudah terarah dengan bantuan rambu dan peraturan yang ada (dapat dilihat pada Gambar 4). Kapasitas serta besaran sirkulasi sudah mencukupi.

Gambar 5. Arah Sirkulasi Sekitar Lapangan Merdeka Binjai.

Sirkulasi sangat erat kaitannya dengan sistem parkir. Dari segi penataan parkir, belum tersedianya area parkir yang diperuntukkan khusus bagi pengunjung, sehingga kendaraan pengunjung diparkirkan di bahu jalan di sekitar lapangan merdeka. Hal ini dapat mengganggu sirkulasi di kawasan lapangan merdeka dan dapat mengganggu aktivitas yang ada di kawasan lapangan merdeka.

2 4

1

3 1

4 2 5

3

5

(10)

Gambar 6. Sirkulasi Parkiran Kendaraan.

(4) Ruang Terbuka (Open Space) Ruang terbuka di sekitar lapangan merdeka antara lain adalah lapangan merdeka itu sendiri, Taman Remaja, Taman Balita, Taman Digital, Taman Merdeka dan juga jalan raya (Gambar 6). Ruang-ruang terbuka ini sudah memenuhi fungsi-fungsinya sebagai penyedia cahaya dan sirkulasi udara dalam bangunan; penyedia area rekreasi dengan bentuk aktifitas khusus misal pada taman kota, alun-alun, lapangan basket, dan hutan kota; pelindung fungsi ekologi kawasan, misal pada tanah kosong, taman kota dan hutan kota; pemberi bentuk solid-void pada kawasan.

1

1

2

2

(11)

Taman Remaja.

Taman Balita.

Taman Balita

Taman Merde ka

Taman Remaja Taman Digital

(12)

Taman Digital.

Taman Merdeka.

Gambar 7. Ruang Terbuka di Sekitar Lapangan Merdeka Binjai.

(5) Jalur Pedestrian (Pedestrian Ways) Jalur pedestrian di sekitar lapangan Merdeka Binjai sudah cukup baik namun masih terdapat beberapa hal yang harus dibenahi untuk mencapai tingkat kenyamanan dan keamanan pengguna. Contohnya belum tersedianya Guilding Block sebagai panduan berjalan orang disabilitas, jalur pedestrian yang ditutup oleh para PKL (Pedagang Kaki Lima) sehingga tidak nyaman untuk dilalui.

Tidak Terdapatnya Guilding Block pada Jalur Pedestrian.

(13)

PKL yang Berjualan di Jalur Pedestrian.

Gambar 8. Kondisi Pedestrian di Lapangan Merdeka Binjai.

(6) Penanda (Signages) Penanda yang terdapat di kawasan lapangan merdeka Binjai sangat beragam meliputi spanduk, papan nama, papan penanda, akan tetapi penataannya belum cukup baik. Mulai dari penulisannya yang terlalu kecil, hingga tertutup benda di depannya. Hal itu tentu memberi dampak negatif terhadap visual pandangan kota.

Gambar 9. Kondisi Penunjuk Arah di Sekitaran Lapangan Merdeka Binjai.

(7) Kegiatan Pendukung (Activity Support) Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di lapangan merdeka Binjai disebabkan oleh adanya aktivitas sosial masyarakat di lapangan merdeka Binjai, kemudian PKL ini menjadi salah satu faktor yang menjadi daya tarik masyarakat untuk mengunjungi lapangan merdeka Binjai. Akan tetapi, para PKL belum tertata dengan rapi, padahal sudah dibangun Pusat Jajanan Selera rakyat

(14)

(Pujasera) di seberang Lapangan Merdeka Binjai (Selatan), namun kondisi Pujasera tampak sepi, dan pedagang lebih senang berjualan di seputaran lapangan merdeka Binjai.

PKL yang Tidak Tertata.

Pujasera Kota Binjai.

Gambar 10. Kondisi Seputaran PKL Lap. Merdeka Binjai dan Pujasera Binjai

(15)

(8) Konservasi (Conservation) Pada kawasan lapangan merdeka Binjai terdapat bangunan pendopo Umar Baki, rumah dinas walikota Binjai, dan kantor walikota Binjai yang masih memiliki arsitektur budaya zaman dahulu.

Rumah Dinas Walikota Binjai.

Pendopo Umar Baki.

Kantor Walikota Binjai.

Gambar 11. Bangunan Sejarah Sekitaran Lap. Merdeka Binjai.

Kantor Walikota Binjai

Rumah Dinas Walikota Binjai

Pendopo Umar Baki

(16)

5. Masalah dan Solusi.

Lapangan Merdeka Binjai masih terdapat beberapa permasalahan yang harus dihadapi dengan serius, beberapa masalah yang terdapat di Lapangan Merdeka Binjai : 1. Parkiran Kendaraan.

Masalah parkiran kendaraan pada lapangan merdeka Binjai masih menggunakan bahu jalan sebagai lokasi parkir, hal ini tentu akan membuat jalanan sekitarnya macet, terutama pada saat hari-hari besar.

Solusi yang dapat dilakukan adalah : Membangun gedung parkir pada kawasan sekitaran lapangan merdeka Binjai, hal tersebut bukan hanya dapat digunakan oleh pengunjung lapangan merdeka, melainkan dapat juga digunakan sebagai parkiran bagi pengunjung yang mengunjungi pusat perkotaan, mengingat lapangan merdeka dekat dengan kawasan pusat perkotaan.

2. PKL Seputaran Lapangan Merdeka Binjai.

Masalah PKL seputaran lapangan merdeka Binjai adalah banyaknya pedagang yang berjualan di atas trotoar, sehingga mengganggu akses pejalan kaki, hal tersebut sebenarnya sudah diatasi oleh Pemerintah Kota Binjai, dengan cara membangun Pusat Jajanan Selera Rakyat (Pujasera), namun Pujasera saat ini kurang diminati oleh pengunjung padahal lokasinya yang strategis dan tepat berada di sisi selatan lapangan merdeka.

Solusi yang dapat dilakukan adalah : Memperbanyak event-event seperti panggung hiburan, pagelaran seni, hingga bazzar UMKM untuk menarik minat pengunjung.

3. Drainase.

Masalah drainase seputaran lapangan merdeka Binjai juga tidak berjalan dengan baik, hal tersebut dapat kita lihat pada saat hujan deras, kawasan lapangan merdeka akan tergenang air yang cukup dalam dan membahayakan pengunjung.

Solusi yang dapat dilakukan adalah : Melakukan normalisasi saluran pada seputaran lapangan merdeka Binjai, dan juga membangun kolam retensi sebagai tempat parkir air, dan juga dapat digunakan sebagai sarana rekreasi seputaran lapangan merdeka.

6. Kesimpulan.

Kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:

a. Lapangan merdeka Binjai dapat dikatakan sudah cukup memenuhi fungsinya sebagai ruang terbuka kota, yaitu fungsi ekologis untuk menjaga kualitas lingkungan dan juga fungsi sosial-ekonomi masyarakat.

c. Aktivitas sosial masyarakat yang terjadi di lapangan merdeka Binjai tergolong tinggi, karena berdekatan dengan kawasan permukiman warga.

d. Elemen pembentuk ruang kota pada lapangan merdeka Binjai belum cukup baik, karena belum adanya jalur guilding block bagi para disabilitas di pedestrian.

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi remaja terhadap fasilitas di Lapangan Merdeka, Medan adalah cukup baik karena remaja merasa cukup puas terhadap fasilitas taman bermain, alat olahraga,

Dari hasil kajian pada bangunan Stasiun Kereta Api yang terdapat 7 (N=7) elemen aksesibilitas, terdapat 1 (1/N=7) akses ke bangunan yang aksesibel sebagian , 1(1/N=7) loket

Alun-alun adalah salah satu ruang terbuka publik di dalam kota yang berfungsi sebagai wadah berbagai aktivitas sosial seperti upacara pada hari besar, acara perlombaan,

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik Kawasan Kesawan dan Kawasan Lapangan Merdeka dalam pemanfaatan/pelestarian bangunan bersejarah

Jenis pemanfaatan ruang kawasan lindung yang terdapat di Kota Binjai adalah Kawasan perlindungan setempat (kawasan sekitar waduk/danau buatan, sempadan sungai)

Alun-alun adalah salah satu ruang terbuka publik di dalam kota yang berfungsi sebagai wadah berbagai aktivitas sosial seperti upacara pada hari besar, acara perlombaan,

Alun-alun adalah salah satu ruang terbuka publik di dalam kota yang berfungsi sebagai wadah berbagai aktivitas sosial seperti upacara pada hari besar, acara perlombaan,

Hasil penelitian asosiasi pedagang buku bekas lapangan merdeka menunjukan para pedagang dari asosiasi P2BLM sangat terbebani dengan adanya kebijakan pembangunan yang