• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Kualitas Air Sungai dan Air Tanah di Kawasan Kumuh Kota Bima Menggunakan Metode Indeks Pencemaran

N/A
N/A
Rachma Sekar Utami

Academic year: 2024

Membagikan "Kajian Kualitas Air Sungai dan Air Tanah di Kawasan Kumuh Kota Bima Menggunakan Metode Indeks Pencemaran"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Sidang Tugas Akhir Jumat, 9 September 2022

Kajian Kualitas Air Sungai dan Air Tanah di Kawasan Kumuh Kota Bima

Menggunakan Metode Indeks

Pencemaran

(2)

OUTLINE

01 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Ruang Lingkup

02 METODOLOGI PELAKSANAAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan Penelitian

Diagram Alir

Pengambilan Sampel

Teknik Analisis Data

03 HASIL DAN PEMBAHASAN

04 KESIMPULAN DAN SARAN

(3)

Latar Belakang (1/2)

Pesatnya pertumbuhan pendudukdi Indonesia (BPS, 2019)

Kebutuhan sarana dan prasarana permukiman

meningkat.

Memicu munculnya permukiman kumuh (Harisun

dkk., 2019)

Luas kawasan kumuh di Indonesia (PUPR,2020)

Luas kawasan kumuh di Indonesia (PUPR,2020) 2020

2,23%

(4)

Latar Belakang (2/2)

Sumber: Data yang diolah dari Disperkim NTB, 2020 Salah satu wilayah prioritas untuk

penanganannya (CiptaKarya Kota Bima, 2016)

Pipa-pipa saluran air buangan ke sungai tanpa

dilakukan pengolahan

Sumber: RPLP Kelurahan Paruga dan Sarae oleh Kotaku, 2021

Jarak air limbah dengan air sumur tidak memenuhi standar

Sumber: RPLP Kelurahan Paruga dan Sarae oleh Kotaku, 2021

(5)

Tujuan

01

Menganalisis kualitas air sungaidi kawasan kumuh Kota Bima sesuai dengan baku mutu pada PP RI No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

03

Menganalisisstatus mutu air pada kawasan kumuh Kota Bima berdasarkan metodeIndeks Pencemaran (IP).

02

Menganalisiskualitas air tanahdi kawasan kumuh Kota Bima sesuai dengan baku mutu padaPermenkes RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan

Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk

Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

(6)

Ruang Lingkup

Penelitian yang dilakukan mencakup kawasan kumuhdi Kota Bima yang berada di daerah bantaran sungai, yaitu Kelurahan Paruga (RT 9 dan 12) serta Kelurahan Sarae (RT 2,3, dan 4), Kecamatan Rasanae Barat.

Data yang diperlukan diperoleh dengan cara mengambil sampel air secaragrab sampling pada 4 stasiun untuk air sungai dan 9 stasiun pada air tanah.

1

2

Parameter kualitas air sungai yang dianalisis meliputi TSS, ammonia, BOD, COD, minyak dan lemak, TDS (in-situ), temperatur (in-situ), klorida, nitrat, pH(in-situ), dan sulfat.

3 6

Penentuan nilaistatus mutu airdengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003.

Parameter kualitasair tanahyang dianalisis meliputiTDS (in-situ), warna, kekeruhan, temperatur(in-situ),

kesadahan, mangan, nitrat, pH (in-situ), sulfat, dan zat organik.

4

5

Uji air sungai dan air tanah pada titik sampling dilakukan di lapangan dan laboratorium dan hasilnya dibandingkan dengan baku mutu pada PP RI No. 22 Tahun 2021 untuk air sungai dan PerMenKes RI No. 32 Tahun 2017 untuk air tanah.
(7)

OUTLINE

01

METODOLOGI PELAKSANAAN

Latar Belakang

Tujuan

Ruang Lingkup

PENDAHULUAN

02

Waktu dan Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan Penelitian

Diagram Alir

Pengambilan Sampel

Teknik Analisis Data

03 HASIL DAN PEMBAHASAN

04 KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

Waktu dan Lokasi Penelitan

Penelitian ini dilakukan pada:

Pengambilan data dilakukanpada 1- 8 November 2021

Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan kumuh Kota Bimayang berlokasi di Kelurahan Paruga (RT 9 dan 12) sertaKelurahan Sarae (RT 2, 3, dan 4), Kecamatan Rasanae Barat

(9)

Botol Plastik Polietilen

Alat Penelitian

Botol Kaca

Gelap Steril TDS

Meter Meter pH

Gayung

Telepon Seluler sebagai GPS Cool Box

Alat Tulis Ember Plastik Meteran

(10)

Bahan Penelitian

No Bahan Kegunaan

1 Sampel air sungai Sebagai sampel uji dalam penelitian 2 Sampel air tanah Sebagai sampel uji dalam penelitian 3 Aquades Untuk mengkalibrasi peralatan penelitian

4 H2SO4 Untuk pengawetan sampel air (ammonia, COD, zat organik, serta minyak dan lemak)

5 HNO3 Untuk pengawetan sampel air (kesadahan dan mangan)

6 Ice gel

Untuk menjaga temperatur pada cool box yang berfungsi sebagai pengawetan sampel (TSS, warna, kekeruhan, BOD, nitrat, sulfat, fecal coliform, dan total coliform)

(11)

Diagram Alir Tahap Pelaksanaan Penelitian

(12)

Pengambilan Sampel Air Sungai

Pengambilan sampel dan penentuan titik sampling dilakukan berdasarkanSNI 6989.57:2008. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalahgrab sampling dan diambil pada pukul06.00-09.00.

Penentuan lokasi Metodepurposive sampling

(13)

Pengambilan Sampel Air Tanah

Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan SNI 6989.58:2008 tentang metoda pengambilan contoh air tanah. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalahgrab sampling

Penentuan lokasi Metodepurposive sampling

(14)

Teknik Analisis Data

01 Analisis Sampel dan Kualitas Air

1. Dilakukan secarain-situdan diLaboratorium.

2. Analisis kualitas air dilakukan dengan membandingkan hasil uji sampel dengan membandingkan hasil uji sampel air sungai dengan PP RI No. 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Lampiran VI tentang baku mutu air nasional danair tanah dengan Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

02 Penentuan Status Mutu Air

Penentuan mutu air dilakukan dengan menggunakan metode Pollution Index (IP) atau Indeks Pencemar dengan menggunakan rumus dibawah ini:

𝐼𝑃

𝑗

= ( 𝐶

𝑖

𝐿

𝑖𝑗

)

𝑀

2

+ ( 𝐶

𝑖

𝐿

𝑖𝑗

)

𝑅

2

Keterangan:

Ipj : Indeks pencemaran bagi peruntukan (j) Lij : Konsentrasi parameter kualitas air yang

dicantumkan dalam Baku Mutu Air (j)

Ci : Konsentrasi hasil uji parameter kualitas air (i) Ci/Lij)M : Nilai, Ci/Lij maksimum

(Ci/Lij)R : Nilai, Ci/Lij rata-rata

(15)

OUTLINE

01

HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang

Tujuan

Ruang Lingkup

PENDAHULUAN

02

Waktu dan Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan Penelitian

Diagram Alir

Pengambilan Sampel

Teknik Analisis Data

03

METODOLOGI PELAKSANAAN

04 KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

Sungai Padolo

Sungai Padolo merupakan satu dari tiga sungai besar yang melalui Kota Bima. Sungai Padolo memiliki panjang 23 km dengan hulu sungai berada di Kecamatan Rasanae Timur dan hilir sungai berada di Kecamatan

Rasanae Barat (Buku Putih Sanitasi Kota Bima, 2020).

Kelurahan Paruga yang berada di

Kecamatan Rasanae Barat merupakan salah satu daerah yang dilalui oleh Sungai Padolo.

(17)

Stasiun Pengambilan Sampel Air Sungai

Stasiun 1

Terdapat area pertokoan, kegiatan usaha seperti rumah makan dan bengkel

dengan adanya buangan limbah padat dan cair,

serta lahan kosong

Stasiun 3 Stasiun 2

Permukiman dengan aktivitas masyarakat membuang sampah

dan air limbah MCK ke sungai

Stasiun 4 Stasiun 1

(18)

SNI 8066:2015 tentang Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan Saluran Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung

Q = 0,670 m3/s Q = 0,561 m3/s

Q = 0,629 m3/s Q = 0,518 m3/s

(19)

Kualitas Air Sungai (1/7)

(20)

Kualitas Air Sungai (2/7)

Memenuhi Baku Mutu Air Sungai

Kelas 2

(21)

Kualitas Air Sungai (3/7)

Konsentrasi TSS rendah karena pengambilan sampel dilakukaan saat cuaca cerah dan tidak terjadi hujan sebelumnya di mana tidak adanya limpasan air hujan (Agustiningsih, 2012)

Adanya tanah kosong yang berbentuk lahan terbuka dapat

menyebabkan tingginya nilai TSS pada air (V. Djoharam, dkk., 2018) Kikisan tanah yang terbawa masuk ke badan air dapat

meningkatkan nilai TSS (K. Asrini, dkk., 2017)

AS.1

AS.2 AS.3 AS.4

(22)

Kualitas Air Sungai (4/7)

Protein yang terkandung dalam urin menjadi salah satu sumber ammonia pada perairan (Y. Rahayu, dkk., 2018).

Air limbah dari kegiatan peternakan yang langsung dibuang ke sungai dapat meningkatkan kadar ammonia (E. Yuliati, 2011) (Putri, 2019).

Limpasan dari kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk urea dapat meningkatkan kadar ammonia pada perairan (M. Azizah, 2015).

Kegiatan pertanian dengan penggunaan pupuk yang berlebihan adalah

penyumbang konsentrasi nitrat yang tinggi pada perairan (Rosmeiliyana dan Wardhani, 2021) dengan konsentrasi dapat

mencapai 1.000 mg/L (Agustianingsih, 2012).

(23)

Kualitas Air Sungai (5/7)

Air limbah domestik dari kegiatan MCK dan sampah organik yang dibuang ke sungai tanpa dilakukan pengolahan dapat meningkatkan nilai BOD dan COD pada air sungai (Agustiningsih, 2021), (A. Pradhana, dkk., 2014), (Y. Rahayu, dkk., 2018).

Rasio BOD/COD

<0,3: non-biodegradable 0,1-0,6: slow biodegradable

>0,6: biodegradable (M. Tamyiz, 2015).

Rasio BOD/COD AS.1 : 0,680

AS.2 : 0,677 AS.3: 0,667 AS.4 : 0,58

Minyak dan lemak yang berasal dari air buangan rumah tangga dan restoran dapat berasal dari daging, cucian dapur, serta minyak goreng, sedangkan aktivitas non rumah tangga seperi bengkel dapat menghasilkan buangan bensin, gemuk, lemak serta oli (D.

Hendrawan, 2008)

(24)

Kualitas Air Sungai (6/7)

Air limbah domestik yang mengandung sabun dan detergen yang larut dalam air dapat menyebabkan konsentrasi TDS dan klorida (H.Effendi, 2003).

Konsentrasi tinggi pada air limbah domestik sebelum masuk sungai untuk TDS (850 mg/L) danklorida (100 mg/L)(Eddy, 2014).

Akibat arus pasang(Haryanto, 2013) dan dapat meningkatkan nilai TDS (R. Purnaini, dkk., 2015) dan klorida

(H. Sinambela, 2018).

Tingginya Cl pada AS.3 dimungkinkan karnaadainput dari

hulu dan hiliryang menyebabkan endapan di lokasi tertentu dan meningkatkkan kadar Cl (Smart, dkk.,

2001)

Kandungan sedimenyang mengandung hidrogen sulfida→

sulfur→sulfat (Yu Fenfang, dkk., 2015).

Sulfat pada AS.3 tinggidapat disebabkan karenakonsentrasi kesadahan yang tinggi(743 mg/L)

dan dalam fase liquid terjadi pelarutan Ca dalam air yang dengan berbagai senyawa hasil

reaksi termasuk sulfat (H. Zhu, 2019).

(25)

Kualitas Air Tanah (1/7)

(26)

Kualitas Air Tanah (2/7)

Memenuhi Baku Mutu PerMenKes

No 32 Tahun 2017

untuk Keperluan

Higiene Sanitasi

(27)

Kualitas Air Tanah (3/7)

Kekeruhan disebabkan adanya kontaminasi dengan logam seperti mangan serta zat tersuspensi seperti tanah, lumpur, pasir, dan kotoran dan zat terlarut (N.

Yuliani dan N.A. Lestari (2017).

Mangan jika kontak dengan udara yang mengandung O2 → bentuk tersuspensi (Z.R.

Tuasikal, 2005).

Warna pada air dapat disebabkan oleh bahan organik dan anorganik (ion logam seperti mangan) (S. Munfiah, dkk., 2013)

(28)

Kualitas Air Tanah (4/7)

Dekatnya sumber air dengan saluran pembuangan air limbah dapat memunculkan

kandungan nitrat (M.N. Kasanah, 2021).

Tidak terdapat kegiatan pertanian di sekitar lokasi pengambilan sampel. Nitrat yang tinggi

pada air disebabkan limpasan kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk urea dan

pestisida (R. Zahara, 2018).

Batuan sampel di Bima berpotensi mengandung galena dengan endapan sulfida masif (Meco, Lumigia, 2011). Pada tanah, sulfida dapat berubah

menjadi sulfat dengan bantuan mikroorganisme (Solehudin, Agus).

Sulfat pada SB.P12.1 tinggi disebabkan karena konsentrasi kesadahan yang tinggi (2.509 mg/L) dan dalam fase liquid terjadi pelarutan Ca dalam air yang

dengan berbagai senyawa hasil reaksi termasuk sulfat (H. Zhu, 2019).

(29)

Kualitas Air Tanah (5/7)

Tingkat kesadahan yang tinggi disebabkan karena air tanah mengalami kontak dengan batuan kapur yang terdapat pada lapisan tanah (Pertiwi, Hana, 2016).

TDS berbanding lurus dengan kesadahan (Nugraha, 2016).

Dimungkinkan terjadi instrusi air laut yang dapat terjadi di daerah dengan jarak 4-6 km dari pantai (R Afrianita, dkk, 2017).

Pelapukan batuan dalam tanah serta interaksi air dan batuan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi sifat kimia air tanah termasuk HCO3-, Ca2+, Mg2+, Na+, dan SO42- (Li, Peiyui, dkk., 2015), (Li, Peiyui, dkk., 2016).

(30)

Kualitas Air Tanah (6/7)

Adanya zat organik pada air menunjukkan bahwa air telah tercemar dengan sumber pencemaran dari kotoran manusia, kotoran hewan, dan sumber lainnya (Firdiyanti, 2015).

Mangan secara alami terdapat pada air tanah karena tanah mengandung mangan

(S. Munfiah, dkk., 2013).

Keberadaan mangan pada air tanah disebabkan oleh struktur geokimia batuan, sifat kimia air (pH, DO,kondisi redoks), aktivitas mikrobiologi (S.C. Homoncik, dkk., 2010), (H. Khozyem, dkk., 2019).

(31)

Status Mutu Air Sungai

Skor IP Keterangan 0 ≤IP ≤1,0 Memenuhi

baku mutu 1,0 ≤IP ≤5,0 Cemar

ringan 5,0 ≤IP ≤10 Cemar sedang IP≥10 Cemar

berat

BOD:

8,8 mg/L BOD:

10 mg/L BOD:

5,8 mg/L

BOD:

10,2 mg/L

(32)

Status Mutu Air Tanah (1/2)

Skor IP Keterangan 0 ≤IP ≤1,0 Memenuhi

baku mutu 1,0 ≤IP ≤5,0 Cemar

ringan 5,0 ≤IP ≤10 Cemar sedang IP≥10 Cemar

berat

(33)

Status Mutu Air Tanah (2/2)

Skor IP Keterangan 0 ≤IP ≤1,0 Memenuhi

baku mutu 1,0 ≤IP ≤5,0 Cemar

ringan 5,0 ≤IP ≤10 Cemar sedang IP≥10 Cemar

berat

(34)

OUTLINE

01

KESIMPULAN DAN SARAN

Latar Belakang

Tujuan

Ruang Lingkup

PENDAHULUAN

02

Waktu dan Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan Penelitian

Diagram Alir

Pengambilan Sampel

Teknik Analisis Data

03

METODOLOGI PELAKSANAAN

04

HASIL DAN PEMBAHASAN

(35)

Kesimpulan dan Saran (1/2)

Kesimpulan

1

Berdasarkan baku mutu air sungai kelas 2 PP RI No. 22 Th. 2021, kualitas Air Sungai Padolo yang diuji pada 4 satsiun, pada parameter temperatur, TSS, ammonia, COD, pH, dan nitratkeempat sampelmemenuhi baku mutu. Parameter BOD serta minyak dan lemakkeempat sampeltidak memenuhi baku mutu. Sedangkan parameter TDS, klorida, dan sulfatterjadiperbedaan kualitasyang memenuhi dan tidak memenuhi baku mutu.

2

Berdasarkan baku mutu PerMenKes No. 32 Th. 2017, kualitas air tanah yang meliputi air sumur bor dan air sumur gali di 9 stasiun Kelurahan Sarae dan Paruga, pada parameter temperatur, warna, kekeruhan, pH, besi, nitrat, dan sulfat kesembilan sampelmemenuhi baku mutu. Pada parameter TDS, kesadahan,

mangan, dan zat organikterdapatpebedaan kualitasyang memenuhi baku mutu dan tidak memenuhi baku mutu.

3

Berdasarkan metode indeks pencemaran, status mutu air Sungai Padolo pada keempat sampel memiliki kategoricemar ringan. Pada air tanah,7 sampelberada pada kategori memenuhi baku mutu dan2 sampel lainnya berada pada kategoricemar ringan.

(36)

Kesimpulan dan Saran (2/2)

Saran

1

Perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait sumber kontaminan yang menyebabkan tingginya nilai parameter TDS, klorida, dan sulfat di beberapa lokasi pada air Sungai Padolo serta tingginya parameter TDS, kesadahan, dan mangan di beberapa lokasi pengambilan sampel air tanah.

Perlu dilakukan analisis sedimen pada air Sungai Padolo untuk mengetahui kemungkinan adanya endapan

2

yang berasal dari air laut.

3

Perlu dilakukan penambahan stasiun serta variasi waktu pengambilan sampel dan membandingkan kualitas air sungai pada musim hujan dan musim kemarau agar hasil yang diperoleh dapat lebih representatif untuk menentukan kualitas dan status mutu air sungai dan air tanah.

Perlu dilakukan analisis parameter biologi yang dimungkinkan memiliki konsentrasi yang tinggi dan menjadi

4

salah satu penyebab buruknya kualitas air di kawasan kumuh.

Perlu dilakukan penambahan lokasi pengambilan sampel air tanah yang berada di bantaran air sungai untuk

mengetahui interaksi air sungai dan air tanah pada parameter kesadahan dan TDS.

5

(37)

Referensi

A. Pradhana, E. Sutrisno, and W. D. Nugraha, “Analisis Kualitas Air Sungai Bringin Kota Semarang Menggunakan Metode Indeks Pencemaran,” J. Tek. Lingkung., pp. 1–14, 2014.

A. Solehudin, “Pengaruh Sulfur Dan Senyawanya Terhadap Korosi,” pp. 1–9.

C. B. GINTING, “Penentuan Kadar Sulfat (So4 2- ), Nitrat (No3 - ) Dan Fluorida (F- ) Dengan Menggunakan Spektrofotometer Dalam Air Bersih Di Pt.SucofindoMedan,” Tugas Akhir, no. 3, pp. 4–16, 2019.

D. Agustiningsih, “KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI BLUKAR KABUPATEN KENDAL DALAM UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI,” Universitas Dipenogoro, 2012.

D. Hendrawan, “Kualitas Air Sungai Ciliwung Ditinjau dari Parameter Minyak dan Lemak ( Water Quality of CiliwungRiver Refer to Oil and Grease Parameter ),” Ilmu - Ilmu Perair. dan Perikan. Indones., vol. Desember, no. 15, pp. 85–93, 2008.

E. A. Y. A. Putri, “Analisis Sebaran Air Limbah Aktifitas Peternakan Sapi Terhadap Kualitas Air Sungai di Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk,” 2019.

E. T. Haryanto, “Karakteristi Aliran Sungai Serabg Bagian Hilir, Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY,” Bull. Sci. Contrib., vol. 11, no. 3, pp. 119–132, 2013.

E. Yuliati, “KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI NGRINGO KARANGANYAR DALAM UPAYA PENGENDALIAN Etik Yuliastuti,” pp. 7–19, 2011, [Online]. Available: http://eprints.undip.ac.id/31570/.

F. Yu, J. Zou, Y. Hua, S. Zhang, G. Liu, and D. Zhu, “Transformation of external sulphate and its effect on phosphorus mobilization in Lake Moshui, Wuhan, China,” Chemosphere, vol. 138, pp. 398–404, 2015, doi:

10.1016/j.chemosphere.2015.06.067.

H. Effendi, Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius, 2003.

(38)

Referensi

H. Pertiwi, “STUDI TINGKAT KESADAHAN PADA AIR MINUM DI NAGARI MUARO PINGAI KECAMATAN JUNJUNG SIRIH KABUPATEN SOLOK (Studi Kasus Pengelolaan Air Minum Oleh Nagari)",” J. Georafflesia, vol. 1, no. 2, pp.

50–60, 2016.

H. Sinambela, Analisa Kadar Klorida, Sulfat Dan Total Padatan Terlarut (Tds) Pada Air Sungai Deli Di Pt.Sucofindo Medan. 2018.

K. Asrini, I. W. Sandi Adnyana, and I. N. Rai, “Studi Analisis Kualitas Air Di Daerah Aliran Sungai Pakerisan Provinsi Bali,” ECOTROPHIC J. Ilmu Lingkung. (Journal Environ. Sci., vol. 11, no. 2, p. 101, 2017, doi:

10.24843/ejes.2017.v11.i02.p01.

L. D. A. . L. Meco, “GEOLOGI DAN MASIVE DEPOSIT SULFIDA DAERAH KOLO DAN SEKITARNYA, BIMA, NUSA TENGGARA BARAT,” 2011.

M. Azizah, “Analisis Kadar Amonia (Nh3) Dalam Air Di Sungai Cileungsi,” J. Nusa Sylva, vol. 15, no. 82, pp. 47–54, 2015.

M. N. Kasanah, “Analisis Kualitas Air Tanah Menggunakan Metode Indeks Pencemaran Di Kecamatan Maduran Kabupaten Lamogan,” 2021.

M. P. H. Nugraha, “Kajian Kualitas Air Sungai Bawah Tanah Pada Daerah Imbuhan Dan Daerah Pengolahan Air Goa Bribin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,” 2016.

M. Tamyiz, “Perbandingan Rasio Bod / Cod Pada Area Tambak Di Hulu Dan Hilir Terhadap Biodegradabilitas Bahan Organik,” J. Res. Technol., vol. 1, no. 1, pp. 9–15, 2015, [Online]. Available:

http://journal.unusida.ac.id/index.php/jrt/article/view/5.

Metcalf & Eddy, “Wastewater Engineering Treatment and Resource Recovery by Metcalf and Eddy, AECOM.” 2014.

N. Yulianiand N. A. Lestari, “Kualitas air sumur bor di perumahan bekas persawahan gunung putri JawaBarat,”

Semin. Nas. dan Gelar Prod., pp. 116–122, 2017.

(39)

Referensi 39

O. R. Firdiyanti, “Penentu Kadar Zat Organik (KMnO4) pada air Sumur Gali,” Karya Tulis Ilm. STIK Insa. Cendekia Med.

Jombang, 2015.

R. Afrianita, T. Edwin, and A. Alawiyah, “Total Dissolved Solids (Tds) Air Sumur Gali Di KecamatanPadang Utara,” Jur.

Tek. Lingkungan, Fak. Tek. Univ. Andalas, vol. 8, no. November 2015, 2017.

R. Purnaini, Sudarmadji, and S. Purwono, “Kualitas air sungai kapuas kecil bagian hilir pada kondisi pasang dan surut1,”

2017.

R. Rosmeiliyana and E. Wardhani, “Analisis Kualitas Air Sungai Cisangkan Kota Cimahi Provinsi JawaBarat,” Jukung (Jurnal Tek. Lingkungan), vol. 7, no. 1, 2021, doi: 10.20527/jukung.v7i1.10810.

R. S. Pakpahan, I. Picauly, and I. N. W. Mahayasa, “Cemaran Mikroba Escherichia coli dan Total Bakteri Koliform pada Air Minum Isi Ulang,” Kesmas Natl. Public Heal. J., vol. 9, no. 4, p. 300, 2015, doi: 10.21109/kesmas.v9i4.733.

R. Smart, C. C. White, J. Townend, and M. S. Cresser, “A model for predicting chloride concentrations in river water in a relatively unpolluted catchment in north-east Scotland,” Sci. Total Environ., vol. 265, no. 1–3, pp. 131–141, 2001.

R. Zahara, “Analisis Kualitas Sumber Air Tanah Asrama Mahasiswa Uin ArRaniry Banda Aceh Ditinjau Dari Parameter Kimia,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2018.

S. Munfiah, Nurjazuli, and O. Setiani, “Kualitas fisik dan kimia air sumur gali dan sumur bor di wilayah kerja puskesmas guntur II Kabupaten Demak,” J. Kesehat. Lingkung. Indones., vol. 12, no. 2, pp. 154–159, 2013.

V. Djoharam, E. Riani, and M. Yani, “Analisis Kualitas Air Dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Pesanggrahan Di Wilayah Provinsi DkiJakarta,” J. Pengelolaan Sumberd. Alam dan Lingkung. (Journal Nat. Resour. Environ.

Manag., vol. 8, no. 1, pp. 127–133, 2018, doi: 10.29244/jpsl.8.1.127-133.

Y. Rahayu, I. Juwana, and D. Marganingrum, “Kajian Perhitungan Beban Pencemaran Air Sungai Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung dari Sektor Domestik,” J. Rekayasa Hijau, vol. 2, no. 1, pp. 61–71, 2018.

(40)

supported by:

THANK YOU!

Gambar

Diagram Alir Tahap Pelaksanaan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Analisis tingkat kualitas air Sungai Pelus dengan menggunakan metod e Indeks Pencemaran (IP) menunjukkan T1 dan T2 mendapatkan skoring penilaian dengan kategori

Kolom Input Kode Laporan berfungsi untuk membuat Kode Laporan yang akan digunakan, dropdown tahun uji dan nama sungai berfungsi untuk memilih tahun dan sungai

Parameter DO juga mengalami peningkatan pada segmen ini, namun peningkatan dari kandungan oksigen terlarut dalam air justru membuat kualitas air Sungai Bringin

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air di Sungai Plumbon dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) dan menganalisis pengaruh kondisi tata

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air di Sungai Plumbon dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) dan menganalisis pengaruh kondisi tata

Analisis kualitas air Sungai Wonokromo menggunakan tiga metode indeks pencemaran, yaitu indeks pencemaran, CCME-WQI, dan

Validasi metode uji kadar logam berat dalam sampel air sungai menggunakan spektrofotometer serapan

Studi penentuan status kualitas air Sungai Donan menggunakan indeks pencemaran dan Water Quality Index di Cilacap,