• Tidak ada hasil yang ditemukan

kampung kota - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "kampung kota - Spada UNS"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KAMPUNG KOTA

DAN

KOTA KAMPUNG(AN)

SUMBER: Kampung Kota dan Kota Kampung (an) B. Setiawan, Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, 2010

(2)

• Kampung diambil dari kata Melayu, awalnya merupakan terminologi yang dipakai untuk menjelaskan sistem permukiman pedesaan.

• Istilah kampung sering kali dipakai untuk

menjelaskan dikotomi antara kota dan desa. Kota diartikan modernitas/kemajuan; dan Desa

diartikan keterbelakangan, ketidakmajuan dan bahkan semua hal yang memalukan. (Dalam

bahasa Jawa, istilah kampungan seringkali dipakai untuk menjelaskan cara berpikir dan perilaku

yang memalukan, jauh dari etika priyayi, dan

tidak layak disandingkan dengan budaya priyayi di perkotaan.

(3)

• Dalam perkembangannya, istilah kampung dipakai untuk menjelaskan fenomena

perumahan di perkotaan yang dibangun

secara swadaya atau mandiri oleh masyarakat, dan menjadi tumpuan sebagian besar warga kota.

• Dijelaskan oleh Silas (1996), sejak awal

pemerintah Belanda telah memisahkan secara tegas antara warga biasa atau warga kampung (Indlandsche Gemeente), dengan warga

priyayi, pamong praja/gedongan (Stads

Gemeente).

(4)

Istilah kampung , kemudian juga dipakai oleh

Pemerintah Republik Indonesia dengan Program

Perbaikan Kampung (Kampng Improvement Program), yang diluncurkan sejak awal tahun 1960an.

Meskipun sudah dipakai secara formal, penggunaan istilah kampung masih saja mengandung

sindiran,merendahkan dan meremehkan.

Kampung sering dikontraskan atau didikotomikan dengan perumahan ‘gedongan’ atau yang sekarang disebut sebagai perumahan ‘real estate’. Kampung adalah untuk mereka yang miskin, papa dan warga biasa atau ‘wong cilik’, sementara perumahan

‘gedongan’ atau ‘real estate’ untuk mereka yang kaya dan mapan.

(5)

• Secara Fisik, sebagian kampung dicirikan dengan ketidak-aturan, ketidak-seragaman, ketidak-

mapanan, dan bahkan mungkin ketidak-amanan serta ketidak-sehatan.

• Dalam banyak hal, kekhasan kampung justru terletak pada pola-pola fisik yang beragam,

organik, sering surprising, di luar kadar kreatifitas arsitek yang jenius sekalipun.

• Setiap kampung adalah unik, karena tiap kampung merepresentasikan kekhasan

sejarah,kemampuan, usaha, perjuangan, tekanan, dan bahkan jiwa merdeka warganya.

(6)

Kalau ada seribu kampung di satu kota, dapatlah

dipastikan akan ada seribu ragam wajah kampung dan jiwa yang berbeda.

Istilah dan pandangan-pandangan miring dan negatif tentang kampung, tentunya berlawanan dengan fakta- fakta akan peran, potensi, keistimewaan, dan kekhasan kampung.

Kampung tidak saja mendominasi peruntukan lahan di kota-kota di Indonesia (sekitar 70%), kampung menjadi tumpuan perumahan (70 – 85 %) penduduk kota

(Menpera, 2009). Sementara itu, penyediaan

perumahan melalui jalur formal oleh sektor swasta dan pemerintah, hanya mampu menyediakan sekitar 15%

dari total kebutuhan rumah di perkotaan.

(7)

• Tidak saja dari segi jumlah, kampung juga

menyediakan berbagai bentuk, kondisi, serta harga rumah dan kamar, yang sesuai dengan ragam kebutuhan dan kemampuan warga kota.

• Lebih dari sekedar sistem fisik, kampung

merupakan sistem sosial yang kompleks dan dinamis. Kampung dihuni oleh beragam warga kota, dengan latar belakang agama, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, etnis dan bahkan aliran

politik yang berbeda. Kampung menjadi semacam kolase mini warga kota yang memungkinkan

mereka untuk terus mengembangkan prinsip-

prinsip keragaman, toleransi dan kesetiakawanan.

(8)

• Kampung juga merupakan satu sistem ekonomi yang dinamis dan penting. Tidak saja bahwa

perumahan di kampung menjadi pusat dan ajang berbagai kegiatan produktif penghuninya (home- based enterprises), kampung juga menjadi

pendukung kegiatan ekonomi kota. Kampung menjadi bagian penting ekonomi kota.

• Dalam konteks perumahan perkotaan, kampung merepresentasikan konsep housing autonomy, sebagaimana dikatakan John Turner, warga

kampung mempunyai kebebasan dan otoritas

untuk menentukan sendiri lingkungan kehidupan mereka. Kampung merepresentasikan jiwa dan semangat merdeka warga kota.

(9)

• Menurut Turner, kampung juga

merepresentasikan housing as a process, as a verb, bahwa pembangunan perumahan

khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak bisa sebagai one stop policy, melainkan sebagai proses menerus yang dinamik seiring dengan proses

pengembangan sosial dan ekonomi warga

kota.

(10)

• Sebagai produk dari satu proses

pembangunan perumahan yang organik dan inkremental, kampung umumnya tidak

didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Ruang terbuka publik juga

merupakan masalah yang menonjol di

kampung. Karena tuntutan ekonomi yang

semakin besar, menyebabkan penduduk

kampung semakin melihat ruang sebagai

komoditas yang dapat dikomersialkan.

(11)

• Privatisasi dan komersialisasi ruang di

kampung, telah mengancam ruang terbuka publik yang menjadi tumpuan bernapas dan bersosialisasi warga kampung.

• Lebih memprihatinkan lagi, telah terjadi

tekanan terhadap ruang bermain bagi anak-

anak di kampung. Gang-gang yang selama ini

menjadi tumpuan ruang bermain anak-anak

semakin sempit, hilang dan sebagian dijadikan

jalur kendaraan sepeda motor, sehingga tidak

aman bagi anak-anak.

(12)

• Kampung adalah fenomena kota Indonesia yang meskipun tampil apa adanya dengan berbagai persoalannya, tetaplah khas, unik, dan bagian yang sah dari satu kota.

• Dengan mengamati beberapa kampung kota yang ada, kita akan semakin menghargai

eksistensi dan keistimewaannya.

• Kampung lahir dan berkembang dalam setting kota, sementara kota hanya dapat eksis dan

berkembang karena didukung oleh kampung-

kampungnya.

(13)

PERMASALAHAN

Aspek Fisik

Aspek Kependudukan Aspek Sosial

Aspek Ekonomi

Aspek Perumahan, Sarana, dan

Prasarana

(14)

• ASPEK SOSIAL

Tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai program masih sangat rendah

• ASPEK EKONOMI

Tingkat partisipasi dan minat masyarakat dalam memanfaatkan kelembagaan ekonomi masih sangat rendah

(15)

• ASPEK PERUMAHAN

Kondisi perumahan yang rusak dan tidak layak huni

Kepadatan bangunan sangat tinggi Lebar jalan yang sempit

Sirkulasi buruk

(16)

• ASPEK LINGKUNGAN

Pengelolaan sampah yang buruk Kurangnya ruang terbuka hijau Kurang daerah resapan air

(17)
(18)

SUMBER : PUTRI SURYANDARI, 2007, GELIAT NAFAS KAMPUNG KOTA SEBAGAI BAGIAN DARI PERMUKIMAN, KOTA STUDI KASUS : TIPOLOGI PERMUKIMAN RW 03 , 04 , 05 KELURAHAN DURI UTARA KECAMATAN TAMBORA JAKARTA BARAT

(19)

Gang, tempat kegiatan ekonomi berlangsung

“GANG” KAMPUNG KOTA – SARANA SIRKULASI MULTI FUNGSI Rubianto Ramelan, Sri Handayani, Sukadi , 2007

(20)

Gang, tempat anak-anak bermain

(21)

Gang, tempat bersosialisasi warga

(22)

Gang, tempat MCK umum

(23)

Gang, sebagai tempat parkir dan gudang

(24)

Gang, sebagai tempat pesta dan perayaan

(25)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan adalah Dana APBN, APBD, dan swadaya masyarakat dan jumlah penduduk miskin yang di gunakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan dalam program kemiskinan.. Populasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perkembangan perkotaan Kota Semarang terhadap morfologi Kampung Kauman, sehingga Kampung Kauman sebagai kawasan

Kemudian konsep Green City diturunkan menjadi Green Community sebagai topik utama yang akan direalisasikan di Kampung Ngemplak RW 29 melalui pendampingan Kelompok Swadaya

Kampung kota sebagai suatu bentuk permukiman di dalam kawasan perkotaan yang awalnya terbentuk secara spontan sebagai respon masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan hunian,

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa kampung kota adalah suatu bentuk pemukiman di wilayah perkotaan yang khas Indonesia dengan ciri antara

Data yang digunakan adalah Dana APBN, APBD, dan swadaya masyarakat dan jumlah penduduk miskin yang di gunakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan dalam program kemiskinan.. Populasi

Dalam kajian ini, peneliti mendefinisikan kampung kota sebagai suatu bentuk permukiman di dalam kawasan perkotaan yang awalnya terbentuk secara spontan sebagai respon

Berdasarkan fenomena tersebut muncul pertanyaan penelitian “Mengapa pelaksanaan konsep kampung tematik yang mengusung tema hidroponik di Kelurahan Tanjungmas,