ARTIKEL ASLI
MEDICINA 2020, Volume 51, Number 1: 46-49 P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321
46
CrossMark ABSTRACT
Introduction: Chronic suppurative otitis media is a inflammation of middle ear periosteum with tympanic membrane perforation and discharge purulent or mucopurulent more than 2 month. Surgery is one of the management of CSOM. Objective of this research is to know the characteristic of chronic suppurative otitis media (CSOM) patients whom underwent surgery in sanglah hospital.
Methods: This study used a retrospective descriptive study designed by taking datas from medical record patient whom underwent surgery in Sanglah Hospital from June 2018 until June 2019.
Results and Conclusion: This study involved 50 patients. There was same amount between male and female, with majority age 31-40 years (32%). The most type of CSOM were benign with 30 patients (60%), the most perforation type were subtotal with 22 cases (44%) and tympanoplasty is the most surgery type were perform in csom with 24 cases (48%). Cholesteatoma was found ini 20 patient (40%) with the most location found in cavum tympany and mastoid with 8 cases (16%), granulation tissue and other pathologies found in 17 cases (34%). Intact ossicle found in 37 cases (74%) with dominantly mobile (44%).
Keywords: chronic suppurative otitis media, surgery finding, surgery
Cite This Article: Narendra, I.G.E., Saputra, K.A.D. 2020. Karakteristik penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) yang menjalani operasi di RSUP Sanglah. Medicina 51(1): 46-49. DOI:10.15562/Medicina.v51i1.749
ABSTRAK
Pendahuluan: Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukoperiosteum telinga tengah disertai perforasi membran timpani dengan keluarnya sekret purulen atau mukopurulen yang terus menerus atau hilang timbul lebih dari dua bulan. Salah satu pilihan penanganan OMSK adalah tindakan operasi.
Tujuan penelitian ini mengetahui karakteristik penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) yang menjalani operasi di RSUP Sanglah.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi retrospektif. Peneliti menggunakan teknik consecutive sampling dengan data sekunder berupa rekam medis pasien di RSUP Sanglah Denpasar dari periode Juni 2018 sampai Juni 2019.
Hasil dan Kesimpulan: Penelitian ini melibatkan 50 pasien.
Didapatkan jumlah pasien lelaki dan perempuan sama 25 pasien (50%), umur mayoritas pasien adalah 31-40 tahun (32%). Tipe OMSK terbanyak adalah tipe aman dengan 30 pasien (60%). Jenis perforasi terbanyak adalah subtotal dengan 22 kasus (44%) dengan jenis operasi yang dilakukan terbanyak adalah timpanoplasti sebanyak 24 kasus (48%). Kolesteatoma ditemukan pada 20 pasien (40%) dengan lokasi terbanyak ditemukan di kavum timpani dan kavum mastoid sebanyak 8 kasus (16%), jaringan granulasi dan patologis lain ditemukan pada 17 kasus (34%). Osikel utuh ditemukan pada 37 kasus (74%) dimana mayoritas kondisi osikel masih mobile (44%).
Kata kunci: Otitis media supuratif kronis, temuan operasi, operasi
Cite Pasal Ini: Narendra, I.G.E., Saputra, K.A.D. 2020. Karakteristik penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) yang menjalani operasi di RSUP Sanglah. Medicina 51(1): 46-49. DOI:10.15562/Medicina.v51i1.749
Karakteristik penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) yang menjalani operasi di RSUP Sanglah
I Gede Endha Narendra,* Komang Andi Dwi Saputra
PENDAHULUAN
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah pera- dangan sebagian atau seluruh mukoperiosteum telinga tengah disertai perforasi membran timpani dengan keluarnya sekret purulen atau mukopuru- len yang terus menerus atau hilang timbul lebih dari dua bulan.1,2 Otitis media supuratif kronik merupa- kan salah satu penyebab gangguan pendengaran di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Terjadinya OMSK dapat dicegah melalui berbagai upaya sehingga prevalensi gangguan pendengaran
serta berbagai komplikasi yang disebabkan oleh OMSK dapat diturunkan.3,4
Prevalensi OMSK di seluruh dunia adalah berk- isar 1-46%, di negara berkembang, insiden OMSK cukup tinggi yaitu sekitar 5-10% sedangkan di negara maju sebanyak 1%.4,5 Angka kejadian OMSK pada anak di Afrika Selatan adalah 0,3% - 6% dan di Nigeria sebanyak 2,5%.3 Menurut survei kese- hatan indera penglihatan dan pendengaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan pada Departemen/KSM Kesehatan THT-
KL Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah Denpasar
*Korespondensi:
I Gede Endha Narendra, Departemen/KSM Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah Denpasar [email protected]
Diterima: 2019-05-28 Disetujui: 2020-01-07 Diterbitkan: 2020-01-20
Volume No.: 51 Issue: 1
First page No.: 46 P-ISSN.2540-8313 E-ISSN.2540-8321
Doi: http://dx.doi.org/10.15562/medicina.v51i1.749
Artikel asli
47 Medicina 2020; 51(1): 46-49 | doi: 10.15562/Medicina.v51i1.749
ARTIKEL ASLI
tahun 1996, prevalensi OMSK di Indonesia adalah sebanyak 3,1% dari populasi dan pada tahun 2007 meningkat sebesar 5,4%.6 Berdasarkan ata tersebut jumlah penderita OMSK cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Penanganan OMSK harus dievaluasi adanya faktor predisposisi yang menjadi penyebab penya- kit tersebut menjadi kronis, perubahan-perubahan anatomi yang menghalangi penyembuhan dan menganggu fungsi serta adanya proses infeksi yang terdapat di telinga. Penanganan OMSK yang tidak adekuat akan menyebabkan infeksi berulang dan dapat meningkatkan biaya pengo- batan serat penurunan kualitas hidup dari pasien.
Salah satu pilihan penanganan OMSK adalah operasi yaitu timpanoplasti, mastoidektomi, atau timpanomastoidektomi.1,5,7
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita OMSK yang menjalani operasi di RSUP Sanglah.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui karakteristik penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) yang menjalani operasi di RSUP Sanglah. Penelitian ini sudah mendapatkan Ethical Clearence/Keterangan Kelaikan Etik Nomor: 1895/UN14.2.2.VII.14/
LP/2018 tertanggal 21 Agustus 2018 dari Komisi Etik Penelitian (KEP) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar.
Penelitian dilakukan di poliklinik THT-KL RSUP Sanglah bulan Juni 2019. Penelitian ini merupa- kan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi retrospektif. Peneliti menggunakan teknik consecu- tive sampling dengan data sekunder berupa rekam medis pasien di RSUP Sanglah Denpasar dari periode Juni 2018 sampai Juni 2019. Data diambil dari catatan medis semua penderita yang menjal- ani operasi periode Juni 2018 – Juni 2019 yang memenuhi syarat inklusi dan ekslusi penelitian
kemudian dicatat di dalam lembar pengumpulan data selanjutnya dilakukan analisis data. Kriteria inklusi adalah seluruh penderita otitis media supu- ratif kronis (OMSK) yang menjalani operasi di RSUP Sanglah. Kriteria eksklusi adalah penderita dengan catatan medis tidak lengkap yang meliputi informasi tentang semua variabel yang diteliti.
Analisis pada penelitian ini adalah analisis univar- iat (statistik deskriptif). Analisis univariat bertu- juan untuk menggambarkan karakteristik subjek dan variabel lain. Analisis univariat ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
HASIL
Subjek penelitian adalah penderita OMSK yang memenuhi kriteria inklusi di RSUP Sanglah.
Distribusi pasien berdasarkan umur dan jenis kelamin ditampilkan pada tabel 1, distribusi pasien berdasarkan tipe OMSK, jenis perforasi dan jenis tindakan operasi yang dijalani ditampilkan pada tabel 2 dan karakteristik temuan operasi ditampil- kan pada tabel 3.
Pasien OMSK yang menjalani operasi terban- yak pada kelompok umur 31-40 tahun dengan 16 pasien (32%) dan untuk jenis kelamin diketa- hui jumlahnya sama pada lelaki dan perempuan dengan masing-masing 25 pasien.
Kasus OMSK tipe aman yang menjalani operasi sebanyak 30 kasus (60%) dan OMSK tipe berbahaya sebanyak 20 kasus (40%). Jenis perforasi frekuensi tertinggi adalah yang mengalami perforasi subtotal dengan 22 kasus (44%). Jenis operasi yang paling sering dilakukan pada kasus OMSK adalah operasi timpanoplasti dengan 24 kasus (48%).
Temuan operasi didapatkan osikel dalam kondisi utuh sebanyak 37 kasus (74%) dimana dalam keadaan mobile sebanyak 22 pasien (59%) dan yang terfiksir sebanyak 15 pasien (41%). Kolesteatoma didapatkan pada 20 kasus (40%) OMSK, dimana 8 kasus (40%) ditemukan di kavum timpani dan kavum mastoid. Jaringan granulasi didapatkan pada 17 kasus (34%) OMSK.
Tabel 1 Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin Kelompok umur (tahun)
Jenis Kelamin Total
Lelaki (n) Perempuan (n) N %
<10 1 0 1 2
11-20 6 6 12 24
21-30 0 2 2 4
31-40 6 10 16 32
41-50 7 6 13 26
>51 5 1 6 12
Total 25 25 50 100
48 Medicina 2020; 51(1): 46-49 | doi: 10.15562/Medicina.v51i1.749
ARTIKEL ASLI
DISKUSI
Penelitian ini mendapatkan jumlah yang sama antara pasien lelaki dan perempuan yaitu masing-masing 25 pasien. Adhikari dkk4 mendapa- tkan tidak ada perbedaan yang signifikan menge- nai jenis kelamin yang paling banyak menderita OMSK, tetapi insiden paling banyak biasanya pada lelaki.4 Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harry A Asroel dkk5 bahwa insiden OMSK lebih banyak terjadi pada lelaki namun tidak berbeda secara signifikan.5
Hasil statistik deskriptif pada data penelitian didapatkan bahwa kelompok umur yang paling banyak adalah pada kelompok umur 31-40 tahun dengan 16 pasien (32%). Studi yang dilakukan di RS Adam Malik Medan dikatakan bahwa kelompok umur pasien OMSK yang menjalani operasi terban- yak pada kelompok umur 31-40 tahun (28,9%).5 Penelitian yang dilakukan di RSUD Jombang, kelompok umur terbanyak yang menderita OMSK adalah kelompok umur 1-10 tahun.6
Jumlah OMSK tipe aman lebih banyak daripada tipe berbahaya dengan 30 kasus (60%), hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSCM, dimana jumlah OMSK tipe aman lebih banyak dari- pada tipe berbahaya dengan 57,9%.5 Hal berbeda didapatkan pada penelitian yang dilakukan di RS Adam Malik Medan dimana kasus OMSK yang terbanyak menjalani operasi adalah OMSK tipe berbahaya dengan 72,2% kasus.5
Perforasi subtotal merupakan jenis perforasi terbanyak yang ditemukan dengan 22 kasus (44%) diikuti dengan perforasi total 20 kasus (40%) dan yang terendah adalah peforasi marginal dengan 1 kasus (2%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Balasubramanian dkk,7 dimana jenis perforasi yang didapatkan adalah perforasi subtotal dengan 43%, diikuti dengan perforasi total dengan 20%.7 Penelitian yang dilakukan oleh Harry A Asroel dkk5 jumlah perforasi terbanyak adalah perforasi total dengan 65,17% diikuti dengan perforasi subtotal dengan 31,46% dan terendah adalah perforasi atik dengan 1,12%.5 Penelitian yang dilakukan di RSUP Wahidin Sudirohusodo didapatkan bahwa jenis perforasi terbanyak adalah perforasi sentral dengan 86,4% dan yang terendah adalah perforasi marginal dengan 2,7% kasus.8
Jenis operasi yang paling sering dilakukan adalah timpanoplasti dengan 24 kasus (48%), diikuti oleh mastoidektomi radikal sebanyak 13 kasus (26%) dan yang paling sedikit adalah mastoidektomi seder- hana dengan 3 kasus (6%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanjeev dkk9 pada pasien dengan perforasi sentral, jenis operasi yang paling banyak dilakukan adalah timpanomastoidektomi dengan 104 kasus (60,46%), diikuti dengan mastoidektomi radikal dengan timpanoplasti sebanyak 47 kasus (27,32%) dan yang paling sedikit adalah timpano- plasti dengan 21 kasus (12,2%).9
Kolesteatoma didapatkan pada 20 kasus (40%) dari kasus OMSK dimana letak kolesteatoma terban- yak terdapat di kavum timpani dan kavum mastoid dengan 8 kasus (16%). Menurut Mohammadi dkk10 kolesteatoma ditemukan di kavum mastoid dan kavum timpani sebanyak 95 kasus (57,2%) diikuti di kavum timpani dengan 31 kasus (18,7%), dan di kavum mastoid sebanyak 28 kasus (16,9%).10 Shresta dkk11 pada penelitiannya terhadap 50 anak- anak yang menjalani mastoidektomi menemukan 82% kolesteatoma dijumpai memenuhi kavum timpani dan kavum mastoid. Jaringan granulasi didapatkan pada 17 kasus (34%).11 Menurut Yazdi dkk,12 jaringan granulasi ditemukan pada 37,5%
kasus OMSK.12 Studi yang dilakukan Sanjeev dkk,13 jaringan granulasi ditemukan pada 55,23% kasus OMSK dengan perforasi sentral.13
Osikel dalam kondisi utuh ditemukan pada 37 (74%) kasus, dimana 22 (44%) kasus dalam Tabel 2 Distribusi pasien berdasarkan tipe OMSK, jenis perforasi
dan jenis tindakan operasi yang dijalani
Tipe OMSK Jumlah %
Aman 30 60
Berbahaya 20 40
Jenis perforasi
Total 20 40
Subtotal 22 44
Sentral 2 4
Marginal 1 2
Atik 5 10
Jenis operasi
Timpanoplasti 24 48
Timpanomastoidektomi 10 20
Mastoidektomi Sederhana 3 6
Mastoidektomi Radikal 13 26
Tabel 3 Karakteristik temuan operasi
Temuan Jumlah (%)
Kolesteatoma 20 (40)
Kavum timpani 6 (12)
Kavum mastoid 6 (12)
Kavum timpani & kavum mastoid 8 (16)
Jaringan granulasi dan patologis lain 17 (34)
Osikel utuh 37 (74)
Mobile 22 (44)
Terfiksir 15 (30)
Osikel destruksi 13 (26)
49 Medicina 2020; 51(1): 46-49 | doi: 10.15562/Medicina.v51i1.749
ARTIKEL ASLI
keadaan mobile dan 15 (30%) kasus terfiksir. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yazdi dkk,12 dimana pasien OMSK yang menjalani operasi ditemukan 72,5% osikel dalam keadaan utuh dan 27,5% kasus mengalami destruksi, dari studi tersebut juga dikatakan 44 (55%) kasus osikel dalam keadaan mobile dan 14 (17,5%) kasus dengan kondisi terfiksir.12 Studi yang dilakukan oleh Varshney dkk13 menemukan 92 (61,34%) kasus OMSK dengan osikel utuh hasil serupa juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Rakesh dkk14 yang menemukan 110 (73,33%) kasus kondisi osikel utuh pada pasien dengan OMSK yang menjalani operasi.13,14
Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu terdapatnya beberapa data rekam medis yang tidak lengkap sehingga tidak dapat dimasukkan sebagai sampel penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini mendapatkan jumlah pasien lelaki dan perempuan adalah sama. Umur mayoritas adalah 31-40 tahun dengan tipe OMSK terbanyak adalah tipe aman, jenis perforasi terbanyak adalah perforasi subtotal, jenis operasi yang paling sering dilakukan adalah timpanoplasti. Kolesteatoma ditemukan pada 40% kasus dengan lokasi terban- yak di kavum timpani dan kavum mastoid. Jaringan granulasi dan jaringan patologis lain ditemukan pada 34% kasus. Kondisi osikel ditemukan terban- yak dalam kondisi utuh 74% dimana 44% dalam keadaan mobile.
Untuk penelitian berikutnya hendaknya dibuat- kan daftar pasien OMSK yang menjalani operasi serta jenis operasi yang dilakukan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada dr. Komang Andi Dwi Saputra, Sp.T.H.T.K.L (K), FICS atas bimbingan- nya dan divisi otologi KSM Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hoffman HJ, Daly KA, Bainbridge KE, Casselbrant ML, Homoe P, Kvestad E, dkk. Report of the 10th Research Conferenceon Recent Advances in Otitis Media.
Journal of the American Academy of Otolaryngology.
2013;148(4):1-25.
2. Shrikrishna, B., Jyothi, A., Sanjay, G., Sandeep, S.G.
Age and Gender Differences in the Incidence of Non- Cholesteatomatous Chronic Suppurative Otitis Media.
International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences. 2013;4(4):1172-4.
3. Tikaram A, Chew YK, Zulkiflee AB, Chong AW, Prepageran N. Prevalence and Risk Factors Associated With Otitis Media in Children Visiting Tertiary Care Centre in Malaysia. The International Medical Journal Malaysia. 2012;11(1):37-40.
4. Adhikari, P., Joshi, S., Baral, D., Kharel, B. Chronic Suppurative Otitis Media in urban private school children of Nepal. Braz J Otorhinolaryngol. 2009;75(5):669-72.
5. Asroel HA, Siregar DR, Aboet A. Profil Penderita Otitis Media Supuratif Kronis. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2013;7(12):567-71.
6. Soraya P A. Faktor Risiko Penderita Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang Periode Januari-Desember 2011.UMM Institusional Repository. 2013.
7. Balasubramanian C, Santhanakrishnakumar B, Anandan H. A Study on Ossicular Erosionin Chronic Suppurative Otitis Media. Int J Sci Stud. 2017;5(5):94-7.
8. Nurul AM. Karakteristik Pasien Otitis Media Supuratif Kronis Di Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo. Bagian THT-KL Universitas Hasanuddin.
2017.
9. Sanjeev KT, Nisha G, Rabin A, Sanjay KS, Anwar A. The Intraoperative Pathological Findings in Cases of Chronic Supurative Otitis Media with Central Perforation of Tympanic Membrane at aTertiary Care Centre in Eastern Nepal. Asian Journal of Medical Sciences. 2017;8(1): 42-7.
10. Mohammadi G, Naderpour M, Mousaviagdas M. Patterns of Cholesteatoma Extension in Chronic Otitis Media. Pak J Med Sci 2011;27(2):353-6.
11. Shresta S, Kafle P. Intraoperative Finding During Canal Wall Down Mastoidectomy in Children. J Nepal Paediatr Soc 2011;31.
12. Yazdi AK, Saedi B, Fayezizadeh M, Seifmanesh H.
Association Between Audiometric Profile and Intraoperative Findings in Patients with Chronic Suppurative Otitis Media. Iranian Journal of Otorhinolaryngology. 2011;23(63):37-42.
13. Varshney S, Nangia A. Ossicular Chain Status in Chronic Suppurative Otitis Media in Adults. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 2010;62(4):421-6.
14. Rakesh S, Amit M. Ossicular Chain Defects in Tubotympanic Chronic Suppurative Otitis Media. Sch J App Med Sci. 2015;3(8E):3130-3.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution