• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIAN)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

“Analisis Praktik Keperawatan Klinis Pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) Dengan Intervensi Terapi Relaksasi Benson Pada Nyeri Di Unit Perawatan Intensif Jantung RS Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2021.” Manifestasi klinis sindrom koroner akut (SKA) ditandai dengan nyeri dada, perubahan EKG, dan peningkatan enzim jantung. Perawat sebagai pendidik dapat memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada klien sindrom koroner akut (SKA) berupa pengurangan nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi Benson.

Latar Belakang

Teknik relaksasi Benson dikembangkan oleh Benson di Thorndike Memorial Laboratory Harvard dan Rumah Sakit Benson. Relaksasi Benson dapat dilakukan sendiri, bersama-sama atau dengan bimbingan seorang mentor. Bahwa kombinasi Relaksasi Benson dan Terapi Analgesik lebih efektif dalam menurunkan nyeri pada klien Infark Miokard Akut dibandingkan dengan yang hanya mendapat terapi analgesik (Tri Sunaryo dan Siti Lestari, 2016). Berdasarkan fenomena dan penelitian di atas maka kelompok menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap penurunan nyeri, sehingga kelompok tertarik untuk menerima Makalah Akhir Ilmiah Keperawatan (NSIS) tentang teknik relaksasi Benson yang dapat memberikan manfaat. berpengaruh dalam mengurangi nyeri pada klien Sindrom Koroner Akut (SKA).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Konsep Nyeri

  • Pengertian Nyeri
  • Teori Nyeri
  • Klasifikasi Nyeri
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
  • Karakteristik Nyeri
  • Pengukuran Nyeri

Menurut National Institutes of Health (1986) dalam (Perry, A.G., & Potter, 2010), nyeri yang paling sering dirasakan perawat pada klien meliputi tiga jenis nyeri, yaitu nyeri akut, nyeri ganas kronis, dan nyeri kronis non ganas. (Suddart, 2010). menyebutkan dua kategori Prinsip dasar nyeri yang terkenal adalah nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau prosedur pembedahan dan berlangsung cepat, intensitasnya bervariasi (ringan hingga berat), dan berumur pendek. Fungsi nyeri akut adalah untuk memperingatkan akan terjadinya cedera atau penyakit (Andormoyo, 2013).

Tabel 2.1 Perbandingan Nyeri Akut dan Nyeri Kronik  Karakteristik  Nyeri Akut  Nyeri Kronik  Tujuan/
Tabel 2.1 Perbandingan Nyeri Akut dan Nyeri Kronik Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik Tujuan/

Manajemen Nyeri

  • Pengertian
  • Tujuan
  • Jenis-Jenis Manajemen Nyeri

Menurut (Perry, A.G., & Potter, 2010), ada sejumlah terapi non-farmakologis yang mengurangi penerimaan dan persepsi nyeri yang dapat digunakan dalam rangkaian perawatan akut. Klien belajar mencapai relaksasi optimal dengan menggunakan umpan balik dari poligraf dan sekaligus mengurangi tingkat ketegangan yang sebenarnya dialami (Perry, A.G., & Potter, 2010). Kegiatan tersebut dapat berupa menyanyi, berdoa, berbicara lantang tentang gambar atau gambar, mendengarkan musik, dan bermain (Perry, A.G., & Potter, 2010).

Konsep Dasar Relaksasi Benson

  • Pengertian
  • Tujuan
  • Prosedur Relaksasi Benson
  • Tahap Terminasi

Relaksasi memerlukan relaksasi fisik yang disengaja, yang dalam relaksasi Benson akan dipadukan dengan sikap pasrah Purwanto, 2007 dalam (Erliana et al., 2008). Relaksasi merupakan aktivitas fisik, sedangkan pasrah merupakan aktivitas psikologis yang akan memperkuat kualitas relaksasi. Sikap pasrah ini lebih dari sekedar sikap relaksasi pasif seperti yang dikatakan Benson.Perbedaan utamanya terletak pada sikap transendensi pada saat berserah diri. Sikap pasrah ini merupakan respon relaksasi yang terjadi tidak hanya pada tatanan fisik, namun juga psikologis yang lebih dalam.

Konsep Penyakit Acut Coronary Syndrome(ACS)

  • Pengertian
  • Etiologi Acut Coronary Syndrome(ACS)
  • Faktor resiko pada Acut Coronary Syndrome(ACS) Mutaqqin, 2009) dibagi menjadi
  • Patofisiologi Acut Coronary Syndrome(ACS)
  • Pemeriksaan Fisik Acut Coronary Syndrome(ACS)
  • Komplikasi Acut Coronary Syndrome(ACS)
  • Pemeriksaan Penunjang Acut Coronary Syndrome(ACS)
  • Penatalaksanaan

Endapan ini disebut ateroma atau plak, yang menghambat penyerapan nutrisi oleh sel endotel pembentuk lapisan dinding bagian dalam pembuluh darah dan menghambat aliran darah karena endapan ini menonjol ke dalam lumen pembuluh darah. Endotelium pembuluh darah yang terkena akan menjadi nekrotik dan menjadi jaringan parut, kemudian lumen menyempit dan aliran darah terhambat (Smeltzer, 2002).Klasifikasi sindrom koroner akut (SKA) dibagi menjadi 3 yaitu. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memastikan diagnosis, menyingkirkan kemungkinan penyebab nyeri dada lainnya, dan menilai adanya komplikasi sindrom koroner akut (ACS).

Pemeriksaan penunjang untuk sindrom koroner akut (ACS) Diagnosis sindrom koroner akut (ACS) umumnya ditegakkan. Diagnosis sindrom koroner akut (SKA) biasanya ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala, EKG 12 sadapan, pemeriksaan laboratorium yang kemudian dapat dijadikan data untuk menentukan apakah klien menderita UAP, NSTEMI atau STEMI.

Pengkajian Kasus

Riwayat penyakit sekarang: Tanggal 26 Januari 2021 klien Tuan tidak. mengira dia mengidap penyakit jantung sehingga harus dibawa WITA ke IGD RS AWS Samarinda pada pukul 15.00 dan dirawat di ruang ICCU untuk mendapat perawatan intensif dan dipasang ventilator. Keluhan Utama: Klien melaporkan nyeri dada dan kesulitan bernapas kurang lebih 10 jam sebelum masuk rumah sakit. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien tiba-tiba merasakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke lengan kiri dan punggung, nyeri seperti ditekan, dengan skala nyeri 6, terasa nyeri datang silih berganti lalu dibawa ke IGD. 26 Januari 2021 pukul 05.45 WITA dan mendapat saran dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (SPJP) klien perlu dirawat di ICCU.

Riwayat penyakit sekarang : Klien tiba di IGD pada tanggal 24 Januari 2021, datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung, merasa sesak nafas, nyeri level 6, nyeri hilang, setelah hilang diambil obat ke IGD RS AWS Samarinda pada tanggal 24 Januari 2021 pukul 20.30 WITA saran dari dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SPJP) agar klien dirawat di ICCU. Kandung kemih (B4): terpasang DC, urin berwarna kuning jernih, urin berbau khas, volume urin 540 cc/6 jam, dan asupan cairan 629 cc/6 jam. Usus (B5): Bunyi usus 6x/i, feses 1x/hari Feses berwarna coklat dengan bau khas feses, terpasang NGT, dengan diet susu 200 cc/4 jam.

DC, urin berwarna kuning jernih, urin berbau khas, haluaran urin 620 cc/6 jam, dan asupan cairan 680 cc/6 jam.

Analisa Data

Kesimpulan menurut PJK Fungsi diastolik ventrikel kiri terganggu (disfungsi diastolik). g) Hasil laboratorium Troponin I 211mg/dl Kolesterol 196mg/dl Trigliserida 113mg/dl.. f) Hasil interpretasi EKG Irama tidak teratur, HR: 125 x/i, Gelombang P ada tetapi tidak jelas, interval PR tidak dapat dihitung, QRS lebar < . Irama sinus normal, aksis normal, LVH (kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri MI septum anterior, MI anterior Kesimpulan : EKG tidak normal e) Hasil laboratorium. Klien tiba-tiba merasakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke lengan kiri hingga punggung, nyeri seperti ditekan, dengan skala nyeri 6 nyeri terasa datang dan pergi.

Kesimpulan : Hasil ekokardiografi EKG tidak normal Kesimpulan menurut PJK Fungsi diastolik LV terganggu (disfungsi diastolik). Kesimpulan menurut PJK: Fungsi diastolik LV terganggu Tidak teratur, HR: 125 x/i, gelombang P ada namun tidak jelas, interval PR tidak dapat dihitung, lebar QRS <.

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi hari sekaligus 1.6. intensitas, lokasi, radiasi, durasi, curah hujan mengurangi rasa sakit) Terapi. 1. Keluhan nyeri berkurang 2. Meringis berkurang 3. Gelisah menurun 4. Sulit tidur menurun 5. Denyut nadi membaik 6. Pola pernafasan membaik 7. Tekanan darah membaik.

Intervensi Inovasi

Implementasi

17.30 2.8 Merekomendasikan pemantauan nyeri secara mandiri menggunakan teknik relaksasi Benson jika terdapat nyeri. 3.13.Berikan diet jantung yang mendorong klien untuk beristirahat. 1.6 Pantau saturasi oksigen 1.7 Pantau keluhan nyeri dada. intensitas, lokasi, durasi, curah hujan yang mengurangi rasa sakit. 2.6, Memberikan terapi relaksasi Benson Teknik relaksasi Benson untuk mengurangi nyeri 2.1 Identifikasi keluhan. karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas nyeri. 2.2 Identifikasi skala nyeri 2.3 Identifikasi reaksi. 2.4 Identifikasi faktor yang memberatkan dan. 2.5 Mengidentifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup 2.8 Merekomendasikan pemantauan nyeri. Lakukan teknik relaksasi Benson secara mandiri saat Anda kesakitan. 3.13.Pastikan diet jantung yang sesuai. 3. Anjurkan klien istirahat dan tidur 2.9 Kerjasama dalam pemberian analgetik 3.10 Anjurkan tirah baring 3.11 Anjurkan untuk melanjutkan... 3.12 Anjurkan untuk terus menghubungi perawat apabila tanda dan gejala kelelahan tidak mereda.

Evaluasi

Evaluasi Responden 1

Klien menyatakan badannya masih terasa lemas dan lelah - Klien menyatakan nyeri dada sebelah kiri mulai mereda. Klien mengatakan nyeri pada payudara kirinya sudah mulai berkurang dari skala nyeri 4 menjadi skala nyeri 2, durasi nyeri 3 menit - Klien mengatakan nyerinya berkurang setelah melakukan hal tersebut. Klien mengatakan badannya terasa lebih sejuk dan nyaman - Klien mengatakan nyeri dadanya tidak lagi ekstrim.

Klien melaporkan nyeri dada sudah tidak ada lagi dari skala nyeri 2 sampai tidak nyeri. Klien melakukan beberapa aktivitas di tempat tidur - Klien mampu ke toilet dengan bantuan minimal - RR tidak meningkat saat melakukan aktivitas yaitu 22x/menit - O2 tidak terpasang.

Evaluasi Responden 2

Klien melakukan beberapa aktivitas di tempat tidur - Klien dapat ke kamar mandi dengan bantuan minimal - RR tidak meningkat saat melakukan aktivitas yaitu 20x/menit - O2 tidak terpasang.

Evaluasi Responden 3

Pengkajian masalah keperawatan nyeri akut terkait agen kerusakan biologis dari tindakan penulis dapat disimpulkan bahwa pada hari pertama dan kedua perawatan masalah nyeri akut teratasi sebagian, sedangkan pada hari ketiga perawatan masalah nyeri akut teratasi. . karena klien mengatakan nyeri dada sudah hilang. nyeri derajat 2 tidak menjadi nyeri lagi, nyeri berkurang dan hilang setelah dilakukan teknik relaksasi benson dan anda merasa nyaman setelah nyeri hilang. Berdasarkan penjelasan pada tabel diatas, hasil intervensi keperawatan teknik relaksasi benson efektif dalam menurunkan derajat nyeri. Sebelum intervensi (15.35 WIB): Responden pengkajian klien 1, 2, 3 menyatakan nyeri dada saat beraktivitas dan juga saat istirahat, nyeri seperti ditekan, nyeri menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 6, nyeri terasa hilang, a ekspresi wajah hancur muncul.

Responden 1, skala nyeri 6 sampai skala nyeri 5, nyeri berlangsung 10 menit, ekspresi wajah meringis saat timbul nyeri. Responden 2, skala nyeri 6 sampai skala nyeri 4, durasi nyeri 10 menit, ekspresi wajah meringis saat timbul nyeri. Responden 1 : mengatakan nyeri dada kiri saat beraktivitas, nyeri seperti ditekan, nyeri menjalar ke lengan kiri hingga punggung, skala nyeri 5, nyeri dirasakan selama 10 menit datang dan pergi, ekspresi wajah meringis saat nyeri timbul.

Responden 2 mengatakan nyeri dada kiri saat beraktivitas, nyeri seperti ditekan, nyeri menjalar dari lengan kiri hingga punggung, skala nyeri 4, nyeri datang dan pergi selama 10 menit, ekspresi wajah meringis saat nyeri timbul. Responden 3 mengatakan nyeri dada kiri saat beraktivitas, nyeri seperti ditekan, nyeri menjalar dari lengan kiri hingga punggung, skala nyeri 4, nyeri datang dan pergi selama 10 menit, ekspresi wajah meringis saat nyeri timbul. Pasca Intervensi (17.00 WIB): Perawat mengevaluasi hasil intervensi Teknik Relaksasi Benson dengan mengukur skala nyeri: Klien menyatakan nyeri dada kiri mulai berkurang.

Pukul 15.35 perawat melakukan terapi teknik relaksasi Benson secara mandiri selama 15 menit dari responden 1,2,3 Setelah intervensi (16.00 WITA) : Perawat mengevaluasi hasil intervensi teknik relaksasi Benson dengan mengukur skala nyeri : Klien mengatakan dada kiri rasa sakitnya hilang. Responden 3 menyatakan nyeri dada sudah tidak ada lagi, mulai skala nyeri 2 sampai tidak nyeri lagi, ekspresi wajah rileks. Analisis praktik klinis keperawatan jiwa pada klien dengan perilaku kekerasan menggunakan teknik relaksasi Benson untuk menurunkan emosi marah.

Tabel 4.1: Hasil Penurunan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah  dilakukan tindakan Relaksasi Benson
Tabel 4.1: Hasil Penurunan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah dilakukan tindakan Relaksasi Benson

ANALISA SITUASI

PENUTUP

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Nyeri Akut dan Nyeri Kronik  Karakteristik  Nyeri Akut  Nyeri Kronik  Tujuan/
Tabel 4.1: Hasil Penurunan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah  dilakukan tindakan Relaksasi Benson
Tabel 4.2: Hasil Penurunan Tekanan Darah  Sebelum dan Sesudah  dilakukan tindakan Relaksasi Benson
Tabel 4.3: Hasil Penurunan Frekuensi Nadi  Nyeri Sebelum dan  Sesudah dilakukan tindakan Relaksasi Benson
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada klien 2 penulis mengambil diagnosa keperawatan nyeri akut dan defisit pengetahuan karena klien mengeluh nyeri pada sendi kaki dan tangan sejak 1 bulan yang lalu dengan