• Tidak ada hasil yang ditemukan

karya tulis ilmiah - Repository Universitas Perintis Indonesia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "karya tulis ilmiah - Repository Universitas Perintis Indonesia"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), per tahun 2016, sebanyak 1,5 miliar orang (24%) penduduk dunia menderita helminthiasis dan sebanyak 870 juta anak hidup di lingkungan yang penularan cacingnya sangat intensif dan memerlukan pengobatan. Wilayah dengan prevalensi infeksi cacing yang tinggi adalah Asia Tenggara (de Silva et al., 2016). Di Indonesia kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama karena prevalensinya masih tinggi yaitu sekitar 45-65%, bahkan pada daerah tertentu dengan kebersihan lingkungan yang kurang baik, panas dan kelembaban yang tinggi, prevalensi kecacingan dapat mencapai 80% (Ali, 2015).

Cacing kulit banyak ditemukan di daerah lembab, iklim tropis dan subtropis, sehingga telur dan larva cacing lebih mudah berkembang (de Silva et al., 2010; Bethony et al., 2017). Nematoda usus yang menginfeksi kebanyakan orang adalah yang ditularkan melalui tanah atau disebut “Soil Transmitted Helminths (STH)”. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) disebabkan oleh cacing nematoda parasit yang ditularkan melalui tanah sehingga tertular melalui kontak langsung dengan telur atau larva parasit yang berada di dalam tanah pada manusia (Bethony et al., 2017).

Metode natif menggunakan reagen Eosin 2% merupakan salah satu pemeriksaan telur cacing yang paling sederhana dan banyak digunakan. Penggunaan Eosin 2% dapat memberikan warna merah pada telur yang kekuningan dan memisahkan feses dengan feses. Metode preparasi langsung menggunakan Eosin memerlukan banyak reagen dan hanya khusus untuk melihat telur cacing pada feses (Natadisastra, 2009).

Salah satu flora yang dapat digunakan sebagai pewarna dengan khasiat seperti eosin adalah bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L). Bunga kembang sepatu memiliki senyawa aktif golongan flavonoid, saponin dan antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna dan pengawet alami (Sachdewa dan Khemani, 2013). Menurut Agustin dan Ismiati (2015) menyatakan bahwa antosianin pada bunga kembang sepatu dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi kelopak bunga kembang sepatu menggunakan pelarut etanol pekat yang menghasilkan ekstrak pekat yang berwarna merah keunguan.

Pada konsentrasi optimum diperoleh kandungan antosianin sebesar 48,260 mg/25 g kelopak bunga kembang sepatu dengan membaca hasil ekstrak menggunakan alat spektrofotometer pada λ 528 nm. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan ekstrak bunga, sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) sebagai pengganti eosin 2% pada pemeriksaan telur, cacing, cacing tanah.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai bahan bacaan atau sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan variabel lain sebagai pengganti eosin 2%.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Soil Transmitted Helminths (STH)
    • Defenisi
    • Jenis-jenis Soil Transmitted Helminths (STH)
  • Eosin
  • Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L)
    • Morfologi
    • Kandungan Pada Bunga Kembang Sepatu
  • Metode Pemeriksaan Telur Cacing
    • Cara Langsung (Sedian Basah)
    • Cara Tidak Langsung

Cacing betina panjangnya 20-35 cm, ujung belakangnya membulat dan lurus, 1/3 bagian depan tubuhnya terdapat cincin kapsuler. Telur infertil (telur yang tidak dibuahi) dapat ditemukan jika hanya ada cacing betina di usus pasien. Dari trakea, larva menuju ke faring, menimbulkan rangsangan batuk, kemudian dengan tertelan masuk ke kerongkongan, kemudian menuju ke usus halus untuk tumbuh menjadi cacing dewasa.

Proses ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan sejak tertelan hingga menjadi cacing dewasa (Utama, 2008). Pada infeksi berat, terutama pada anak-anak, malabsorpsi dapat terjadi, memperparah malnutrisi karena kurangnya makanan untuk cacing dewasa. Cacing betina memiliki panjang 5 cm, bagian belakang tubuhnya bulat tumpul, dan dapat bertelur per hari.

Ketika manusia menelan telur cacing menular, dinding telur pecah di usus kecil dan larva meninggalkan sekum dan berkembang menjadi cacing dewasa. Dalam sebulan setelah telur infektif masuk ke dalam mulut, cacing menjadi dewasa dan cacing betina mulai bertelur, Trichuris trichura dewasa dapat hidup beberapa tahun di dalam usus manusia (Soedarto, 2016). Bagian anterior cacing dewasa Trichuris trichura akan menyerang mukosa usus besar, merusak pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan.

Bentuk tubuh N.americanus biasanya menyerupai huruf S, cacing betina berukuran 9 x 0,4 mm dan jantan berukuran 7 x 0,3 mm, memiliki sepasang tubuh chitinous, cacing betina dapat bertelur 9000 telur per Bentuk tubuh A. duodenale menyerupai huruf C, cacing betina berukuran 10 x 0,6 mm dan jantan berukuran 8 x 0,5 mm, memiliki dua pasang gigi, cacing betina dapat bertelur 10.000 butir per Eosin adalah larutan yang sering digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dalam upaya mencari protozoa dan telur cacing dan digunakan.

Telur cacing akan lebih terlihat jika feses diwarnai dengan eosin 2% daripada larutan NaCl fisiologis. Kelopak kembang sepatu berkhasiat sebagai obat demam pada anak, obat batuk dan sariawan (Arinaldo, 2011). Pemeriksaan feses dengan metode langsung adalah pemeriksaan dengan mikroskop untuk mendeteksi feses positif bertelur cacing.

Prinsip penyelidikan metode sedimentasi adalah adanya gaya sentrifugal dari centrifuge yang dapat memisahkan suspensi dan supernatan sehingga telur cacing akan mengendap (Fuad, 2012). Prinsip pemeriksaan teknik Kato adalah feses direndam dalam larutan gliserin berwarna hijau, dikeringkan dengan kertas saring dan dibiarkan selama 20-30 menit dalam inkubator dengan suhu 40˚C untuk menetaskan telur cacing dan mendapatkan larva ( Fuad, 2012).

Gambar 2.1 Telur Ascaris lumbricoides (Nadhiasari, 2014)
Gambar 2.1 Telur Ascaris lumbricoides (Nadhiasari, 2014)

METODE PENELITIAN

  • Jenis / Desain Penelitan
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
  • Rancangan Penelitian
    • Bunga Kembang Sepatu
  • Alat dan Bahan
    • Alat
    • Bahan
  • Persiapan dan Pembuatan Reagen
    • Pembuatan Eosin 2%
    • Pembuatan Sari Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L)
    • Pembuatan Larutan Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L) 21
    • Cara Kerja Pemeriksaan Telur Cacing Menggunakan Eosin
    • Cara Kerja Pemeriksaan Telur Cacing dengan Sari Bunga Kembang
  • Analisa Data

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Aquadest, larutan Eosin 2%, Konsentrasi sari bunga kembang sepatu : Aquadest (1:1), Konsentrasi sari bunga kembang sepatu : Aquadest (1:2), Konsentrasi sari bunga kembang sepatu : Aquadest (1 :3) , Sampel tinja (+) Telur cacing yang ditularkan melalui tanah. Untuk perbandingan 1:2 10 tetes sari bunga kembang sepatu 20 tetes aquadest, untuk perbandingan 1:3 10 sari bunga kembang sepatu 30 tetes aquadest. Tanpa pewarnaan Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa pewarnaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu (1:1) memberikan hasil yang hampir mendekati 2% Eosin.

Kualitas pewarnaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu (1:1) dan Eosin 2% memberikan warna dasar yang cerah, bentuk telur yang jernih dan dapat dibedakan dari kotoran. Hasil perbandingan konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L) dengan akuades untuk masing-masing perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa membandingkan konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu dengan akuades memberikan kualitas warna yang berbeda dengan kontrol.

Pewarna alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L) yang menghasilkan komponen utama antosianin yang mengandung warna merah (Sinar Tani, 2010), dan antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang umumnya larut dalam air (Harborne, JB, 2010). Berdasarkan data masukan SPSS yang diuji dengan uji hipotesis Kruskal Wellis atau Mann-U Whitney, diperoleh nilai mean rank yang merupakan cerminan kualitas pewarnaan telur cacing dengan konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu. Hasil uji statistik dengan uji Mann-U Whitney dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L) memberikan kualitas pewarnaan yang berbeda pada kontrol.

Namun berdasarkan nilai mean ranking, kualitas pewarnaan yang paling mendekati eosin 2% (kontrol) adalah pada konsentrasi ekstrak bunga kembang sepatu 1:1 dan 1:2. Pewarnaan alternatif menggunakan ekstrak bunga kembang sepatu dengan konsentrasi 1:1 dan 1:2 menunjukkan hasil yang cukup baik bila diamati secara mikroskopis, background kurang kontras, telur cacing tidak menyerap warna bagian telur yang kurang terlihat. Sari bunga kembang sepatu dapat digunakan sebagai pewarna alami pada pemeriksaan telur STH (Soil Transmitted Helminths), namun hasilnya tidak sebaik eosin.

Ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L) dapat digunakan sebagai pewarnaan alternatif pada pemeriksaan soil-transmitted helminths telur cacing, namun tidak sebaik pewarnaan eosin karena hanya dapat membedakan telur cacing dengan feses dan tidak terserap ke dalam cacing. telur. Kualitas telur cacing Earth Transmitted Helminths menggunakan ekstrak bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinesis L) pada konsentrasi 1:1 dan 1:2 lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi 1:3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menguji ketahanan ekstrak bunga kembang sepatu sebagai warna alternatif pada pemeriksaan telur cacing cacing tanah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh nilai rangking rata-rata yang merupakan cerminan kualitas warna telur cacing melalui konsentrasi sari bunga.

Tabel 4.1 Data hasil Perbandingan Konsentrasi Sari Bunga Kembang Sepatu  Replikasi  Konsentrasi Sari Bunga Kembang
Tabel 4.1 Data hasil Perbandingan Konsentrasi Sari Bunga Kembang Sepatu Replikasi Konsentrasi Sari Bunga Kembang

Pembahasan

Untuk nilai rangking rata-rata yang berbeda dilakukan uji hipotesis apakah perbedaan nilai rangking rata-rata antar perlakuan memberikan kualitas warna yang berbeda nyata atau tidak dengan uji Kruskal-Wallis. Menurut pengamatan, olahan dengan warna kembang sepatu yang diamati tidak membuat mata mudah pedih dan lelah, dari segi biaya tidak mahal, bisa ditemukan di mana-mana, dan juga ramah lingkungan. Pada konsentrasi 1:1 dan 1:2 mereka dapat menodai telur cacing Helminths yang ditularkan melalui tanah dan lebih efektif daripada konsentrasi 1:3 karena zat terlarut lebih melimpah daripada pelarut.

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan pewarna alami lain sebagai pewarna alternatif alami dalam pemeriksaan mikroskopis telur cacing cacing yang ditularkan melalui tanah. 2012 Perbandingan hasil pemeriksaan telur soil-transmitted helminth di dalam tanah menggunakan metode pengapungan Nacl jenuh (Willis) dan metode Suzuki. Identifikasi jenis telur cacing parasit usus pada sapi (Bos sp) dan kerbau (Bubalus sp) di RPH Palembang.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Studi banding morfometri spermatozoa sapi Bali (Bos sondaicus) menggunakan pewarnaan Williams, Eosin, Eosin nigrosin dan formol-saline. 34;Faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi soil-transmitted helminthiasis di Indonesia." Journal of Special Medical Sciences. Faktor risiko infeksi cacing tambang pada anak sekolah (studi kasus kontrol di Desa Rejosari, Karangawen, Demak) (Disertasi Doktor, Universitas Diponegoro) .

Gambar

Gambar 2.2 Cacing Dewasa Ascaris lumbricoides (Nadhiasari, 2014)  4. Siklus Hidup
Gambar 2.1 Telur Ascaris lumbricoides (Nadhiasari, 2014)
Gambar 2.3 Siklus Hidup Ascaris lumbricoides (Budiman, 2012)  5. Patologi dan Gejala Klinis
Gambar 2.4 Telur cacing Trichuris trichiura yang berisi embrio (pembesaran   10 x 40)
+7

Referensi

Dokumen terkait

To purify the air around pedestrians by moving around them From the above functions will work with the Reinforcement Learning concept along with Deep Q Q-value Network [1] [2], AI

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan Kualitas Sediaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminths antara pewarnaan alternatif