PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Bagi Akademik
- Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
- Morfologi dan Karakteristik Mycobacterium Tuberculosis
- Epidemiologi Tuberkulosis di Indonesia
- Patogenesis TB paru
- Gejala Klinis Tuberkulosis
- Diagnosis
- Darah
- Fungsi Darah
- Bagian-bagian Darah
- Kelainan Leukosit Pada Tuberkulosis
- Pemeriksaan Laboratorium
- Prosedur Pengambilan Darah Vena
- Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dan Jumlah Leukosit Secara
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Sampel
- Kriteria Inklusi dan Eklusi
- Pengertian Eklusi
- Variabel Penelitian
- Variabel Bebas(Independent Variabel)
- Prosedur Pengambilan Data
- Pengambilan Data
- Data Sekunder
- Analisis Data
Reaksi imun alami diawali dengan fagositosis basil M. tuberculosis oleh makrofag alveolar, dilanjutkan dengan proses penghancuran kuman. Sesak napas terjadi pada stadium lanjut penyakit, dimana infiltrasi separuh paru-paru. Pemeriksaan BTA dilakukan dengan memeriksa adanya bakteri di berbagai organ tubuh, terutama dengan pemeriksaan sampel dahak, karena tuberkulosis (TB) paling sering menyerang paru-paru.
Volume darah total adalah sekitar 1/12 berat badan atau sekitar 5 liter. Sekitar 55% berupa cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri dari sel darah. Suhu rata-rata darah adalah 38 derajat Celcius dan memiliki pH 7,35-7,45. Beredar melalui sistem pembuluh darah dan berfungsi sebagai penghubung antar organ tubuh, darah membawa oksigen yang diserap dari paru-paru dan nutrisi yang diserap dari saluran gastrointestinal (GI) ke sel-sel tubuh untuk metabolisme sel (Jitowijoyo, 2018). Karbon dioksida yang dihasilkan selama metabolisme dibawa kembali ke paru-paru oleh darah, untuk kemudian dihembuskan.
Sel darah merah adalah sel yang tidak memiliki inti dan hidup selama sekitar 120 hari dan merupakan sel yang paling banyak jumlahnya di dalam darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, berkat adanya hemoglobin yang terkunci di dalam sel darah merah, maka suplai oksigen ke berbagai tempat di dalam tubuh, bahkan yang paling kecil dan terpencil sekalipun, akan terjamin.
Sel darah putih adalah komponen darah yang berperan dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit atau proses metabolisme beracun dan lain-lain. 15 . eosinofil, basofil, limfosit dan monosit) dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh untuk melawan infeksi, termasuk produksi antibodi. Sel darah putih berperan sebagai prajurit tubuh yaitu membunuh dan memakan bakteri/bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh dan sebagai pembawa yaitu mengangkut/membawa lemak dari dinding usus melalui limpa ke pembuluh darah (Lita Ester, 2011).
Pemeriksaan nilai laju endap darah dilakukan dengan metode Westergren Prinsip metode Westergren adalah sejumlah darah ditambahkan natrium sitrat 3,8% dengan perbandingan (4:1), bila dibiarkan dalam posisi tegak selama 1 jam, dengan perbedaan berat jenis antara sel darah dan plasma, sel akan mengendap. Populasi penelitian ini adalah semua orang. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien tuberkulosis paru di RS Kolonel Abundjani Bangko tahun 2020. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit dan nilai laju eritrombotik pasien tuberkulosis paru di RS Kolonel Abundjani Bangko sampel dengan nama sampel 23020.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau merupakan akibat dari variabel bebas Variabel terikat yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :. a) Usia, (b) Jenis Kelamin, (c) Kadar hemoglobin, (d) Jumlah leukosit, (e) Laju sedimentasi darah. Data hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit dan nilai laju endap darah yang terkumpul diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, setelah itu didapatkan nilai rata-rata dari pemeriksaan hematologi rutin pada pasien TB di RS Kolonel Abundjani Bangko.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Survei yang dilakukan di RSU Kolonel Abundjani Bangko menunjukkan bahwa pada kelompok umur <40 tahun terdapat 5 orang dengan persentase 17% perempuan dan 6 orang dengan persentase 20%, dan pada kelompok umur 41-50 tahun terdapat 5 orang dengan persentase 17% perempuan. Tingginya kasus tuberkulosis pada laki-laki disebabkan laki-laki lebih banyak bergerak daripada perempuan, sehingga kemungkinan terpapar lebih besar, dan kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada pasien tuberkulosis paru di RS Kolonel Abundjani Bangko dengan metode automatic hematology analyzer adalah 6,66% normal dan 93,4% anemia, serta nilai rata-rata 10,7 g/dl untuk laki-laki dan 10,24 g/dl untuk perempuan.
Rendahnya kadar Hb pada penderita TB Paru disebabkan oleh malnutrisi atau kekurangan kalori, vitamin, zat besi, yang mempengaruhi daya tahan tubuh penderita. Orang dengan TB paru aktif sering kekurangan gizi dan mengalami defisiensi makronutrien serta penurunan berat badan dan. Hasil pemeriksaan jumlah leukosit di RSUD Kolonel Abundjani Bangko normal 13 orang (43,29%) dan tidak normal (leukositosis) 17 orang (56,61%) dan didapatkan nilai Rearata Jumlah leukosit pria 10,3/ul dan wanita 13,3/ul.
Hasil penelitian nilai laju endap darah pada pasien tuberkulosis di RS Kolonel Abundjani Bangko meningkat 100%. Secara umum, setiap penderita tuberkulosis akan mengalami gejala umum berupa batuk berdahak, batuk darah, lemas, penurunan berat badan, suhu tubuh meningkat, keringat malam, perubahan tampilan jumlah leukosit darah, dan peningkatan laju sedimentasi (ESR) selama lebih dari dua minggu. Hasil penelitian gambaran umum hasil pemeriksaan nilai hemoglobin, jumlah leukosit dan nilai laju endap darah pada pasien tuberkulosis paru di RSU Kolonel Abundjani Bangko sebanyak 30 orang berdasarkan data bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2020, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Berdasarkan umur dan jenis kelamin, kelompok umur >40 tahun terdiri dari 5 perempuan dengan persentase 17% dan 6 laki-laki dengan persentase 20%, pada kelompok umur 41-50 tahun, 5 perempuan dengan persentase 17% dan 1 laki-laki dengan persentase 3%, pada kelompok umur 51-60 tahun, 2 perempuan dengan persentase 7% dan 4 laki-laki dengan persentase 13%, pada kelompok umur > 60 tahun untuk jenis kelamin perempuan tidak kurang dari 1 orang dengan persentase 3% dan untuk laki-laki tidak kurang dari 6 orang dengan persentase 20%. Pemeriksaan jumlah leukosit normal pada 13 subjek (43,29%) dan abnormal (leukositosis) pada 17 subjek (56,61%) dan didapatkan nilai rata-rata jumlah leukosit pada pria 10,3/ul dan pada wanita 13,3/ul. Pemeriksaan nilai laju endap darah meningkat 100% dan didapatkan nilai ESR rata-rata 41 mm/jam untuk laki-laki dan 42 mm/jam untuk perempuan.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai gambaran hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit dan nilai laju endap darah pada pasien tuberkulosis di RS Kolonel Abundjani Bangko. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian tentang gambaran hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit dan laju endap darah pada pasien tuberkulosis dengan sebaik-baiknya. Data pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit dan nilai skala eritrombotik pada pasien tuberkulosis paru rawat inap.
PENUTUP
Saran