Putri febriana W 4313422106/6B
Sebanyak sebih dari 150 kasus keracunan bakteri Salmonella (S.) Typhimurium dari cokelat merek Kinder telah dilaporkan di dunia hingga Rabu, 25 April 2022. Laporan datang dari negara asal produksi yakni Belgia, sampai Amerika Serikat. Sumber kontaminasi ditemukan selama proses pembuatan butter milk, kebersihan pekerja, dan sanitasi peralatan yang buruk di pabrik cokelat di Arlon, Belgia. WHO mencatat bahwa Salmonella dapat melewati seluruh rantai makanan mulai dari pakan ternak, produksi primer, dan sampai ke rumah tangga atau perusahaan dan lembaga layanan makanan. Pada manusia, salmonella umumnya masuk ke tubuh setelah makan makanan yang terkontaminasi asal hewan terutama telur, daging, unggas, dan susu.
Salmonellosis ditandai dengan diare dan kadang disertai muntah, selain juga demam akut, sakit perut, dan mual. Gejala biasanya dimulai antara 6 hingga 72 jam setelah konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, dan bertahan selama dua hingga tujuh hari.
Cara mengatasinya dengan pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah upaya penyelamatan jiwa (life-saving) dan perbaikan gejala. Dehidrasi karena muntah diatasi sambil menghentikan mintah dan diare. Pemberian cairan rehidrasi bukan sekedar mengganti cairan yang telah/ sedang hilang, tetapi juga mengkompensasi defisit elektrolit (natrium, kalium, klorida, magnesium) yang terbawa bersama muntahan dan diare (Alghadeer, et al., 2018).
Penanganan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella sp. selama ini menggunakan antibiotik broad spektrum seperti amoksilin, amoksisilin asam-klavulanat, enrofloksasin, trimetoprim sulfametoksazol, sefalotin, dll. Penggunaan antibiotik harus menjadi perhatian karena memiliki ancaman terjadinya resistensi yang sangat merugikan. (Hafizhah et al., 2021) melaporkan bahwa Salmonella sp. sudah resisten terhadap antibiotik asam nalidiksat, tetrasiklin, amoksilin dan eritromisin. Salah satu upaya pencegahan resistensi adalah dengan dengan penggunaan tanaman obat sebagai alternatif. Daun bandotan (Ageratum conyzoides) yang dipercaya oleh masyarakat secara empiris sebagai obat, flu, demam, diare, radang usus (Sugara et al., 2016).
Putri febriana W 4313422106/6B
Daftar pustaka
Alghadeer, S., Alrohaimi, M., Althiban, A., Kalagi, N. A., Balkhi, B., & Khan, A. A. (2018). The patterns of children poisoning cases in community teaching hospital in Riyadh, Saudi Arabia. Saudi Pharmaceutical Journal, 26(1), 93–97.
Hafizhah, R, Muthmainah, N, Biworo, A. 2021. Literatur review: pola kepekaan Salmonella typhi terhadap antibiotik pada pasien dewasa. Jurnal Homeostasis 4(3), 773-784.
Sugara, T.H., Irawadi, T.T., Suprapto, I.H., Hanafi, M., 2016. Uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun tanaman bandotan (Ageratum conyzoides L). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina 1(1):
88-96.