• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KATA PENGANTAR "

Copied!
101
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengadaan barang dan jasa secara elektronik dapat menjadikan segalanya lebih efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Dapat dilihat kembali bahwa korupsi dalam kasus pengadaan barang dan jasa banyak terjadi di kementerian/lembaga.

Rumusan Masalah

Untuk mengetahui ketepatan tujuan penerapan e-procurement pada pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Luwu Utara. Untuk mengetahui keakuratan lingkungan penerapan e-procurement dalam pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Luwu Utara.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada civitas akademika mengenai pengadaan barang dan jasa secara elektronik (E-Procurement). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih kepada kantor pelayanan pengadaan elektronik mengenai penyelenggaraan barang dan jasa elektronik (E-Procurement) di Kabupaten Luwu Utara.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-procurement mempunyai peran dalam menekan kecurangan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah daerah di Pulau Lombok. Koordinasi lintas sektoral antara pemerintah daerah dan aparat penegak hukum diperlukan untuk mendukung peran e-procurement dalam upaya mencegah kecurangan dalam pengadaan barang/jasa.

Konsep Implementasi

Engström et al., (2009) juga mendefinisikan pengertian e-procurement sebagai proses pemesanan barang dan jasa secara elektronik. Dan dalam hal ini pemerintah mampu menyelesaikan permasalahan yang ingin diselesaikannya dalam rangka pengadaan barang dan jasa di Luwu Utara. Dan sesuai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya, agar dapat berjalan sesuai prosedur yang ada pada Kantor Pelayanan Pengadaan Kabupaten Luwu Utara.

Peneliti diambil dari lingkungan di Kantor Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan kutipan wawancara informan mengenai indikator Peraturan Pelaksana, dapat dipahami bahwa sejak awal penerapan program E-Reporting, Dinas Pengadaan Barang dan Jasa sudah rutin melaksanakannya. Dan sesuai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya, agar dapat berjalan sesuai prosedur yang ada pada Kantor Pelayanan Pengadaan Kabupaten Luwu Utara.

Penerapan Pengadaan Secara Elektronik Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa Pada Bagian Pelayanan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah (Blpbj) Sekretariat Daerah Kota Makassar. Efektifitas Electronic Procurement Dalam Pengadaan Barang/Jasa (Studi Tentang Penerapan Electronic Procurement Dalam Pengadaan Barang/Jasa Di Kabupaten Bojonegoro).

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir  F.  Fokus Penelitian
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir F. Fokus Penelitian

Defenisi E-Government

Pengertian E -Procrument

Kerangka Pikir

Penyelenggaraan Pengadaan Secara Elektronik dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mewujudkan tata kelola yang baik melalui pengadaan barang dan jasa yang bebas korupsi dan korupsi. Dalam penelitian tentang implementasi e-procurement, untuk mengetahui seberapa baik implementasi e-procurement berjalan, penulis memfokuskan 4 indikator dalam Implementasi E-Procurement pada Pengadaan Barang dan Jasa di Kabupaten Luwu Utara dengan menggunakan Teori Matriks Matland (Alamsyah, 2016) yaitu Ketepatan Kebijakan, Ketepatan Implementasi, Ketepatan Sasaran dan Ketepatan Lingkungan; Dengan demikian, keempat indikator yang diterapkan mempunyai hubungan yang sangat erat.

Fokus Penelitian

Deskripsi Fokus Penelitian

Aktor yang melaksanakan kebijakan tersebut tidak hanya pemerintah tetapi juga didukung oleh masyarakat mengikuti prosedur yang ada pada Kantor Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Luwu Utara, dan terdapat tiga lembaga yang dapat menjadi pelaksana yaitu pemerintah, pemerintah-masyarakat. kerjasama/swasta, atau penerapan kebijakan privatisasi, sehingga pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Luwu Utara dapat berjalan dengan baik. Akurasi berkaitan dengan tiga hal, sasaran intervensi konsisten dengan yang direncanakan atau direncanakan oleh pemerintah Kabupaten Luwu Utara, dan tidak ada tumpang tindih dengan intervensi lain, atau konflik dengan intervensi kebijakan lainnya. Terdapat dua lingkungan yang paling menentukan, yaitu Lingkungan Kebijakan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara itu sendiri, yaitu interaksi antar lembaga yang merumuskan kebijakan pengadaan barang dan jasa.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Jenis dan TipePenelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi yang didukung dengan data kualitatif sebagai upaya peneliti mengungkap fakta atau kenyataan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan e-procurement di Kabupaten Luwu Utara.

Sumber Data

Informan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Profil Kantor Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Luwu Utara. Kabupaten Luwu Utara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di Pulau Sulawesi. Kantor Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa Luwu Utara bertugas melakukan pengadaan barang dan jasa secara elektronik khusus untuk instansi di Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan penggalan wawancara di atas mengenai indikator Keputusan Pelaksana, dapat dipahami bahwa Kantor Pengadaan Barang dan Jasa melakukan komunikasi aktif masing-masing dengan internal kantor dan juga dengan eksternal kantor.

Berdasarkan kutipan wawancara informan di atas tentang Keputusan Pelaksanaan, maka dapat dipahami bahwa dukungan dari pihak eksternal kepada Dinas sangat penting dan juga internal dari Kantor dalam pelaksanaan Program E-Procurement dalam pengadaan barang dan jasa. pelayanan di Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan kutipan wawancara di atas mengenai Indikator Sasaran, dapat dipahami bahwa perencanaan Kantor Pengadaan Barang dan Jasa secara keseluruhan belum maksimal karena server LPSE masih dikuasai oleh layanan KOMINFO, menyatakan tidak sendirian. padahal itu sudah berlangsung lama. Berdasarkan kutipan wawancara informan di atas mengenai Indikator Sasaran, maka dapat dipahami bahwa Kebijakan E-Procurement berkaitan dengan kebijakan lain seperti pengadaan barang yang akan dilakukan oleh Dinas di Kabupaten Luwu Utara sehingga hal ini dapat dilakukan. -Kebijakan pengadaan terbantu, sesuai dengan hasil observasi di lapangan yang peneliti amati.

Kemudian kesimpulan umum terkait wawancara informan di atas mengenai penetapan tujuan adalah perencanaan Kantor Pengadaan Barang dan Jasa secara keseluruhan belum maksimal karena server LPSE masih terkendali. Berdasarkan kutipan wawancara di atas mengenai indikator Ketentuan Lingkungan Hidup, dapat dipahami bahwa Pengadaan Secara Elektronik dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari kantor LPSE atau Pengadaan Barang dan Jasa, dan yang terpenting didukung oleh pihak eksternal seperti adalah para penggunanya. agar Pengadaan Secara Elektronik dapat berjalan sebagaimana diharapkan. Kantor Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Luwu Utara melakukan komunikasi aktif dengan kantor internal dan juga dengan kantor eksternal yaitu pengguna Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai penerapan E-Procurement pada pengadaan barang dan jasa di wilayah Kabupaten Luwu Utara, penerapannya sudah cukup baik, namun secara umum belum bisa dikatakan efektif. . Pelaksana keputusan tersebut, Kantor Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Luwu Utara melakukan komunikasi aktif dengan kantor internal dan juga dengan kantor eksternal yaitu pengguna Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik. Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas selesainya skripsi yang berjudul “Implementasi E-Procurement Dalam Pengadaan Barang dan Jasa di Kabupaten Luwu Utara”.

Gambar 2.4: Struktur organisasi kantor bagian layanan pengadaan barang dan  jasa di Kabupaten Luwu Utara
Gambar 2.4: Struktur organisasi kantor bagian layanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Luwu Utara

Teknik Analisis Data

Teknik Pengabsahan Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Hasil Penelitian

Berdasarkan kutipan wawancara di atas mengenai indikator ketepatan kebijakan, dapat dipahami bahwa Luwu Utara menerapkan kebijakan berbasis e-based mulai tahun 2007 dengan melakukan program sosialisasi atau pelatihan e-procurement barang dan jasa, hingga saat ini hasilnya adalah pelaksanaannya telah sesuai dengan harapan dan tujuan program, hal. Hal ini sesuai dengan hasil observasi lapangan yang peneliti amati. Berdasarkan kutipan wawancara informan di atas mengenai indikator Keputusan Pelaksana dapat dipahami bahwa sebagai pihak pengguna barang dan jasa sangat mendukung program Pengadaan Secara Elektronik karena pada awalnya Dinas Pengadaan Barang dan Jasa melakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan agar pengguna lebih memahami prosedur atau mekanisme penggunaan sistem E. - Pengadaan. Kemudian kesimpulan umum dari wawancara informan diatas mengenai Keputusan Pelaksana adalah Kantor Pengadaan Barang dan Jasa melakukan komunikasi aktif dengan internal kantor dan juga dengan eksternal kantor yaitu pengguna Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik.

Berdasarkan kutipan wawancara informan di atas mengenai indikator penetapan target, dapat dipahami bahwa selama penerapan kebijakan e-procurement sudah baik, namun masih terdapat tindakan kepuasan atau kolusi pejabat pada saat pembelian barang dan jasa. jasa. Office dialami oleh pengguna yang membutuhkan pemantauan lebih ketat terkait permintaan pembelian, yang lebih adil. Berdasarkan kutipan wawancara informan di atas mengenai peraturan lingkungan hidup, maka dapat dipahami bahwa program e-procurement berjalan karena adanya antusiasme dari sumber daya manusia di Kantor LPSE atau Kantor Pengadaan Barang dan Jasa yang mendukungnya dan juga pihak eksternal. pengguna yang bersemangat mempelajari penerapan program ini dengan mengikuti kegiatan sosialisasi atau pelatihan yang diadakan oleh kantor. Berdasarkan kutipan wawancara informan di atas mengenai indikator peraturan lingkungan hidup, dapat dipahami bahwa selain sumber daya manusia yang terlibat di kantor LPSE dan kantor pembelian barang dan jasa, pihak eksternal, pengguna e-procurement, juga memerlukan dukungan mengenai Sarana dan Prasarana yang harus diperbarui, seperti pembaruan server yang masih dalam proses. Diambil alih oleh KOMINFO, kantor kami ingin berdiri sendiri dan memiliki kantor sendiri agar penerapan kebijakan tersebut dapat sejalan dengan harapan dan tujuannya.

Kemudian, kesimpulan umum dari wawancara dengan narasumber mengenai peraturan lingkungan hidup di atas adalah bahwa e-procurement terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari kantor LPSE atau pengadaan barang dan jasa pemerintah, yang terpenting adalah dukungan dari pihak eksternal seperti pengguna. , baik e-procurement dapat berjalan sesuai harapan. Penentuan sasaran, perencanaan kantor pengadaan barang dan jasa secara keseluruhan belum maksimal, karena server LPSE masih menguasai layanan KOMINFO, tidak berdiri sendiri, walaupun sudah lama bekerja, namun mendalam. Dan peraturan lingkungan hidup, e-procurement terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari LPSE atau Kantor Pengadaan Umum, dan yang terpenting didukung oleh pihak eksternal seperti pengguna, sehingga e-procurement berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Perlu adanya perbaikan kualitas pelaksanaan aturan panitia pengadaan barang dan jasa secara online agar dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal sesuai dengan tujuan E-procurement.

Tabel 2.4 data hasil Tata Laksana E-procurement
Tabel 2.4 data hasil Tata Laksana E-procurement

Pembahsan

PENUTUP

Kesimpulan

Selain sumber daya manusia terkait di Kantor LPSE dan Kantor Pengadaan Barang dan Jasa, pihak eksternal pengguna e-procurement juga memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang perlu diperbarui, seperti update server yang masih diambil alih oleh KOMINFO Kantor kami ingin berdiri sendiri dan memiliki kantor sendiri agar penerapan kebijakan tersebut sesuai dengan harapan dan tujuan mereka. Rekrutmen tenaga ahli (sumber daya manusia yang kompeten, jujur, dan adil) harus diutamakan pada proses rekrutmen dan pembentukan komisi pelaksanaan pengadaan secara elektronik. Sebaiknya dalam pelaksanaan e-procurement, monitoring dan evaluasi harus lebih ditingkatkan agar terlaksana dengan baik dan sejalan dengan tujuan e-procurement itu sendiri.

Anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Masdari dan Salma ini mempunyai dua kakak laki-laki bernama Muhammad Risal, S.IP dan Erwin, Sarjana SKM menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 093 Pandak Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara dan lulus pada tahun 2011 lalu melanjutkan pendidikannya di SMPN 2 Masamba lulus pada tahun 2014 dan melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya di SMAN 1 Masamba jurusan IPA lulus pada tahun 2017. Pada tahun 2017 peneliti melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi khususnya Universitas Muhammadiyah Makassar pada studi Ilmu Administrasi Publik program, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam Politik.

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir  F.  Fokus Penelitian
Gambar 2.4: Struktur organisasi kantor bagian layanan pengadaan barang dan  jasa di Kabupaten Luwu Utara
Gambar 3.4: Alur Tata Laksana E-procurement di Kabupaten Luwu Utara  Tata  laksana  E-Procurement  dimulai  E-Tendering  yakni  cara    pemilihan  pemasok  yang  dilakukan  secara  terbuka  dan  dapat  diikuti  oleh  semua  pemasok  yang  terdaftar  pada
Tabel 2.4 data hasil Tata Laksana E-procurement
+2

Referensi

Dokumen terkait

Table 5.2.1: Annual Environmental Report Condition or table if relevant Parameter Format or form - Summary of any failure or malfunction of any pollution control equipment and