• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KATA PENGANTAR "

Copied!
93
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI

Pengertian Remaja

Mereka menerima kekerasan seperti ini karena tidak punya harga diri yang tinggi, sehingga tidak bisa berkata: kalau saya jelek, kenapa kamu masih bersama saya? Harga diri menjelaskan gambaran atau penilaian positif seseorang terhadap diri sendiri, evaluasi global terhadap diri sendiri. Harga diri yang rendah seringkali menjadi kendala individu dalam berinteraksi dengan teman sebayanya.

Berdasarkan beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian diri yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri, yang menyadarkan hubungannya dengan orang lain. Aspek harga diri secara lebih rinci terdiri dari empat aspek yang dikemukakan oleh Coopersmith (dalam Ghufron 2014), yaitu:. Harga diri dalam perkembangannya dibentuk oleh hasil interaksi individu dengan lingkungannya serta penilaian, penerimaan dan pemahaman orang lain terhadap dirinya. Beberapa faktor mempengaruhi harga diri, antara lain:

Menurut Coopersmith (1967), individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi, mempunyai nilai kecerdasan yang lebih baik dan selalu berusaha keras. Coopersmith (1967) menemukan hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi badan serta harga diri. Individu dengan kondisi fisik menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan individu dengan kondisi fisik kurang menarik.

Coopersmith (1967) meyakini bahwa perilaku adil, memberikan kesempatan untuk aktif dan pendidikan demokratis akan memberikan anak harga diri yang tinggi. Dalam hal ini Savary (dalam Ghufron 2014) mengamini bahwa keluarga berperan dalam menentukan perkembangan harga diri anak. Klass dan Hodge (dalam Ghufron 2014) berpendapat bahwa pembentukan harga diri dimulai dari seseorang menyadari apakah dirinya berharga atau tidak.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri harga diri adalah ciri-ciri harga diri yang tinggi dan ciri-ciri harga diri yang rendah. Ciri-ciri individu yang memiliki harga diri tinggi sangat berbeda dengan pelaku kekerasan dalam pacaran. Remaja dengan citra diri positif mempunyai kemampuan sosialisasi dan adaptasi yang baik, sehingga dapat diterima di lingkungan barunya.

Harga diri merupakan suatu hal yang sangat penting karena merupakan evaluasi diri yang komprehensif (Santrock, 2003). Harga diri yang tinggi dapat berupa persepsi yang akurat dan masuk akal mengenai nilai diri sendiri sebagai individu serta prestasi dan keberhasilan yang dicapai, namun dapat juga berupa agresi, kebesaran, dan rasa superioritas yang berlebihan terhadap orang lain. Demikian pula, harga diri yang rendah dapat mencerminkan persepsi yang akurat tentang kelemahan seseorang atau juga dapat mewakili rasa tidak aman dan rasa rendah diri yang patologis.

Ada empat aspek harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (dalam Ghufron 2014), yaitu kepentingan diri sendiri, kekuatan individu, kebajikan, kemampuan.

Aspek-asper Perkembangan Pada Remaja

Kekerasan Dalam Pacaran

  • Pengertian Kekerasan Dalam Pacaran
  • Aspek-Aspek Kekerasan Dalam Pacaran
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekerasan Dalam Pacaran
  • Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Pacaran

Menurut Murray (2007), kekerasan dalam pacaran adalah penggunaan taktik kekerasan dan tekanan fisik yang disengaja untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan atau kendali atas pasangan. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa kekerasan dalam pacaran adalah segala perilaku yang bertujuan untuk merugikan pasangan dalam suatu hubungan baik secara fisik maupun verbal sehingga merugikan orang lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kekerasan pasangan intim adalah segala jenis tindakan yang mengandung unsur kekerasan, baik kekerasan fisik, seksual, atau psikis, yang terjadi dalam suatu hubungan, baik dilakukan di depan umum maupun di tempat umum. pribadi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kekerasan dalam pacaran meliputi dominasi, penyalahgunaan ekspektasi, mengalami konflik atau krisis, dan mengalami pelecehan seksual. Studi yang dilakukan di Brazil, Afrika dan Indonesia menunjukkan bahwa kekerasan dalam pacaran biasanya dilakukan oleh laki-laki, yang sering melihat ibunya mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, Borsary & Carey (dalam Roudsary, Leahy & Walters, 2009) menggunakan ukuran konsumsi alkohol sekali seminggu untuk memprediksi pelaku kekerasan dalam pacaran.

O’Kefee (2005) mengatakan bahwa semakin kurangnya kepuasan dalam hubungan, semakin banyak konflik yang terjadi dalam hubungan maka akan meningkatkan kejadian kekerasan dalam pacaran. Mengalami kekerasan yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan menjadi pelaku kekerasan dalam pacaran baik laki-laki maupun perempuan (Malik dalam O'Kefee, 2005). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan dalam pacaran pada remaja adalah faktor individu, riwayat kekerasan dalam keluarga, gangguan kepribadian, faktor hubungan dan faktor komunitas.

Menurut Women's Journal (dalam Setyawati 2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan kekerasan dalam suatu hubungan, yaitu: a. Bisa jadi model yang diperoleh sejak masa kanak-kanak tidak sesuai dengan model yang normal atau standar, maka akan muncul perilaku seperti kekerasan dalam pacaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan dalam pacaran adalah sebagai berikut: pola pendidikan dan lingkungan keluarga yang tidak menyenangkan, kelompok teman sebaya, media massa, kepribadian dan peran gender.

Menurut Murray (2009), kekerasan dalam pacaran terdiri dari tiga bentuk, yaitu kekerasan verbal dan emosional, kekerasan seksual, dan kekerasan fisik. Korban kekerasan dalam pacaran cenderung tidak mempunyai waktu untuk beraktivitas bersama teman atau mengurus keperluan sendiri karena selalu menghabiskan waktu bersama pacarnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan dalam berpacaran terdiri dari tiga bentuk, yaitu ancaman yang dilakukan pasangan terhadap pacar dengan kata-kata atau ekspresi wajah (verbal dan emosional), pemaksaan untuk melakukan aktivitas seksual atau menghubungi orang terdekat.

Self Esteem

  • Pengertian Self Esteem
  • Aspek-Aspek Self Esteem
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Esteem
  • Karakteristik self esteem

Orang yang mempunyai harga diri positif akan menerima dan menghargai dirinya apa adanya dan tidak cepat menyalahkan diri sendiri atas kekurangan dan ketidaksempurnaannya, selalu merasa puas dan bangga dengan hasil pekerjaannya sendiri serta selalu yakin dalam menghadapi berbagai tantangan. Harga diri seorang anak mungkin mencerminkan keyakinan bahwa ia menarik atau pintar, namun keyakinan ini belum tentu akurat. Oleh karena itu, harga diri yang tinggi dapat berupa persepsi yang akurat dan masuk akal mengenai nilai diri sendiri sebagai individu serta prestasi dan keberhasilan yang dicapai, namun dapat juga berupa sikap agroganisme, keagungan, dan rasa superioritas yang berlebihan terhadap orang lain.

Koswara (1991) menyatakan bahwa harga diri yang terpuaskan pada diri individu akan menimbulkan sikap percaya diri, rasa bangga dan berharga, rasa berkuasa, rasa mampu, dan rasa berguna. Pendapat tersebut senada dengan penelitian Coopersmith (1967) yang membuktikan bahwa harga diri perempuan lebih rendah dibandingkan harga diri laki-laki. Sedangkan menurut Coopersmith (1967), ada beberapa perubahan harga diri yang dapat dijelaskan melalui konsep kesuksesan, nilai, aspirasi dan mekanisme, pertahanan kesuksesan dapat terjadi dengan pengalaman diri terhadap lingkungan, kesuksesan dalam bidang tertentu. , persaingan dan nilai-nilai yang baik.

Selain itu Branden (dalam Ghufron 2014) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi harga diri di lingkungan kerja ada banyak dimensi pekerjaan, seperti kepuasan kerja, pendapatan, rasa hormat dari orang lain, dan promosi atau promosi. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut secara umum dapat kita pahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal seperti jenis kelamin, kecerdasan, kondisi fisik individu, dan faktor eksternal seperti lingkungan sosial, sekolah, dan keluarga. . Individu dengan harga diri rendah mempunyai ciri-ciri seperti perasaan rendah diri, takut gagal dalam hubungan sosial, dipandang putus asa dan tertekan, perasaan terisolasi, kurang mampu mengekspresikan diri, perasaan rendah diri, dan kecenderungan minder. . penolakan, sehingga individu dengan harga diri rendah rentan mengalami kekerasan dalam pacaran karena sulit mengendalikan amarah dan mengekspresikan emosinya.

Sedangkan individu yang memiliki harga diri yang tinggi mempunyai ciri-ciri menerima kritik dengan baik, tidak egois, percaya diri terhadap keterampilan dan kemampuannya, mudah beradaptasi, dan menghargai diri sendiri apa adanya sehingga menjadi individu yang baik. Dengan membangun hubungan dengan lawan jenis, individu dapat mengomunikasikan perasaannya dengan lebih baik dan dapat mengontrol tampilan perasaan atau perilaku negatif ketika sedang dalam keadaan emosional, sehingga kekerasan dalam pacaran dapat dihindari. Mengenai hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan antara harga diri dengan kekerasan dalam pacaran pada remaja dengan asumsi semakin tinggi harga diri maka semakin rendah pula kekerasan dalam pacaran dan sebaliknya maka harga diri akan semakin rendah. kekerasan dalam pacaran yang lebih tinggi.

Hubungan Kekerasan Dalam Pacaran dengan Self Esteem

Kerangka Konseptual

Hipotesis

Metode penelitian adalah tata cara atau metode yang digunakan dalam suatu penelitian untuk membahas permasalahan yang dihadapi terlebih dahulu dari hal-hal yang berkaitan dengan penelitian itu.

Tipe Penelitian

Identifikasi Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Subjek Penelitian

  • Populasi
  • Sampel

Teknik Pengumpulan Data

Saya memberikan dukungan kepada pacar saya agar cita-citanya dapat tercapai dan sukses di masa depan. Aku menenangkan diri untuk menekan emosiku agar aku tidak membentak pacarku.

Validitas dan Reliabilitas

  • Validitas
  • Reliabilitas

Analisis Data

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Analisis Data dan Hasil Penelitian

Pembahasan

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Distribusi Penyebaran Butir-Butir Pernyataan Skala Kecerdasan Moral

Referensi

Dokumen terkait

Individu yang memiliki self esteem cukup tinggi besar kemungkinan mempunyai peluang lebih besar untuk mengungkapkan informasi terkait diri sendiri yang bersifat

viii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah citra merek akan memiliki efek positif terhadap persepsi harga, kepercayaan, persepsi nilai dan niat