• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERAGAMAAN NABI MUSA DALAM AL-QUR'AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEBERAGAMAAN NABI MUSA DALAM AL-QUR'AN"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

Kisah Nabi Musa adalah salah satu kisah yang banyak diceritakan dalam al-Quran. Selain itu, al-Quran juga menjelaskan tentang kewajipan mengeluarkan zakat serta perintah kepada Nabi Musa untuk berpuasa.

Konsonan Tunggal

Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap ةدّدعتم

Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t

Vokal Pendek __َ

Vokal Panjang 1

Vokal Rangkap 1

Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof

Kata Sandang Alif + La>m

Huruf Besar

Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya

Latar Belakang Masalah

Kewujudannya tidak akan terlepas dari peranan seorang nabi yang dibawanya kepada seluruh umat manusia, seperti Nabi Muhammad yang membawa al-Quran dan Nabi Musa yang membawa Taurat. Kitab dan peranan Nabi Musa juga disebut dalam al-Quran, kecuali tidak ada ayat yang secara khusus menjelaskan keimanan Nabi Musa. Ayat-ayat yang menjelaskannya tersenarai dalam ayat-ayat yang membicarakan tentang watak Nabi Musa sebagai tokoh peribadi yang paling banyak disebut dalam al-Quran.

Selain itu Al-Qur'an juga menyebutkan perintah Nabi Musa untuk melepas sandalnya ketika menghadap Allah, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Dari penjelasan singkat ayat Al-Qur'an di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keberagaman Rasulullah Musa yang diriwayatkan dalam Al-Qur'an, selain itu belum ada penelitian yang khusus membahas keberagaman Rasulullah Musa. dalam bab tertentu. Nabi Musa selama ini lebih dikenal sebagai nabi Taurat bagi bani Israel.

Namun karena banyak ayat yang memuat dan atau merujuk pada Nabi Musa, maka penelitian ini dibatasi pada ayat-ayat yang merujuk pada Nabi Musa saja. Membatasi kajian pada ayat-ayat yang berbicara tentang keberagaman Nabi Musa bertujuan untuk mempersempit ruang lingkup penelitian ditinjau dari objek penelitiannya. Jadi yang menjadi objek penelitian ini adalah ayat-ayat yang berbicara tentang keberagaman Nabi Musa, bukan semua ayat yang berbicara tentang Nabi Musa.

Rumusan Masalah

Fokus penelitian ini adalah pada pertanyaan bagaimana keyakinan, ibadah dan amalan yang diajarkan Nabi Musa kepada umatnya pada masa kepemimpinannya. Hal ini untuk memperoleh informasi dan dalil yang lebih rinci mengenai hal-hal yang dibicarakan berkaitan dengan masalah agama Nabi Musa. Selain persoalan keimanan, aspek hukum Nabi Musa menjadi persoalan lain yang dibahas dalam kajian ini.

Contohnya, apakah hukum Nabi Musa, apa yang dilakukan baginda dalam melaksanakan syariatnya, dan ke arah mana baginda berkiblat ketika solat. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji sikap atau perilaku keagamaan yang tercermin dalam akhlak Nabi Musa as, seperti apa saja keutamaan Nabi Musa dan apa saja teladan Nabi Musa yang baik.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan sedikit sumbangan terhadap wacana pengajian al-Qur'an tentang religiusitas Nabi Musa a.s. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang kepercayaan dan amalan para nabi, yang dalam hal ini adalah Musa. Nabi-nabi sebelum dan sesudah Nabi Musa dari Nabi Ibrahim hingga Nabi Isa bahkan hingga Nabi Muhammad juga diperintahkan dan diajar untuk mengerjakan solat, puasa dan ibadat-ibadat yang lain.

Penelitian ini juga dapat mengetahui lebih jauh tentang keberagaman Nabi Musa dari informasi yang ada di dalam Al-Qur'an, sehingga nantinya akan memudahkan pembaca untuk membandingkannya dengan kitab suci lainnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya terkait Nabi Musa. Kegunaan penelitian ini juga untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada penyelesaian studi sarjana pada Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Telaah Pustaka

Fokus kajian adalah untuk menerangkan secara deskriptif kisah dari kelahiran hingga kewafatan Nabi Musa. Selanjutnya, kajian Nabi Musa juga dibincangkan dalam tulisan tersendiri, seperti tulisan H}a>'i> 'Ali> Sya'ba>n dalam kitabnya yang bertajuk Mu>sa>. Alaih al-Sala>m.8 Kitab ini menerangkan perjalanan hidup Nabi Musa sejak dilahirkan, ketika diangkat menjadi rasul, hingga kewafatan baginda.

Karya lain yang turut memberikan maklumat tentang Nabi Musa ialah artikel oleh Sulaima>n bin Qa>sim bertajuk “Da’wat Mu>sa> ‘Alaih al-Sala>m li>- Fir’aun fi> al- Qur'a> n al-Kari>m". Kuni lebih menekankan bentuk dialog antara Nabi Musa dengan Tuhan dan kepelbagaian dialog dalam peristiwa yang berbeza. Beberapa kajian ini mendedahkan kisah Nabi Musa yang tercatat dalam al-Quran. dari bahagian tertentu, seperti dialog dia dengan Tuhan dan dengan nabi Khidir, Samiri, serta dialog dan dakwah kepada Firaun.

Banyaknya karya yang membahas Nabi Musa menunjukkan bahwa kisah Nabi Musa yang diceritakan dalam Al-Qur'an akan terus dipelajari. Faktor yang berbeda dan cara pandang yang berbeda memperluas cakupan kajian Nabi Musa. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada aspek yang berkaitan dengan keimanan, syariah dan perilaku nabi Musa, dengan subbab tersendiri.

Metode Penelitian

Sumber sekunder yang digunakan untuk mencapai kelengkapan dan keunggulan dalam penelitian ini adalah sumber yang tidak berkaitan langsung dengan topik atau objek penelitian, yaitu bahan pustaka yang banyak mengkaji Nabi Musa, misalnya yang berkaitan dengan perjalanan hidupnya, buku hadis, ensiklopedi. atau kamus. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: Pertama, mencari ayat-ayat yang merujuk pada Nabi Musa dengan bantuan kitab al-Mu'jam al-Mufahras li „Alfa>z} al-Qur'a>n .19 Buku ini memudahkan penulis mengidentifikasi ayat-ayat yang berkaitan dengan Nabi Musa. Selain menggunakan buku, penulis juga menggunakan program CD Room al-Qur'an al-Ba>hits, karena secara teknis memudahkan penulis dalam mencari dan mengolah data.

Metode yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Selain itu, penulis juga menganalisis data dalam bentuk penilaian atau sekedar komentar sebagai tanggapan atau dengan memilah definisi satu dengan definisi lainnya untuk memperoleh kejelasan mengenai permasalahan yang diteliti.

Sistematika Pembahasan

Berikut ini disajikan tinjauan pustaka untuk melihat perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dan dilanjutkan dengan metode penelitian dan diakhiri dengan pembahasan yang sistematis. Pembahasan pada bab kedua ini terbagi menjadi tiga subbab, subbab pertama membahas tentang silsilah Nabi Musa yang menjelaskan keturunan Nabi Musa hingga Nabi Adam. Subbab kedua membahas tentang kelahiran dan kehidupan Nabi Musa, dan subbab ketiga membahas tentang pengangkatan Nabi Musa sebagai nabi.

Paparan dalam bab ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pandangan yang cukup tentang Nabi Musa secara keseluruhan. Subbab pertama memaparkan ayat-ayat agama Nabi Musa yang merangkumi sisi iman iaitu iman kepada Allah, kitab, hari kiamat dan takdir Allah. Kemudian, sub bab kedua membahas tentang syariah Nabi Musa sebagai penerapan keimanannya, sedangkan sub bab terakhir menggambarkan perilaku Nabi Musa atau akhlaknya.

Selain itu, penulis juga mencoba menganalisis, baik dalam bentuk evaluasi, klasifikasi atau sekedar komentar. Kesimpulan berisi pemaparan singkat hasil penelitian yang merupakan jawaban atas pertanyaan pokok yang terdapat dalam rumusan masalah, sedangkan usulan merupakan saran atau saran.

KESIMPULAN

Hal lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an adalah tentang keberagaman atau perilaku keagamaan Nabi Musa. Beberapa penjelasan Al-Qur'an mengenai permohonan Nabi Musa agar diberikan kesempatan bertemu Allah menunjukkan bahwa keimanan Nabi Musa mengalami pasang surut. Selain itu, keimanan Nabi Musa juga terlihat saat beliau mengambil kitab tersebut untuk diserahkan kepada umatnya.

Beberapa istilah yang digunakan oleh al-Qur’an dalam merujuk kepada kitab yang diterimanya pada hakikatnya mempunyai pengertian yang sama, yaitu kitab sebagai sesuatu yang menjadi penjelasan dan petunjuk baginya dan. Syariat Nabi Musa adalah sama dengan syariat umat Islam sekarang iaitu menanggalkan sandal dan menghadap kiblat ketika solat. Di samping itu, Al-Quran juga menjelaskan tentang kewajipan membayar zakat, perintah kepada Nabi Musa tentang puasa.

Nabi Musa sentiasa mengajar umatnya supaya sentiasa mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Lebih-lebih lagi sebagai manusia, Nabi Musa juga melakukan kesilapan, seperti ketika marah kepada kaumnya dan tidak segan silu.

SARAN

Apabila mereka ditimpa kesusahan, mereka menyalahkan Nabi Musa dan orang-orang yang bersamanya. Artinya: Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatan mereka dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, mereka berkata, "Sesungguhnya jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang rugi". Maksudnya: Musa berkata, “Wahai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya sahaja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.”.

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun kitab Taurat dan penjelasan serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. 34; Berpegang teguhlah kamu kepadanya dan katakanlah kepada kaummu supaya memelihara (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya; kemudian Aku akan menunjukkan kepadamu negeri orang jahat. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.

Artinya: Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestin) yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan janganlah kamu lari ke belakang (kerana takut akan musuh), maka jadilah kamu orang-orang yang rugi. Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya di negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sehingga mereka keluar daripadanya. Katakanlah dua orang di antara orang-orang yang bertakwa yang Allah telah memberi nikmat kepada keduanya: "Berserah diri. . mereka melalui pintu (kota), maka sesungguhnya kamu akan menang apabila kamu memasukinya.

Musa berkata: "Ya Tuhanku, atas nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa". Maksudnya: Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan perasaan takut, menunggu dan bimbang, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku daripada kaum yang zalim itu”.

Identitas Pribadi

Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Non Formal

Pengalaman Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tema kisah, ayat-ayat yang menceritakan kisah pasangan suami istri Nabi Luth membawa satu tema besar yaitu tentang hakikat perjalanan hidup manusia, perjalanan

Bab keempat, pembahasan inti dari penelitian ini yaitu diuraikan Kisah NabiMusa dalam al-Qur‟an dengan penafsiran Hamka dan M.Quraish Shihab, kemudian dianalisis

Selanjutnya pada Bab kedua menjelaskan mengenai pengertian warna, faktor- faktor yang mempengaruhi warna, makna-makna yang terkandung dalam warna dalam perspektif al-Qur‟an

Tidak aneh jika seruannya disambut antusias oleh kalangan bawah (arâdzil) yang merupakan mayoritas masyarakat. Sedangkan kisah Nabi Mûsâ as. mengajarkan bahwa ajaran

1. Alqur'an memberi infomasi kisah-kisah masa lalu tetapi bukanlah buku sejarah. Alqur'an sebagai petunjuk terutama bagi mereka yang memiliki pencernaan dalam

Al-Zuhaely (1418) dalam kitab tafsir al-Munir mengatakan bahwa para pemuka dan tokoh-tokoh dalam kekuasaan Fir’aun berkumpul untuk bermusyawarah tentang pembunuhan,

17 Dengan demikian, pada bagian berikutnya, upaya identifikasi ayat-ayat korupsi dalam al-Qur`an akan digali dari ayat-ayat yang berkaitan dengan unsur korupsi yang

Kisah dalam al-Qur‟an memiliki berbagai macam kategorinya. Di antaranya ialah menceritakan para Nabi dan umat terdahulu, mengisahkan berbagai macam peristiwa dan