KEBIJAKAN INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
1
oleh
Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat
Disampaikan Pada Webinar Series Sosialisasi Petunjuk Teknis Penyelenggaraan integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) bagi Petugas Puskesmas Di Lokus Program Momentum
27 November 2023
Pokok Bahasan
1. Tujuan Pembelajaran 2. Pendahuluan
3. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer 4. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
5. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas
6. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Pustu 7. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di
Posyandu
8. Kesimpulan
PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
Umum a. Peserta dapat menjadi fasilitator dalam materi Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
b. Peserta dapat memahami dan menjelaskan terkait Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat memahami dan menjelaskan:
c. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
d. Konsep Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
e. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas, Pustu, dan
Posyandu
1. Tujuan Pembelajaran 2. Pendahuluan
3. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer 4. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
5. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas
6. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Pustu 7. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di
Posyandu 8. Kesimpulan
Pokok
Bahasan
5
Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2022 masih rendah—target 100%
Data sampai tanggal 13 Maret 2023
Tidak ada indikator SPM yang mencapai target 100%
Target SPM akan tercapai jika pelayanan kesehatan primer kuat dengan
kemudahan akses masyarakat akan pelayanan yang berkualitas
N
o Indikator SPM
202 0
terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan
tubuh manusia (HIV)
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 84,51 82,54 75,83
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 84,29 83,65 76,29
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 87,54 86,33 78,03
4 Pelayanan kesehatan balita 87,54 79,07 71,98
5 Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar 62,26 60,47 72,3
6 Pelayanan kesehatan usia produktif 49,56 52,07 61,38
7 Pelayanan kesehatan usia lanjut 60,20 62,85 68,4
8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 48,22 49,53 59,69 9 Pelayanan kesehatan penderita diabetes
melitus 72,12 71,86 73,56
10 Pelayanan kesehatan ODGJ berat 77,20 76,55 72,94
11 Persentase orang terduga Tuberkulosis 61,52 58,33 68,56 12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko 62,80 63,19 69,26
Meningkat Menurun
Capaian (%)
2021
2022
1Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus yang dapat dicegah
Kelainan Maternal
& Neonatal Infeksi Enterik Infeksi Enterik Cedera Transportasi Penyakit
Kardiovaskular Penyakit
Kardiovaskular Penyakit Kardiovaskular Defisiensi Nutrisi Penyakit Kulit &
Subkutan Kelainan Mental Kelainan Mental Kelainan
Muskuloskeletal Kelainan
Muskuloskeletal Kelainan Muskuloskeletal Penyakit Kulit
&
Subkutan
Cedera Tidak Disengaja
Penyakit Kulit
&
Subkutan
Penyakit Kulit
&
Subkutan
Kelainan Mental Neoplasma Penyakit
Organ Indera PTM Lainnya Cedera Transportasi Cedera Transportasi Kelainan Saraf Neoplasma Diabetes &
Penyakit Ginjal
Neoplasma
Infeksi Enterik Neoplasma Kelainan Saraf Kelainan
Muskuloskeletal Infeksi Pernapasan
& TB Kelainan Mental Diabetes & Penyakit Ginjal
Infeksi Pernapasan
& TB Defisiensi Nutrisi Neoplasma Infeksi Enterik Cedera Transportasi Penyakit Pencernaan
Penyakit Pernapasan Kronis Penyakit
Menular Lainnya
Kelainan Mental Cedera Tidak
Disengaja Cedera Tidak
Disengaja Kelainan Saraf Penyakit Organ Indera
Penyakit Pencernaan
HIV/AIDS & PMS Penyakit Menular Lainnya
Penyakit
Pencernaan Infeksi Pernapasan
& TB Penyakit
Pencernaan PTM Lainnya Infeksi Pernapasan
& TB Cedera Tidak
Disengaja PTM Lainnya PTM Lainnya Neoplasma PTM Lainnya Kelainan Saraf Kelainan Saraf
NTDS & malaria Infeksi Pernapasan
& TB Defisiensi Nutrisi Penyakit
Kardiovaskular Diabetes & Penyakit
Ginjal Infeksi Pernapasan
& TB Infeksi Enterik
94% 78% 66% 67% 73% 85% 94%
% total Penyebab Kematian
93% 65% 67% 68% 71% 80% 90%
% total YLDs
78% 62% 68% 69% 69% 79% 75%
% total DALYs
Kategori usia (life cycle)
PERINGKAT Bayi & Balita Anak-anak Remaja 1 Remaja 2 Usia Produktif 1 Usia Produktif 2 Lansia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyakit kronis yang sebagian besar dapat dicegah menjadi penyebab utama kematian dan beban fiskal
Ischemic heart disease Tuberculosis
Cirrhosis Diarrheal diseases Diabetes Neonatal disorders COPD Lower respiratory infect Hypertensive heart
disease Lung cancer
Stroke 1 1
Stroke
Diabetes
2 2 Ischemic heart disease
3 3
4 4 Cirrhosis
5 5 Tuberculosis
6 6 COPD
7 7 Diarrheal diseases 8 8 Hypertensive heart
disease
9 9 Lung cancer
10 10 Lower respiratory infect 13 12 Neonatal disorders
2009- 2019
25.9%
28.3%
-26.8%
8.2%
-21.2%
49.9%
10.7%
23.8%
-14.4%
42.4%
-43.6%
200 2019
9
Indonesia mengalami perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi
% change,
2
0 4 6 8 1
0
1 2 0.31
0 Leukaemi
a
Cardiovascula r
diseases
Hepatic Cirrhosis
3.50 0 Strok
e Canc er
Kidney failure
Thalassaemi a
Haemophili a
0.36 1
10.30 0
2.50 0 2.30 0 0.50 9
0.40 5
4 penyakit ini menyebabkan beban pembiayaan terbesar
Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), BPJS Kesehatan (2020)
1. Tujuan Pembelajaran 2. Pendahuluan
3. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer 4. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
5. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas
6. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Pustu 7. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di
Posyandu 8. Kesimpulan
Pokok
Bahasan
Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia
Meningkatkan
kesehatan ibu, anak,
keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat
Memperkuat sistem kesehatan
&
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
kesehatan reproduksi makanan
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
6 pilar transformasi Outcome RPJMN bidang kesehatan
Edukasi penduduk Penguatan peran kader, kampanye, dan membangun
gerakan, melalui platform digital dan tokoh masyarakat
Pencegahan primer Penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia.
Pencegahan sekunder
Screening 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, screening stunting, &
peningkatan ANC untuk kesehatan ibu &
bayi.
Transformasi layanan rujukan
Meningkatkan akses dan mutu layanan
sekunder &
tersier
Pengembangan jejaring layanan penyakit prioritas, perbaikan tata kelola RS pemerintah.
Memperkuat ketahanan tanggap darurat
Tenaga cadangan tanggap darurat, table top exercise kesiapsiagaan krisis.
Transformasi SDM Kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri.
kesehatan.
Transformasi teknologi kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor
1 Transformasi layanan primer
2 3 Transformasi sistem
ketahanan kesehatan
4 Transformasi sistem pembiayaan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Meningkatka n
ketahanan sektor farmasi & alat kesehatan
Produksi dalam negeri 14 antigen vaksin imunisasi rutin, top 10 bahan baku obat, top 10 alkes by volume & by value.
5 6
a b c a b
a Teknologi informasib
Bioteknologi Meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas layanan primer
Revitalisasi jejaring dan standardisasi layanan Puskesmas, Posyandu,
Labkesmas &
kunjungan rumah d
pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia
UU no 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan
3 Program Utama Penguatan Upaya Preventif di Layanan Primer
Imunisasi rutin:
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, PCV, Rotavirus
Kanker Serviks merupakan kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi Human Papillomavirus (HPV)
Pneumonia dan diare merupakan 2 dari 5 penyebab tertinggi
kematian balita di Indonesia* yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PCV dan Rotavirus)
14 Screening Penyakit Prioritas Screening penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia:
1. Hipotiroid kongenital 2. Thalasemia
3. Anemia 4. Stroke
5. Serangan jantung 6. Hipertensi
7. Penyakit paru obstruksi kronik 8. Tuberkulosis
9. Kanker paru 10. Hepatitis 11. Diabetes
12. Kanker payudara 13. Kanker serviks 14. Kanker usus
Peningkatan kesehatan ibu dan anak Pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu dengan alat antropometri terstandar
Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali USG dengan dokter pada trimester 1 dan 3
Screening kanker Payudara dengan
USG
Screening Penyakit Jantung
Bawaan di Puskesmas dengan
Pulse Oxymetry Neonatus
2
1. Tujuan Pembelajaran 2. Pendahuluan
3. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer 4. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
5. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas
6. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Pustu 7. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di
Posyandu 8. Kesimpulan
Pokok
Bahasan
+270 juta penduduk
Indonesia mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Primer berkualitas
100% wilayah dan kondisi kesehatan penduduk
termonitor secara berkala
+300 ribu unit
penyedia pelayanan kesehatan rimer
dengan fasilitas dan SDM terstandardisasi
Kemenkes telah menetapkan 3
fokus Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
1. PWS: Pemantauan Wilayah Setempat
1.Siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan promosi dan pencegahan
2.Mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun, termasuk untuk memperkuat promosi dan pencegahan
serta resiliensi terhadap pandemi
3.Memperkuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) melalui digitalisasi dan
pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan
per desa, serta kunjungan keluarga/kunjungan
rumah
Salah satu Penguatan Penting dalam Transformasi Pelayanan
Kesehatan Primer adalah Penguatan Struktur yang Menjangkau Masyarakat
PUSKESMA S
KELUARGA / MASYARAKAT Berbagai jenis UKBM (belum
terintegrasi) Posyandu
Posyandu
Remaja Pos Malaria
Posbindu PTM Posyandu
Lansia Pos UKK
Pos TB
POSKESDE S
PUSTU PPUUSSKT
EUSMAS PEMBANTU POLINDES
POSKESRI
KECAMATAN 7,281
DESA/
KELURAHAN 83,794
DUSUN/
RT/RW
~300,000
~273.5 juta pendudu k
PUSKESMA S
Unit Pelayanan Kesehatan di Desa/Kelurahan
(PUSTU)
POSYANDU
KUNJUNGAN RUMAH
Kondisi Eksisting Kondisi yang
diharapkan
Masih terfragmentasi
Puskesmas
(Kecamatan)
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Pelayanan Kesehatan Primer
Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan intervensi
Klaster Manajemen
Klaster Ibu - Anak Klaster Usia Dewasa-Lansia
Klaster Penanggulangan Penyakit Menular
Laboratorium
Dusun/RT/RW Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) Dashboard hingga tingkat desa
Pust u
1
ANC rendah; Bumil KEK tinggi;Cakupan imunisasi rendah Puskesmas melakukan evaluasi cakupan berdasar wilayah
2
Puskesmas meneruksan data evaluasi capaian ke unit di Desa3
Posyandu meneruskan data evaluasi capaian ke Kader di Dusun/RT/RW5
Kunjungan terjadwal untuk kader melakukan pengecekan catatan home based record (buku KIA) saat kunjungan rumah dan mengidentifikasi missing servicesDusun/RT/RW
4
Kader menindaklanjutipermasalahan evaluasi capaian dan masalah yang ditemukan dari kegiatan Posyandu dengan
melakukan kunjungan rumah
6
Unit di Desa dan Dusun melakukan evaluasi mingguan7
Puskesmas dan Unit di Desa melakukan evaluasi bulananTindak lanjut Tinda
k lanjut
Unit
Kesehatan Desa/Kelurahan
Posyandu
Kegiatan Posyandu melayani semua
2
1. Tujuan Pembelajaran 2. Pendahuluan
3. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer 4. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
5. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas
6. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Pustu 7. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di
Posyandu 8. Kesimpulan
Pokok
Bahasan
Sasaran Masalah Kesehatan
Unit Pemberi Pelayanan Puskesmas
(Kecamatan) Pustu (Desa/Kelurahan) Posyandu (Dusun/RT/RW)
Ibu hamil, bersalin, nifas
1. ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter) 2. Kelas ibu hamil
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
4. Persalinan normal
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas)
6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) 7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
8. Pengobatan
1. ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6) 2. Kelas ibu hamil
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
6. Pengobatan sederhana
1. Kelas ibu hamil
2. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Bayi dan anak pra- sekolah
1. Pelayanan Neonatal Esensial 2. Kelas Ibu Balita
3. Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 4. Pengambilan dan pengiriman sampel SHK 5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 6. Imunisasi Rutin Lengkap
7. Pemberian Vitamin A dan obat cacing
8. Pencegahan, deteksi dini , Tatalaksana dan rujukan balita weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting 9. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
10.Skrining kasus TBC 11.Skrining Talasemia
12.Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) 13.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
14.Pengobatan
1. Pelayanan Neonatal Esensial 2. Kelas Ibu Balita
3. Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)
4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
5. Imunisasi Rutin Lengkap
6. Pemberian Vitamin A dan obat cacing 7. Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan
rujukan
balita weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting
8. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 9. Skrining kasus TBC
10.Skrining Talasemia
11.Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
12.Pengobatan sederhana
1. Kelas Ibu Balita 2. Pemantauan
Pertumbuhan dan Perkembangan 3. Imunisasi Rutin
Lengkap 4. Pemberian
Vitamin A
dan obat cacing 5. Deteksi dini,
Pendampingan serta rujukan balita weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting
6. Skrining kasus TBC
Usia sekolah dan remaja
1. Skrining kesehatan (PTM & PM) 2. Vaksinasi / Imunisasi
3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja 4. Fasilitasi UKS
5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
1. Skrining kesehatan 2. Vaksinasi / Imunisasi
3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja 4. Pencegahan anemia
5. Pengobatan sederhana
1. KIE Kesehatan Remaja 2. Pencegahan anemia
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup
Penguatan Struktur disertai Standardisasi Paket Pelayanan Kesehatan
Sasaran Masalah Kesehatan
Unit Pemberi Pelayanan Puskesmas
(Kecamatan)
Pustu
(Desa/Kelurahan) Posyandu (Dusun/RT/RW)
Usia Dewasa dan Lansia
1. Skrining Obesitas 2. Skrining Hipertensi 3. Skrining DM
4. Skrining faktor risiko stroke
5. Skrining faktor risiko penyakit jantung
6. Skrining kanker ( Kanker Leher Rahim, Kanker Payudara, Kanker Kolorektal, Kanker Paru)
7. Skrining PPOK 8. Skrining TBC
9. Skrining Indera Penglihatan 10. Skrining Malaria
11.Skrining kebugaran 12.Skrining Talasemia
13.Skrining kasus kekerasan terhadap perempuan 14.Skrining masalah kesehatan jiwa
15.Pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin 16.Skrining layak hamil bagi PUS
17.Pelayanan KB
18.Pelayanan Penyakit Akibat Kerja 19.Skrining Geriatri
20.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 21.Pelayanan Pengobatan
1. Skrining Obesitas 2. Skrining Hipertensi 3. SKrining DM
4. Skrining kanker (Kanker payudara, Kanker Leher Rahim, Kanker Paru) 5. Skrining Talasemia
6. Skrining PPOK 7. Skrining TBC 8. Skrining Malaria
9. Skrining Indera Penglihatan 10.Skrining masalah kesehatan jiwa 11.Skrining layak hamil bagi PUS 12.Skrining kasus kekerasan terhadap
perempuan 13.Pelayanan KB 14.Skrining Geriatri
15.Pengobatan sederhana
1. Skrining Obesitas 2. Skrining Hipertensi 3. Skrining DM
4. Skrining TBC 5. Skrining PPOK 6. Skrining Malaria
7. Skrining Indera Penglihatan 8. Skrining masalah kesehatan jiwa 9. Skrining layak hamil bagi PUS 10.Pelayanan KB
11.Skrining Geriatri
Pengendalian Penyakit
Menular
1. Pencegahan, Kewaspadaan Dini, Respon 2. Pengawasan Kualitas Lingkungan
Layanan lain
1. Laboratorium 2. Farmasi
3. Kegawatdaruratan 4. Rawat inap
1. Laboratorium dengan RDT 1.Laboratorium
dengan RDT
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus
hidup
Penataan organisasi dan sumber daya Puskesmas berdasarkan klaster
1
∙ Klaster 1
mengkoordinir manajemen dan ketatausahaan
∙ Klaster 2 dan 3
memberikan pelayanan komprehensif (prom,prev, kuratif, rehab dan/atau paliatif) serta PWS
∙ Klaster 4 menghentikan penularan penyakit
dengan surveilans dan pengawasan kualitas lingkungan
∙ Dalam hal keterbatasan SDM, pelayanan dapat diberikan oleh petugas dari klaster lainnya yang memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
∙ Pembagian ruang
pelayanan mengikuti sistem klaster dan sasaran
pelayanan, diutamakan ruangan tersebut
berdekatan dalam 1
Kepala Puskesmas Klaster 1
(Manajemen)
Klaster 2
(Ibu dan Anak)
Klaster 3
(Usia Dewasa dan Lansia)
Klaster 4
(Penanggulangan
Penyakit Menular) Lintas Klaster
Manajemen Sumber Daya
Manajemen Puskesmas Manajemen Mutu dan Keselamatan Manajemen Jejaring dan Jaringan Puskesmas Sistem Informasi Puskesmas dan Dashboard PWS Ketatausahaan
Balita dan Anak Pra-sekolah Anak Usia Sekolah dan Remaja Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
Lanjut Usia Usia Dewasa
Surveilans Kesehatan Lingkungan
Rawat Inap1 Kegawatdarura tan
Laboratorium
Kefarmasian
1. Pada Puskesmas Rawat Inap
Kepala Puskesma s
Kepala TU Pj. Klaster 1 (Manajemen)
Pj. Klaster 2 (Ibu dan Anak)
Pj. Klaster 3
(Usia
Pj. Klaster 4 (Penanggulangan
Penyakit
Pj. Lintas Klaster
• Masing-masing klaster terdiri atas penanggung jawab (Pj) dan anggota sebagai pelakana teknis.
• Khusus untuk Penanggung jawab klaster 1 adalah Kepala Tata Usaha.
• Penataan organisasi Puskesmas diarahkan untuk menjamin terselenggaranya tugas dan fungsi Puskesmas secara efektif, efisien dan akuntabel, serta elaras dengan kebijakan pemerintah daerah dan perundang- undangan.
• Dapatditunjuk penanggung jawab lainnya berdasarkan kebutuhan Puskesmas dengan persetujuan kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
Permenkes 43 Tahun 2019
Rancangan revisi
Permenkes 43 Tahun
2019
Kepala Puskesmas akan menetapkan pembagian seluruh
petugas Puskesmas ke dalam klaster-klaster dan lintas klaster
No Klaster Lingkup Pelayanan/ Kegiatan Kompetensi PJ dan anggota 1 Manajemen ∙ Ketatausahaan: kepegawaian,
keuangan dan sistem informasi
∙ Manajemen Sumber Daya
∙ Manajemen Puskesmas
∙ Manajemen mutu pelayanan dan keselamatan bagi masyarakat, pasien, dan petugas
∙ Manajemen Jaringan dan Jejaring Puskesmas
∙ Manajemen pengelolan sediaan farmasi dan BMHP
∙ PJ: Kepala Tata Usaha
∙ Manajemen data dan sistem informasi
∙ Manajemen keuangan
∙ Manajemen aset
∙ Manajemen sumber daya (SDM, sarpras, obat dan BMHP)
∙ Manajemen program/klaster
∙ Mengoordinir manajemen Puskesmas
∙ Mengoordinir manajemen mutu
∙ Manajemen pemberdayaan
masyarakat
No Klaster Lingkup Pelayanan/ Kegiatan Kompetensi PJ dan anggota 2 Ibu dan
Anak
∙ Menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan bagi ibu hamil, bersalin, nifas
∙ Menyelenggarakan pelayanan bagi Kesehatan anak balita dan anak prasekolah
∙ Menyelenggarakan pelayanan bagi Kesehatan anak usia sekolah dan remaja
Mampu memberikan pelayanan:
∙ ANC
∙ ibu hamil
∙ persalinan normal dan nifas.
∙ Neonatal esensial
∙ Pelayanan gizi bagi ibu dan anak
∙ SDIDTK
∙ Imunisasi
∙ Skrining penyakit
∙ Skrining Kesehatan jiwa
∙ MTBS
∙ Pengobatan umum
∙ Kesehatan gigi dan mulut
∙ Komunikasi Antar Pribadi (KAP)
∙ Gadar Matneo
∙ Perkesmas
∙ Skrining KtPA
No Klaster Lingkup Pelayanan/ Kegiatan Kompetensi PJ dan anggota
3 Usia Dewasa dan Lansia
∙ Menyelenggarakan pelayanan Kesehatan bagi usia dewasa
∙ Menyelenggarakan pelayanan Kesehatan bagi lanjut usia
Mampu memberikan pelayanan:
∙ Skrining penyakit menular
∙ Skrining PTM
∙ Skrining Kesehatan jiwa
∙ Skrining kebugaran
∙ Skrining layak hamil
∙ Skrining geriatri
∙ Kespro bagi catin
∙ KB
∙ Pelayanan gizi bagi uspro dan lansia
∙ Pengobatan umum
∙ Kesehatan gigi dan mulut
∙ Kesehatan kerja
∙ Komunikasi Antar Pribadi (KAP)
∙ Perkesmas
∙ Skrining KtPA
No Klaster Lingkup Pelayanan/ Kegiatan Kompetensi PJ dan anggota 4 Pengendalian
Penyakit Menular ∙ Pencegahan, Kewaspadaan Dini dan Respon
∙ Pengawasan kualitas lingkungan
Mampu melakukan:
∙ Surveilans
∙ Penemuan kasus
∙ Penyelidikan epidemiologi
∙ Pengendalian vector
∙ Outbreak Respon Imunization (ORI)
∙ Pelayanan Kesehatan lingkungan
∙ Komunikasi Antar Pribadi (KAP)
5 Lintas Klaster ∙ Pelayanan gawat darurat
∙ Pelayanan rawat inap *)
∙ Pelayanan kefarmasian
∙ Pelayanan Laboratorium
Mampu melakukan pelayanan:
∙ Kegawatdaruratan
∙ Rawat inap*)
∙ Kefarmasian
∙ Pemeriksaan laboratorium specimen manusia, zoonosis
*) Pada Puskesmas Rawat Inap
Alur pelayanan kesehatan yang komprehensif untuk seluruh siklus hidup
∙ Pasien dilakukan identifikasi masalah kesehatan dan ditentukan skrining sesuai siklus kehidupan yang perlu dilakukan pada saat kunjungan tersebut.
∙ Pasien diarahkan ke petugas di klaster pelayanan siklus hidup yaitu Klaster ibu dan anak atau klaster usia dewasa dan Lansia untuk dilakukan skrining tersebut dan dilakukan penanganan terhadap masalah Kesehatan yang dialami sesuai paket pelayanan.
∙ Penanganan di klaster komprehensif terIntegrasi berbagai program
∙ Pelayanan yang dilakukan di ke-2 klaster tersebut didukung
dengan
pelayanan laboratorium, kefarmasian
dan lainnya.
∙ Petugas di Klaster melakukan pencatatan pelayanan di
sistem
informasi Puskesmas. Variabel penting yang dipantau akan muncul dalam dashboard situasi kesehatan
∙ Dashboard PWS dipantau dan dianalisis morbiditas dan cakupan pelayanan/program. Notifikasi ke Pustu jika ada yang perlu di tindaklanjuti di desa/kelurahan.
∙ Puskesmas melakukan evaluasi bulanan atas hasil PWS bersama seluruh perwakilan Pustu.
∙
P
W
S
• Petugas memantau data PWS: morbiditas dan mortalitas penyakit menular dan cakupan pelayanan di wilayah kerja Puskesmas.
• Data penyakit menular dinilai apakah berpotensi KLB atau bukan.
• Penyakit berpotensi KLB dilaporkan ke dalam aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
• Dilakukan tindak lanjut epidemiologi, penelusuran pengendalian faktor
penyelidikan kontak erat, risiko dan lingkungan/vektor/binatang pembawa penyakit termasuk pemeriksaan laboratorium serta pemberian imunisasi (untuk KLB Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi/PD31).
• Klaster 4 melakukan kegiatan dengan melibatkan Pustu dan kader serta lintas sektor terkait lainnya.
25
Alur pelayanan klaster penanggulangan penyakit
menular
1. Tujuan Pembelajaran 2. Pendahuluan
3. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer 4. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
5. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas
6. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Pustu 7. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di
Posyandu 8. Kesimpulan
Pokok
Bahasan
Unit Pelayanan Kesehatan di Desa/Kelurahan memberikan pelayanan kesehatan dan
mengoordinasikan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Unit Pelayanan Kesehatan di Desa/Kelurahan
tersedia di seluruh desa/kelurahan
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Ruangan untuk evaluasi mingguan kunjungan rumah kader dan
kegiatan partisipasi masyarakat
Kegiatan pemberdayaan di bidang kesehatan:
1. Perencanaan desa & pemberdayaan masyarakat desa
2. Manajemen kader Posyandu 3. Kunjungan rumah
4. PWS
Layanan kesehatan setiap
hari
Sarana, prasarana, dan alkes sesuai standar Paket layanan terstandar sesuai siklus hidup:
1. Skrining, edukasi kesehatan 2. Pengobatan terbatas
3. Laboratorium dengan PoCT
14. Perencanaan desa dan pendampingan Posyandu
5. Kunjungan rumah
6. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
SDM / tenaga pelaksana Minimal :
• 2 Tenaga Kesehatan
(1 perawat dan 1 bidan),dan
• 2 Kader
INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI PUSKESMAS
PEMBANTU
• Semua ibu memberikan ASI reproduksi
Kunjungan rumah oleh kader: memastikan keluarga sudah mendapatkan layanan kesehatan, penemuan dini masalah kesehatan dan tanda bahaya, monitoring kepatuhan dalam pengobatan
Pustu bertanggung jawab atas hasil status kesehatan masyarakat di desa/kelurahan
Bayi, Balita mendapatkan:
• ASI Ekslusif
• Imunisasi dasar dan lanjutan
• Pemantauan tumbuh kembang
• Memastikan sasaran yang sakit
mendapatkanlayanan kesehatan
• Seluruh sasaran
mendapatkan skrining Hipertensi, Diabetes Melitus, jantung dan stroke, kanker, PPOK, obesitas, gejala TBC, masalah kesehatan jiwa, kebugaran, layak hamil
• Memastikan usia subur menjadi akseptor KB
• Seluruh sasaran
mendapatkan skrining Hipertensi, Diabetes Melitus, kanker, PPOK, geriatri terpadu, gejala TBC, katarak, kebugaran
• Pemantauan kepatuhan pengobatan pada
sasaran dengan penyakit kronis
Pustu dan Posyandu
Bayi dan balita Ibu Hamil, bersalin,
nifas
Lansi
Status gizi Ibu Hamil a
Kehamilan, persalinan dan nifas beresiko.
Status gizi, tumbuh kembang, infeksi
Masalah Kesehatan di setiap siklus hidup yang ingin diatasi
• Semua Ibu Hamil memeriksakan kandungan (ANC)
• Semua Ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil
• Semua ibu hamil mendapatkan edukasi gizi seimbang
• Semua Ibu Hamil mendapatkan dan konsumsi TTD
• Ibu Hamil KEK mendapatkan dan
mengonsumsi makanan tambahan
• Semua ibu pasca bersalin
mendapatkan pelayanan nifas
• Seluruh sasaran dilakukan skrining kesehatan.
• Memastikan sasaran yang bermasalah kesehatan
mendapatkan
pelayanan kesehatan
• Seluruh remaja putri mengkonsumsi TTD
• Seluruh remaja mendapatkan edukasi kesehatan
PTM (hipertensi, DM, stroke, PPOK), kanker, masalah gizi, penglihatan, demensia.
tingkat kemandirian lansia, gangguan mental
emosional
Remaja
Status gizi, Anemia remaja, Karies gigi, Penglihatan pendengaran,
Perilaku berisiko, obesitas, maslaah kebugaran
Usia Dewasa
PTM (hipertensi, DM, Stroke, PPOK) , kanker, penyakit menular/ infeksi (TBC,dll), masalah gizi (anemia, obesitas) gangguan mental emosional dan depresi, masalah kebugaran, masalah layak hamil
Skema alur pelayanan Pustu meliputi alur pelayanan di dalam gedung maupun luar gedung sebagai berikut:
Pelayanan Kesehatan dalam gedung Pasien dan klien
melakukan pendaftaran
di bagian registrasi. Selanjutnya pasien/klien sesuai siklus hidup. Pelayanan yang diberikan komprehensif
d
m
iae
rn
ac
ha
kk
au
np
unp
tr
uo
km
mos
ei
nk
de
as
pe
aha
tktan
p
(ed
au
yk
aa
ns
ai,
nkonseling), pencegahan penyakit (skrining, imunisasi dll), dan pengobatan. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensinya.
Pelayanan kesehatan luar gedung
Petugas bidang kesehatan melakukan PWS, dan menentukan
sasaran dan tindak lanjut intervensi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan masyarakat desa/kelurahannya. Tindak lanjut dilakukan
bekerja sama dengan posyandu dan para kader dalam melakukan kunjungan rumah. Selain itu, dengan menggerakkan stakeholder terkait di desa/kelurahan melalui kegiatan sosialisasi dan advokasi.
Selanjutnya berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan di tingkat desa yang dilakukan Pustu dan Posyandu dievaluasi
setiap minggu dan menjadi feedback ke
data PWS Desa/Kelurahan.
24Pasien/Klien
Registrasi
Pelayanan kesehatan sesuai siklus hidup
1. Ibu Hamil, bersalin, nifas oleh bidan
2. Anak dan remaja oleh perawat/bidan
3. Usia Dewasa oleh perawat/bidan 4. Lansia oleh
perawat
Data PWS
Pelayanan selesai
Tindak Lanjut
Posyandu Kunjungan rumah Nakes, kader
Sosialisasi, advokasi stakeholder
Evaluasi mingguan
A. Pelayanan Dalam Gedung
B. Pelayanan Luar Gedung
Skema Pelayanan di
Pustu
1. Tujuan Pembelajaran 2. Pendahuluan
3. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer 4. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
5. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas
6. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Pustu Prima
7. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Posyandu
8. Kesimpulan
Pokok
Bahasan
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Posyandu
3 1
Posyandu adalah salah satu jenis Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/K) , merupakan wadah partisipasi masyarakat bertugas membantu kepala desa/lurah di bidang pelayanan kesehatan dan bidang lainnya sesuai kebutuhan.
Imunisasi, Suplementasi
• Penyuluhan
• Deteksi dini
• Rapid test
Usia Dewasa Lanjut Usia
• Ibu hamil
• Balita
• Remaja
1
2
Sasaran seluruh siklus hidupLayanan kesehatan terintegrasi:
3 Layanan promotif preventif
Didampingi oleh Tenaga
kesehatan 2
Hari Buka Posyandu
Setiap bulan
Pelaksanaan serentak atau terjadwal untuk menjangkau seluruh sasaran:
Usia Dewasa Lanjut Usia
• Ibu hamil
• Balita
• Remaja
Di Luar Hari Buka Posyandu
Kunjungan rumah pendekatan keluarga
1
Koordinasi dengan Puskesmas Pembantu
3
2 Pemberdayaan masyarakat
Membantu kader kesehatan/fasilitator
pemberdayaan masyarakat dalam melakukan:
• Survey mawas diri
• Musyawarah masyarakat desa
• Manajemen kader
• Pemantauan wilayah setempat
• Mencatat sasaran yang tidak akses pelayanan kesehatan (missing services), ketidakpatuhan pengobatan (non compliance), tanda bahaya (danger sign), dan memberikan edukasi.
• Hasil kunjungan disampaikan kepada petugas Pustu untuk ditindaklanjuti dan digunakan sebagai bahan evaluasi mingguan serta pemutakhiran data Keluarga Sehat.
Posyandu di Era Transformasi Layanan Primer
• Dibentuk berdasarkan prakarsa
pemerintah
desa/kelurahan dan Masyarakat.
• Ditetapkan dalam peraturan desa atau peraturan
bupati/walikota.
• Posyandu berbasis program menjadi posyandu
terintegrasi.
Pelaksana
1 Kader sedikitnya
5 orang
1. Tujuan Pembelajaran 2. Pendahuluan
3. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer 4. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
5. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas
6. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Pustu Prima
7. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Posyandu
8. Kesimpulan
Pokok
Bahasan
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer memfokuskan pelayanan pada
pendekatan berbasis siklus hidup, bukan berbasis program dengan penerapan integrasi layanan guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif, responsif, dan terjangkau
Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan primer untuk
mendekatkan akses pelayanan dilakukan dengan
mendayagunakan Pustu sebagai unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan dan Lembaga
Kemasyarakatan Desa Posyandu di tingkat dusun/RT/RW
Melalui integrasi pelayanan kesehatan primer, peran
Puskesmas sebagai penanggung jawab wilayah dalam
kesehatan di wilayah kerjanya akan semakin diperkuat dengan aktifnya PWS tingkat desa/kelurahan oleh petugas kesehatan bersama kader
Petugas Puskesmas, Unit Pelayanan Kesehatan di Desa/kelurahan (Pustu), dan Kader harus senantiasa memelihara dan
meningkatkan
kompetensinya agar dapat
pelayanan
memberikan kesehatan yang berkualitas sesuai paket setiap dengan
pelayanan di siklus kehidupan.
1 2 3 4