• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PENGADAAN TANAH UNTUK TEMPAT PENGELOLAAN SAMPAH DAN PEMBUANGAN AKHIR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KEBIJAKAN PENGADAAN TANAH UNTUK TEMPAT PENGELOLAAN SAMPAH DAN PEMBUANGAN AKHIR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 SKRIPSI"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Lailatul Hijriyah, 2021: Kebijakan Pengadaan Tanah untuk Pengelolaan Sampah dan Tempat Pembuangan Akhir Sesuai UU No. 2 Tahun 2012. Untuk mengetahui kesesuaian antara pengadaan tanah untuk pengelolaan sampah dan pembuangan akhir berdasarkan undang-undang no. 2 tahun 2012.

Latar Belakang

3 Hardianto Djanggih, 'Aspek Hukum Pengadaan Tanah Untuk Melaksanakan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum', Jurnal Pandecta 12, No.3. 5 Adrian Sutedi, Penerapan Asas Kepentingan Umum Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, (Grafik Sinar : Jakarta, 2009), 53.

Rumusan Masalah

Uraian di atas mendorong penulis untuk menulis penelitian yang berjudul “Kebijakan Pengadaan Tanah Tempat Pengelolaan Sampah dan Tempat Pembuangan Akhir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012”. Apakah pengadaan tanah untuk pengelolaan sampah dan pembuangan akhir sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012?

Tujuan Penelitian

Bagi peneliti diharapkan dapat membantu mengembangkan kemampuan penelitian, memberikan wawasan terhadap pengetahuan yang ada serta memberikan masukan dalam pengadaan tanah dan pengelolaan sampah untuk kepentingan masyarakat. Bagi Institut Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember UIN khususnya Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah, kami berharap dapat bermanfaat sebagai acuan bagi penelitian-penelitian lain serta dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan sebagai referensi akademik.

Definisi Istilah

  • Kebijakan
  • Pengadaan Tanah
  • Pembuangan Akhir
  • Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
  • Pembangunan
  • Kepentingan Umum

UU No. 2 Tahun 2012 merupakan peraturan pembangunan dalam rangka pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah, yaitu pembangunan untuk kepentingan umum. 24 Oloan Sitorus dan Dayat Limbong, “Pembebasan Tanah untuk Kepentingan Umum”, (Yogyakarta: Mitra Kebijakan Pertanahan Indonesia, 2004), 6.

Sistematika Pembahasan

Yang dimaksud dengan kebijakan pengadaan tanah untuk pengelolaan sampah dan tempat pembuangan akhir adalah bentuk peraturan yang direncanakan oleh peraturan pusat untuk mengatur pembangunan tempat pengelolaan sampah dan pembuangan akhir berdasarkan Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pembebasan Tanah untuk Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Tugasnya adalah memperoleh gambaran atau pemahaman menyeluruh mengenai hasil penelitian, sehingga dapat membantu memberikan saran dan kontribusi terkait penelitian ini.

Penelitian Terdahulu

Upaya Hukum dalam Proses Pengadaan Tanah Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Peraturan yang digunakan yakni Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.

Kajian Teori

Lingkungan sangat mempengaruhi konten politik, karena dari lingkungan tersebut aktor politik dapat menyusun strategi dalam menciptakan konten politik untuk ruang publik. Kebijakan publik merupakan pengalokasian nilai-nilai kekuasaan kepada seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat, sehingga dalam merumuskan kebijakan publik, para aktor politik harus memperhatikan lingkungan dari mana tuntutan kebijakan itu berasal. Lingkungan politik adalah suatu suasana tertentu dimana peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan persoalan politik terjadi, mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh para aktor politik.

Para pelaku kebijakan dalam merumuskan kebijakan tentunya harus didasarkan pada masukan-masukan dari lingkungan yang berasal dari masyarakat atau masyarakat. Sebagai pelaku kebijakan, kita harus memperhatikan tuntutan lingkungan untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang menginginkan perubahan. Hal ini disebabkan karena para pelaku kebijakan tidak memperhitungkan seluruh aspek terkait lingkungan hidup ketika mengambil keputusan.

Setiap daerah mempunyai kondisi lingkungan yang berbeda-beda, sehingga akan mempengaruhi penerimaan suatu keputusan atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pelaku kebijakan sehingga mengakibatkan muatan kebijakan tidak relevan dengan lingkungan setempat.

Tinjauan Umum tentang Bekerjanya Hukum dalam Masyarakat Teori beroperasinya suatu regulasi (hukum) di lingkungan sosial

Gambaran umum berlakunya hukum dalam masyarakat Teori berlakunya peraturan (hukum) dalam lingkungan sosial.

Indonesia merupakan negara hukum karena Indonesia mempunyai aturan hukum berupa undang-undang. Pembentukan undang-undang diatur dalam peraturan perundang-undangan, yaitu untuk membentuk masyarakat ke arah yang lebih baik.Dalam pembentukan undang-undang tentunya diperlukan suatu konsep atau rencana yang mengarah ke arah mana peraturan tersebut ditujukan.42. Sebab konsep ini merupakan sesuatu yang akan berperan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, fokus dan adil.

Dan disinilah peraturan perundang-undangan yang mampu mengatur pemerintahan dan melindungi segenap masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia adalah peraturan perundang-undangan yang baik. Salah satu bagian dari ilmu legislasi adalah teori legislasi yang orientasinya adalah pencarian kejelasan makna yang bersifat kognitif. Peraturan perundang-undangan mencantumkan beberapa aspek mendasar yang harus diinternalisasikan secara sistematis dan simultan untuk memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebelumnya.

50 Abdul Ghani Abdullah, “Pengantar Pemahaman Hukum Dalam Kaitannya dengan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,” Jurnal Perundang-undangan Indonesia 1, no.

Tinjauan Umum tentang Pengadaan Tanah

Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 mengajukan pengadaan tanah untuk pembangunan demi kepentingan umum sebagai atas kepentingan rakyat dan kedaulatan. 56 Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Pasal 1 Angka 2 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Dasar filosofis yang terpenting dalam kebijakan agraria ialah memuat landasan Pancasila sebagai kiblat Salah satu kepentingan umum yang diibangun yang memerlukan tanah adalah sarana keagamaan.

Ada dua kepentingan yang saling bersaing, yaitu kepentingan umum di satu pihak dan kepentingan individu dan kelompok. Kedua kepentingan tersebut tidak saling merugikan, sehingga tanah harus diperoleh untuk kepentingan umum dengan menjunjung tinggi hak-hak individu, kelompok, dan kelompok masyarakat.59. Oleh karena itu, pemerintah melakukan upaya pengadaan tanah untuk pembangunan fasilitas kepentingan umum dengan memberikan kompensasi yang memadai kepada pemegang hak atas tanah.

Keadilan yang dimaksud sebagaimana tercantum dalam penjelasan umum Pasal 2 huruf b Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Pembangunan untuk Kepentingan Umum adalah pemberian jaminan proporsional terhadap alih fungsi tanah.

Jenis Penelitian

Peter Mahmud Marzuki, menyatakan bahwa: “Penelitian hukum adalah suatu proses menemukan kaidah-kaidah hukum, asas-asas hukum, dan doktrin-doktrin hukum guna menjawab permasalahan hukum yang dihadapi.” 61 Metode penelitian karya ilmiah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu.

Pendekatan Penelitian

Bahan Hukum

Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah dan Benda-benda diatasnya. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 1973 tentang Pedoman Pelaksanaan Pencabutan Hak Atas Tanah Dan Benda-Benda Di Atasnya. Bahan hukum sekunder merupakan bentuk uraian mendalam terhadap bahan primer seperti buku ilmiah, buku hukum, jurnal hukum mengenai kebijakan pengadaan tanah untuk pengelolaan sampah dan tempat pembuangan akhir.

Analisa Bahan Hukum

Keabsahan Data

Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan pengelolaan sampah harus berdasarkan pada norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Peraturan daerah yang harus ada dalam pengelolaan sampah adalah peraturan umum ketentuan higienis, peraturan daerah tentang bentuk lembaga formal pengelolaan sampah. Dalam melaksanakan pengelolaan sampah, pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional.

Penyelenggaraan pengelolaan sampah juga didasarkan pada norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Pelayanan pemerintah dalam pengelolaan sampah merupakan upaya memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah. Melaksanakan pengelolaan sampah dalam skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah.

Kesesuaian pengadaan tanah untuk pengelolaan sampah dan tempat pembuangan akhir dengan undang-undang nomor 2 tahun 2012.

Kesesuaian Pengadaan Tanah untuk Tempat Pengelolaan Sampah dan Pembuangan Akhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012

Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum mengatur bahwa menurut peraturan perundang-undangan, lembaga yang meminta tanah wajib menyusun rencana untuk umum. Pasal 16 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum menyatakan bahwa lembaga-lembaga yang memerlukan tanah negara didasarkan pada administrasi pengadaan tanah80. Pasal 27 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum menyebutkan, badan yang memerlukan tanah untuk mengajukan permohonan pengadaan tanah yang memuat 81.

Kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah semuanya diinventarisasi dan diidentifikasi, menurut pasal 28 ayat (1) undang-undang no. 2 Tahun 2012 tentang pembelian tanah untuk pembangunan untuk kepentingan umum. Nilai kerugiannya, Pasal 31 ayat (1) dan Pasal 33 UU No. 2 Tahun 2012 tentang pembelian tanah untuk pembangunan untuk kepentingan umum. Penetapan sanksi kerugian melalui musyawarah, sesuai dengan pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (1) undang-undang no. 2 Tahun 2012 tentang pembelian tanah untuk pembangunan untuk kepentingan umum.

Pengenaan sanksi kerugian, sesuai dengan Pasal 41 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Pembahasan Temuan

Penyelenggaraan proses pengadaan tanah untuk pembuangan dan pengelolaan sampah merupakan kewenangan Gubernur selaku Pemerintah Provinsi. Berbeda dengan aturan pengadaan tanah sebelum diatur dalam rancangan undang-undang pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, tidak disebutkan sama sekali konsep pengadaan tanah. Kegiatan pengadaan tanah untuk pembangunan untuk kepentingan umum pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip tertentu dan terbagi dalam dua subsistem, yaitu pengadaan tanah oleh pemerintah karena untuk kepentingan umum dan pengadaan tanah oleh pemerintah karena bukan untuk kepentingan umum.

Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, telah ada Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-pokok Pokok Agraria. Hadirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dapat dikatakan merupakan kemajuan positif dibandingkan peraturan Pengadaan Tanah sebelumnya yang masih berlaku. Jadi, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Pembangunan untuk Kepentingan Umum harusnya menjadi arahan politik yang dibuat oleh pembentuk undang-undang dalam konteks ini.

Kebijakan pengadaan tanah untuk tempat pengelolaan sampah harus didasarkan pada asas dan asas Pengadaan Tanah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Saran

Tinjauan Hukum Terhadap Isi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Sedang Dalam Uji Materi, Jurnal Volume 1 Nomor 2 Tahun 2013. Benturan Kompensasi Non Fisik Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, Persoalan Hukum, Volume 46 No 3, 2017. Menelusuri Dasar Konstitusi Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Pembangunan Masyarakat, Jurnal Konstitusi, (Fakultas Hukum: Universitas Brawijaya Malang, 2008).

Hardianto Djanggih, “Aspek Hukum Pengadaan Tanah Untuk Penyelenggaraan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum”, Jurnal Pandecta 12, No. Nia Fitriana, “Penuntutan Hukum Dalam Proses Pengadaan Tanah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Untuk Kepentingan Umum” , Skripsi, Universitas Airlangga Surabaya, 2015. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tanggal 17 Juni 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Penyelenggaraan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kebijakan Pembelian Tanah bagi Tempat Pengelolaan Sampah dan Akhir Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012” adalah hasil penelitian dan karya saya, kecuali sebagian yang diacu oleh sumber.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65

Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi. Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 tentangg Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan .Umum yang telah diubah beberapa kali,

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan tanah untuk kepentingan umum harus dilakukan dalam rangka pembangunan untuk kepentingan umum, pemberian ganti rugi

Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum format-format pelaksanaan terkait penyelenggaraan pengadaan tanah BPN, Bappenas. penyusunan

instansi yang memerlukan tanah membuat perencanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum harus menurut ketentuan peraturan perundang- undangan. Perencanaan pengadaan tanah