PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah dasar karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari matematika lanjutan dan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran matematika memiliki peranan penting dalam pembelajaran, maka sudah selayaknya jika ingin hasil belajar matematika dapat dimaksimalkan. Hasil belajar matematika siswa mencapai hasil yang kurang memuaskan, hal ini terlihat dari analisis hasil ulangan harian banyak yang berada di bawah KKM, dengan kata lain dari 24 siswa terdapat 10 orang (41,67%) yang mendapat nilai di atas KKM. yaitu 65. sedangkan sebanyak 14 orang (58,33%) mendapat nilai di bawah KKM.4.
Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika di kalangan siswa, diantaranya sebagian besar siswa menganggap mata pelajaran matematika sulit dan menakutkan, sehingga minat belajar matematika masih belum ada. Hal ini akan berdampak negatif terhadap kualitas pembelajaran matematika jika dibiarkan terus menerus, dengan karakteristik pembelajaran matematika yang unik, maka pembelajaran perlu dirancang dengan model desain pembelajaran yang memberikan pilihan model pembelajaran yang seluas-luasnya bagi guru. Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas adalah dengan menggunakan model desain pembelajaran ADDIE (Analisis, Perencanaan, Pengembangan, Pelaksanaan dan Evaluasi).
Model desain pembelajaran ADDIE merupakan model desain pembelajaran yang dapat digunakan sebagai kerangka berfikir sistematis dalam merancang dan mengorganisasikan instruksi atau pengajaran yang baik bagi siswa untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu dalam hal ini tentang peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan Model Desain Pembelajaran ADDIE (Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi) pada mata pelajaran matematika di Kelas V SDN Berangah Desa Beleka Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah.
Sasaran Tindakan
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Hasil Penelitian
Telaah Pustaka
Pengaruh Model Pembelajaran ADDIE Menggunakan Media Konkrit Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Pangkungparuk Tahun Pelajaran. Penelitian Syahrudin merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran ADDIE berbantuan media konkrit terhadap hasil belajar saintifik siswa kelas V SDN 1 Pangkungparuk tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ADDIE berbantuan media konkrit dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian ini juga menemukan bahwa penerapan model pembelajaran ADDIE mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V semester VI SDN 1 Pengkungparuk. Penerapan model pembelajaran ADDIE memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi atau jawaban dari masalah yang ada sehingga siswa dapat membangun pemahaman di atasnya. Ari Dwipayanti, “Pengaruh Model Pembelajaran ADDIE Berbantuan Media Konkrit Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Pangkungparuk” (Skripsi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, 2013).
Pembelajaran ADDIE Keterampilan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran IPA Crazer V Dijaka na SDN 1 Perubahan Tahun Pelajaran 2011/2012. Gambaran model pembelajaran yang sama yaitu model desain pembelajaran ADDIE (Analisis, Perencanaan, Pengembangan, Pelaksanaan dan Evaluasi).
Kajian Pustaka
- Hasil Belajar
- Model Desain Pembelajaran ADDIE
Pengertian lain hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya 10 Hasil belajar adalah hasil atau perolehan kegiatan belajar yaitu perubahan sikap dan perilaku 11 Hasil yang diperoleh setelah melakukan penilaian, dan pengertian penilaian pembelajaran hasil adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil belajar adalah nilai-nilai yang dicapai siswa setelah melalui kegiatan dalam waktu tertentu. Aspek perubahan ini mengacu pada klasifikasi hasil belajar yang dapat dijadikan obyek kajian penelitian tentang hasil belajar Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin S.
Bloom secara umum membagi hasil belajar menjadi tiga area, yaitu area kognitif, area afektif. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual, yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh guru sekolah karena mengacu pada kemampuan siswa dalam menguasai isi materi pembelajaran setelah mereka diajarkan dalam proses pembelajaran. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Untuk mencapai hasil belajar siswa seperti yang diharapkan, perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Atas dasar itu, pembelajaran matematika di sekolah pada hakekatnya adalah suatu proses atau kegiatan yang dirancang oleh guru untuk menciptakan interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai hasil belajar yang ditandai dengan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
- Setting Penelitian
- Sasaran Penelitian
- Rencana Tindakan
- Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
- Pelaksanaan Tindakan
- Cara Pengamatan
- Analisis Data dan Refleksi
Pada tahap pelaksanaan kampanye dilakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang disusun oleh peneliti. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan langkah-langkah yang telah disiapkan. Pada tahap observasi ini observer mengamati pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan keaktifan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Apabila hasil belum sesuai dengan yang diharapkan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus III dimana dilakukan perbaikan kekurangan pada siklus II. Observasi sebagai sarana pemantauan kegiatan guru digunakan untuk merekam setiap tindakan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Sedangkan untuk aktivitas siswa dapat dilakukan observasi untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku siswa sebagai pengaruh dari tindakan yang dilakukan oleh guru.
Pada tahap ini yang dilakukan adalah guru mengajar siswa kelas V SDN Berangah materi yang dipelajari sesuai RPP dan peneliti mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa. Kemudian mengamati dan mengamati cara mengajar atau proses belajar mengajar yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Setting Penelitian
Kondisi guru di SDN Berangah yaitu sekolah tempat penelitian dilakukan sudah sesuai dengan yang diharapkan, jumlah guru yaitu 11 tenaga pendidik yang menjadi PNS berjumlah 4 orang dan guru honorer 7 orang, tetapi guru honorer guru mengambil gelar Sarjana dan yang paling penting adalah. Guru-guru tersebut juga mengajar sesuai dengan bidangnya dan rata-rata memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama di dunia pendidikan. Secara lebih rinci gambaran keadaan siswa di SD Berangah tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel berikut. Sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung yang juga memberikan kontribusi besar dalam pelaksanaan pembelajaran di SDN Berangah.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN Berangah meliputi sarana gedung, perlengkapan furniture, perlengkapan elektronik dan perlengkapan lainnya dalam kondisi baik dan memadai.
Hasil Penelitian
Pertemuan kedua pada siklus pertama adalah pada hari selasa, dan seperti biasa kami memulai pembelajaran dengan salam, pertanyaan tentang kabar siswa dan kehadiran. Data hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi pada siklus I secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 9. Secara ringkas hasil evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar pada siklus I, perlu dipertimbangkan untuk memperbaiki kesalahan pada siklus sebelumnya.
5 Jumlah soal tes 10 soal yang terdiri dari pilihan ganda Hasil observasi pada siklus II diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh observer (pengamat) dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya, yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan rencana pembelajaran (RPP) ). Dari sini dapat diartikan bahwa telah terjadi peningkatan persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II ini. Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari evaluasi pada siklus II dapat dilihat pada lampiran.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan, namun belum mencapai standar ketuntasan klasik. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar pada siklus II terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 69,58, sedangkan nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 77,5.
Proses pembelajaran pada siklus III dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu hari Jumat dan Sabtu tanggal 3 dan 4 Juni 2016 selama 3 x 35 menit pada setiap pertemuannya. Tujuan pemberian tes ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas pada siklus III pertemuan I. Guru membagikan soal, kemudian siswa menjawabnya, dan jawabannya dikumpulkan oleh satu orang dan diberikan kepada guru. Hasil observasi pada siklus III diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer (pengamat) dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya, yang bertujuan untuk menentukan pelaksanaan rencana pembelajaran (RPP).
Atas dasar itu, dapat diartikan bahwa terjadi peningkatan persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus III ini. Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari evaluasi pada siklus III dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar pada siklus III terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
Pembahasan
Media pembelajaran: Menggambar jaring-jaring geometri SIKLUS III - Menyelidiki sifat-sifat kongruen dan simetri. Berdasarkan tabel 3.8, standar kompetensi yang harus dicapai siswa pada siklus pertama adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang, siklus kedua adalah menentukan jaring-jaring dari beberapa bangun ruang sederhana. Guru meminta siswa untuk membawa alat dan bahan yang ditentukan untuk menggambar bangun ruang pada pertemuan berikutnya.
Guru menggunakan metode pembelajaran yang dipilihnya berdasarkan model desain pembelajaran ADDIE dengan siswa menggambar bentuk spasial. Guru menggunakan metode tutorial yang dipilih berdasarkan model perencanaan pembelajaran ADDIE untuk siswa dalam hal menggambar struktur ruang dan kisi-kisi geometri.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan adalah penggunaan model perencanaan pembelajaran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Desa Berangah Belaka Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah. dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model desain ADDIE merupakan model desain pembelajaran yang inovatif karena menjamin proses pembelajaran yang sistematis, efisien dan berhasil. Hasil penelitian membuktikan adanya peningkatan hasil evaluasi belajar siswa dari I. menjadi II. dan III.
Pada siklus II rata-rata hasil evaluasi siswa 77,5 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 83,33% meningkat dari siklus sebelumnya sebesar 20,83%. Sedangkan pada siklus III hasil penilaian belajar siswa sebesar 78,75 dengan presentasi ketuntasan klasikal sebesar 91,67% meningkat dari siklus sebelumnya sebesar 8,34. Data tersebut menggambarkan adanya peningkatan pada setiap siklus karena hasil yang diperoleh telah memenuhi kriteria ketuntasan yaitu lebih dari 85% sehingga penelitian ini mencapai Siklus III.
Saran
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang geometris kubus, balok, prisma, - Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang silinder, kerucut, dan limas D. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus, balok, prisma, - Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang bentuk geometris silinder, kerucut dan limas E. Pada awalnya siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan LKS terkait jaringan ruang secara individu dan guru memberikan bantuan individu kepada yang membutuhkan.