Pendidikan Agama Islam merupakan sistem pendidikan yang membimbing peserta didik dalam pengembangan jiwa dan raganya berdasarkan ideologi ajaran Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Ayat-ayat Al-Qur'an, al-Hadits dan kauniyah menjadi landasan bagi pengembangan bidang Pendidikan Agama Islam. Jadi, jika diidentifikasi, definisi di atas mengisyaratkan bahwa ada tiga dimensi utama dalam bidang pendidikan agama Islam, yaitu aspek pokok ajaran Islam (wahyu dan alam), aspek pokok ajaran Islam (iman, Islam dan ihsan), aspek utama ajaran Islam (iman, Islam dan ihsan), dan aspek pendidikan Islam (Sejarah Pendidikan Islam, Filsafat Pendidikan Islam, Ilmu Pendidikan Islam, Psikologi Pendidikan Islam, Sosiologi Pendidikan Islam, Antropologi Pendidikan Islam, Manajemen Pendidikan Islam).
Dalam Al-Qur'an dan Hadits ditegaskan bahwa melaksanakan pendidikan agama (Islam) merupakan perintah dari Allah dan merupakan ibadah kepada-Nya (Zuhairini, dkk., 1983:23). Bidang Pendidikan Agama Islam memuat ajaran hakiki agama Islam yaitu iman, Islam dan ihsan. Berdasarkan hadis di atas hakikat bidang pendidikan agama Islam adalah penjelasan tentang keimanan, Islam dan ihsan yang dilengkapi dengan realitas sejarah.
Pendidikan agama Islam merupakan bidang ilmu yang berkembang daripada asas-asas Islam (al-Quran dan hadis, aqidah, akhlak, fiqh) pada peringkat konsep dan sejarah tamadun Islam pada peringkat sebenar. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan berdasarkan akidah yang mengandung keesaan Allah SWT sebagai sumber utama nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Pendidikan agama Islam adalah bidang ilmu yang berkembang daripada bahan asas pendidikan agama Islam (Quran dan hadis, aqidah, akhlak, fiqh dan sejarah tamadun Islam).
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Asas ajaran Islam, ajaran Islam dan pendidikan Islam masing-masing berada pada skala 7.9 dan 5 pada sistem skala 10. Tujuan pendidikan Islam bersinergi dengan penggubalan tujuan pendidikan Islam seperti yang dikemukakan oleh pelbagai institusi pendidikan Islam. pakar pendidikan. Tujuan utama Khalifah Allah adalah untuk beriman kepada Allah dan tunduk dan taat sepenuhnya kepada-Nya.
Ibnu Khaldun merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam dalam dua bagian, seperti dikutip Al-Athiyyah al-Abrasi. Pertama, tujuannya diarahkan ke akhirat, yaitu terbentuknya hamba-hamba Allah yang dapat menunaikan kewajibannya kepada Allah. Kedua, tujuan berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih bermartabat dan bermanfaat bagi orang lain.
Senada dengan itu, al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam yang ingin dicapai juga ada dua hal. Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman terhadap agama Islam agar menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara. kehidupan negara. Dari uraian di atas mengenai tujuan pendidikan agama Islam, terlihat bahwa tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan agama Islam secara umum mempunyai satu arah yang sama.
Walaupun tujuan pendidikan pada umumnya adalah mengembangkan seluruh potensi diri sehingga mampu menangani tugas-tugas hidup, permasalahan hidup dan tujuan hidup, namun tujuan pendidikan agama Islam adalah membimbing hal-hal tersebut agar terlaksana sesuai dengan ajaran Islam. Untuk meningkatkan keimanan seseorang kepada Allah agar melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jadi tujuan pendidikan agama Islam selain berorientasi pada akhirat, juga berorientasi pada kehidupan duniawi, yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih bermartabat dan bermanfaat bagi makhluk lain.
Kemampuan berbuat yang terbaik dan bermanfaat bagi makhluk lain merupakan wujud ihsan dalam Islam dan keimanan.
Ruang Lingkup Keilmuan Pendidikan Agama Islam
Pembahasan ilmu syariah dilakukan dengan pemahaman (al-fiqh) yang lebih dikenal dengan ilmu fiqh. Dengan demikian, kajian Fiqih pada hakikatnya adalah mempelajari hukum syariah agar dapat mengikuti jalan ketundukan dan ketaatan terhadap aturan Allah SWT. Ilmu Aqidah atau dikenal juga dengan ilmu Usuluddin merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas tentang prinsip-prinsip dasar keimanan.
Dengan demikian, tujuan utama mempelajari materi akhlak adalah untuk mencapai derajat ihsan, yaitu kesadaran terhadap segala perilaku yang diawasi oleh Allah SWT. Kajian Sejarah Peradaban Islam idealnya merupakan upaya untuk memperoleh ibrah (pelajaran) mengenai akibat menaati dan menolak ketentuan Allah SWT, mengenai Islam, keimanan dan ihsan. Bidang Pendidikan Agama Islam meliputi keselarasan, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan manusia lain, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan makhluk lain (lingkungannya).
Dilihat dari segi perbincangan, skop keilmuan pendidikan agama Islam yang umumnya dilaksanakan di sekolah adalah seperti berikut. Al-Quran melibatkan pembacaan Al-Quran dan memahami maksud kandungan dalam setiap ayat Al-Quran. Fikih meliputi segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya sesuai dengan syariat Islam, yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah dan dalil-dalil syari’ah lainnya, yang membawa kepada seseorang dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan terlaksana dengan benar. sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Sejarah Peradaban Islam meliputi tumbuh kembangnya agama Islam dari awal berdirinya hingga saat ini, sehingga peserta didik dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
Tingkat Kompetensi dan Lingkup Materi setiap Elemen Keilmuan Pendidikan Agama Islam
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap seseorang yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam menyikapi secara efektif lingkungan sosial dan alam dalam lingkup pergaulan dan eksistensinya. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. 1) Kompetensi inti pendidikan agama Islam dan karakter SD/MIa. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri ketika berhadapan dengan keluarga, teman, dan guru.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, sopan santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. Penyajian pengetahuan faktual dengan bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerak yang mencerminkan anak yang sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang beriman dan berakhlak mulia. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, sopan santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, sahabat, guru dan tetangga serta cinta tanah air. KOMPETENSI INTI 3 ( PENGETAHUAN ) KOMPETENSI INTI 4 ( KETERAMPILAN ) Memahami pengetahuan faktual dan. secara konseptual dengan mengamati, bertanya dan mencoba rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk Tuhan dan aktivitasnya serta benda-benda yang ditemuinya di rumah, di sekolah, dan di taman bermain. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, sahabat, guru dan tetangga serta cinta tanah air.
25 3. Memahami pengetahuan faktual dan . secara konseptual mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahunya tentang dirinya, makhluk Tuhan dan aktivitasnya serta benda-benda yang ditemuinya di rumah, di sekolah, dan di taman bermain. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun dan percaya diri dalam interaksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam lingkup pergaulan dan keberadaannya. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleran, kooperatif), santun dan percaya diri dalam berinteraksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam lingkup sosial dan kemasyarakatannya.
KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP MENTAL). 3) Kompetensi Inti Pendidikan Agama Islam dan Akhlak SMA/MA/SMK/MAKa. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan proaktif sebagai bagian dari solusi berbagai permasalahan dalam interaksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta memposisikan diri sebagai 'refleksi bangsa dalam interaksi sosial dunia. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan proaktif sebagai bagian dari penyelesaian berbagai permasalahan dalam interaksi yang efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta memposisikan diri sebagai cerminan tanggung jawab. bangsa dalam hubungan dunia. .
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan proaktif sebagai bagian dari solusi berbagai permasalahan dalam interaksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta memposisikan diri sebagai 'refleksi bangsa dalam pergaulan sosial dunia KOMPETENSI INTI 3.
Contoh Soal HOTS Materi KB
Pengolahan, penalaran, penyajian dan kreasi dalam ranah konkrit dan abstrak berkaitan dengan pengembangan apa yang dipelajari di sekolah secara mandiri, bertindak efektif dan kreatif serta mampu menerapkan metode sesuai dengan kaidah ilmiah. Berikut ini adalah penyajian contoh soal pada modul ini sebagai bahan pelatihan bagi Anda dalam menganalisis soal dan jawaban, serta sebagai contoh pembuatan soal tes formatif yang akan dibuat oleh instruktur. Secara terminologi pendidikan agama Islam adalah suatu sistem pendidikan yang membimbing peserta didik melalui prinsip dan metode yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits sehingga menjadi hamba Allah yang beriman, Islam dan Muhsin.
Tindak Lanjut Belajar
Apabila nilai ujian akhir modul berada di bawah standar minimal penyelesaian (70), maka akan dilakukan pembelajaran remedial dengan memperhatikan petunjuk pada program PPG LMS. Pendidikan agama Islam : suatu sistem pendidikan yang membimbing peserta didik dalam pengembangan jiwa dan raganya berdasarkan ajaran Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Abdul Fatah Jelal, Prinsip Pendidikan Islam, Bandung, Dipenogoro, 1988 Abdurrahman en-Nahlawi, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam.
Keluarga, di sekolah dan di masyarakat, Bandung: Dipenogoro, 1992 Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-. Tim Penyusun, Konsorsium Ilmiah Wahyu Menandu Ilmu Draf Rencana Induk (Kk-Wmi) Uin Sunan Gunung Djati Bandung 2015-2025. Nanat Fatah Natsir, dkk., Ed., Konsorsium Sains UIN SGD Bandung, Panduan Ilmiah Pandangan Ilmiah UIN Wahyu, Bandung, Gunung Djati Press, 2008.
Nanat Fatah Natsir, dkk., eds., Konsorsium Bidang Ilmu Pengetahuan UIN SGD Bandung, Pengembangan Pendidikan Tinggi Dalam Perspektif Wahyu Pembimbing Ilmu, Bandung, Gunung Djati Press, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Tahun 2013 Bidang Ilmu Keagamaan dan Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Syahrizal Afandi, “Kajian Hadits Jibril dalam Perspektif Pendidikan; Kajian Materi Pembelajaran dan Metode Pembelajaran,” Jurnal Penelitian Islam.