LAPORAN KEGIATAN FIELD TRIP IPAL DAN INCENERATOR
RSUD DR. SAIFUL ANWAR KOTA MALANG
MATA KULIAH PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH
Disusun oleh:
Kelompok 2
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES MALANG 2023
1. Hernanda Guntur Putra Yussanto P17451214052
2. Dimas Gading Amirul Ivant P17451214053
3. Youanna Vidya Ayu Dhamayanti P17451214054
4. Farih Ahmad Syauqi Yafi P17451214055
5. Titis Eka Septya Sukmadiarti P17451214056
6. Julaika Sri Rahayu P17451214057
7. Avi Kharisma Fitrotur Rohmania P17451214058
8. Intan Lestanto Dewanti P17451214059
9. Maulidia Trisnawati P17451214060
10. Meike Olivia Fernandita Yusuf P17451214061
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ... 3
BAB I ... 4
PENDAHULUAN ... 4
1.1 Latar Belakang ... 4
1.2 Tujuan ... 5
1.3 Manfaat ... 5
BAB II ... 6
TINJAUAN PUSTAKA ... 6
Tipe Rumah Sakit RSUD Saiful Anwar Kota Malang ... 6
BAB III ... 8
HASIL ... 8
3.1 Profil dan Struktur Organisasi IPL (Instalasi Penyehat Lingkungan) ... 8
3.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit (IPAL) ... 8
3.2.1 Jenis ... 9
3.2.2 Karakteristik ... 10
3.2.3 Sumber Air Limbah ... 11
3.2.4 Teknologi Pengolahan Air Limbah ... 12
3.2.5 Petunjuk Operasional IPAL ... 13
3.2.6 Pemeliharaan IPAL ... 14
3.2.7 Monitoring dan Evaluasi ... 15
3.3 Incinerator ... 15
3.3.1 Jenis, Karakteristik, dan Sumber Limbah Rumah Sakit ... 15
3.3.2 Petunjuk Operasional Penggunaan Incinerator ... 16
3.3.3 Pemeliharaan Incinerator ... 16
3.3.4 Monitoring dan Evaluasi ... 16
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini dengan judul
"LAPORAN KEGIATAN FIELD TRIP IPAL DAN INCENERATOR RSUD DR.
SAIFUL ANWAR KOTA MALANG" dalam rangka mata kuliah Pengolahan dan Pengelolaan Limbah.
Kegiatan lapangan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para mahasiswa tentang proses pengelolaan limbah di dunia nyata, khususnya dalam konteks Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan incenerator di RSUD Dr. Saiful Anwar Kota Malang. Melalui kunjungan ini, diharapkan mahasiswa dapat menggali pengetahuan serta pengalaman langsung mengenai teknologi dan praktik terkini dalam pengelolaan limbah, yang merupakan bagian integral dari mata kuliah ini.
Dalam laporan kegiatan ini, kami akan menyajikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan lapangan yang kami lakukan, termasuk observasi, wawancara dengan para ahli, serta analisis mendalam terhadap proses-proses yang terjadi di IPAL dan incenerator RSUD Dr.
Saiful Anwar. Diharapkan laporan ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan inspiratif bagi pembaca, terutama para mahasiswa dan praktisi yang tertarik dalam bidang pengelolaan limbah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan melibatkan diri dalam kegiatan ini, termasuk pihak RSUD Dr. Saiful Anwar yang telah memberikan kesempatan dan kerja sama yang baik. Semoga laporan kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pengolahan dan pengelolaan limbah.
07 November 2023
Penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pengelolaan limbah menjadi salah satu tantangan utama dalam dunia modern saat ini.
Dengan pertumbuhan populasi yang cepat dan perkembangan industri yang pesat, produksi limbah pun meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, penanganan limbah yang efisien dan berkelanjutan menjadi sangat penting untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Dalam konteks mata kuliah Pengolahan dan Pengelolaan Limbah, pemahaman mendalam tentang berbagai teknologi dan metode pengelolaan limbah menjadi suatu keharusan.
Mahasiswa perlu mengerti tidak hanya teori-teori dasar, tetapi juga melihat dan memahami aplikasi nyata dari proses-proses tersebut. Dalam rangka memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa, kegiatan field trip ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan incenerator RSUD Dr. Saiful Anwar Kota Malang menjadi sangat relevan.
RSUD Dr. Saiful Anwar adalah salah satu rumah sakit terkemuka di Kota Malang yang melayani ribuan pasien setiap tahunnya. Sebagai lembaga pelayanan kesehatan, RSUD Dr.
Saiful Anwar menghasilkan berbagai jenis limbah, termasuk limbah medis dan limbah domestik. Pengelolaan limbah di rumah sakit ini memerlukan teknologi dan sistem yang canggih untuk memastikan limbah-limbah tersebut diolah dengan benar, tidak mencemari lingkungan sekitar, dan mematuhi standar keselamatan.
Melalui field trip ini, mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk mengamati proses- proses pengolahan limbah yang dilakukan di IPAL dan incenerator RSUD Dr. Saiful Anwar.
Mereka dapat melihat secara langsung bagaimana teknologi modern digunakan untuk mengolah limbah medis, limbah domestik, serta limbah industri ringan yang dihasilkan oleh rumah sakit. Pengalaman ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang prinsip-prinsip pengolahan limbah, tetapi juga memberikan wawasan praktis yang dapat diterapkan di dunia nyata.
Dalam laporan kegiatan ini, kami akan menggambarkan dengan rinci hasil observasi, temuan, serta pembelajaran yang diperoleh selama kunjungan ke IPAL dan incenerator RSUD Dr. Saiful Anwar Kota Malang. Kami percaya bahwa pengalaman ini akan memberikan
kontribusi positif dalam pembentukan pemahaman dan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan bertanggung jawab di masa depan.
1.2 Tujuan
Mengembangkan pemahaman mahasiswa mengenai prinsip-prinsip dasar dan praktik terkini dalam pengelolaan limbah di instansi pelayanan kesehatan, dengan fokus pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan incenerator RSUD Dr. Saiful Anwar Kota Malang. Tujuan ini mencakup memahami proses-proses teknis, aspek keselamatan, kebijakan, dan praktik terbaik dalam pengelolaan limbah di rumah sakit.
1.3 Manfaat
Manfaat Singkat Laporan Kegiatan Field Trip IPAL dan Incenerator RSUD Dr. Saiful Anwar Kota Malang Mata Kuliah Pengolahan dan Pengelolaan Limbah:
1. Pemahaman Praktis
Memberikan pemahaman praktis mahasiswa tentang proses pengelolaan limbah di rumah sakit melalui observasi langsung di IPAL dan incenerator RSUD Dr. Saiful Anwar.
2. Kontribusi Akademik
Berpotensi memberikan kontribusi terhadap pengetahuan akademik melalui pemahaman mendalam yang dapat diintegrasikan dalam tugas-tugas akademik mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Rumah Sakit RSUD Saiful Anwar Kota Malang
Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 Pelayanan Medik Sub Spesialis. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas A meliputi: Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Sub Spesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik, Dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. Jumlah tempat tidur minimal 400 buah. Rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat (Asmarhany, 2014).
Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, tetapi juga mungkin dampak negatif. Dampak negatif itu berupa cemaran akibat proses kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar.
Pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari pasien ke pasien dari pekerja ke pasien maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit. Oleh sebab itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di lingkungan rumah sakit dan sekitarnya, perlu penerapan kebijakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan monitoring limbah rumah sakit sebagai salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan. Rumah sakit sebagai institusi yang sosioekonomis karena tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terlepas dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang dihasilkan
Limbah cair adalah gabungan cairan dan sampah yang terbawa dan tempat tinggal, kartor, tempat perdagangan, industri, air tanah, air permukaan, dan air hujan, Air Imbah pada umumnya mengandung air, bahan padat, dan mikroorganisme. Adanya mikroorganisme dapat membantu terjadinya proses pengolahan air limbah. Batasan yang banyak dikemukakan mengenai air limbah umumnya meliputi komposisi serta sumber darimana asalnya. Misal air limbah rumah tangga, air limbah industri, air limbah rumah sakit, dan lain-lain. Setiap jenis air Imbah memilki masing-masing karakter. Dalam upaya pengolahannya, setiap jenis air limbah memerlukan perlakuan yang berbeda (Sooparman dan Suparmin, 2001).
Salah satu teknik pengolahan limbah rumah sakit yang sering diterapkan adalah pengunaan incinerator. Penggunaan incinerator biasanya hanya dilakukan untuk limbah berjenis padat.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit antara lain adalah ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan dengan pengaturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu serta perangkap untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.
BAB III HASIL
3.1 Profil dan Struktur Organisasi IPL (Instalasi Penyehat Lingkungan)
Sebelum perang dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar (pada waktu itu bernama Rumah Sakit Celaket), merupakan rumah sakit militer KNIL, yang pada pendudukan Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap digunakan sebagai rumah sakit militer. Pada saat perang kemerdekaan RI, Rumah Sakit Celaket dipakai sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk umum digunakan Rumah Sakit Sukun yang ada dibawah Kotapraja Malang pada saat itu.
Tahun 1947 (saat perang dunia ke II), karena keadaan bangunan yang lebih baik dan lebih muda, serta untuk kepentingan strategi militer, rumah sakit Sukun diambil alih oleh tentara pendudukan dan dijadikan rumah sakit militer, sedangkan Rumah Sakit Celaket dijadikan rumah sakit umum. Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur / IDI membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek (Program Kerjasama STKM-RS Celaket tanggal 23 Agustus 1969).
Tanggal 2 Januari 1974, dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI N0. 001/0/1974, Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dijadikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dengan Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek. Pada tanggal 12 Nopember 1979, oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur, Rumah Sakit
Celaket diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 51/Menkes/SK/III/1979 tanggal 22 Pebruari 1979, menetapkan RSUD Dr.
Saiful Anwar sebagai rumah sakit rujukan. Pada tahun 2002 Berdasarkan PERDA No. 23 Tahun 2002 RSU Saiful Anwar ditetapkan sebagai Unsur Penunjang Pemerintah Provinsi setingkat dengan Badan.
Pada bulan April 2007 dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.673/MENKES/SK/VI/2007 RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas A. Pada tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dengan keputusan Gubernur Jawa Timur No. 188/439/KPTS/013/2008. Pada tanggal 20 Januari tahun 2011 RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A melalui sertifikat dari Kementerian Kesehatan RI dengan Nomor Sertifikat 123/MENKES/SK/I/2011.Terakhir pada tanggal 16 Maret 2015 RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan telah Terakreditasi KARS Versi 2012 dengan menerima Sertifikat Lulus Tingkat PARIPURNA yang diberikan oleh KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (KARS) dengan NOMOR : KARS-SERT/95/III/2015 dengan masa berlaku mulai tanggal 23 Maret 2015 s/d 23 Februari 2018.
Visi RSUD Dr. Saiful Anwar :
Menjadi Rumah Sakit Berstandar Kelas Dunia Pilihan Masyarakat Misi RSUD Dr. Saiful Anwar :
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Berstandar Internasional Dengan Mengutamakan Keselamatan Pasien dan Berfokus Pada Kepuasan Pelanggan
Motto RSUD Dr. Saiful Anwar :
Kepuasan dan Keselamatan Pasien adalah Tujuan Kami
3.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit (IPAL) 3.2.1 Jenis
1) Limbah infeksius
Adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif), limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular, limbah yang berasal dari kamar
2) Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi
3) Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau 15 menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.
4) Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obatobat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang sangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan.
5) Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
6) Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
7) Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Misal berasal dari rontgen yang berupa limbah cair maupun limbah padat.
3.2.2 Karakteristik
1) Bangsal rawat inap: sebagian besar berupa limbah infeksius seperti pembalut, penutup luka, plaster luka, sarung tangan, peralatan medis disposable, jarum hipodermik dan perlengkapan infus bekas, cairan tubuh dan ekskreta, kemasan yang terkontaminasi dan remahan makanan.
2) Ruang operasi dan bangsal bedah: umumnya limbah anatomi seperti jaringan tubuh, organ, janin dan bagian tubuh lainnya, limbah infeksius yang lain dan peralatan bedah tajam.
3) Unit layanan kesehatan lain: umumnya limbah umum dengan sebagian kecil limbah infeksius.
4) Laboratorium: umumnya limbah patologi (termasuk beberapa bagian tubuh) dan sangat infeksius (potongan jaringan, kultur mikrobiologis, stok agens infeksius, bangkai hewan sakit, darah dan cairan tubuh yang lain) dan benda tajam serta beberapa limbah radioaktif dan kimia.
5) Unit farmasi dan penyimpanan bahan kimia: sejumlah kecil limbah farmasi dan bahan kimia, terutama kemasan (yang hanya mengandung residu jika ruang penyimpanan dikelola dengan baik) dan sampah umum.
6) Unit penunjang: sampah umum.
3.2.3 Sumber Air Limbah
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Koordinator Limbah Cair RSSA Malang mengatakan bahwa limbah cair ini berasal dari semua kegiatan yang ada di rumah sakit yang menggunakan air akan di buang dan diolah di IPAL di antaranya berasal dari Ruang adminitrasi (wastafel dan kamar mandi), Rawat jalan, Rawat inap , Laboratorium (darah, tinja, sisa reagen, dahak, air kencing, wastafel dan kamar mandi), Ruang OK,
Laundry, Kamar jenazah dan Dapur.
• Ruang adminitrasi (wastafel dan kamar mandi)
• Rawat jalan
• Rawat inap
• Laboratorium (darah, tinja, sisa reagen, dahak, air kencing, wastafel dan kamar mandi)
• Ruang OK
• Laundry
• Kamar jenazah
• Dapur
3.2.4 Teknologi Pengolahan Air Limbah
Pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak. Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yaitu bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air limbah yang mengandung padatan berukuran besar dilakukan penyaringan, kemudian dialirkan kedalam bak pengendap awal. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak biofilter anaerob dengan arah aliran dari atas-bawahatas. Bak anaerob berisi media kontak berupa bahan plastik atau kerikil atau batu sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Penguraian zatzat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerob atau fakultatif aerob.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap 6 orang Petugas Limbah Cair RSSA Malang semuanya mengatakan bahwa pengolahan limbah di IPAL RSSA Malang adalah sebagi berikut:
A. Proses/alur pengolahan limbah cair
1) Proses pengolahan limbah cair yang pertama adalah limbah dari kamar mandi di tampung di septic tank kemudian di alirkan melalui jaringan yang akan masuk ke bak control, kemudian limbah yang berasal dari ruangan OK, dapur/gizi di alirkan ke bak PTB ( Pre Treatment Basin ) jadi dalam bak ini limbah dilakukan pengolahan pendahuluan agar tidak menyumbat ke saluran jaringan yang lain. Jadi dalam proses di PTB di lakukan pemberian aerasi agar semua limbah tercampur rata, untuk limbah dari dapur/gizi di berikan bak penangkap lemak atau grease treap. Lemak yang dihasilkan oleh gizi/dapur akan dikuras 2 kali seminggu. Kemudian air limbah yang sudah masuk ke bak PTB akan di alirkan ke IPAL melalui jaringan perpipaan untuk melakukan proses selanjutnya
2) Screen : Sebagai bak penyaring kasar 3) Lift station : Bak pengendapan pasir
4) Buffer basin : Equalisasi sebagai masa tinggal sementara, yaitu proses pertumbuhan bakteri
5) Aerasi: Pemberian oksigen ke bak aerasi dan pengembangbiakan bakteri dan penambahan lumpur aktif sesuai standart SV30 300ml
6) Bak settling: Sebagai bak sedimentasi atau pengendapan lumpur
7) Pihak ketiga: lumpur endapan dikirim kepada pengolah limbah pihak ke-tiga 3.2.5 Petunjuk Operasional IPAL
Proses/alur pengolahan limbah cair dan fungsi masingmasing unit pengolahan limbah cair di RSSA Malang adalah sebagai berikut:
➢ Sumber
➢ Jaringan perpipaan
➢ Bak kontrol terdekat
➢ Jaringan
➢ Bak kontrol dengan jarak 10 m (bak kontrol ada
➢ disetiap tikungan dengan jarak masing-masing 10 m)
➢ Jaringan
➢ Bak kontrol induk (1m x 1m x 1m)
➢ Jaringan perpipaan induk
➢ IPAL sentral
➢ Bak lift station kemudian proses selanjutnya adalah:
➢ Bak buffer basin (ekualisasi)
➢ FBBR
Didalam proses pengolahan limbah bak FBBR merupakan proses utama/inti. Dalam proses ini suhu harus selalu diperhatikan agar proses kerja bakteri data berjalan dengan baik, masa tinggal limbah ini 8-12 jam.
➢ Bak settling (pengendapan)
Dalam bak ini terjadi pengendapan dengan cara alami yaitu air limbah dibiarkan mengendap dengan sendirinya.
➢ Bak terolah/treated water
Dalam bak ini terjadi proses aerasi ulang dikarenakan kemungkinan ada bakteri yang masih aktif.
➢ Filterisasi/penyaringan
Dalam bak ini terjadi proses penyaringan air limbah
➢ Indikator
Dalam bak ini terdapat indikator ikan yang berfungsi untuk mengetahui kualitas air limbah apakah sudah layak di buang ke sungai atau tidak.
➢ Bak klorinasi
Dalam bak ini klor yang diberikan dalam bentuk klorin cair dan klorin tablet yang berfungsi untuk membunuh kuman yang ada dalam limbah.
➢ Jaringan dan langsung di buang ke sungai 3.2.6 Pemeliharaan IPAL
Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Biologis Dengan Sistem Aerobic. Pemeliharaan IPAL sistem aerobic dilakukan setiap 2 (dua) hari sekali meliputi hal – hal sebagai berikut :
• Memeriksa blower termasuk keadaan oli setiap blower dan mengganti/manambahnya bilamana dianggap perlu.
• Mengatur penggantian pemakaian blower dari unit yang satu ke unit yang lainnya kecuali apabila diatur secara otomatis.
• Membersihkan intake filter
• Memeriksa keadaan ven-belt dan tegangannya
• Memeriksa system operasi dari motor blower termasuk diffuser.
• Memeriksa switchboard.
• Memeriksa comminutor termasuk keadaan oli comminutor dan mengganti/menambahnya bilamana dianggap perlu.
• Memeriksa komponen – komponen pemotong comminutor
• Membersihkan bagian – bagian lain yang dianggap perlu.
• Memeriksa system pengemalian lumpur termasuk pembersihannya
• Membersihkan serta membuang lumut atau kotoran lain yang ada pada unit Sewage Treatment Plant termasuk juga didalam ruang pompa
• Memeriksa dan membersihkanpompa – pompa sewage.
• Memeriksa dan membetulkan aliran cairan kaporit sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Prosedur Dan Tahap Pemeliharaan.
➢ Bak pengumpul Awal (influent chamber).
• Bersihkan benda – benda padat dan yang tertimbun dan berkumpul secara berkala sebelum mencapai unit commuinutor.
➢ Comminutor.
• Pisau – pisau pemotong yang tumpul, gantilah dengan pisau – pisau baru. Periksa bak comminutor jika sekiranya terdapat , berikan lubrikasi secukupnya dan semprot dengan air agar bersih.
➢ Unit penyebar Udara (Difuser).
• Apabila diffuser tersumbat, aturlah katup – katup sehingga udara yang lewat unit tersebut lebih besar, dan juga dengan menutup katup deretan diffuser lainnya. Bila pelampung tersumbat, bersihkanlah. Pengendapan pada pipa transfer, masukkan selang air kedalam pelampung dan semprotkan air sekuat-kuatnya.
➢ Bak Pengendap.
• Apabila terjadi lumpur yang mengapung tambahkanlah debit resirkulasi, kalau tidak ada kemajuan, bersihkanlah dinding dinding miring bak pengendap. Apabila masih belum terlihat perkembangan, kurangilah proses aerasi agar supaya proses nitrifikasi tidak berlebihan.
3.2.7 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring:
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap seorang Petugas Limbah Cair RSSA Malang semuanya mengatakan bahwa ada monitoring harian yang dilakukan oleh petugas, monitoring yang dilakukan adalah operator kerja di bagi menjadi 3 shif yaitu pagi, siang dan malam untuk mengecek mesin, panel, bak-bak IPAL, PTB, dan operator siaga selama 24 jam, membahas apa yang dilakukan hari ini dan apakah ada masalah/tidak pada saat shif tersebut dan melakukan serah terima pergantian shif.
Evaluasi:
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap seorang Petugas Limbah Cair RSSA Malang semuanya mengatakan bahwa RSSA melakukan evaluasi berkala selama sebulan sekali, bentuk evaluasinya dengan cara melakukan sampling air limbah sebulan sekali dengan memeriksakan kondisi pH, SV30 dan memeriksakan sisa klor.
3.3 Incinerator
3.3.1 Jenis, Karakteristik, dan Sumber Limbah Rumah Sakit
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Petugas Incinerator RSSA Malang mengatakan bahwa jenis incinerator yang digunakan oleh RSSA Malang adalah Multi Chamber.
Karakteristik Incinerator
➢ Kapasitas 400 kg dan 500 kg
➢ Terdapat 2 incinerator
➢ Suhu pemanasan 800-1200ºC
➢ Memiliki tempat penyimpanan sementara (cold storage) dengan kapasitas 12m³
➢ Residu dalam bentuk abu
➢ Petugas pengelola bersertifikat
➢ Berbahan bakar gas Sumber Limbah Rumah Sakit
➢ Limbah dari bangsal
➢ Limbah dari bangunan
➢ Limbah dari laboratorium
➢ Dan semua unit yang menghasilkan limbah B3
3.3.2 Petunjuk Operasional Penggunaan Incinerator Alur Penggunaan Incinerator
3.3.3 Pemeliharaan Incinerator
Berdasarkan keterangan dari petugas RSSA pemeliharaan incinerator dilakukan sebagai berikut :
• Pengecekan dilakukan 3 bulan sekali pada :
➢ Bunker
➢ Panel batu
➢ Tanam api
➢ Water scruber
• Pembersihan bagian luar dilakukan setiap hari
3.3.4 Monitoring dan Evaluasi 1. Pelaporan:
➢ Membuat catatan pemantauan dan evaluasi secara berkala, dan jika ada pelanggaran aturan atau hasil yang tidak memuaskan, tindakan perbaikan harus segera dilakukan.
Limbah datang kemudian ditimbang
Limbah dimasukkan
ke dalam incinerator
di bakar selama 4-6 jam
Abu yang sudah dingin
dimasukkan ke dalam
drum
Disimpan di TPS
LB3
Dilakukan pendataan
dan pelabelan
Di angkut oleh pihak ketiga PT. PPLI
➢ Melaporkan hasil pemantauan kepada otoritas yang berwenang sesuai peraturan setempat.
2. Pemantauan Dampak Lingkungan:
Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh incinerator, termasuk pengaruhnya terhadap tanah, air, dan udara.
3. Evaluasi Kinerja Keselamatan:
Melakukan evaluasi kinerja keselamatan untuk memastikan bahwa operasional incinerator aman bagi pekerja dan masyarakat sekitar.
4. Peningkatan Efisiensi:
Selalu mencari cara untuk meningkatkan efisiensi incinerator, baik dalam hal penggunaan bahan bakar, pengurangan limbah, atau pengurangan emisi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
IPAL dan Insenirator merupakan fasilitas yang penting bagi Rumah Sakit DR. Saiful Anwar yang mana Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar membutuhkan IPAL dan Insenirator untuk mengolah limbah-limbah yang berbahaya dan tidak bisa dibuang langsung ke lingkungan dan bisa merusak lingkungan sekitar Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar.
Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar melakukan pemeriksaan di sekitar lingkungan rumah sakit agar sekitar lingkungan Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar tidak tercemar dan selalu terjaga akan kesehatan lingkungan di sekitar ruamh sakit. Limbah-limbah yang keluar dari rumah sakit bisa menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar dikarenakan itu rumah sakit harus memiliki ipal dan insenirator untuk menanggulangi limbah yang berbahaya dari rumah sakit
4.2 Saran
a. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Kota Malang untuk merencanakan proses pengolahan lanjutan (ultimate disposal) agar nantinya dapat mengolah sendiri lumpur yang dihasilkannya tanpa menggunakan jasa pihak ketiga, sehingga dapat menghemat anggaran.
b. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Kota Malang rutin (misalnya sebulan sekali) memeriksakan inlet limbah cairnya untuk mengetahui efektivitas pengolahan IPAL yang dimilikinya.
c. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Kota Malang memperhatikan dan mengecek secara rutin (setiap bulan) sarana dan prasarana yang ada di IPAL. Jika sarana dan prasarana yang sudah rusak harus diadakan pendanaan ulang untuk membeli peralatan yang baru.
d. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Kota Malang melakukan penambahan SDM agar dapat meningkatkan kinerja IPAL.
LAMPIRAN
Gambar 1 IPAL di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Kota Malang
Gambar 2 Incenerator Dr. Saiful Anwar Kota Malang
Gambar 3 Modul Praktikum Mata Kuliah Pengolahan dan Pengelolaan Limbah