• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEL8 Keseimbangan Umum melalui Analisis IS-LM (Part 1) REG23

N/A
N/A
muhammad aksal

Academic year: 2024

Membagikan "KEL8 Keseimbangan Umum melalui Analisis IS-LM (Part 1) REG23"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

MAKALAH

Keseimbangan Umum melalui Analisis IS-LM (Part 1) - keseimbangan di pasar barang (Kurva IS)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Makro Dosen Pengmpu : Dinda Ayu Izmi S.E,.M.ak

Disusun Oleh :

Fikri Ali Pauzan Jam Jam : 8413123221 Muhamad Aksal : 8413123218

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVESITAS INSAN CENDIKIA MANDIRI 2024

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Ekonomi Makro di universitas insan cendikia mandiri.

Topik yang diangkat dalam makalah ini adalah keseimbangan umum melalui analisis IS-LM (part 1). Pembahasan dalam makalah ini mencakup Keseimbangan Dipasar Barang (Kurva IS) . Melalui makalah ini, kami berusaha untuk memaparkan dan menganalisis [Kuva IS-IM] secara komprehensif dengan merujuk pada berbagai sumber terpercaya.

Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai kendala dan keterbatasan. Namun, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan makalah yang berkualitas dan bermanfaat bagi pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

[Bandung,27 april 2024]

[Penulis]

(3)

iii

DATAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DATAR ISI ... iii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

1.2. RUMUSAN MASALAH ... 3

1.3. TUJUAN PENULUSAH ... 3

BAB II ... 4

PEMBAHASAN ... 4

2.1. KERANGKA TEORITIS ... 4

2.2. PENAWARAN TABUNGAN DAN PERMINTAAN INVESTASI ... 9

2.3 KURVA IS ... 12

BAB III ... 14

PENUTUP ... 14

3.1 KESIMPULAN ... 14

3.2 SARAN ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN .1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1.1 Pentingnya memahami keseimbangan di pasar barang

a. .Pasar barang merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian. Ini mencerminkan interaksi antara permintaan dan penawaran barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian.

b. Keseimbangan di pasar barang menentukan tingkat output atau produksi yang akan dicapai dalam perekonomian. Ketika permintaan dan penawaran barang seimbang, maka tingkat output yang dihasilkan akan berada pada tingkat keseimbangan atau full employment.

c. Keseimbangan di pasar barang berkaitan erat dengan komponen lain dalam perekonomian, seperti pasar tenaga kerja, pasar uang, dan pasar modal. Perubahan dalam keseimbangan di pasar barang akan berdampak pada komponen lain tersebut, dan sebaliknya.

d. Dalam analisis keseimbangan umum, semua pasar dalam perekonomian dianggap saling terkait dan saling mempengaruhi.

Keseimbangan di pasar barang merupakan salah satu syarat penting untuk mencapai keseimbangan umum dalam perekonomian.

e. Pemahaman tentang keseimbangan di pasar barang membantu para pembuat kebijakan dalam mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Misalnya, jika terjadi ketidakseimbangan di pasar barang, pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal atau moneter untuk mengembalikan keseimbangan.

Dengan memahami keseimbangan di pasar barang dan bagaimana ia terkait dengan komponen lain dalam perekonomian, para ekonom dan pembuat kebijakan dapat menganalisis dan memprediksi dampak dari berbagai kebijakan ekonomi secara lebih akurat. Ini memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam upaya mencapai keseimbangan umum dan memaksimalkan kesejahteraan masyarakat.

(5)

2

1.1.2. Berikut gambaran singkat tentang model IS-LM dan peranannya dalam menganalisis perekonomian:

a. Kurva IS (Investment-Saving):

- Kurva IS menggambarkan keseimbangan di pasar barang, di mana investasi sama dengan tabungan.

- Kurva ini menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan output yang menyeimbangkan pengeluaran investasi dan tabungan.

- Kemiringan kurva IS negatif, yang berarti semakin tinggi tingkat bunga, semakin rendah investasi dan output keseimbangan.

b. Kurva LM (Liquidity preference-Money supply):

- Kurva LM menggambarkan keseimbangan di pasar uang, di mana permintaan uang sama dengan penawaran uang.

- Kurva ini menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan output yang menyeimbangkan permintaan dan penawaran uang.

- Kemiringan kurva LM positif, yang berarti semakin tinggi output, semakin tinggi permintaan uang dan tingkat bunga keseimbangan.

c. Peranan model IS-LM:

- Model ini memungkinkan analisis simultan pengaruh kebijakan fiskal dan moneter terhadap output dan tingkat bunga.

- Pergeseran kurva IS mencerminkan perubahan dalam kebijakan fiskal, seperti perubahan pengeluaran pemerintah atau pajak.

- Pergeseran kurva LM mencerminkan perubahan dalam kebijakan moneter, seperti perubahan penawaran uang.

- Dengan menganalisis pergeseran kurva IS dan LM, model ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kebijakan fiskal dan moneter mempengaruhi output dan tingkat bunga dalam perekonomian.

Meskipun model IS-LM memiliki beberapa asumsi yang disederhanakan, namun model ini tetap menjadi alat analisis penting dalam ekonomi makro untuk memahami interaksi antara pasar barang dan pasar uang, serta dampak kebijakan ekonomi terhadap output dan tingkat bunga.

(6)

3 1.2. RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana keseimbangan pasar ekonomi makro pada tingkat agregat?

 Apa hubungan antara tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan nasional dalam analisis pasar barang?

 Apa pengaruh pergeseran kurva IS terhadap keseimbangan pasar barang dan jasa?

 Bagaimana keseimbangan pasar barang dan jasa tercapai dalam analisis kurva IS?

1.3. TUJUAN PENULUSAH

 Untuk mengetahui penawaran tabungan dan permintaan investasi

 Untuk mengetahui pasar barang dan jasa (kurva IS)

 Untuk mengetahui keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang

(7)

4 BAB II PEMBAHASAN 2.1. KERANGKA TEORITIS

Pendekatan pendapatan-pengeluaran (income-expenditure approach) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian. Pendekatan ini berfokus pada hubungan antara pengeluaran agregat (aggregate expenditure) dan pendapatan nasional.

2.1.1. Berikut adalah penjelasan tentang pendekatan pendapatan- pengeluaran dalam menentukan keseimbangan pendapatan nasional:

a. Pengeluaran Agregat (Aggregate Expenditure)

Pengeluaran agregat adalah total pengeluaran yang dilakukan oleh semua sektor ekonomi dalam suatu periode tertentu. Pengeluaran agregat terdiri dari empat komponen utama:

- Konsumsi (C): pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa.

- Investasi (I): pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk membeli barang-barang modal seperti mesin, pabrik, dan peralatan.

- Pengeluaran pemerintah (G): pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk membeli barang dan jasa.

- Ekspor neto (X - M): selisih antara ekspor barang dan jasa ke luar negeri dengan impor barang dan jasa dari luar negeri.

b. Keseimbangan Pendapatan Nasional

Keseimbangan pendapatan nasional tercapai ketika pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional (Y). Secara matematis, dapat ditulis sebagai:

Y = C + I + G + (X - M)

Di mana Y adalah pendapatan nasional.

(8)

5 c. Proses Penyesuaian

Jika pengeluaran agregat (C + I + G + (X - M)) lebih besar dari pendapatan nasional (Y), maka akan terjadi kelebihan permintaan (excess demand) yang mendorong kenaikan produksi dan pendapatan nasional.

Sebaliknya, jika pengeluaran agregat lebih kecil dari pendapatan nasional, maka akan terjadi kelebihan penawaran (excess supply) yang mendorong penurunan produksi dan pendapatan nasional.

d. Keseimbangan Tercapai

Keseimbangan pendapatan nasional tercapai ketika pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Pada titik ini, tidak ada kelebihan permintaan atau kelebihan penawaran, sehingga tidak ada dorongan untuk perubahan produksi atau pendapatan nasional.

Pendekatan pendapatan-pengeluaran memberikan pemahaman tentang bagaimana pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi mempengaruhi tingkat pendapatan nasional. Analisis ini membantu dalam mengembangkan kebijakan ekonomi yang tepat untuk mencapai tingkat pendapatan nasional yang diinginkan dan menjaga keseimbangan dalam perekonomian.

2.1.2. Untuk menurunkan persamaan keseimbangan pendapatan nasional Y

= C + I + G + (X - M),

dapat dilakukan dengan memahami hubungan antara pengeluaran dan pendapatan dalam suatu perekonomian tertutup dan perekonomian terbuka.

a. Perekonomian Tertutup (Tanpa Sektor Luar Negeri)

Dalam perekonomian tertutup, tidak ada ekspor dan impor barang dan jasa. Oleh karena itu, pendapatan nasional (Y) hanya terdiri dari konsumsi (C), investasi (I), dan pengeluaran pemerintah (G).

Y = C + I + G

b. Perekonomian Terbuka (Dengan Sektor Luar Negeri)

Dalam perekonomian terbuka, terdapat ekspor (X) dan impor (M) barang dan jasa. Ekspor merupakan pengeluaran oleh pihak luar negeri

(9)

6

terhadap barang dan jasa domestik, sedangkan impor merupakan pengeluaran domestik terhadap barang dan jasa luar negeri.

Dengan mempertimbangkan ekspor dan impor, persamaan pendapatan nasional menjadi:

Y = C + I + G + X - M

Di mana:

- Y adalah pendapatan nasional - C adalah konsumsi rumah tangga - I adalah investasi

- G adalah pengeluaran pemerintah - X adalah ekspor barang dan jasa - M adalah impor barang dan jasa

Ekspor (X) merupakan pengeluaran terhadap produk domestik oleh pihak luar negeri, sehingga menambah pendapatan nasional. Sebaliknya, impor (M) merupakan pengeluaran domestik terhadap produk luar negeri, sehingga mengurangi pendapatan nasional.

Oleh karena itu, persamaan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka dapat ditulis sebagai:

Y = C + I + G + (X - M)

Persamaan ini menyatakan bahwa pendapatan nasional (Y) merupakan jumlah dari konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor neto (X - M).

Dalam analisis ekonomi makro, persamaan ini digunakan untuk menentukan tingkat pendapatan nasional yang menyeimbangkan pengeluaran agregat dengan pendapatan nasional, serta untuk menganalisis dampak dari perubahan dalam

(10)

7

komponen-komponen pengeluaran tersebut terhadap keseimbangan pendapatan nasional.

2.1.3. Fungsi konsumsi dan hasrat untuk menabung merupakan konsep penting dalam ekonomi makro.

a. Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi mengacu pada hubungan antara konsumsi (C) dan pendapatan disposabel (Yd). Pendapatan disposabel adalah pendapatan yang tersisa setelah pembayaran pajak. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dengan persamaan:

C = C0 + c(Yd)

Di mana:

C0 = konsumsi otonom (konsumsi minimum ketika pendapatan disposabel = 0) c = kecenderungan mengonsumsi marginal (perubahan konsumsi akibat perubahan

pendapatan disposabel) Yd = pendapatan disposabel

Secara umum, semakin tinggi pendapatan disposabel, semakin tinggi pula konsumsi. Namun, konsumsi tidak hanya bergantung pada pendapatan disposabel, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kekayaan, ekspektasi masa depan, tingkat bunga, dan preferensi individu.

b. Hasrat untuk Menabung

Hasrat untuk menabung (S) merupakan bagian dari pendapatan disposabel yang tidak dikonsumsi. Secara matematis, dapat dinyatakan sebagai:

S = Yd - C

Di mana:

S = tabungan

Yd = pendapatan disposabel

(11)

8 C = konsumsi

Hasrat untuk menabung dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan yang memengaruhi konsumsi, tetapi dengan arah yang berlawanan. Semakin tinggi pendapatan disposabel, semakin tinggi pula kemampuan untuk menabung, namun juga bergantung pada preferensi individu dan faktor- faktor lainnya.

2.1.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Fungsi Konsumsi dan Hasrat untuk Menabung:

a. Pendapatan Disposabel: Semakin tinggi pendapatan disposabel, semakin tinggi pula konsumsi dan tabungan (dengan asumsi preferensi tetap sama).

b. Kekayaan: Semakin besar kekayaan yang dimiliki seseorang, semakin besar pula kemampuan untuk mengonsumsi dan menabung.

c. Ekspektasi Masa Depan: Jika seseorang mengharapkan pendapatan yang lebih tinggi di masa depan, mereka cenderung mengonsumsi lebih banyak saat ini dan menabung lebih sedikit. Sebaliknya, jika mengharapkan pendapatan yang lebih rendah di masa depan, mereka cenderung mengonsumsi lebih sedikit dan menabung lebih banyak saat ini

d. Tingkat Bunga: Tingkat bunga yang lebih tinggi mendorong orang untuk menabung lebih banyak karena imbalannya lebih besar. Sebaliknya, tingkat bunga yang lebih rendah mendorong konsumsi yang lebih tinggi

e. Preferensi Individu: Beberapa orang cenderung lebih suka mengonsumsi daripada menabung, sementara yang lain lebih suka menabung untuk masa depan.

f. Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pajak, subsidi, dan transfer pemerintah dapat memengaruhi pendapatan disposabel dan dengan demikian memengaruhi konsumsi dan tabungan.

Pemahaman tentang fungsi konsumsi dan hasrat untuk menabung sangat penting dalam analisis ekonomi makro, karena keduanya merupakan komponen utama dari pengeluaran agregat dan permintaan agregat dalam suatu perekonomian.

(12)

9

2.2. Penawaran Tabungan dan Permintaan Investsi

2.1.1. Kurva penawaran tabungan (S) dan kurva permintaan investasi (I) Kurva penawaran tabungan (S) dan kurva permintaan investasi (I) adalah dua konsep penting dalam analisis ekonomi makro untuk memahami keseimbangan di pasar barang dan modal. Berikut adalah gambar dan penjelasan tentang kedua kurva tersebut:

Tingkat Bunga (r) ^

|

| S (Penawaran Tabungan) |

| |

r* |--- |

| I (Permintaan Investasi) |

|

+---> Tabungan/Investasi (S, I) S* = I*

a Kurva Penawaran Tabungan (S):

- Kurva penawaran tabungan (S) memiliki kemiringan positif, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat bunga, semakin besar kecenderungan masyarakat untuk menabung.

- Tingkat bunga yang lebih tinggi membuat tabungan menjadi lebih menarik karena memberikan imbal hasil yang lebih besar.

- Pada tingkat bunga yang lebih rendah, masyarakat cenderung mengonsumsi lebih banyak dan menabung lebih sedikit.

b Kurva Permintaan Investasi (I):

(13)

10

- Kurva permintaan investasi (I) memiliki kemiringan negatif, yang menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat bunga, semakin besar permintaan investasi dari perusahaan.

- Tingkat bunga yang lebih rendah membuat biaya pinjaman untuk investasi menjadi lebih murah, sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan lebih banyak investasi.

- Pada tingkat bunga yang lebih tinggi, biaya pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga mengurangi keinginan perusahaan untuk berinvestasi.

c Keseimbangan Tabungan-Investasi:

- Titik perpotongan antara kurva penawaran tabungan (S) dan kurva permintaan investasi (I) menentukan tingkat bunga keseimbangan (r*) dan jumlah tabungan/investasi yang seimbang (S* = I*).

- Pada titik keseimbangan, jumlah tabungan yang ditawarkan oleh rumah tangga (S*) sama dengan jumlah investasi yang diminta oleh perusahaan (I*).

- Jika terjadi ketidakseimbangan, misalnya tabungan lebih besar dari investasi, maka tingkat bunga akan turun untuk mendorong peningkatan investasi dan penurunan tabungan hingga tercapai keseimbangan baru.

Analisis kurva penawaran tabungan dan kurva permintaan investasi membantu dalam memahami bagaimana tingkat bunga mempengaruhi keseimbangan di pasar barang dan modal dalam perekonomian. Keseimbangan ini juga penting dalam menentukan tingkat output dan pendapatan nasional keseimbangan dalam model ekonomi makro.

2.2.2. tingkat suku bunga keseimbangan (r*) dan pendapatan keseimbangan (Y*)

ditentukan pada titik di mana investasi sama dengan tabungan (I = S). Ini dikenal sebagai kondisi keseimbangan di pasar barang dan modal. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana r* dan Y* ditentukan:

a Kurva Permintaan Investasi (I)

Permintaan investasi (I) bergantung pada tingkat suku bunga (r). Semakin rendah tingkat suku bunga, semakin tinggi permintaan investasi karena biaya pinjaman modal menjadi lebih murah.

(14)

11 b Kurva Penawaran Tabungan (S)

Penawaran tabungan (S) juga bergantung pada tingkat suku bunga (r), tetapi dengan hubungan yang berlawanan. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin tinggi penawaran tabungan karena imbal hasil dari menabung menjadi lebih besar.

c Keseimbangan Investasi-Tabungan (I = S)

Titik keseimbangan di mana investasi sama dengan tabungan (I = S) menentukan tingkat suku bunga keseimbangan (r*). Pada titik ini, jumlah investasi yang diminta oleh perusahaan sama dengan jumlah tabungan yang ditawarkan oleh rumah tangga.

d Hubungan dengan Pendapatan Keseimbangan (Y*)

Investasi (I) dan Tabungan (S) juga tergantung pada tingkat pendapatan (Y). Pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi, rumah tangga cenderung memiliki pendapatan disposabel yang lebih besar, sehingga mereka dapat menabung lebih banyak (S naik). Sebaliknya, pada tingkat pendapatan yang lebih rendah, tabungan juga akan lebih rendah (S turun).

Untuk setiap tingkat suku bunga (r*), terdapat tingkat pendapatan keseimbangan (Y*) di mana investasi sama dengan tabungan (I = S). Ini terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan investasi dan kurva penawaran tabungan yang sesuai dengan tingkat suku bunga r*.

Jadi, tingkat suku bunga keseimbangan (r*) ditentukan oleh titik perpotongan antara kurva permintaan investasi dan kurva penawaran tabungan. Setelah r* diketahui, tingkat pendapatan keseimbangan (Y*) dapat ditentukan pada titik di mana investasi sama dengan tabungan (I = S) pada tingkat suku bunga r*.

Keseimbangan ini penting dalam analisis ekonomi makro karena menunjukkan kondisi di mana tidak ada tekanan untuk perubahan lebih lanjut dalam tingkat suku bunga atau tingkat pendapatan. Ini juga menjadi titik acuan untuk menganalisis dampak dari kebijakan fiskal dan moneter terhadap perekonomian.

(15)

12 2.3. KURVA IS

Kurva IS (Investment-Saving) merupakan representasi grafis dari keseimbangan di pasar barang dalam model IS-LM. Kurva ini menunjukkan kombinasi tingkat suku bunga (r) dan tingkat pendapatan (Y) yang menyeimbangkan investasi dan tabungan dalam perekonomian.

2.3.1. konstruksi kurva IS dan interpretasinya:

a Sumbu Vertikal: Tingkat Suku Bunga (r)

Sumbu vertikal menggambarkan tingkat suku bunga dalam perekonomian.

b Sumbu Horizontal: Tingkat Pendapatan (Y)

Sumbu horizontal menggambarkan tingkat pendapatan atau output dalam perekonomian.

c Kurva Permintaan Investasi (I)

Kurva permintaan investasi (I) memiliki kemiringan negatif. Semakin rendah tingkat suku bunga, semakin tinggi permintaan investasi karena biaya pinjaman lebih murah.

d Kurva Penawaran Tabungan (S)

Kurva penawaran tabungan (S) memiliki kemiringan positif. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin tinggi tabungan karena imbal hasil dari menabung lebih besar.

e . Konstruksi Kurva IS

Untuk setiap tingkat pendapatan (Y), terdapat tingkat suku bunga (r) yang menyeimbangkan investasi dan tabungan (I = S). Dengan menggabungkan semua titik keseimbangan I = S untuk berbagai tingkat pendapatan, kita dapat mengonstruksi kurva IS.

(16)

13 Tingkat Suku Bunga (r)

^ | | S | | r1 |--- | IS r0 |--- | I |

+---> Tingkat Pendapatan (Y) Y0 Y1

Interpretasi Kurva IS:

- Kurva IS memiliki kemiringan negatif, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin rendah tingkat pendapatan keseimbangan.

- Pada tingkat pendapatan Y0, tingkat suku bunga keseimbangan adalah r0, di mana investasi sama dengan tabungan (I = S).

- Jika tingkat pendapatan meningkat menjadi Y1, tingkat suku bunga keseimbangan akan meningkat menjadi r1 untuk menyeimbangkan investasi dan tabungan.

- Setiap titik pada kurva IS menggambarkan kombinasi tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan di mana pasar barang berada dalam keseimbangan (I

= S).

Kurva IS sangat penting dalam analisis ekonomi makro karena menunjukkan bagaimana perubahan dalam kebijakan fiskal (seperti perubahan pengeluaran pemerintah atau pajak) akan memengaruhi keseimbangan di pasar barang.

Pergeseran kurva IS ke kanan atau ke kiri mencerminkan dampak dari kebijakan fiskal terhadap tingkat pendapatan dan tingkat suku bunga keseimbangan.

(17)

14 BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN

Pasar barang adalah pasar yang memproduksi semua barang dan jasa oleh suatu Negara dalam jangka waktu tertentu Permintaan pada pasar barang dapat berupa konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah atas barang dan jasa, tetapi pengeluaran investasi tergantung pada suku bunga. Keseimbangan sektor rill atau pasar barang dan jasa dikaitkan dengan nilai investment = saving ( I = S ).

Kurva IS merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat bunga dan pendapatan nasional yang memnungkinkan pasar barang dan jasa dalam keadaan seimbang. Sedangkan Pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga- lembaga perbankan. Keseimbangan pasar uang merupakan keseimbangan antara permintaan uang dan penawaran uang.

3.2. SARAN

Untuk menghindari ketidakseimbangan antara sektor moneter dan sektor rill maka dalam pasar barang dan uang tidk diberlakukan bunga dan motif transaksi ataupun berjaga-jaga.

(18)

15

DAFTAR PUSTAKA

Sadono Sukirno, 1994, Pengantar Teori Makroekonomi, Edisi Kedua, Rajawali Pers, Denpasar Bali, hal.14, 49-51, 54.

N. Gregory Mankiw, Euston Quah, dan Peter Wilson, 2012, Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi Asia, Salemba Empat, 66-67 dan 70-72,.

Boediono. 2005. Ekonomi Makro.Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi BPFE

Referensi

Dokumen terkait

Model rantai nilai juga digunakan untuk memahami interaksi yang terjadi antar aktor, yaitu meningkatkan efisiensi dengan tetap meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan daya

Judul : ANALISIS RENTANG WAKTU INDEKS HARGA PADA PASAR MODAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN VARIABEL EKONOMI MAKRO INDONESIA (Studi Ekonometrika Model Dinamis

Analisis Rentang Waktu Indeks Harga Pada Pasar Modal dan Hubungannya dengan Variabel Ekonomi Makro Indonesia. (Studi Ekonometrika Model Dinamis Vector Error Correction )

kepada mahasiswa yang sudah familiar dengan pasar modal syariah. Acara-acara yang dilakukan Galeri Investasi masih sebatas di. lingkungan Kampus III. Jadi wajar kalau

Menurut Model Kewirausahaan Timmons, dalam memulai bisnis, sangat penting untuk bisa membaca peluang yang muncul di pasar. Peluang yang layak bisa memberikan kesempatan

Pasar adalah salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh koperasi, karena pasar merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan saluran distribusi

 Asumsi yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah bahwa sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang sama terhadap return pasar.