• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 1 Makalah dan Askep Distosia

N/A
N/A
Agustina Dewi

Academic year: 2023

Membagikan "Kelompok 1 Makalah dan Askep Distosia"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KEPERAWATAN TENTANG DISTOSIA DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Reproduksi

Disusun oleh : KELOMPOK I

1. I NENGAH ANTARA (223221330) 1. PUTU VINA VITRIADEWI (223221345) 2. NI PUTU KRISNA ANDIANI (223221342) 3. AGUSTINA DEWI ASTUTI (223221310) 4. DWI ANDRIYANI (223221369)

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Wira Medika Bali

2022

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Distosia yang secara literatur berarti persalinan yang sulit, memiliki karakteristik kemajuan persalinan yang abnormal atau lambat. Persalinan abnormal atau lambat umum terjadi bila ada disproporsi antara ukuran bagian terbawah janin dengan jalan lahir. Pada presentasi kepala, distosia adalah indikasi yang paling umum saat ini untuk seksio sesaria primer.

CPD(cephalopelvic disproportion) adalah akibat dari panggul sempit, ukuran kepala janin yang besar,atau lebih sering kombinasi dari kedua di atas. Setiap penyempitan diameter panggul yang mengurangi kapasitas pelvis dapat mengakibatkan distosia selama persalinan. Panggul sempit bisa terjadi pada pintu atas panggul, midpelvis, atau pintu bawah panggul, atau umumnya kombinasi dari ketiganya. Karena CPD bisa terjadi pada tingkat pelvic inlet,outlet dan midlet,diagnosisnya bergantung pada pengukuran ketiga hal tersebut yang dikombinasikan dengan evaluasi ukuran kepala janin.Panggul sempit disebut-sebut sebagai salah satu kendala dalam melahirkan secara normal karena menyebabkan obstructed labor yang insidensinya adalah 1-3%

dari persalinan.

Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri tanpa pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin.

Bahaya pada ibu dapat berupa partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum,ruptur uteri mengancam serta resiko terjadinya fistula vesikoservikalis, atau fistula vesikovaginalis,atau fistula rektovaginalis karena tekanan yang lama antara kepala janin dengan tulang panggul.Sedangkan bahaya pada janin dapat berupa meningkatkan kematian perinatal,dan perlukaan pada jaringan di atas tulang kepala janin bahkan bisa menimbulkan fraktur pada os parietalis.

Oleh sebab itu, penatalaksanaan keperawatan yang tepat akan sangat membantu mengurangi dan memperbaiki masalah-masalah yang berhubungan

(3)

dengan resiko tinggi persalinan pada distosia.Dimana dengan perencanaan yang tepat akan memberikan hasil yang lebih baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi dari distosia ? 2. Apa saja klasifikasi distosia ? 3. Bagaimana etiologi distosia ?

4. Bagaimana manifestasi klinis distosia ? 5. Apa saja komplikasi distosia ?

6. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia ? 7. Bagaimana pengkajian asuhan keperawatan dari distosia ? 1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui definisi dari distosia 2. Untuk mengetahui klasifikasi dari distosia 3. Untuk memahami etiologi dari distosia

4. Untuk memahami manifestasi klinis dari distosia 5. Untuk mengetahui komplikasi dari distosia

6. mengidentifikasi penatalaksanaan medis dan keperawatan distosia 7. mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan distosia

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DISTOSIA

Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan dari konsep eutosia 3P (power, passage, passenger). (manuaba, 1998). Menurut rustam mochtar, 1998 adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Secara harfiah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat (Al-fathdry, 2002).

Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994). Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi. (Bobak, 2004 : 784)

Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karena kelainan tenaga (his) yg tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan.

2.2 KLASIFIKASI DISTOSIA

1. Distosia karena kelainan presentasi

Malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referens,masalah ;janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama.

Kelainan letak, persentasi atau posisi

a. Posisi oksipitalis posterior persisten, yaitu persalinan persentasi belakang kepala.

b. Presentasi puncak kepala, bila defleksinya ringan sehingga UUB merupakan bagian terendah.

c. Presentasi muka, dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan pada punggung.

d. Presentasi dahi, kedudukan kepala berada antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah.

e. Letak sungsang, janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri.

(5)

f. Letak lintang, sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau mendekati 90 derajat.

g. Presentasi ganda, keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai tangan

2. Distosia Kelainan Tenaga dan / His

a. Inersia uteri atau Hypotonic uterine countraction.

Kontraksi uterus lebih lemah, singkat dan jarang daripada normal.

Keadaan umum biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa.

b. His terlampau kuat atau Hypertonic uterine contraction (tetania uteri) His yang terlalu kuat dan sering menyebabkan persalinan berlangsung singkat tanpa relaksasi rahim. Hal ini dapat membahayakan bagi ibu karena terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir (dapat menyebabkan ruptura uteri) sedangkan bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena mendapat tekanan kuat dalam waktu singkat.

c. Aksi uterus inkoordinasi atau uncoordinate hypertonic uterine contraction.

Sifat his yang tidak berubah dimana tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya. Jadi kontraksi tidak efisien dalam mengadakan pembukaan, apalagi dalam pengeluaran janin.

3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir

Meliputi alat kelamin luardan dalam,adapun yang bisa mempengaruhi kemajuan persalinan dapat dijabarkan sebagi berikut :

a. Pada vulva

 Edema ditemukan pada persalinan lama yang disebabkan pasien dibiarkan mengedan terus,jarang mempengaruhi kelangsungan persalinan.

 Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat sembuh dan meninggalkan jaringan perut sehingga mengalami kesulitan pada kala pengeluaran sehingga diperlukan episiotomy yang cukup luas.

(6)

 Tumor dalam bentuk neoplasma.

b. Pada vagina

 Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan kadang-kadang menahan turunnya kepala janin sehingga harus dipotong dahulu.

 Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan halangan untuk lahirnya janin perlu dipertimbangkan seksio sesaria

 Tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan pervaginam,beresiko kelancaran persalinan pervaginam.

c. Pada uterus

 Posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan)pada kala 1 pembukaan kurang lancar sehingga tenaga his salah arah,ajurkan ibu untuk tidur pada posisi terlentang.

 Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus arkuatus yang menyebabkan terjadinya letak lintang dan tidak bisa dikoreksi.biasanya jalannya partus kurang lancar dan his kurang lancar yang menyebabkan fungsi uterus kurang baik.

d. Kelainan pada ovarium

 Kista ovarium,jika tempatnya di daerah fundus maka persalinan dapat berlangsung normal

 Jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat menganggu persalinan dan persalinan diakhiri dengan seksio saesaria.

4. Distosia karena kelainan janin Klasifikasi :

- Distosia kepala : hydrosefalus (kepala besar,hygromonas koli / tumor leher)

- Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak kingkong - Distosia perut : hydro post fetalis,asites,akardiakus

- Distosia bokong : meningokel,spina bifida dan tumor pada bokong janin

- Kembar siam (double monster) - Monster lainnya.

a. Pertumbuhan janin yang berlebihan (janin besar )

(7)

Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram.

b. hydrosefalus

Keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam pentrikel otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.cairan yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500-1500 ml,akan tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter.hydrosefalus seringkali disertai kelainan bawaan lain seperti misalnya spinabifida.

c. Anencefalus

Suatu kelainan congenital dimana tulang tengkorak hanya terbentuk dari bagian basal dari os frontalis,os parietalis,dan os oksipitali,os orbita sempit hingga Nampak penonjolan bola mata.

d. Kembar siam

Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan penyatuan janin secara lateral.pada banyak kasus biasanya terjadi persalinan premature.apabila terjadi kemacetan dapat dilakukan tindakan vaginal dengan merusak janin atau melakukan section saesaria.

e. Gawat janin

Terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen,sehingga mengalami hipoksia .

5. Distosia karena kelainan panggul

Jenis kelainan panggul (Caldwell moloy) : - Panggul ginekoid

- Panggul anthropoid - Panggul android - Panggul platipeloid

Perubahan panggul menurut munro kerr

- Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intruretin

- Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi - Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang

- Perubahan bentuk karena penyakit kaki

(8)

Perubahan bentuk Karena kelainan pertumbuhan intrauretin - Panggul naegele

- Panggul Robert - Split pelvis - Panggul asimilasi

Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul dan atau sendi : - Rakitis

- Osteoplasma - Neoplasma - Fraktur - Atrofi

- Penyakit sendi 2.3 ETIOLOGI DISTOSIA

Distosia dapat disebabkan oleh :

1. Distosia karena kelainan presentasi

malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referens,masalah ;janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama 2. Distosia karena kelainan posisi janin

a.letak sunsang disebabkan oleh prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong,air ketuban masih banyak dan kepala relative besar,hidramion anak mudah bergerak,plasenta previa Karena mengahalangi turunnya kepala kedalam pintu atas panggul,bentuk rahim yang abnormal,kelainan bentuk kepala seperti amemsefalus dan hidrosefalus (obsteri patologi;134)

b. letak lintang disebabkan oleh fiksasi kepala tidak ada indikasi CPD, hidrosefalus,ansefalus,plasenta previa,dan tumor pelvis ,janin mudah bergerak karena hidramion,multiparitas,pertumbuhan janin terhambat, atau janin mati,gemeli, kelainan uterus,lumbar skoliosis, monster, pelvic kidney,dan kandung kemih serta rectum penuh.

Distosia karena kelainan tenaga/ His

(9)

Disebabkan oleh sering dijumpai pada primigravida tua dan inersia uteri sering dijumpai pada multi gravid,factor herediter,emosi dan kekuatan ,salah pimpinan persalinan pada kala II atau salah pemberian obat seperti oksitosin dan obat penenang.

3. Distosia karena kelainan alat kandungan dan jalan lahir

Berkaitan dengan variasi ukuran dan tulang pelvis ibu atau keabnormalan saluran reproduksi yang dapat mengganggu dorongan atau pengeluaran janin

4. Distosia karena kelainan janin 1. Bayi besar

a. Diabetes mellitus

DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar dengan berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lebih

b. Keturunan

Seorang ibu gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi besar

c. Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya

Bila bumil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia sebelumnya,maka ia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan makrosomia dibandingkan wanita yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia karena umumnya berat seorang bayi yang akan lahirv berikitnya bertambah sekitar 80-120 gr.

2. Hydrosefalus

Terjadi penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikeldan tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid.

3. Anensefalus

Disebabkan factor mekanik, factor infeksi, factor obat, factor umur ibu, factor hormonal.

4. Kembar siam

(10)

Terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Karena terjadinya pemisahan yang lambat, maka pemisah anak tidak sempurna dan terjadi kembar siam (UNPAD 1998).

5. Gawat janin

a. Infusiensi uteruplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus plasenta dalam waktu singkat) berupa : aktivitas uterus, yang berlebihan, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin, hipotensi ibu, kompresi venakava, posisi terlentang, perdarahan ibu, solusio plasenta, plasenta previa.

b. Infusiensi uteruplasenter kronik (kurang aliran darah uterus plasenta dalam waktu lama) berupa penyakit hipertensi,

c. Diabetes melliltus

Pada ibu penderita DM maka kemungkinan pada bayi akan mengalami hipoglikemia karena pada ibu yg diabetes mengalami toleransi glukosa terganggu, dan dan seringkali disertai hipoksia.

d. Isoimunisasi rh, postmaturnitas atau dismaturnitas, kompresi (penekanan) tali pusat.

Kelainan his sering dijumpai pada primigravida tua sedangkan inersia uteri sering dijumpai pada multigravida dan grandemulti. Faktor herediter mungkin memegang pula peranan dalam kelainan his dan juga factor emosi (ketakutan) mempengaruhi kelainan his. Salah satu sebab yg penting dalam kelainan his inersia uteri, ialah apabila bahwa janin tidak berhubungan rampat dengan segmen bawah rahim ini dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin dan disproporsi sefalopelvik.salah pimpinan persalinan atau salah pemberian obat-obatan seperti oksitosin dan obat oenenang. Kelainan pada uterus misalnya uterus birkornis unikolis dapat pula mengakibatkan kelainan his. Inersia uteri adalah kelainan his yg kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar.

Inersia uteri dibagi menjadi 2 :

(11)

1. inersia uteri primer : terjadi pada awal fase laten 2. inersia uteri sekunder : terjadi pada fase aktif 2.4 MANIFESTASI KLINIS

 Dapat dilihat dan diraba, perut terasa membesar kesamping

 Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan

 Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan

 Terjadi distensi berlebihan pada uterus

 Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak dada, teraba bagian – bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas pada dada.

2.5 PATOFISIOLOGI

Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebakan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus pubis.

Dorongan pada saat ibu meneran akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada dibawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak lahir mengikuti kepala.

(12)
(13)

PATHWAY

Kelainan tenaga Kelainan bentuk dan letak janin (janin besar, letsu )

Kelainan jalan lahir

Kelainan respon psikologis

Kurang pengetahuan ttg cara mengejan dg benar

Kontraksi tdk sinkron

dg tenaga Janin kesulitan melewat PAP

PAP sempit Ketokolamin

Vasokontriksi pmb.

Darah di miometrium His/ kontraksi uterus Tenaga cepat habis

Kesulitan persalinan/ macet DISTOSIA

Tonus otot Obstruksi mekanis pd

penurunan janin

Penekanan pd jalan lahir

Partus lama Penekanan kepala

janin pd panggul

Energy ibu Jalan lahir terpapar terlalu lama dg

Rencana tndakan SC Krisis situasi Resiko cedera

pada ibu

Menekan saraf Respon hipotalamus Pengeluaran mediator nyeri

Respon nyeri

Resiko cedera pada janin

hipermetabolisme Resiko ketidakseimbangan

cairan

udara luar Pathogen mudah

masuk Resiko infeksi

Ketokolamin stress Ansietas

Nyeri akut

(14)

2.6 KOMPLIKASI

Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat mengakibatkan komplikasi antara lain :

a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang kuat sementara kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula karena nekrosis pada jalan lahir

b. Pada janin distosia akan berakibat kematian karena janin mengalami hipoksia dan perdarahan

2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

a. Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta passanger normal, pasien dengan fase laten memanjang sering mendapat manfaat dari hidrasi dan istirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur, morfin(15 mg) dapat memberikan tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari persalinan, diagnosa persalinan palsu dapat ditinjau kembali, berupa perangsangan dengan oksitosin.

b. protraksi : Dapat ditangani dengan penuh harapan, sejauh persalinan mau dan tidak ada bukti disproporsi sevalopelvik, mal presentasi atau fetal distress. Pemberian oksitosin sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.

c. Kelainan penghentian : Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk dilakukan seksio sesarea.perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks memadai untuk dilalui janin dan tidak ada tanda- tanda fetal distress

Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yg seksama terhadap janin yg sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan yg berlebihan pemantauan glukosa darah ( pada saat datang atau umur 3jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24 jam atau bila kadar glukosa >_ 45 gr% dua kali berturut- turut). Pemantauan elektrolit pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi hidrokortison 5mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa parenteral tidak efektif.

(15)

2.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tes Prenatal : Untuk memastikan penyulit persalinan seperti : janin besar, malpresentasi

Pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis, presentasi dan posisi janin

Pengambilan sample kulit kepala janin : mendeteksi atau mencegah asidosis

(16)

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

1. Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku/bangsa.

3.2 RIWAYAT KESEHATAN

2. Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya keluhan nyeri dan cemas.

3. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.

4. Riwayat kesehatan dahulu

Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi.

3.3 PEMERIKSAAN FISIK 1. Umum : TB,BB,TTV 2. Kepala

Rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe 3. Kulit

Biasanya tampak kemerahan, berkeringat 4. Wajah

Tampak pucat 5. Dada

Bunyi nafas biasanya vesikuler, kaji letak, warna payudara 6. Abdomen

Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya

(17)

anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/

tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.

7. Vulva dan Vagina

Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/servik, biasanya teraba promantorium, ada/tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa

8. Panggul

Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan tulang belakang

3.3 POLA FUNGSIONAL GORDON

1. Pola persepsi-menajemen kesehatan klien terkadang tidak mengetahui bagaimana penatalaksaan terhadap sakitnya ini

2. Pola nutrisi – metabolik, biasanya pada klien terdapat penurunan nafsu makan karena sakit yang ia alami

3. Pola eliminasi, biasanya pada klien ini distensi usus atau kandung kemih yang mungkin menyertai

4. Pola latihan dan aktivitas keadaan, biasanya pada klien ini mengalami keletihan, kurang energi, letargi, penurunan penampilan

5. Pola istirahat dan tidur, biasanya pada klien ini istriharatnya terganggu karena sakit yang dirasakan

6. Konsep diri merasa stress dengan keadaan penyakitnya ini

7. Pola peran dan hubungan, biasanya ada sedikit masalah karena klien merasa rendah diri karena selalu merasa bergantung kepada orang di sekitarnya

8. Pola reproduksi uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel.

9. Pola kognitif-perseptual, biasanya tidak ada masalah dengan indra.

10. Pola coping, klien biasanya tampak cemas dan keakutan

11. Pola keyakinan, pada keadaan ini klien susah menjalankan kewajibannya dalam beribadah karena sakit yang ia alami

(18)

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut (Psikologi, Nyeri dan Kenyamanan, D.0077)

2. Resiko cedera pada ibu (Lingkungan, Keamanan dan Proteksi, D.0137) 3. Resiko cedera pada janin (Lingkungan, Keamana dan Proteksi, D.01338) 4. Resiko ketidakseimbangan cairan (Fisiologis, NutrisiCairan, D0036) 5. Resiko infeksi (Lingkungan, Keamanan dan Proteksi, D.0142) 6. Ansietas (Psikologis, Integritas Ego, D.0080)

3.5 INTERVENSI

NO SDKI SLKI SIKI

1. Nyeri akut Pengertian : pengalaman sesorik/emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

actual/fungsional, dengan onset mendadak/lambt dan berintensitas ringan hingga berat yang berlagsung kurang dari 3 bulan (D.0077)

Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :

- Keluhan nyeri menurun - Sikap protektif

menurun

- Gelisah menurun - Kesulitan tidur

menurun

- Ketegangan otot menurun

- Perineum terasa tertekan menurun - Pola tidur

membaik

Manajemen nyeri : Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identofokasi skala

nyeri

- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik

- Berikan teknik

nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri - Control lingkungan

yang memperberat rasa nyeri

- Pertimbankan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi

(19)

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

- Ajarkan teknik

nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaboasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 2. Resiko cedera pada

ibu Pengertian : Bersiko

mengalami bahaya/kerusakan fisik pada ibu selama masa kehamilan sampai dengan proses persalinan (D.0137)

Tingkat cidera menurun dengan kriteria hasil :

- Ketegangan otot menurun

- Ekspresi wajah kesakitan menurun - Perdarahan

menurun - Frekuensi nafas

membaik

- Pola istirahat/tidur membaik

Pencegahan cidera : Observasi

- Identifikasi area lingkungan yang berpotensi

menyebabkan cedera - Identifikasi obat yang

berpotensi

menyebabkan cedera Terapeutik

- Sediakan pencahayaan yang memadai

- Sediakan pispot untuk eliminasi di tempat tidur, jika perlu - Pertahankan posisi

tempat tidur di posisi terendah saat

digunakan

- Pastikan roda tempat tidur terkunci

- Gunakan pengaman tempat tidur sesuai

(20)

dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan

- Diskusikan mengenal latihan dan terapi fisik yang digunakan

Edukasi

- Njurkan bearganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri 3. resiko cedera pada

janin

Pengertian : beresiko mengalami bahay/kerusakan fisik pada janin selama proses kehamilan dan persalinan (D.0138)

Tingkat cidera menurun dengan kriteria hasil : - Kejadian cedera

menurun

- Luka/lecet menurun - Ketegangan otot

menurun

- Perdarahan menurun

Pemantauan denyut jantung janin

Observasi

- Identifikasi riwayat obstetric

- Identifikasi status obstetric

- Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya - Monitor denyut jantung

janin

- Periksan denyut jantung janin selama 1 menit - Monitor tanda vital ibu Terapeutik

- Atur posisi klien - Lakukakn maneuver

leopold Edukasi

- Jelaskan tujuan dan

(21)

prosedur pemantauan - Informasikan hasil

pemantauan, jika perlu 4. Resiko

ketidakseimbangan cairan

Pengertian : beresiko mengalami penurunan,

peningkatan/perce patan perpindahan cairan dari

intravaskuler, interstisial/intrasel ular (D.0036)

Keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil :

- Asupan cairan meningkat - Kelembaban

membrane mukosa meningkat

- Asupan makanan menigkat

- Membrane mukosa membaik

- Dehidras menurun

Manajemen cairan : Observasi

- Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)

- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Terapeutik

- Catat intake-output cairan, sesuai kebutuhan

- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan - Berikan cairan

intravena, jika perlu Kolaborasi

Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu 5. Resiko infeksi

Pengertian : beresiko mengalami peningkatan terserang

Resiko infeksi menurun dengan kriteria hasil :

- Nafsu makan meningkat - Nyeri menurun -

Pencegahan infeksi : Observasi

- Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik

Terapeutik

(22)

organisme patogenik (D.0142)

- Batasi jumlah pengunjung

- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien - Pertahankan teknik

aseptic pada psien beresiko tinggi Edukasi

- Jelaskan tanda dan gejala infeksi

- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar - Anjurkan

meningkatkan asupan nutrisi

- Anjurkan

meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu 6. Ansietas

Pengertian : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya

Tingkat ansietas menurun dengan kriteria hasil :

- Verbalisasi kebingungan menurun - Verbaslisasi

khawatir akibat kondisi yang

Reduksi ansietas : Observasi

- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah - Monitor tanda-tanda

ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik

- Ciptakan suasana

(23)

yang

memngkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (D.0080)

dihadapi menurun - Perilaku gelisah

menurun - Perilaku tegang

menurun - Pola tidur

membaik - Pola berkemih

membaik

terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

- Temani pasien untuk mengurangi

kecemasan, jika memunginkan

- Gunakan pendekatan ynag tenang dan meyakinkan - Motivasi

menidentifikasi situasi yang memicu

kecemasan Edukasi

- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami - Anjurkan keluaga

untuk tetap bersama pasien, jika perlu - Anjurkan

mengungkapkan perasaan dan persepsi - Latihh kegiatan

pengalihan untuk mengurangi ketegangan

- Latih teknik relaksasi Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat antiansietas,, jika perlu

(24)

BAB IV

APLIKASI KASUS SEMU

Seorang ibu multipara G2P1A0 datang ke rumah sakit dengan keluhan merasa kenceng-kenceng, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut : TD 140/100 mmHg, Nadi 80x/menit, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku.

4.1 PENGKAJIAN Identitas Klien

Nama : Ny A Umur : 34 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA

Alamat : Pondok Bukit Agung AA-4 Sumurboto Banyumanik Pekerjaan : Guru

4.2 RIWAYAT KESEHATAN a. Kehamilan saat ini

Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami distosia, mengeluh kenceng-kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit, serviks kaku, HPHT : 6 Oktober 2013, dan HPL : 13 Agustus 2014

b. Kehamilan dahulu

Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum pernah mengalami abortus.

c. Keluhan utama

Klien mengeluh kenceng-kenceng di abdomennya.

d. Riwayat Ginekologi

Menarche : 12 th Siklus Haid : 28 hari Teratur/ tidak teratur : Teratur

(25)

Sifat darah : Encer

Banyak : 3x ganti pembalut Lamanya : 7 hari

Keluhan : Klien mengatakan bahwa ia mengalami dismenorhoe

e. Riwayat Medis

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti HIV, diabetes, kanker, ginjal, jantung.

f. Riwayat Medis Keluarga

Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan karena kelainan HIS

g. Riwayat Pekerjaan

Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus menjaga toko setelah pulang bekerja.

4.3 PEMERIKSAAN FISIK a. Umum

1) Tinggi badan : 155 cm

2) Berat badan : Sebelum : 48 Kg, Sekarang : 58 Kg 3) TTV :

a) TD : 140/100 Nadi : 80x/ menit b) RR : 26x/ menit Suhu : 36,5 C b. Kepala

1) Bentuk kepala Mesochepal, kepala teampak kurang bersih, tidak terdapat cloasma gravidarum, dan atau benjolan.

2) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar tioroid.

3) Pemeriksaan mata tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva anemis, selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning.

4) Telinga simetris, telinga tampak bersih dan tidak ada cairan yang keluar dari telinga.

5) Pemeriksatidak terdapat polip pada hidung.

c. Kulit

(26)

b) Terdapat strie gravidarum (garis yang terlihat pada k

c)

wanita hamil).

Leopold I : -

d) Leopold II : Sering dijumpai kesalahan letak 1) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan

2) Jumlah keringat meningkat 3) Kulit berminyak dan berjerawat

4) Terdapat gars-garis putih pada kulit (striae gravidarum) d. Wajah

1) Pucat

2) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi (Chloasma gravidarum).

3) Tidak terlihat adanya oedema e. Jantung

Murmur jantung sistolik (90% pd wanita hamil) 1/6 atau 2/6 adalah ringan.

Bila murmur sistolik 2/6< harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.

f. Dada

1) Letak payudara simetris

2) Hyperpigmentasi areola mamae 3) Puting susu menonjol

4) Terdapat colostrum

5) Bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal g. Abdomen

1) Inspeksi

a) Tidak terdapat bekas luka operasi

b) Terdapat Linea nigra di garis tengah perut

c) Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan pada trisemester ketiga kehamilan

d) Terdapat Striae Gravidarum e) Bising usus berkurang 2) Palpasi

a) Tonus meningkat dan terdapat nyeri tekan

ulit perut

(27)

e) Leopold III : Bagian terbawah janin belum turun, letak kepala biasanya kepala masih goyang atau terapung(floating) atau mengolak diatas pintu atas panggul.

f) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul

3) Perkusi : Reflek lutut +/+

h. Genitalia

1) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air ketuban, adanya kelainan letak anak.

2) Pengkajian genitalia eksterna:warna kemerahan dan peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick ). 3) Pengkajian vagina dan serviks: tidak adanya rabas vagina, servisitis

mukopurulen dan lesi.

i. Dengan inersia sekunder

1) Subjektif : Pada keluhan utama : perut mules bagian bawah dan menjalar sampai kepinggang disertai pengeluaran lendir campur darah dari alat kelamin ibu

2) Objektif : perut kenceng-kenceng bagian bawah dan menjalar ke pinggang serta his tidak teratur dengan frekuensi 1 x dalam 7 menit dengan lama 32 detik

3) Anemia ringan

a) Subjektif : ibu mengeluh pusing dan badan lemas

b) Objektif : konjungtiva pucat, kuku agak pucat

c) Penunjang : Hb 9,5 gr%

4) Janin tunggal hasil pemeriksaan leopold 1 – IV : teraba 1 bokong, 1 bagian besar di bagian kanan di bagian kanan dan 1 kepala

5) Janin hidup : hasil pemeriksaan DJJ + : 150 x/ menit 6) Presentasi kepala

hasil pemeriksaan Leopold I – IV : bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan melenting

j. Anus

Tidak terdapat oedema dan nyeri, tidak ada haemoroid pada rectum.

(28)

4.4 PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA a. Aktivitas/istrahat

1) Melaporkan keletihan, kurang energi 2) Letargi, penurunan penampilan b. Sirkulasi

1) Tekanan darah dapat meningkat

2) Mungkin menerima magnesium sulfat untuk hipertensi karena kehamilan c. Eliminasi

Distensi usus atau kandung kemih d. Integritas ego

Sangat cemas dan ketakutan e. Nyeri/ketidaknyamanan

1) Klien menunjukan persalinan palsu di rumah

2) Kontraksi jarang, dengan intensitas ringan sampai sedang (kontraksi setiap 7 menit sekali)

3) Dapat terjadi sebelum awitan persalinan (diasfungsi fase laten primer) atau setelah persalinan terjadi (disfungsi fase aktif sekunder)

4) Fase laten persalinan dapat memanjang : pembukaan 3 dalam 14 jam

5) Tonus istrahat miometrial mungkin 8 mm Hg atau kurang dan kontraksi dapat terukur kurang dari 30 mm Hg atau dapat terjadi masing-masing lebih dari 5 menit. Sedangkan, tonus istrahat dapat lebih besar dari 15 mm Hg, pada peningkatan kontraksi 50 sampai 85 mm Hg dengan peningkatan frekuensi dan penurunan intensitas.

f. Keamanan

1) Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala.

2) Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada multipara (penurunan dengan durasi yang lebih lama (protracted). Tidak ada kemajuan yang terjadi dalam 1 jam atau lebih untuk nulipara atau dalam 30 menit pada multipara (penghentian penurunan)

3) Serviks kaku/tidak siap.

4) Dilatasi kurang dari 1,2 cm/jam pada primipara atau kurang dari 1,5 cm/jam untuk multipara, pada (fase aktif protraksi)

g. Seksualitas

1) Dapat primigravida atau grand multipara

(29)

2) Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel, janin besar, atau grand multriparitis.

3) Dapat mengalami tumor uterus tidak teridentifikasi.

h. Nutrisi dan cairan

Klien mengalami penurunan nafsu makan (1 kali/ hari), frekuensi minum klien juga mengalami penurunan (3 gelas/ 8 jam). Klien mengalami pengeluaran air ketuban yang banyak.

i. Nyeri

Gangguan ketidaknyamanan dan nyeri pada daerah pinggang karena kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit. Skala nyeri klien adalah 9, durasi dan awitan nyeri yang dialami klien setiap 7 menit sekali saat kontraksi dan berakhir setelah kontraksi.

j. Personal Hygiene

Klien mandi 1x/ hari, sikat gigi 2x/ hari k. Seksualitas

Biasanya terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena keterbatasan gerak ibu hamil, menurunan libido.

4.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut

2. Resiko cedera pada ibu 3. Resiko cedera pada janin 4. Keletihan

5. Ansietas

(30)

4.6 ANALISA DATA

NO Data Etiologi Masalah

1. Ds : klien mengatakan nyeri pada bagian pinggang Do :

P : kontraksi intermiten sampai regular

Q : tertusuk-tusuk R : pinggang S : 9

T : setiap 7 menit sekali saat kontraksi dan berakhir setelah kontraksi.

-pasien tampak gelisah

Partus lama

Penekanan pd jalan lahir

Menekan syaraf

Respon hipotalamus

↓ Pengeluaran mediator nyeri

↓ Nyeri Akut

Nyeri Akut

2. Kesulitan persalinan

meneyebabkan distosia

↓ Partus lama

Penurunan tonus otot

Obstruksi mekanis pada penurunan janin

Resiko cedera pada ibu

Resiko cedera pada ibu

3. Janin kesulitan melewati

PAP

↓ Distosia

Resiko cedera paa janin

(31)

Partus lama

Penekanan kepala janin pada panggul

Resiko cedera pada janin

4. Ds :

Px mengeluh lelah Do :

-pasien tampak keletihan dan kurang energi

-pasien tampak lesu

Kurang pengetahuan tentang cara mengejan

dengan benar

Kontraksi tidak sinkron dengan tenaga

Tenaga cepat habis

↓ Keletihan

Keletihan

5. Ds :

px mengatakan khawatir terhadap kondisinya

Do :

- pasien tampak cemas dan ketakutan

- RR : 26x/menit

Partus lama

Rencana tindakan SC

↓ Krisis situasi

Ketokolamin meningkat

↓ Stress

↓ Ansietas

Ansietas

(32)

4.7 INTERVENSI

NO SDKI SLKI SIKI

1. Nyeri akut Pengertian : pengalaman sesorik/emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

actual/fungsional, dengan onset mendadak/lambt dan berintensitas ringan hingga berat yang berlagsung kurang dari 3 bulan (D.0077)

Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :

- Keluhan nyeri menurun - Sikap protektif

menurun

- Gelisah menurun - Kesulitan tidur

menurun

- Ketegangan otot menurun

- Perineum terasa tertekan menurun - Pola tidur

membaik

Manajemen nyeri : Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identofokasi skala

nyeri

- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik

- Berikan teknik

nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri - Control lingkungan

yang memperberat rasa nyeri

- Pertimbankan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

- Ajarkan teknik

nonfarmakologis untuk

(33)

mengurangi rasa nyeri Kolaboasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 2. Resiko cedera pada

ibu Pengertian : Bersiko

mengalami bahaya/kerusakan fisik pada ibu selama masa kehamilan sampai dengan proses persalinan (D.0137)

Tingkat cidera menurun dengan kriteria hasil :

- Ketegangan otot menurun

- Ekspresi wajah kesakitan menurun - Perdarahan

menurun - Frekuensi nafas

membaik

- Pola istirahat/tidur membaik

Pencegahan cidera : Observasi

- Identifikasi area lingkungan yang berpotensi

menyebabkan cedera - Identifikasi obat yang

berpotensi

menyebabkan cedera Terapeutik

- Sediakan pencahayaan yang memadai

- Sediakan pispot untuk eliminasi di tempat tidur, jika perlu - Pertahankan posisi

tempat tidur di posisi terendah saat

digunakan

- Pastikan roda tempat tidur terkunci

- Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan

- Diskusikan mengenal latihan dan terapi fisik

(34)

yang digunakan Edukasi

- Njurkan bearganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri 3. resiko cedera pada

janin

Pengertian : beresiko mengalami bahay/kerusakan fisik pada janin selama proses kehamilan dan persalinan (D.0138)

Tingkat cidera menurun dengan kriteria hasil : - Kejadian cedera

menurun

- Luka/lecet menurun - Ketegangan otot

menurun

- Perdarahan menurun

Pemantauan denyut jantung janin

Observasi

- Identifikasi riwayat obstetric

- Identifikasi status obstetric

- Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya - Monitor denyut jantung

janin

- Periksan denyut jantung janin selama 1 menit - Monitor tanda vital ibu Terapeutik

- Atur posisi klien - Lakukakn maneuver

leopold Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan - Informasikan hasil

pemantauan, jika perlu 4. Keletihan

Pengertian :

Tingkat keletihan menurun dengan

Managemen energy Observasi

(35)

Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat

kriteria hasil :

- Verbalisasi lelah lesu menurun

- Gangguan konsentrasi menurun

- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan

- Monitor ketidaknyamanan selama melakukaan aktifitas

Terapeutik

- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus

- Lakukan latihan rentang gerak aktif dan atau pasif - Berikan aktifitas distraksi

yang menyenangkan Edukasi

- Anjurkan tirah baring - Anjurkan aktifitas secara

bertahap

- Anjurkan hubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

- Ajarkan strategi koping mengurangi kelelahan Kolaborasi

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

5. Ansietas Pengertian : kondisi emosi dan

Tingkat ansietas menurun dengan kriteria hasil :

Reduksi ansietas : Observasi

- Identifikasi saat tingkat

(36)

pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang

memngkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (D.0080)

- Verbalisasi kebingungan menurun - Verbaslisasi

khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun - Perilaku gelisah

menurun - Perilaku tegang

menurun - Pola tidur

membaik - Pola berkemih

membaik

ansietas berubah - Monitor tanda-tanda

ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik

- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

- Temani pasien untuk mengurangi

kecemasan, jika memunginkan

- Gunakan pendekatan ynag tenang dan meyakinkan - Motivasi

menidentifikasi situasi yang memicu

kecemasan Edukasi

- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami - Anjurkan keluaga

untuk tetap bersama pasien, jika perlu - Anjurkan

mengungkapkan perasaan dan persepsi - Latihh kegiatan

pengalihan untuk

(37)

mengurangi ketegangan

- Latih teknik relaksasi Kolaborasi

Kolaborasi pemberian obat antiansietas,, jika perlu

4.8 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/Jam No.

Dx Implementasi Evaluasi Proses Paraf/Nama

12 Oktober 2022

17.00 WITA 1 - Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Pasien dapat menggunakan teknik nafas dalam mengelola nyeri.

18.00 WITA 2 - Menganjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri

Pasien dapat mengerti anjuran perawat dan berhati- hati saat akan bergerak

19.00 WITA 3 - Memonitor denyut jantung janin

- Memonitor tanda vital ibu

- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

DJJ : 150 kali/menit TD : 120/80mmHg, N:

80x/menit, S: 36.5oC Pasien dapat memahami penjelasan petugas.

20.00 WITA 4 - Monitor ketidaknyamanan selama proses persalinan

- Menyediakan lingkungan nyaman

- Mengajarkan strategi koping mengurangi kelelahan

Pasien mengatakan merasa Lelah dan tidak ingin mengejan, ingin segera melahirkan.

22.00 WITA 5 - Memahami situasi yang membuat ansietas, Mendengarkan dengan penuh perhatian

- Memonitor tanda-tanda ansietas

Pasien mengatakan merasa lebih tenang, dan ingin segera melahirkan bayinya

(38)

4.9 EVALUASI

Tgl/Jam No

Dx Evaluasi Hasil

Rabu, 12 Oktober

2022

1 S : Pasien mengatakan mengatakan nyeri terkontrol dengan Teknik relaksasi

O : Pasien kadang tampak meringis, TD : 120/70 mmHg, N: 82 kali/menit, Suhu : 36.5, nadi kuat, dapat menggunakan Teknik relaksasi nafas dalam

A : Nyeri Akut teratasi sebagian

P : Pertahankan komdisi pasien. Lanjutkan Intervensi

2 S : Pasien mengatakan mengatakan merasa lemas dan takut untuk mengejan.

O : Pasien kadang tampak meringis, TD : 120/70 mmHg, N: 82 kali/menit, Suhu : 36.5, nadi kuat, berbaring di tempat tidur tampat lemas, pasien tampak hati-hati saat bergerak

A : resiko cidera pada ibu teratasi Sebagian

P : Pertahankan komdisi pasien. Lanjutkan Intervensi

3 S : Pasien mengatakan mengatakan merasa kencang di perut bagian bawah dan keluar lender bercampur darah pada vagina.

O : Pasien meringis, keluar lendir bercampur darah di vagina, his tidak teratur dengan frekuensi 1 kali tiap 7 menit lama 30 detik. DJJ : 150x/mnt, janin sudah masuk PAP

A : resiko cidera pada janin teratasi Sebagian P : Pertahankan komdisi pasien. Lanjutkan Intervensi

4 S : Pasien mengatakan mengatakan merasa lelah dan tidak ingin mengejan

O : : Pasien tampak Lelah, TD : 120/70 mmHg, N: 82 kali/menit, Suhu : 36.5, nadi kuat, berbaring di tempat tidur tampat lemas, pasien tampak hati-hati saat bergerak

A : Keletihan belum teratasi

P : Pertahankan komdisi pasien. Lanjutkan Intervensi

5 S : Pasien mengatakan sudah lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan tentang kondisinya dan mendapatkan perawatan.

O : Pasien masih bedrest, kadang masih gelisah TD : 120/70 mmHg, N: 82 kali/menit, Suhu : 36.5, nadi kuat, akral hangat. Pasien paham tentang Teknik relaksasi nafas dalam

A : Ansietas teratasis sebagian

P : Pertahankan kondisi pasien Lanjutkan Intervensi Reduksi ansietas

(39)

BAB V PENUTUP

Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan yang dinamakan distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah karena kelainan his yaitu suatu keadaan dimana his tidak normal, baik kekuatannya maupun sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan.

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik.

Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo S. 2006. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo Sarwono. 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo

Sastrawinata, Sulaeman. Obstetri fisiologis. Fakultas kedokteran UNPAD : Jakarta. 1987

Ladewig Patricia W. 2006. Asuhan keperawatanibu-bayi baru lahir. ECG : Jakarta

Wiknojosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Farrer, Helen. 2001. Perawatan meternitas edisi II. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan terhadap ibu hamil dengan mempersiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental ibu dalam kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga selalu dalam

Dalam KSPR ibu hamil dengan skor 2 (Kehamilan Resiko Rendah) sebagian besar pada kurun waktu kehamilan dan saat persalinan tidak terdapat komplikasi tetapi ada

Faktor resiko pada ibu hamil meliputi riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik yaitu riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati; Ibu hamil

dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan keluarganya mengenai perawatan masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, aktivitas fisik selama kehamilan,

Riwayat penyakit adalah penyakit yang pernah diderita ibu yang mempunyai resiko terhadap kehamilan dan persalinan ini, yang terdapat pada kartu status ibu..

Pada penelitian ini diberikan perlakuan berupa pelaksanaan kelas ibu hamil yang mana selain diberikan materi mengenai kehamilan resiko tinggi, tanda bahaya kehamilan, persiapan

Pemeriksaan Antenatal Care ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

Menurut WHO, kematian ibu adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan