• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA

N/A
N/A
Armedya Labiba

Academic year: 2023

Membagikan "PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Prakonsepsi

Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Adelia Supari N 2. Ana Wijayanti 3. Armedya Labiba A 4. Windhi Nurmalia F

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

PROGRAM ALIH JENJANG DIV KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN

TAHUN 2023

(2)

Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Persiapan Dan Pemeriksaan Fisik Pada Remaja”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Surabaya Program Alih Jenjang DIV Kebidanan Kampus Magetan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Dwi Purwanti, S.Kp., M. Kes selaku Kaprodi DIV Kebidanan Kampus Magetan 2. Teta Puji Rahayu, SST, M. Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan

Kebidanan Prakinsepsi.

3. Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan makalah ini

Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan, penulisan, dan penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Prakonsepsi untuk menyempurnakan makalah ini.

Magetan, 21 Juli 2023

Penyusun

i

(3)

Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Remaja 3

B. Perubahan Fisik Pada Remaja 3

C. Karakteristik Pertumbuhan Pada Remaja 5

D. Pemeriksaan Fisik Pada Remaja 5

E. Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja 8

F. Instrumen Pertumbuhan Pada Remaja 9

G. Evaluasi Pertumbuhan Remaja 10

BAB III PENUTUP 12

A. KESIMPULAN 12

B. SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

ii

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa peralihan. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa [ CITATION Nov10 \l 1057 ].

Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar 22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Masa remaja, yakni usia antara usia 11 – 20 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa peralihan.

Memasuki masa remaja yang ditandai dengan perubahan fisik primer maupun sekunder, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi.

Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Keterbatasan akses dan informasi yang kurang tepat mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi bagi remaja di Indonesia dapat berdampak negatif dalam kehidupannya, misalnya banyaknya kasus free seks, KTD, aborsi remaja, dan lainlain. Bila remaja dibekali pengetahuan kesehatan reproduksi yang komprehensif, maka remaja dapat lebih bertanggung jawab dalam berbuat dan mengambil keputusan sehubungan dengan kesehatan reproduksinya. Peran keluarga, sekolah, lingkungan maupun dinas terkait sangat penting agar tercipta generasi remaja yang berkualitas.[ CITATION Nov10 \l 1057 ]

Oleh karena itu Timbulnya perilaku berisiko dipengaruhi banyak faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan masa transisi yang dialami remaja dimana terjadinya perubahan fisik dan psikososial

(5)

yang pesat pada masa pubertas. Keadaan tersebut seringkali menimbulkan konflik tidak hanya dalam diri remaja itu sendiri tetapi juga dengan lingkungan sekitar.

Faktor eksternal juga berpengaruh terhadap kemampuan remaja untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, misalnya lingkungan keluarga dan sekolah. Salah satu upaya dalam mencegah bertambah meningkatnya perilaku berisiko pada anak remaja dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan peran pengasuhan oleh keluarga. Lingkungan keluarga dan sekolah seharusnya dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang remaja.[ CITATION Ade14 \l 1057 ]

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan remaja?

2. Apa yang dimaksud perubahan fisik internal dan eksternal pada remaja?

3. Bagaimana karakteristik pertumbuhan fisik remaja?

4. Bagaiman cara pemeriksaan fisik pada remaja?

5. Bagaimana kondisi-kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja?

6. Apa saja instrumen pertumbuhan pada remaja remaja?

7. Bagaimana cara melakukan evaluasi pada pertumbuhan remaja remaja?

C. Tujuan

1. Memahami definisi remaja

2. Memahami definisi perubahan fisik internal dan eksternal pada remaja 3. Memahami karakteristik pertumbuhan fisik remaja

4. Memahami cara pemeriksaan fisik remaja

5. Memahami kondisi-kondisi yang mempengaruhiperubahan fisik pada remaja 6. Memahami instrumen pertumbuhan pada remaja remaja

7. Memahami cara melakukan evaluasi pertumbuhan pada remaja

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua [ CITATION Ali17 \l 1033 ]

B. Ciri-ciri Perkembangan Fisik Remaja

Menurut Santrock [ CITATION Har171 \l 1033 ] ada 4 perubahan tubuh yang paling menenjol pada remaja perempuan yakni : Pertambahan tinggi badan yang cepat, Menarche (Menstruasi) ,Pertumbuhan buah dada, Pertumbuhan rambut kemaluan. Sedangkan 4 perubahan yang menonjol pada remaja laki-laki yakni : pertambahan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan penis, pertumbuhan testis, pertumbuhan rambut kemaluan.

Awal masa puber anak laki-laki, suara mulai menurunkan; kumis mulai tumbuh anak laki-laki, yang melibatkan pematangan organ reproduksi dan menyertainya karakteristik seksual sekunder. Dalam perempuan, menstruasi pertama terjadi pada akhir masa pubertas. Pada akhir pubertas, individu menjadi mampu reproduksi [ CITATION Har171 \l 1033 ]. Menurut [ CITATION Har171 \l 1033 ] mengemukakan bahwa ada 2 aspek perubahan dan perkembangan fisik yang dialami remaja yakni :

a. Perubahan Ekternal

1) Tinggi yakni rata-rata perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia 17 dan 18 tahun, rata-rata remaja laki-laki setahun sesudahnya. Anak yang biasa diberi imunisasi biasanya lebih tinggi dari usia ke usia, dibandingkan dengan bayi yang tidak

(7)

diberi imunisasi karena anak banyak menderita sakit sehingga cendrung memperlambat pertumbuhan

2) Berat yakni perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi, tetapi berat badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak megandung lemak samasekali.

3) Proporsi tubuh yaitu berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.

4) Organ Seks yaitu baik organ seks prima maupun organ sex wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

b. Perubahan Internal

1) Sistem Percernaan, perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, bertambah panjang dan bertambah besar. Otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi· l lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

2) Sistem Peredaran Darah, yakni jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas. Beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir, . Panjang dan tebal dindinq pembuluh daran meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.

3) Sistem Pemapasan, yakni kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapai tingkat kematanqan beberapa tahun tahun kemudian.

4) Sistem Endokrin yakni kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidakseimbanqan sementara dari

(8)

seluruh sistern endokrin pada awal puber. Kelenjarkelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa 5) Jaringan tubuh yakni, perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun, jaringan selain tulang berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

C. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Terdapat beberapa istilah untuk perkembangan fisik remaja, yaitu The Onsetof pubertal growth spurt (masa kritis dari perkembangan biologis) dan The maximum growth age, yang berupa perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi, dan berat badan, proporsi muka dan badan. Pertumbuhan fisik remaja laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan yang mencolok. Remaja perempuan lebih cepat pertumbuhan fisiknya dibandingkan dengan remaja laki-laki, namun pada periode tertentu remaja laki-laki akan menyusul dengan kecepatan melebihi remaja perempuan sehingga pada akhirnya remaja laki- laki mempunyai tinggi, besar, dan berat badan melebihi anak perempuan.

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Santrock (2011:

302) masa remaja awal, anak perempuan cenderung lebih besar daripada anak lakilaki, namun sekitar usia 14 tahun, anak laki-laki mulai melampaui anak perempuan. Karakteristik perubahan fisik pada remaja perempuan adalah payudara membesar, munculnya bulu dikemaluan, munculnya bulu diketiak[ CITATION Ris19 \l 1057 ].

D. Pemeriksaan Fisik Pada Remaja a. Anamnesis Umum

Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara antara tenaga kesehatan dan klien untuk memperoleh informasi tentang keluhan, penyakit yang diderita, riwayat penyakit, dan faktor risiko pada remaja. (handayani,

(9)

2022). Adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik adalah:

1) Inspeksi

Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Suatu gambaran atau kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local yang berfokus pada suatu system tunggal atau bagian dan biasanya mengguankan alat khusus seperto optalomoskop, otoskop, speculum dan lain-lain. (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997) Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010). Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/pembengkakan.setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.

2) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997). Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ; tangan dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti:

temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan.

(Dewi Sartika,2010). Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa, edema, krepitasi dan sensasi.

3) Perkusi

(10)

Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam membantu penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997). Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan. Dewi Sartika, 2010).

4) Auskultasi

Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermacam-macam organ dan jaringan tubuh.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997). Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010).

Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip-prinsip yang harus di perhatikan, yaitu sebagai berikut :

1) Kontrol infeksi : Meliputi mencuci tangan, memasang sarung tangan steril, memasang masker, dan membantu klien mengenakan baju periksa jika ada.

2) Kontrol lingkungan : Yaitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan untuk melakukan pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri. Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien.

Tujuan Pemeriksaan Fisik Pada Remaja Secara umum yang dilakukan bertujuan:

a. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.

(11)

b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan.

c. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.

d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan.

e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Remaja

Faktor-faktor atau kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik remaja antara lain adalah:

1. Sistem Endoktrin, yaitu bila sistem endoktrin berfungsi normal, maka remaja akan memperlihatkan ukuran tubuh yang normal pula.

Sebaliknya bila remaja mengalami kekuarangan horman pertumbuhan, maka akan menjadi seperti kerdil. Sedangkan yang kelebihan hormon pertumbuhan akan menjadi terlalu besar. Ciri-ciri pertumbuhan fisik bagi remaja pria adalah mulai tumbuh jakun, suara lebih besar, tumbuh kumis atau jenggot, tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak dan organ kelamin, dan bahu melebar. Bagi remaja wanita membesarnya payudara, pinggul melebar, suara lebih nyaring, timbul jerawat, tumbuh rambut di ketiak dan organ kelamin.

2. Faktor Keluarga, yaitu faktor keturunan (heredity). Faktor keturunan antara lain gen yang mempengaruhi tinggi badan, berat badan, warna kulit, warna mata dan warna rambut.

3. Faktor Lingkungan juga tak kalah pentingnya.

4. Faktor Perubahan fisik remaja yang terjadi pada saat pubertas merupakan pengaruh antara faktor genetik dan lingkungan. Berbagai faktor seperti nutrisi, sikap sosial, ukuran keluarga dan olahraga dapat mempengaruhi proses pubertas. Pertumbuhan biologis pada masa remaja ini merupakan komponen universal yang tidak hanya memiliki implikasi biologis, namun juga perkembangan kognitif dan sosial.

(12)

Perubahan biologis dapat berdampak langsung dan tidak langsung bagi perkembangan remaja. Sedangkan perubahan hormonal selama masa ini berdampak pada dorongan seksual yang meningkat sehingga dituntut tanggung jawab untuk mengelolanya,

F. Instrumen Pertumbuhan Fisik Remaja

Remaja, adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun (WHO).

Pertumbuhan dan perkembangan selama masa remaja dibagi dalam tiga tahap, yaitu remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja pertengahan (usia14-17 tahun) dan remaja akhir (usia 17-20 tahun).

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak kecepatan. Pada fase remaja awal (11-14 tahun)karakteristik seks sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara pada remaja perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis. Karakteristik seks sekunder ini tercapai dengan baik pada tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang secara fisik.

2. Kemampuan

berpikir Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang jenis kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah mampu memandang masalah secara komprehensif dengan identitas intelektual sudah terbentuk.

3. Identitas Pada tahap awal,

ketertarikan terhadap teman sebaya ditunjukkan dengan penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba berbagai peran, mengubah citra diri,

(13)

kecintaan pada diri sendri meningkat, mempunyai banyak fantasi kehidupan, idealistis. Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh serta peran jender hampir menetap pada remaja di tahap akhir.

4. Hubungan dengan orang tua

Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orangtua adalah ciri yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap ini, tidak terjadi konflik utama terhadap kontrol orang tua. Remaja pada tahap pertengahan mengalami konflik utama terhadap kemandirian dan kontrol. Pada tahap ini terjadi dorongan besar untuk emansipasi dan pelepasan diri. Perpisahan emosional dan dan fisik dari orangtua dapat dilalui dengan sedikit konflik ketika remaja akhir.

5. Hubungan dengan sebaya

Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi dengan teman sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan yang cepat; pertemanan lebih dekat dengan jenis kelamin yang sama, namun mereka mulai mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan jenis. Mereka berjuang untuk mengambil tempat di dalam kelompok; standar perilaku dibentuk oleh kelompok sebaya sehingga penerimaan oleh sebaya adalah hal yang sangat penting. Sedangkan pada tahap akhir, kelompok sebaya mulai berkurang dalam hal kepentingan yang berbentuk pertemanan individu. Mereka mulai menguji hubungan antara pria dan wanita terhadap kemungkinan hubungan yang permanen [ CITATION Ade14 \l 1057 ]

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan advokasi, promosi kesehatan KIE, konsultasi dan memberikan pelayanan

(14)

kepada remaja dengan permasalahan khusus dan memberikan support dalam melaksanakan kegiatan positif yang melibatkan remaja.

G. evaluasi pada pertumbuhan remaja remaja

Beberapa ciri yang khas dari perkembangan remaja dapat dilihat bahwa masa awal remaja adalah tahap dimana remaja mengalami krisis karena adanya perubahan cepat yang memunculkan sesuatu yang dirasakan baru dan berbeda pada aspek fisik maupun psikososial mereka. Pertumbuhan organ seks primer (menstruasi/mimpi basah)berimplikasi terhadap munculnya hasrat seksual dan ketertarikan terhadap lawan jenis. Pertumbuhan karakteristik seks sekunder seperti penonjolan payudara pada remaja perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis yang terlambat atau terlalu dini seringkali menimbulkan perasaan malu/minder/kurang percaya diri karena merasa keadaan mereka berbeda dengan sebayanya.

Menurut [ CITATION Ade14 \l 1057 ] cara melakukan evaluasi dengan :

 Berikan penjelasan tambahan dengan alasan mengapa prosedur diperlukan atau menguntungkan.

 Jelaskan konsekuensi prosedur jangka panjang.

 Berikan kesempatan anak untuk mengajukan pertanyaan berkaitan dengan rasa takut, pilihan dan alternatif.

 Jaga privasi anak ketika prosedur diberikan.

 Diskusikan bagaimana prosedur dapat mempengaruhi penampilan dan apa yang dapat dilakukan untuk meminimalkannya.

 Libatkan anak dalam pembuatan keputusan dan perencanaan.

 Terima regresi menjadi metode koping yang lebih kekanak-kanakan.

 Sadari bahwa remaja mungkin mengalami kesulitan dalam menerima gambaran otoritas baru dan dapat menolak melakukan atau menerima prosedur.

(15)

 Biarkan remaja bicara dengan remaja lain yang telah mendapat prosedur yang sama.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak – kanak ke masa dewasa, dalam bahasa latin lebih dikenal dengan istilah Adolensense yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Sedangkan fase perkembang remaja dimulai dari fase remaja awal ( usia 10 – 14 th ), masa remaja tengah ( usia 14 – 17 th dan akhir masa remaja pada usia 17 – 21 th.

Perubahan fisiologis remaja dipengaruhi 2 komponen yaitu adrenarche dan gonadarche, dimana ditandai dengan peningkatan hormon androgen adrenal sehingga tumbuh rambut kemaluan, pembesaran payudara dan pada puncaknya muncul menache pada anak perempuan, sedangkan anak laki – laki spermache.

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja diantaranya faktor lingkungan, faktor hormonal, faktor keluarga dan faktor perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja adalah pengaruh anatara genetik dan lingkungan.

(16)

Adapun dampak perkembangan fisik remaja tentunya membawa banyak perubahan baik eksternal dan internal dalam diri remaja.

Karena adanyan dampak perkembangan fisik dalam diri remaja tentunya harus ada pendampingan dan pemantauan agar remaja tersebut dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

B. Saran

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Tentunya kami akan selalu terus memperbaiki makalah kami baik dari segi penulisan dan sumber materi yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.

Daftar Pustaka

Aisyaroh, N. (2010). KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA. 3.

Ali M, Asrori. (2017). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: 23.

Hartini. M.Pd. Kons. (2017). Perkembangan Fisik Dan Body Image Remaja. 31-33.

Hartini. M.Pd. Kons. (2017). Perkembangan Fisik Dan Body Image Remaja. 29-31.

Riskha Ramanda, Zarina Akbar, R.A Murti Kusuma Wirasti. (2019). STUDI

KEPUSTAKAAN MENGENAI LANDASAN TEORI BODY IMAGE BAGI PERKEMBANGAN REMAJA. Jurnal Bimbingan Konseling , 120-134.

Sabariyah (2017) ; Perkembangan Fisik Remaja, Medan.138 – 141

Sri Handayani, M.keb (2022) ; Asuhan Kebidanan Pada Remaja. Purbalingga.136 Wulandari, A. (2014). Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan

Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan dan Keperawatan. Keperawatan Anak, 39-43.

(17)

BeletLydiaIngrit1,ChristieLidyaRumerung2,DwiYuliantoNugroho3,KomilieSitumora ng4,MariaMaxmilaYocheA5,MarisaJuniantiManik. (2022). PENDIDIKAN KESEHATANREPRODUKSI PADA REMAJADI INDONESIA. 4.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Jean Piaget, pada masa remaja perkembangan kognitif sudah mencapai tahap puncak, yaitu tahap operasi formal (11 tahun - dewasa) (Gunarsa, 1982); suatu

dari masa remaja akhir ke masa awal dewasa, dimana masa dewasa awal mulai memasuki. tahap perkembangan psikososial dan siap menerima kedudukannya dalam

Remaja yang menikah baik itu remaja putra maupun remaja putri akan mengalami masa remaja yang diperpendek, sehingga ciri dan tugas perkembangan mereka juga ikut diperpendek dan masuk

 Masa remaja adalah suatu periode dari pubertas menjadi masa dewasa awal, merupakan tahap perkembangan yang paling penting, krn diakhir tahap ini, seseorang

Menurut Al-Migwar (2006), terdapat ciri-ciri umum yang ada pada diri remaja, sehingga dapat membedakan antara masa remaja dengan masa lainnya, yaitu : (1) masa

Pada masa remaja awal terdapat ciri-ciri yang menandai pada masa perkembangan ini antara lain : 1 ) Mereka tidak mau lagi disebut anak, sebutan anak di anggap

Masa remaja, menurut ciri perkembangannya dibagi menjadi 3 tahap yaitu:.. 1) Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan ciri yaitu ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya,

Masa remaja juga merupakan masa bagi otak terus mengalami pematangan. Ukuran otak terus akan mengalami perubahan setelah usia awal masuk sekolah. Oleh karena itu,