Strategi Audit Keseluruhan &
Program Audit
Sub Bab Pembahasan
Tahapan Perencanaan Audit Tahapan Perencanaan Audit
Jenis – Jenis Pengujian dalam Prosedur Audit Lebih Lanjut Jenis – Jenis Pengujian dalam Prosedur Audit Lebih Lanjut Jenis Pengujian yang Akan Dilakukan
Jenis Pengujian yang Akan Dilakukan
Dampak Teknologi Informasi pada Pengujian Audit
Dampak Teknologi Informasi pada
Pengujian Audit
8 Tahapan dalam Perencanaan Audit
Penerimaan klien dan pembuatan rencana audit
Memperoleh pemahaman awal tentang bisnis dan bidang
usaha klien
Menilai risiko bisnis klien Melaksanakan prosedur
analitis pendahuluan
Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko
inheren
Memahami pengendalian internal dan menilai risiko
pengendalian
Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko
kecurangan
Menyusun strategi audit keseluruhan dan program
audit
7 Tahapan pertama digunakan guna memenuhi kewajiban
auditor untuk melaksanakan
prosedur penilaian risiko
Tahapan ke-8 merupakan respon atas ketujuh tahapan sebelumnya (respons
terhadap prosedur penilaian risiko)
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
SA (315)
“Mewajibkan auditor untuk memperoleh
pemahaman atas entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan klien.
Gambar 10-1. PROSEDUR AUDIT LEBIH LANJUT
Model Risiko Audit :
RA
= RD RI x RP
Prosedur Audit Lebih Lanjut
Keterangan Gambar : RA = Risiko Audit
RI = Risiko Inheren
RP = Risiko Pengendalian RD = Risiko Deteksi
Pengujian Pengenda
lian Pengujian Pengenda
lian
Pengujia n Subtanti
f
Transaks i
Pengujia n Subtanti
f
Transaks i
Bukti Audit yang Cukup
dan Tepat
Bukti Audit yang Cukup
dan Tepat Pengujia
n Rinci Saldo
Akun Pengujia
n Rinci Saldo
Akun Pengujia
n Analitis Substant
if Pengujia
n Analitis Substant
if
Sehubungan hal diatas, SA 330.6 :
Auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat dan luasnya didasarkan pada dan merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.
Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut standar audit (SA 330.7)
menetapkan bahwa auditor harus :
a) Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan.
b) Memperoleh bukti yang lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi.
JENIS-JENIS PENGUJIAN DALAM PROSEDUR AUDIT
LEBIH LANJUT
JENIS PENGUJI
AN
Prosedur Analitis Substanti
f Prosedur
Analitis Substanti
f Pengujian
Pengendali an Pengujian Pengendali
an
Pengujia n Substant
if golonga
n Transaksi
Pengujia n Rinci Saldo Pengujia
n Rinci Saldo
Pengujian Pengendalian Pemahaman auditor atas pengendalian internal
digunakan untuk menilai risiko pengendalian bagi setiap
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Peran Pengujian Audit dalam Pengauditan Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Penjualan Piutang Usaha Kas di Bank
Transaksi Penjualan Transaksi Penerimaan Kas
Saldo Akhir Saldo Akhir
Diaudit dengan PP
Diaudit dengan PST
Diaudit dengan PST Diaudit dengan
PP
P
A Diaudit
dengan Diaudit PA
dengan PA Diaudit
dengan PA
Diaudit dengan
PRS Diaudit
dengan PRS Pengujian
Pengendalian (termasuk prosedur utk memperoleh pemahaman pengendalian
internal )
(PP)
Pengujia n Substan
tif golonga
n transaks
i (PST)
Prosedu r Analitis
(PA)
Penguji an Rinci Saldo (PA)
Bukti yang Cukup
dan Tepat (PA)
Contoh Pengendalian Kunci Pengujian Pengendalian
Persetujuan kredit dilakukan secara otomatis dengan menggunakan komputer dengan cara
membandingkannya ke limit kredit (P1)
Periksalah suatu sampel faktur penjualan dan
bandingkan pesanan dari pembeli ke batas kredit yang telah ditetapkan perusahaan (prosedur melakukan- ulang)
Penjualan yang dicatat dalam pembukuan didukung dengan dokumen pengiriman barang yang telah di
otorisasi dan pesanan dari pembeli yang telah mendapat persetujuan (P2)
Periksalah suatu sampel faktur penjualan untuk memastikan bahwa semuanya didukung dengan
dokumen pengiriman barang yang telah diotorisasi dan pesanan dari pembeli yang telah mendapat persetujuan (dokumentasi)
Terdapat pemisahan tugas antara pembuat faktur, pencatat penjualan, dan penangananan penerimaan kas (P3)
Lakukan Pengamatan untuk memastikan bahwa personel yang bertanggungjawab menerima kas tidak merangkap tugas sebagai pencatat akuntansi dan ajukan pertanyaan tentang tugas mereka masing-masing (observasi dan mengajukan pertanyaan)
Dokumen pengiriman barang dikirimkan secara elektronis setiap hari ke bagian pembuat faktur dan faktur dibuat pada hari berikutnya (P4)
Lakukan pengamatan untuk memastikan bahwa
dokumen pengiriman barang dikirimkan setiap hari ke bagian pembuat faktur dan amati juga kapan faktur dibuat (observasi)
Dokumen Pengiriman barang diberi nomor urut tercetak (prenumbered) dan penggunaan dokumen tersebut di pertanggungjawabkan setiap minggu (P5)
Periksalah apakah dokumen pengiriman barang digunakan secara urut nomor dan telusur setiap
dokumen yang dipakai ke jurnal penjualan (dokumentasi dan melakukan-ulang)
Total kuantitas per batch dibandingkan dengan kuantitas
yang difaktur (P6) Periksalah suatu sampel batch harian, hitung ualng kuantitas yang dikirim dan telusur jumlah totalnya untuk merekonsiliasi dengan laporan input (melakukan-ulang) Harga jual per unit diperoleh dari master file daftar harga
yang telah disahkan perusahaan (P7) Periksalah suatu sampel faktur penjualan dan cocokan harga dalam faktur tersebut dengan daftar harg yang yang telah di otorisasi
Transaksi penjualan diperiksa secara internal (P8) Periksa dokumen-dokumen untuk memastikan adanya pemeriksaan internal
Laporan piutang dikirim kepada para pelanggan setiap
bulan (P9) Lakukan pengamatan untuk memastikan bahwa laporan
piutang dibuat untuk suatu bulan tertentu dan siapa yang bertanggungjawab mengirim laporan piutang tersebut (pengamatan dan mengajukan petanyaan) Komputer secara otomatis membukukan (posting)
transaksi ke buku pembantu piutang dan ke buku besar (P10)
Gunakan perangkat-lunak audit (audit software) untuk menelusur pasting dari bacth transaksi penjualan ke buku pembantu dan ke buku besar (melakukan-ulang) Master file piutang usaha direkonsiliasi dengan buku
besar setiap akhir bulan (P11) Periksalah bukti adanya rekonsiliasi bulanan, dan
periksalah ketelitian rekonsiliasi tersebut (dokumentasi dan melakukan –ulang)
Pengujian substantif golongan transaksi
Adalah suatu prosedur audit yang
dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.
Prosedur pengujian subtantif terdiri dari : 1. Pengujian subtantif golongan transaksi 2. Prosedur analitis substantif
3. Pengujian rinci saldo akun
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur Analitis adalah evaluasi terhadap informasi keuangan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data non keuangan.
Terdapat 2 (dua) tujuan prosedur analitis substansif dalam audit atas salda-saldo akun adalah :
1. Menunjukkan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan.
2. Menghasilkan bukti substansif.
PENGUJIAN RINCI SALDO
Pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun buku besar, baik akun neraca maupun akun laba rugi. Tekanan utama kebanyakan pada akun-akun dalam neraca (akun riil).
Pengujian rinci saldo berguna bagi auditor dalam
menetapkan kebenaran jumlah rupiah dalam akun-akun
dan merupakan pengujian substansif.
PEMILIHAN JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKUKAN
Auditor menggunakan kelima jenis pengujian untuk
melakukan audit atas laporan keuangan, sedangkan
keempat jenis pengujian lainnya dilakukan sebagai respon
terhadap resiko yang didentifikasi yang akan menjadi
dasar bagi pendapat auditor.
Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan jenis pengujian yang akan dilakukan auditor :
1. Ketersediaan delapan jenis bukti
2. Biaya pelaksanaan untuk setiap pengujian
3. Efektifitas pengendalian internal dan resiko inheren Ketersediaan jenis-jenis bukti untuk pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut.
Setiap jenis prosedur audit lebih lanjut hanya menyangkut jenis bukti tertentu (konfirmasi, dokumentasi dan
sebagainya).
BIAYA PELAKSANAAN PENGUJIAN
Prosedur pengujian kita urutkan dari prosedur yang paling murah sampai yang paling mahal, maka urutannya adalah sebagai berikut :
1. Prosedur analitis
2. Prosedur penilaian resiko 3. Pengujian pengendalian
4. Pengujian substansif golongan transaksi
5. Pengujian rinci saldo
Biaya untuk memperoleh bukti menjadi faktor penting yg harus dipertimbangkan. Apabila prosedur pengujian kita urutkan mulai dari prosedur yg paling murah sampai yg paling mahal, maka urutannya sbb:
Prosedur analitis : prosedur yg paling murah karna membuat perhitungan & perbandingan relatif mudah.
Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal : tidak semahal biaya pengujian lainnya karna auditor dapat dengan mudah meminta ket kepada klien & melakukan pengamatan serta melakukan prosedur analitis
Biaya pelaksanaan pengujian
Pengujian pengendalian : relatif lebih mahal dibanding dengan prosedur penilaian risiko yg dilakukan auditor karna perlu dilakukannya sejumlah pengujian untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian berjalan dgn efektif, terutama bila pengujian pengendalian tersebut berupa pengerjaan-ulang.
Pengujian substantif golongan transaksi : lebih mahak daripada pengujian pengendalian yg tidak meliputi pelaksanaan-ulang karena pengujian substantif sering membutuhkan rekalkulasi dan penelusuran
Pengujian rinci saldo : selalu lebih mahal daripada prosedur audit lainnya karena biaya pelaksanaan prosedur.
HUBUNGAN ANTARA PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF Penyimpangan di pengujian pengendalian hanya
indikasi tentang kesalahan nilai rupiah dalam laporan keuangan, sedangkan penyimpangan di pengujian
substansif golongan transaksi suatu kesalahan penyajian laporan keuangan.
Penyimpangan di pengujian substansif disebut deviasi
pengujian pengendalian
HUBUNGAN ANTARA PROSEDUR ANALITIS DENGAN PENGUJIAN SUBSTANSIF
Prosedur analitis juga hanya indikasi tentang
kesalahan penyajian yang mempengaruhi nilai rupiah dalam laporan keuangan.
Apabila prosedur analitis memberi indikasi adanyan
fluktuasi tidak biasa, auditor harus melakukan pengujian
substansif golongan transaksi untuk memastikan apaka
nilai rupiah kesalahan penyajian sungguh-sungguh telah
terjadi.
Apabila auditor melakukan prosedur analisis substantif dan yakin bahwa kemungkinan kesalahan penyajian rendah, maka pengujian substantif lainnya bisa dikurangi. Untuk akun besaldo kecil & hanya memiliki kemungkinan kecil terjadi kesalahan penyajian, seperti yang biasa terjadi pada akun perlengkapan & akun beban dibayar dimuka.
Hubungan antara prosedur analitis dengan pengujian substantif
PILIHAN ANTARA PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF
Dalam tahap perencanaan auditor harus memutuskan apakah akan menilai resiko pengendalian di bawah
maksimum.
Apabila hal ini dilakukan, auditor harus melakukan pengujian pengendalian mendukung resiko pengendalian yang telah ditetapkan, maka rencana resiko deteksi dalam model resiko audit meningkat dan rencana pengujian
substansif dikurangi.
o Auditor dihadapkan pada pilihan dalam memadukan pengujian pengendalian &pengujian substantif. Dalam tahap perencanaan, auditor harus memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian dibawah maksimum.
o Apabila hal ini dilakukan, auditor selanjutnya harus melakukan pengujian pengendalian untuk memastikan didukung atau tidak didukungnya tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan.
o Apabila pengujian pengendalian mendukung risiko pengendalian yg telah ditetapkan, maka rencana risiko deteksi dalam model risiko audit meningkat, dan dengan demikian rencana pengujian substantif bisa dikurangi.
o Auditor dihadapkan pada pilihan dalam memadukan pengujian pengendalian &pengujian substantif. Dalam tahap perencanaan, auditor harus memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian dibawah maksimum.
o Apabila hal ini dilakukan, auditor selanjutnya harus melakukan pengujian pengendalian untuk memastikan didukung atau tidak didukungnya tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan.
o Apabila pengujian pengendalian mendukung risiko pengendalian yg telah ditetapkan, maka rencana risiko deteksi dalam model risiko audit meningkat, dan dengan demikian rencana pengujian substantif bisa dikurangi.
Pilihan antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif
Adanya suatu penyimpangan yang ditemukan dalam pengujian pengendalian hanya indikasi tentang kemungkinan adanya kesalahan penyajian yang berpengaruh terhadap nilai rupiah dalam laporan keuangan, sedangkan
Suatu penyimpangan yang dijumpai dalam pengujian substantif golongan transaksi atau pengujian rinci saldo adalah suatu kesalahan penyajian laporan keuangan.
Hubungan antara pengujian pengendalian & pengujian substantif
Dampak Teknologi Informasi Pada Pengujian Audit
Standar auditing memberi pedoman bagi para auditor dari entitas yang mengirim, memproses, menyimpan, atau mengakses transaksi dalam jumlah yang signifikan secara elektronik. Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti audit muncul dalam bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk mengurangi risiko deteksi sehingga
ketingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substansif.
Standar auditing memberi pedoman bagi para auditor dari entitas yang mengirim, memproses, menyimpan, atau mengakses transaksi dalam jumlah yang signifikan secara elektronik. Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti audit muncul dalam bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk mengurangi risiko deteksi sehingga
ketingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substansif.
KOMBINASI BUKTI
Untuk mendapatkan bukti yang tepat dengan memadai untuk menghadapi risiko yang teridentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan
kombinasi antara keempat jenis pengujian lainnya, kombinasi ini di sebut dengan kombinasi bukti.
Untuk menguji pengendalian otomatis atau data, auditor perlu menggunakan teknik audit berbantuan komputer atau menggunakan
laporan yang dihasilkan oleh TI untuk menguji efektivitas
Dampak teknologi informasi pada pengujian audit
Prosedur-prosedur penilaian risiko
Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk memperoleh pemahaman atas entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan
klien
Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk memperoleh pemahaman atas entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan
klien
Prosedur audit lebih lanjut
Sebagai respon atas penilaian risiko kesalahan penyajian material, auditor melakukan prosedur audit lebih lanjut yg terdiri dari pengujian pengendalian, pengujian subtantif golongan transaksi, prosedur analitis subtantif dan pengujian rinci atas saldo
Sebagai respon atas penilaian risiko kesalahan penyajian material, auditor melakukan prosedur audit lebih lanjut yg terdiri dari pengujian pengendalian, pengujian subtantif golongan transaksi, prosedur analitis subtantif dan pengujian rinci atas saldo
SA 330.6 “auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat & luasnya didasarkan pada & merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.”
SA 330.6 “auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat & luasnya didasarkan pada & merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.”
SA 330.7 menetapkan bahwa auditor :
(a) Mempertimbangkan dasar penilaian yg dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan, termasuk:
(i) kemungkinan kesalahan penyajian material yg disebabkan oleh karakteristik tertentu yg relevan dgn golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan. Contoh risiko Inheren
(ii) menuntut auditor untuk memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah pengendalian berjalan efektif. Contoh auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas operasi pengendalian dalam menentukan sifat saat dan luas prosedur substantif.
(b) Memperoleh bukti yg lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi
SA 330.7 menetapkan bahwa auditor :
(a) Mempertimbangkan dasar penilaian yg dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan, termasuk:
(i) kemungkinan kesalahan penyajian material yg disebabkan oleh karakteristik tertentu yg relevan dgn golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan. Contoh risiko Inheren
(ii) menuntut auditor untuk memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah pengendalian berjalan efektif. Contoh auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas operasi pengendalian dalam menentukan sifat saat dan luas prosedur substantif.
(b) Memperoleh bukti yg lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi
Jenis-jenis pengujian dalam prosedur audit lebih lanjut
Pengujian pengendalian
Pengujian pengendalian
Pengujian substantif golongan transaksi Pengujian substantif golongan transaksi
Prosedur analitis substantif
Prosedur analitis substantif
Pengujian rinci saldo Pengujian rinci saldo
Pengujian pengendalian, baik secara manual ataupun secara otomatis, mencakup jenis-jenis bukti dibawah ini (tiga prosedur pertama adalah sama dengan prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal).
• Mengajukan pertanyaan kepada personel klien yang sesuai
• Memeriksa dokumen, catatan dan laporan
• Melakukan pengamatan atas aktifitas pengendalian terkait
• Melakukan ulang prosedur-prosedur klien
1. Pengujian pengendalian
2. Pengujian substantif golongan transaksi
Pengujian substantif adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat
asersi
Pengujian substantif adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat
asersi
Pengujian substantif golongan transaksi Pengujian
substantif golongan transaksi
Prosedur analitis substantif
Prosedur analitis substantif
Pengujian rinci saldo akun Pengujian rinci
saldo akun
Pengujian substantif golongan transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit transaksi telah terpenuhi untuk setiap golongan transaksi. Dua diantara tujuan-tujuan tersebut untuk transaksi penjualan adalah bahwa transaksi penjualan yang telah dicatat benar-benar ada (tujuan keterjadian) & transaksi yg ada telah dicatat dengan lengkap (tujuan kelengkapan).
Pengujian substantif golongan transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit transaksi telah terpenuhi untuk setiap golongan transaksi. Dua diantara tujuan-tujuan tersebut untuk transaksi penjualan adalah bahwa transaksi penjualan yang telah dicatat benar-benar ada (tujuan keterjadian) & transaksi yg ada telah dicatat dengan lengkap (tujuan kelengkapan).
prosedur analitis adalah “pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan.” prosedur analitis mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atas hubungan terindetifikasi yg tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yg berbeda dari nilai yg diharapkan dalam jumlah yg signifikan.
prosedur analitis adalah “pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan.” prosedur analitis mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atas hubungan terindetifikasi yg tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yg berbeda dari nilai yg diharapkan dalam jumlah yg signifikan.
pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun buku buku besar, baik akun neraca maupun akun laba-rugi.
Tekanan utama kebanyakan pengujian srinci saldo adalah pada akun-akun dalam neraca (akun riil). Contohnya yaitu konfirmasi saldo akun debitur pada audit piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan dan pemeriksaan atas laporan piutang yg diterima dari para pemasok pada audit atas utang usaha. Pengujian saldo akhir sangat penting karena bukti biasanya diperoleh dari sumber independen terhadap klien yg dipandang memiliki tingkat keandalan yg tinggi.
pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun buku buku besar, baik akun neraca maupun akun laba-rugi.
Tekanan utama kebanyakan pengujian srinci saldo adalah pada akun-akun dalam neraca (akun riil). Contohnya yaitu konfirmasi saldo akun debitur pada audit piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan dan pemeriksaan atas laporan piutang yg diterima dari para pemasok pada audit atas utang usaha. Pengujian saldo akhir sangat penting karena bukti biasanya diperoleh dari sumber independen terhadap klien yg dipandang memiliki tingkat keandalan yg tinggi.
Pemilihan jenis pengujian yang akan dilakukan
Berbaga
i fakto
r yang
berpe
ngaruh terhadap pem
ilihan
jenis
pengujian yang ak
an dilak
ukan au
ditor, an
tara lain ketersed
iaan delapan je
nis bukti, biaya pelaksanaan
untuk
setiap
jenis pengujia
n, efe
ktivitas
pengendalian internal, dan
risiko
inheren
. Dislide selanjutnya aka
n diuraikan tentang 2 faktor
yang
pertam
a, sedangkan 2 faktor te
rakhir telah dibahas pa
da bab- bab seb
elumnya.
Berbaga
i fakto
r yang
berpe
ngaruh terhadap pem
ilihan
jenis
pengujian yang ak
an dilakukan au
ditor, an
tara lain ketersediaan de
lapan jenis bukti, biaya pelaksanaan
untuk
setiap
jenis pengujia
n, efe
ktivitas
pengendalian internal, dan
risiko
inheren
. Dislide selanjutn
ya aka
n diuraikan tentang 2 faktor
yang
pertam
a, sedangkan 2 faktor te
rakhir telah dib
ahas pa
da bab- bab seb
elumnya.