• Tidak ada hasil yang ditemukan

kelompok 3 Auditing Poltekba

N/A
N/A
Haerunnisa

Academic year: 2024

Membagikan "kelompok 3 Auditing Poltekba"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Audit Keseluruhan &

Program Audit

(2)

Sub Bab Pembahasan

Tahapan Perencanaan Audit Tahapan Perencanaan Audit

Jenis – Jenis Pengujian dalam Prosedur Audit Lebih Lanjut Jenis – Jenis Pengujian dalam Prosedur Audit Lebih Lanjut Jenis Pengujian yang Akan Dilakukan

Jenis Pengujian yang Akan Dilakukan

Dampak Teknologi Informasi pada Pengujian Audit

Dampak Teknologi Informasi pada

Pengujian Audit

(3)

8 Tahapan dalam Perencanaan Audit

Penerimaan klien dan pembuatan rencana audit

Memperoleh pemahaman awal tentang bisnis dan bidang

usaha klien

Menilai risiko bisnis klien Melaksanakan prosedur

analitis pendahuluan

Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko

inheren

Memahami pengendalian internal dan menilai risiko

pengendalian

Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko

kecurangan

Menyusun strategi audit keseluruhan dan program

audit

7 Tahapan pertama digunakan guna memenuhi kewajiban

auditor untuk melaksanakan

prosedur penilaian risiko

Tahapan ke-8 merupakan respon atas ketujuh tahapan sebelumnya (respons

terhadap prosedur penilaian risiko)

(4)

PROSEDUR PENILAIAN RISIKO

SA (315)

“Mewajibkan auditor untuk memperoleh

pemahaman atas entitas dan

lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan klien.

(5)

Gambar 10-1. PROSEDUR AUDIT LEBIH LANJUT

Model Risiko Audit :

RA

= RD RI x RP

Prosedur Audit Lebih Lanjut

Keterangan Gambar : RA = Risiko Audit

RI = Risiko Inheren

RP = Risiko Pengendalian RD = Risiko Deteksi

Pengujian Pengenda

lian Pengujian Pengenda

lian

Pengujia n Subtanti

f

Transaks i

Pengujia n Subtanti

f

Transaks i

Bukti Audit yang Cukup

dan Tepat

Bukti Audit yang Cukup

dan Tepat Pengujia

n Rinci Saldo

Akun Pengujia

n Rinci Saldo

Akun Pengujia

n Analitis Substant

if Pengujia

n Analitis Substant

if

(6)

Sehubungan hal diatas, SA 330.6 :

Auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat dan luasnya didasarkan pada dan merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.

Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut standar audit (SA 330.7)

menetapkan bahwa auditor harus :

a) Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan.

b) Memperoleh bukti yang lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi.

(7)

JENIS-JENIS PENGUJIAN DALAM PROSEDUR AUDIT

LEBIH LANJUT

JENIS PENGUJI

AN

Prosedur Analitis Substanti

f Prosedur

Analitis Substanti

f Pengujian

Pengendali an Pengujian Pengendali

an

Pengujia n Substant

if golonga

n Transaksi

Pengujia n Rinci Saldo Pengujia

n Rinci Saldo

Pengujian Pengendalian Pemahaman auditor atas pengendalian internal

digunakan untuk menilai risiko pengendalian bagi setiap

tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

(8)

Peran Pengujian Audit dalam Pengauditan Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang

Penjualan Piutang Usaha Kas di Bank

Transaksi Penjualan Transaksi Penerimaan Kas

Saldo Akhir Saldo Akhir

Diaudit dengan PP

Diaudit dengan PST

Diaudit dengan PST Diaudit dengan

PP

P

A Diaudit

dengan Diaudit PA

dengan PA Diaudit

dengan PA

Diaudit dengan

PRS Diaudit

dengan PRS Pengujian

Pengendalian (termasuk prosedur utk memperoleh pemahaman pengendalian

internal )

(PP)

Pengujia n Substan

tif golonga

n transaks

i (PST)

Prosedu r Analitis

(PA)

Penguji an Rinci Saldo (PA)

Bukti yang Cukup

dan Tepat (PA)

(9)

Contoh Pengendalian Kunci Pengujian Pengendalian

Persetujuan kredit dilakukan secara otomatis dengan menggunakan komputer dengan cara

membandingkannya ke limit kredit (P1)

Periksalah suatu sampel faktur penjualan dan

bandingkan pesanan dari pembeli ke batas kredit yang telah ditetapkan perusahaan (prosedur melakukan- ulang)

Penjualan yang dicatat dalam pembukuan didukung dengan dokumen pengiriman barang yang telah di

otorisasi dan pesanan dari pembeli yang telah mendapat persetujuan (P2)

Periksalah suatu sampel faktur penjualan untuk memastikan bahwa semuanya didukung dengan

dokumen pengiriman barang yang telah diotorisasi dan pesanan dari pembeli yang telah mendapat persetujuan (dokumentasi)

Terdapat pemisahan tugas antara pembuat faktur, pencatat penjualan, dan penangananan penerimaan kas (P3)

Lakukan Pengamatan untuk memastikan bahwa personel yang bertanggungjawab menerima kas tidak merangkap tugas sebagai pencatat akuntansi dan ajukan pertanyaan tentang tugas mereka masing-masing (observasi dan mengajukan pertanyaan)

Dokumen pengiriman barang dikirimkan secara elektronis setiap hari ke bagian pembuat faktur dan faktur dibuat pada hari berikutnya (P4)

Lakukan pengamatan untuk memastikan bahwa

dokumen pengiriman barang dikirimkan setiap hari ke bagian pembuat faktur dan amati juga kapan faktur dibuat (observasi)

Dokumen Pengiriman barang diberi nomor urut tercetak (prenumbered) dan penggunaan dokumen tersebut di pertanggungjawabkan setiap minggu (P5)

Periksalah apakah dokumen pengiriman barang digunakan secara urut nomor dan telusur setiap

dokumen yang dipakai ke jurnal penjualan (dokumentasi dan melakukan-ulang)

Total kuantitas per batch dibandingkan dengan kuantitas

yang difaktur (P6) Periksalah suatu sampel batch harian, hitung ualng kuantitas yang dikirim dan telusur jumlah totalnya untuk merekonsiliasi dengan laporan input (melakukan-ulang) Harga jual per unit diperoleh dari master file daftar harga

yang telah disahkan perusahaan (P7) Periksalah suatu sampel faktur penjualan dan cocokan harga dalam faktur tersebut dengan daftar harg yang yang telah di otorisasi

Transaksi penjualan diperiksa secara internal (P8) Periksa dokumen-dokumen untuk memastikan adanya pemeriksaan internal

Laporan piutang dikirim kepada para pelanggan setiap

bulan (P9) Lakukan pengamatan untuk memastikan bahwa laporan

piutang dibuat untuk suatu bulan tertentu dan siapa yang bertanggungjawab mengirim laporan piutang tersebut (pengamatan dan mengajukan petanyaan) Komputer secara otomatis membukukan (posting)

transaksi ke buku pembantu piutang dan ke buku besar (P10)

Gunakan perangkat-lunak audit (audit software) untuk menelusur pasting dari bacth transaksi penjualan ke buku pembantu dan ke buku besar (melakukan-ulang) Master file piutang usaha direkonsiliasi dengan buku

besar setiap akhir bulan (P11) Periksalah bukti adanya rekonsiliasi bulanan, dan

periksalah ketelitian rekonsiliasi tersebut (dokumentasi dan melakukan –ulang)

(10)

Pengujian substantif golongan transaksi

Adalah suatu prosedur audit yang

dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.

Prosedur pengujian subtantif terdiri dari : 1. Pengujian subtantif golongan transaksi 2. Prosedur analitis substantif

3. Pengujian rinci saldo akun

(11)

PROSEDUR ANALITIS

Prosedur Analitis adalah evaluasi terhadap informasi keuangan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data non keuangan.

Terdapat 2 (dua) tujuan prosedur analitis substansif dalam audit atas salda-saldo akun adalah :

1. Menunjukkan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan.

2. Menghasilkan bukti substansif.

(12)

PENGUJIAN RINCI SALDO

Pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun buku besar, baik akun neraca maupun akun laba rugi. Tekanan utama kebanyakan pada akun-akun dalam neraca (akun riil).

Pengujian rinci saldo berguna bagi auditor dalam

menetapkan kebenaran jumlah rupiah dalam akun-akun

dan merupakan pengujian substansif.

(13)

PEMILIHAN JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKUKAN

Auditor menggunakan kelima jenis pengujian untuk

melakukan audit atas laporan keuangan, sedangkan

keempat jenis pengujian lainnya dilakukan sebagai respon

terhadap resiko yang didentifikasi yang akan menjadi

dasar bagi pendapat auditor.

(14)

Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan jenis pengujian yang akan dilakukan auditor :

1. Ketersediaan delapan jenis bukti

2. Biaya pelaksanaan untuk setiap pengujian

3. Efektifitas pengendalian internal dan resiko inheren Ketersediaan jenis-jenis bukti untuk pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut.

Setiap jenis prosedur audit lebih lanjut hanya menyangkut jenis bukti tertentu (konfirmasi, dokumentasi dan

sebagainya).

(15)

BIAYA PELAKSANAAN PENGUJIAN

Prosedur pengujian kita urutkan dari prosedur yang paling murah sampai yang paling mahal, maka urutannya adalah sebagai berikut :

1. Prosedur analitis

2. Prosedur penilaian resiko 3. Pengujian pengendalian

4. Pengujian substansif golongan transaksi

5. Pengujian rinci saldo

(16)

Biaya untuk memperoleh bukti menjadi faktor penting yg harus dipertimbangkan. Apabila prosedur pengujian kita urutkan mulai dari prosedur yg paling murah sampai yg paling mahal, maka urutannya sbb:

 Prosedur analitis : prosedur yg paling murah karna membuat perhitungan & perbandingan relatif mudah.

 Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal : tidak semahal biaya pengujian lainnya karna auditor dapat dengan mudah meminta ket kepada klien & melakukan pengamatan serta melakukan prosedur analitis

Biaya pelaksanaan pengujian

(17)

 Pengujian pengendalian : relatif lebih mahal dibanding dengan prosedur penilaian risiko yg dilakukan auditor karna perlu dilakukannya sejumlah pengujian untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian berjalan dgn efektif, terutama bila pengujian pengendalian tersebut berupa pengerjaan-ulang.

 Pengujian substantif golongan transaksi : lebih mahak daripada pengujian pengendalian yg tidak meliputi pelaksanaan-ulang karena pengujian substantif sering membutuhkan rekalkulasi dan penelusuran

 Pengujian rinci saldo : selalu lebih mahal daripada prosedur audit lainnya karena biaya pelaksanaan prosedur.

(18)

HUBUNGAN ANTARA PENGUJIAN

PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF Penyimpangan di pengujian pengendalian hanya

indikasi tentang kesalahan nilai rupiah dalam laporan keuangan, sedangkan penyimpangan di pengujian

substansif golongan transaksi suatu kesalahan penyajian laporan keuangan.

Penyimpangan di pengujian substansif disebut deviasi

pengujian pengendalian

(19)

HUBUNGAN ANTARA PROSEDUR ANALITIS DENGAN PENGUJIAN SUBSTANSIF

Prosedur analitis juga hanya indikasi tentang

kesalahan penyajian yang mempengaruhi nilai rupiah dalam laporan keuangan.

Apabila prosedur analitis memberi indikasi adanyan

fluktuasi tidak biasa, auditor harus melakukan pengujian

substansif golongan transaksi untuk memastikan apaka

nilai rupiah kesalahan penyajian sungguh-sungguh telah

terjadi.

(20)

Apabila auditor melakukan prosedur analisis substantif dan yakin bahwa kemungkinan kesalahan penyajian rendah, maka pengujian substantif lainnya bisa dikurangi. Untuk akun besaldo kecil & hanya memiliki kemungkinan kecil terjadi kesalahan penyajian, seperti yang biasa terjadi pada akun perlengkapan & akun beban dibayar dimuka.

Hubungan antara prosedur analitis dengan pengujian substantif

(21)

PILIHAN ANTARA PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF

Dalam tahap perencanaan auditor harus memutuskan apakah akan menilai resiko pengendalian di bawah

maksimum.

Apabila hal ini dilakukan, auditor harus melakukan pengujian pengendalian mendukung resiko pengendalian yang telah ditetapkan, maka rencana resiko deteksi dalam model resiko audit meningkat dan rencana pengujian

substansif dikurangi.

(22)

o Auditor dihadapkan pada pilihan dalam memadukan pengujian pengendalian &pengujian substantif. Dalam tahap perencanaan, auditor harus memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian dibawah maksimum.

o Apabila hal ini dilakukan, auditor selanjutnya harus melakukan pengujian pengendalian untuk memastikan didukung atau tidak didukungnya tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan.

o Apabila pengujian pengendalian mendukung risiko pengendalian yg telah ditetapkan, maka rencana risiko deteksi dalam model risiko audit meningkat, dan dengan demikian rencana pengujian substantif bisa dikurangi.

o Auditor dihadapkan pada pilihan dalam memadukan pengujian pengendalian &pengujian substantif. Dalam tahap perencanaan, auditor harus memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian dibawah maksimum.

o Apabila hal ini dilakukan, auditor selanjutnya harus melakukan pengujian pengendalian untuk memastikan didukung atau tidak didukungnya tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan.

o Apabila pengujian pengendalian mendukung risiko pengendalian yg telah ditetapkan, maka rencana risiko deteksi dalam model risiko audit meningkat, dan dengan demikian rencana pengujian substantif bisa dikurangi.

Pilihan antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif

(23)

 Adanya suatu penyimpangan yang ditemukan dalam pengujian pengendalian hanya indikasi tentang kemungkinan adanya kesalahan penyajian yang berpengaruh terhadap nilai rupiah dalam laporan keuangan, sedangkan

 Suatu penyimpangan yang dijumpai dalam pengujian substantif golongan transaksi atau pengujian rinci saldo adalah suatu kesalahan penyajian laporan keuangan.

Hubungan antara pengujian pengendalian & pengujian substantif

(24)
(25)

Dampak Teknologi Informasi Pada Pengujian Audit

Standar auditing memberi pedoman bagi para auditor dari entitas yang mengirim, memproses, menyimpan, atau mengakses transaksi dalam jumlah yang signifikan secara elektronik. Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti audit muncul dalam bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk mengurangi risiko deteksi sehingga

ketingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substansif.

Standar auditing memberi pedoman bagi para auditor dari entitas yang mengirim, memproses, menyimpan, atau mengakses transaksi dalam jumlah yang signifikan secara elektronik. Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti audit muncul dalam bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk mengurangi risiko deteksi sehingga

ketingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substansif.

KOMBINASI BUKTI

Untuk mendapatkan bukti yang tepat dengan memadai untuk menghadapi risiko yang teridentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan

kombinasi antara keempat jenis pengujian lainnya, kombinasi ini di sebut dengan kombinasi bukti.

(26)

Untuk menguji pengendalian otomatis atau data, auditor perlu menggunakan teknik audit berbantuan komputer atau menggunakan

laporan yang dihasilkan oleh TI untuk menguji efektivitas

Dampak teknologi informasi pada pengujian audit

(27)

Prosedur-prosedur penilaian risiko

Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk memperoleh pemahaman atas entitas dan lingkungannya,

termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan

klien

Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk memperoleh pemahaman atas entitas dan lingkungannya,

termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan

klien

(28)

Prosedur audit lebih lanjut

Sebagai respon atas penilaian risiko kesalahan penyajian material, auditor melakukan prosedur audit lebih lanjut yg terdiri dari pengujian pengendalian, pengujian subtantif golongan transaksi, prosedur analitis subtantif dan pengujian rinci atas saldo

Sebagai respon atas penilaian risiko kesalahan penyajian material, auditor melakukan prosedur audit lebih lanjut yg terdiri dari pengujian pengendalian, pengujian subtantif golongan transaksi, prosedur analitis subtantif dan pengujian rinci atas saldo

SA 330.6 “auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat & luasnya didasarkan pada & merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.”

SA 330.6 “auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat & luasnya didasarkan pada & merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.”

(29)

SA 330.7 menetapkan bahwa auditor :

(a) Mempertimbangkan dasar penilaian yg dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan, termasuk:

(i) kemungkinan kesalahan penyajian material yg disebabkan oleh karakteristik tertentu yg relevan dgn golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan. Contoh risiko Inheren

(ii) menuntut auditor untuk memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah pengendalian berjalan efektif. Contoh auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas operasi pengendalian dalam menentukan sifat saat dan luas prosedur substantif.

(b) Memperoleh bukti yg lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi

SA 330.7 menetapkan bahwa auditor :

(a) Mempertimbangkan dasar penilaian yg dilakukan atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan, termasuk:

(i) kemungkinan kesalahan penyajian material yg disebabkan oleh karakteristik tertentu yg relevan dgn golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan. Contoh risiko Inheren

(ii) menuntut auditor untuk memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah pengendalian berjalan efektif. Contoh auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas operasi pengendalian dalam menentukan sifat saat dan luas prosedur substantif.

(b) Memperoleh bukti yg lebih meyakinkan ketika auditor menilai risiko yang lebih tinggi

(30)

Jenis-jenis pengujian dalam prosedur audit lebih lanjut

Pengujian pengendalian

Pengujian pengendalian

Pengujian substantif golongan transaksi Pengujian substantif golongan transaksi

Prosedur analitis substantif

Prosedur analitis substantif

Pengujian rinci saldo Pengujian rinci saldo

(31)

Pengujian pengendalian, baik secara manual ataupun secara otomatis, mencakup jenis-jenis bukti dibawah ini (tiga prosedur pertama adalah sama dengan prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal).

• Mengajukan pertanyaan kepada personel klien yang sesuai

• Memeriksa dokumen, catatan dan laporan

• Melakukan pengamatan atas aktifitas pengendalian terkait

• Melakukan ulang prosedur-prosedur klien

1. Pengujian pengendalian

(32)

2. Pengujian substantif golongan transaksi

Pengujian substantif adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat

asersi

Pengujian substantif adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat

asersi

Pengujian substantif golongan transaksi Pengujian

substantif golongan transaksi

Prosedur analitis substantif

Prosedur analitis substantif

Pengujian rinci saldo akun Pengujian rinci

saldo akun

(33)

Pengujian substantif golongan transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit transaksi telah terpenuhi untuk setiap golongan transaksi. Dua diantara tujuan-tujuan tersebut untuk transaksi penjualan adalah bahwa transaksi penjualan yang telah dicatat benar-benar ada (tujuan keterjadian) & transaksi yg ada telah dicatat dengan lengkap (tujuan kelengkapan).

Pengujian substantif golongan transaksi digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit transaksi telah terpenuhi untuk setiap golongan transaksi. Dua diantara tujuan-tujuan tersebut untuk transaksi penjualan adalah bahwa transaksi penjualan yang telah dicatat benar-benar ada (tujuan keterjadian) & transaksi yg ada telah dicatat dengan lengkap (tujuan kelengkapan).

prosedur analitis adalah “pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan.” prosedur analitis mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atas hubungan terindetifikasi yg tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yg berbeda dari nilai yg diharapkan dalam jumlah yg signifikan.

prosedur analitis adalah “pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan.” prosedur analitis mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atas hubungan terindetifikasi yg tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yg berbeda dari nilai yg diharapkan dalam jumlah yg signifikan.

(34)

pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun buku buku besar, baik akun neraca maupun akun laba-rugi.

Tekanan utama kebanyakan pengujian srinci saldo adalah pada akun-akun dalam neraca (akun riil). Contohnya yaitu konfirmasi saldo akun debitur pada audit piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan dan pemeriksaan atas laporan piutang yg diterima dari para pemasok pada audit atas utang usaha. Pengujian saldo akhir sangat penting karena bukti biasanya diperoleh dari sumber independen terhadap klien yg dipandang memiliki tingkat keandalan yg tinggi.

pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun buku buku besar, baik akun neraca maupun akun laba-rugi.

Tekanan utama kebanyakan pengujian srinci saldo adalah pada akun-akun dalam neraca (akun riil). Contohnya yaitu konfirmasi saldo akun debitur pada audit piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan dan pemeriksaan atas laporan piutang yg diterima dari para pemasok pada audit atas utang usaha. Pengujian saldo akhir sangat penting karena bukti biasanya diperoleh dari sumber independen terhadap klien yg dipandang memiliki tingkat keandalan yg tinggi.

(35)

Pemilihan jenis pengujian yang akan dilakukan

Berbaga

i fakto

r yang

berpe

ngaruh terhadap pem

ilihan

jenis

pengujian yang ak

an dilak

ukan au

ditor, an

tara lain ketersed

iaan delapan je

nis bukti, biaya pelaksanaan

untuk

setiap

jenis pengujia

n, efe

ktivitas

pengendalian internal, dan

risiko

inheren

. Dislide selanjutnya aka

n diuraikan tentang 2 faktor

yang

pertam

a, sedangkan 2 faktor te

rakhir telah dibahas pa

da bab- bab seb

elumnya.

Berbaga

i fakto

r yang

berpe

ngaruh terhadap pem

ilihan

jenis

pengujian yang ak

an dilakukan au

ditor, an

tara lain ketersediaan de

lapan jenis bukti, biaya pelaksanaan

untuk

setiap

jenis pengujia

n, efe

ktivitas

pengendalian internal, dan

risiko

inheren

. Dislide selanjutn

ya aka

n diuraikan tentang 2 faktor

yang

pertam

a, sedangkan 2 faktor te

rakhir telah dib

ahas pa

da bab- bab seb

elumnya.

(36)

Ketersediaan jenis-jenis bukti untuk pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut

(37)

Thank You

Gambar

Gambar 10-1. PROSEDUR AUDIT LEBIH LANJUT

Referensi

Dokumen terkait

SELEKSI UMUM PENGADAAN JASA KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN.. SUMBER DANA DIPA APBD PROVINSI

Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi Universitas Mulawarman yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direktur Politeknik Negeri Balikpapan Nomor

Mata kuliah auditing bertujuan untuk memberikan mahasiswa doktoral pemahaman tentang teori auditing, praktik dan metode penelitian empiris bidang auditing..

Sesuai dengan kurikulum Politeknik Negeri Sriwijaya #urusan Teknik $lektro Program studi Teknik $lektronika semester 4, bahwa mata kuliah Kerja Praktek  merupakan salah

ALUR PENDAFTARAN MAHASISWA BARU POLTEKBA SISWA/PENDAFTAR Ya Tidak Ya Pendaftar Melakukan Pembayaran Langsung Di Loket Pendaftaran Politeknik Negeri Balikpapan Atau Transfer ke

Soal-soal ujian tengah semester mata kuliah Advance Farmasi Industri untuk kelompok

AUDITING PENDANAAN PADA MATERI AUDITING

Ujian akhir semester untuk mata kuliah Gambar Mesin II tingkat mahasiswa D-III Teknik Mesin semester II di Politeknik Negeri