MEMAHAMI AUDIT
INTERNAL
PEMBAHASAN
1. PRINSIP-PRINSIP AUDIT INTERNAL
2. ORGANISASI AUDIT INTERNAL
INTERNATIONAL PROFESSIONAL PRACTICES FAMEWORK
International Professional Practices Framework (IPPF) adalah kerangka konseptual yang dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditor (IIA) untuk memberikan panduan bimbingan bagi auditor internal dalam melaksanakan fungsi audit internal IPPF terdiri dari mandatary guidance dan recommended guidance.
Untuk melaksanakan pengembangan terhadap standar profesional dan memberikan petunjuk pelaksanaan bagi praktisi audit internal , IIA membentuk International Internal Audit Standards Board (IIASB) selain itu IIA juga memiliki IPPF oversight council yang melakukan evaluasi dan memberikan saran terkait dengan proses
penyusunan standards dan guidance.
DIAGRAM IPPF
Dalam IPPF versi terkini terdapat beberapaperubahan signifikan yaitu penambahan misi dari audit internal (mission) dan core principles selain itu terdapat perubahan pada definisi audit internal
(definition) dan tentunya perubahan standards.
Sedangkan pada bagian guidance, terdapat pengelompokkan ulang menjadi 2 bagian yaitu
implementation guidance dan suppemental guidance.
Berikut ini adalah misi audit internal sesuai IPPF. Meningkatkan dan melindungi nilai organisasi dengan memberikan asurans, advis, dan wawasan yang berbasis risiko dan obyektif.
sedangkan yang termasuk sebagai core principles, adalah sebagai berikut:
Desmonstrates integrity
Demonstrates competence and due professional care
Is objective and free from undue influence (independent)
Aligns with the strategies, objectives, and risks of the organization
STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK (SPAIB)
STANDAR PELAKSANAAN AUDIT INTERN BANK
(SPAIB)
BANK
Sehingga standar tersebut harus sekurang-kurangnya
memenuhi SPAIB Intern bank yang
ditetapkan Bank indonesia
Berdasarkan Standar Pelaksanaan fungsi audit intern bank, bank wajib : 1. Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter)
2. Menyusun Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) 3. Menyusun Panduan Audit Intern
DEFINITION OF INTERNAL AUDIT, INDEPENDENT AND OBJEKTIVITY
Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives
by bringing systematic, discipline approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and government processes.
Fungsi penilaian yang independen yang dibuat dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi.
FUNGSI AUDIT INTERNAL HARUS MEMILIKI BEBERAPA ELEMEN SEBAGAI BERIKUT
a. Independent and Objective
b. Melakukan aktivitas Assurance and Consulting
c. Memberi nilai tambah (adds value) dan memperbaiki operasional organisasi d. Memiliki pendekatan yang sistematis dan terarah untuk membantu pencapaian
tujuan organisasi.
e. Melakukan evaluasi terhadap manejemen risiko (risk management),
pengendalian internal (control) dan tata kelola (governance)
INDEPENDENT AND OBJECTIVE
INDEPENDENT
– Auditor intern harus memiliki independensi dalam melakukan audit dan mengungkapkan pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesinya dan standar audit yang berlaku umum, Independensi tersebut sangat penting agar produk yang dihasilkannya memiliki manfaat yang optimal bagi terselenggara serta terjaminnya kepentingan bank dan masyarakat. Dalam hubungan ini audit intern harus independen dari kegiatan yang diperiksa.
– Dan untuk memperoleh independasi tersebut, kedudukan kepala SKAI dalam organisasi harus diterapkan sedemikian rupa sehingga mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari manejemen ataupun pihak lain yang terkait dengan bank.
OBJECTIVE
Objektivitas adalah sikap mental yang independen yang harus dipelihara oleh auditor internal dalam melakukan audit. Untuk dapat memelihara objektivitas diperlukan antara lain :
a. Rotasi secara berkala penugasan pekerjaan kepada para auditor internal.
b. Review secara cermat atas
laporan hasil audit serta
prosesnya.
CODE OF ETHICS
Kode etik merupakan penjabaran dari definisi audit internal yang memiliki dua elemen penting, yaitu prinsip (Integrity, Objectivity, Confidentiality, Competency) dan Rules of Conduct yang
mendeskripskan norma-norma dalam bertindak dan bertingkah laku yang benar. Sesuai aturan di SPFAIB, auditor internal harus memiliki sikap mental dan etika serta tanggung jawab profesi
yang tinggi, sehingga kualitas hasil kerjanya dapat di
pertanggungjawabkan dan dapat digunakan untuk membantu
terwujudnya perkembangan bank yang wajar dan sehat.
AUDITOR INTERN HARUS MEMILIKI SIKAP MENTAL YANG BAIK YANG TERCERMIN DARI BERIKUT INI :
SIKAP MENTAL
Kejujuran
Auditor intern harus mampu mengemukakan pendapat secara jujur dan bijaksana, sesuai dengan hasil temuannya.
Objektivitas
Auditor intern harus selalu mempertahankan sikap objektif, sehingga dapat mengemukakan temuan berdasarkan bukti-bukti atau fakta- fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, laporan atas hasil temuan harus lengkap dan didasarkan pada analisis yang objektif.
Ketekunan
Auditor intern harus memiliki ketekunan dan keuletan di dalam menelusuri masalah/indikasi yang dihadapi guna memeperoleh bukti-
bukti yang akan mendukung temuannya.
Loyalitas
Auditor intern harus menunjukkan loyalitas kepada tanggung jawab profesinya.
Auditor intern harus memiliki kode etik profesi yang antara lain mengacu kepada code of ethics dari IIA. Kode etik ini berisi prinsip-prinsip dan ekspektasi minimal mengenai cara bertindak dan berperilaku dari individu dan organisasi dalam melakukan fungsi audit internal. Kode etik tersebut
sekurang-kurangnya memuat keharusan untuk:
a. Berperilaku jujur, santun, tidak tercela, objektif, dan bertanggung jawab
b. Memiliki dedikasi tinggi
c. Tidak akan menrima apa pun yang akan dapat memengaruhi pendapat profesionalnya.
d. Menjaga prinsip kerahasiaan sesuai dengan ketentuan dan perundanganyang berlaku
e. Terus meningkatkan kemampuan profesionalnya.
SPPIA-ATTRIUTE STANDARD
Standar pertama yang ada dalam Standards of Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) adalah Attribute
Standard menjelaskan mengenai karakteristik atau atribut yang harus dimiliki oleh organisasi dan individu yang
menjalankan fungsi audit internal.
Berikut ini adalah pembagian/struktur pengodean standar dalam SPPIA :
Detail mengenai attribue standard dapat dibaca pada situs Insititute of Internal Auditor mengenai International Standards of the Professional practice of Internal Auiting.
Definition of Internal Audit Code of Ethics
Standards
Attribute Performance (Kode1000) (kode2000)
Implementation Assurance Conslting
Mandatory Guldance
Kode Standard
1000, 1000.A1,1000.C1 Purpose, Authority & Responsibillity
1010 Recognition of the Definition of Internal Auditing, the code of Ethics, and the Dtadards in the internal Audit Charter
1100 Internal Audit activity must be independent, and internal auditors must be objective in performing their work
1110, 1110.A1 Organizational Independence
1111 Direct Interaction with Board
1120, 1120.A1, 1220.A2,
1220.A3 Individual Objectivity
1220,1220.A1,1220.A2,1220.A3,1220.C1 Due Professional Care
1230 Continuos Professional Development
1300 Quality Assurance Improvement Program (QAIP)
1310 Requirement of QAIP
1311 Internal Assesment
1312 External Assessment
1320 Reporting on QAIP
1312 Use of Conforms with the International Standards for Professional Practice of Internal Auditing
1322 Disclosure of Nonconformance
ATTRIBUTE STANDARD
SPPIA-PERFORMANCE STANDART
KODE STANDART
2000 MANAGING THE INTERNAL AUDIT 2010, 2010.A1
2010.A2
2010.C1 PLANNING
2020 COMMUNICATION AND APPROVAL
2030 RESOURCE MANAGEMENT
2040 POLICIES AND PROCEDURES
2050 COORDINATION
2060 REPORTING TO SENIOR MANAGEMENT AND BOARD
2070 EXYERNAL SERVICE PROVIDER AND ORGANIZATIONAL RESPONSIBILITY FOR INTERNAL AUDITING
2100 NATURE OF WORK
PROFICIENCY
Merupakan ethical obligation dari individu dan entitas yang memberi
jasa audit internal. Sesuai prinsip kompetensi, auditor
internal harus memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai untuk melakukan jasa audit
internal
Sesuai dengan kode etik, setiap auditor diharuskan : 1. Melaksanakan pekerjaan dengan jujur, tekun, dan
bertanggung jawab
2. Hanya melaksanakan audit jika memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang
dibutuhkan
3. Melaksanakan audit sesuai dengan IPPF
4. Harus selalu melakukan pengembangan terhadap proficiency, efektivitas, dan kualitas dari
pekerjaannya
KECERMATAN PROFESI (DUE PROFESIONAL CARE)
– Auditor internal harus melakukan pengembangan dan
pemeliharaan keterampilan yang diharapkan ada pada auditor internal yang kompeten. Due professional care tidak berarti
kesempurnaan namun dalam hal ini auditor internal selalu berusaha untuk memperbaiki pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki
sehingga perannya dapat dilakukan dengan baik
PENGEMBANGAN PROFESI BERKELANJUTAN
Auditor internal bertanggung jawab melakukan continuing professional development/education untuk menjaga proficiency. continuing professional development/education dapat dilakukan melalui
keanggotaan dalam asosiasi profesi seperti IIA, menghadiri konferensi, seminar dan in-house training , volunteering untuk kegiatab profesi audit internal, menyelesaikan pendidikan formal (kuliah) atau belajar mandiri, serta mengikuti proyek penelitian ilmiah yang terkait profesinya selaku audit internal.
Sesuai ketentuan SPFAIB, SKAI harus memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia. Program tersebut sekurang-kurangnya harus memuat :
– uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi setiap auditor – Kriteria auditor yang memenuhi syarat
– Rencana pendidikan dan pelatihan profesi berkelanjutan – Metode penelitian kinerja auditor
– Pengembangan karier auditor
PENGENDALIAN MUTU AUDIT
SUPERVISI
REVIEW EKSTERN
REVIEW INTERN Supervisi terhadap
pekerjaan audit intern harus dilakukan secara
berkesinambungan untuk memastikan adanya kepatuhan
terhadap SA, kebijakkan, prosedur
dan program audit yang telah disusun
Auditor intern juga harus melakukan review secara berkesinambungan atas kualitas
pekerjaan audit yang mereka hasilkan
Fungsi audit intern bank harus direview oleh lembaga ekstern sekurang-kurangnya sekali dalam 3 tahun. Hal ini
dilakukan oleh lembga ektern yang memiliki kompetensi dan tidak mempunyai pertentangan kepentingan. Memuat
hasil kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB serta perbaikan yang mungkin dilakukan
MISI DAN FUNGSI AUDIT INTERNAL
Bank Indonesia melalui PBI No. 1/6/PBI/1999 telah mempertimbangkan pentingnya
menjaga dan mengamankan kegiatan usaha bank dengan mewajibkan adanya pelaksanaan fungsi audit intern bank yang efektif melalui pembentukan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).
Fungsi audit intern bank sangat penting karena peranan yang diharapkan dari fungsi tersebut untuk membantu semua tingkatan manajemen dalam mengamankan kegiatan
operasional bank yang melihatkan dana dari masyarakat luas. Dengan penerapan SPFAIB diharapkan fungsi tersebut dapat berjalan dengan benar dan sesuai dengan ukuran minimal yang harus dipatuhi oleh semua Bank Umum di Indonesia. Dengan SPFAIB juga diharapkan adanya penjabaran dari misi, kewenangan, independensi, dan
ruang lingkup dari audit internal.
MISI AUDIT INTERNAL
Sesuai ketentuan SPFAIB, misi dari audit internal adalah
terpenuhinya secara baik kepentingan bank dan masyarakat penyimpan dana. Hal ini perlu dikemukakan karena sebagai badan usaha, di dalam bank terdapat dan bertemu berbagai macam
kepentingan dari pihak-pihak terkait, seperti pemilik, manajemen,
pengawai, dan nasabah. Walaupun terdapat perbedaan kepentingan di antara pihak-pihak terkait, namun pada hakikatnya kepentingan
tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu tercapainya bank yang
sehat dan mampu berkembang secara wajar.
MEKANISME PENGENDALIAN UMUM
Setiap kebijakan dan kegiatan yang ditentukan oleh manajemen bank di bidang pengawasan dalam rangka
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kepentingan
bank, masyarakat penyimpan dana dan pengguna jasa serta
perekonomian nasional dapat terpelihara dengan serasi, dan
dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
MEKANISME PENGENDALIAN UMUM SESUAI YANG DIATUR DALAM SPFAIB
a. Tanggung jawab dan wewenang pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi
Sesuai anggaran dasar bank atau keputusan rapat umum pemegang saham, pembagian tanggung jawab tersebut di atur
sebagai berikut:
a. Tanggung jawab akhir pengawasan dilakukan oleh Dewan Komisaris antara lain dengan mengevaluasi hasil temuan
pemeriksaan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
b. Tanggung jawab Direksi adalah menciptakan struktur pengendalian intern, menjamin terselenggaranya fungsi audit
intern bank dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan audit intern bank sesuai dengan kebijakan ataupun pengarahan yang diberikan oleh Dewan
Komisaris.
b. Ruang lingkup pengendalian intern bank
c. Audit internal sebagai bagian dari struktur pengendalian audit intern
Struktur pengendalian intern meliputi kebijakan, organisasi, prosedur, metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang
dianut dalam satuan usaha.
Audit intern merupakan bagian dari struktur pengendalian intern dan merupakan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan audit dan pelporan hasil audit mengenai terselenggaranya struktur pengendalian secara terkoordinasi dalam setiap tingkatan manajemen bank.
FUNGSI AUDIT INTERNAL
Sesuai ketentuan SPFAIB tugas dan fungsi dari SKAI yaitu :
Membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan menjabarkan secara operasional perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan atas hasil audit.
Auditor internal mewakili pandangan dan kepentingan profesinya dengan membuat analisis dan penelitian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan secara on-site dan pemantauan secara off-site, serta memberi saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang di-review kepada semua tingkatan manajemen.
SKAI harus mampu mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber
daya dan dana.
WEWENANG DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan dan kegiatan yang akan dan harus di audit diarahkan oleh Direktur Utama dan Dewan
Komisaris umumnya dapat di kelompokkan, yaitu :
a. Penilaian Kecukupan Struktur Pengendalian Intern
b. Penilaian Efektivitas Struktur Pengendalian Intern
c. Penilaian Kualitas Kerja
STRUKTUR ORGANISASI &
MANAJEMEN
Organisasi SKAI harus sedemikian rupa sehingga fungsi audit intern dapat berjalan dengan
efektif. Sehubungan dengan hal ini SKAI harus memiliki
beberapa hal sebagai berikut :
Auditor yang profesional
Kedudukan yang jelas dalam organisasi
Auditor yang profesional memiliki
pengetahuan dan kemahiran profesional yang diperoleh baik melalui pendidikan maupun melalui dalam bidang operasional ban dan senantiasa bekerja berdasarkan suatu sikap mental dan kode etik yang telah ditetapkan.
SKAI harus mendapatkan dukungan dari manajemen dan Dewan Komisaris agar para auditor dapat memperoleh kerja sama dari auditee dan melakukan pekerjaan tanpa hambatan.
STRUKTUR ORGANISASI DAN PELAPORAN
Struktur organisasi harus jelas mengatur aspek-aspek yang berkaitan dengan pembagian kerja di antara auditor, pengelompokkan auditor dan rentang kendali serta pendelegasian wewenang dari kepala SKAI.
Oleh karena jenis kegiatan dan volume usaha bank berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya, di antaranya bank yang kantor
pusatnya berkedudukan di luar negeri, maka dalam menentuan
struktur organisasi SKAI perlu disesuaikan dengan kondisi yang
dihadapi.
CONTOH STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL SESUAI SPFAIB
Dewan Komisaris Presiden Direktur
Satuan Kerja Audit Internal
Direktur
Direktur Direktur
DIAGRAM REPORTING LEVEL
The Board Senior Management
IAA & CAE Administrative Reporting
FUCTIONAL
REPORTING
KEWENANGAN DAN TANGGUNG
JAWAB ORGANISASI AUDIT INTERNAL
Auditor intern diberikan wewenang, kedudukan dan tanggung jawab sedemikian rupa di dalam
organisasi sehingga dapat dan mampu
melaksanakan tugasnya dengan ukuran-ukuran
standar pekerjaan yang dituntut sebagai auditor
intern bank.
Berdasarkan Piagam Audit Internal, Tugas dan Tanggung Jawab Unit Audit Internal :
1.Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.
2.Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat
manajemen.
3.Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Komite Audit
4.Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan
tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SKAI
Status kepala SKAI harus memungkinkanya untuk dapat menjaga independenisi, memberi perhatian yang cukup terhadap laporan hasil audit dan ditindak lanjutnya. Kepala SKAI juga bertanggung jawab untuk merencanakan audit, melaksanakan audit, mengatur dan
mengarahkan audit serta mengevaluasi prosedur yang ada untuk
memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan sasaran dari bank dapat
dicapai secara optimal. Dalam hubungan ini kepala SKAI harus
mempertanggung jawabkan kegiatannya secara berkala kepada
Direktur Utama.
PIAGAM AUDIT INTERN (CHARTER)
Misi, wewenang dan tanggung jawab SKAI harus dirumuskan dalam satu dokumen yang disetujui oleh dewan komisaris yang selanjutnya disebut Piagam Audit Intern (Charter).
Piagam Audit Intern sekurang-kurangnya harus mencantumkan : 1. Kedudukan SKAI
2. Kewenangan untuk melakukan akses terhadap catatan, karyawan, sumber daya dan dana serta aset bank lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan audit
3. Ruang lingkup kegiatan audit intern’
4. Pernyataan bahwa auditor intern tidak boleh mempunyai wewenang atau tanggung jawab
untuk melaksanakan kegiatan operasional dari auditee
HUBUNGAN DENGAN MANAJEMEN, DEWAN KOMISARIS DAN AUDITOR EKSTERNAL (1)
–
Menyetujui internal audit charter,menanggapi rencana audit inter dan masalah- masalah yang ditemukan oleh auditor intern serta menentukan pemeriksaan
khusus oleh SKAI apabila terdapat dugaan terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
–
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal auditee tidak menindaklanjuti laporan kepala SKAI
–
Memastikan bahwa laporan yang disampaikan kepada bank indonesia/ OJK serta
instansi lainnya yang berkepentingan telah dilakukan dengan benar dan tepat
waktu, serta memastikan bahwa bank mematuhi ketentuan dan perundang-
undangan yang berlaku
HUBUNGAN DENGAN MANAJEMEN, DEWAN KOMISARIS DAN AUDITOR EKSTERNAL (2)
– Memastikan bahwa manajemen menjamin baik auditor ekstern maupun intern dapat bekerja sesuai dengan standar auditing yang berlaku
– Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip pengelolaan bank secara sehat
– Menilai efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI
Kepala SKAI berkewajiban menyusun kebijakan dan prosedur tertulis sebagai
pedoman bagi auditor intern dalam melaksanakan tugasnya.
PROGRAM REKRUTMEN DAN PENGEMBANGAN SDM
o Uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi setiap auditor
o Kriteria auditor yang memenuhi persyaratan
o Rencana pendidikan dan pelatihan profesi yang berkelanjutan
o Metode penilaian kinerja auditor
o Pengembangan karir auditor
HUBUNGAN DENGAN AUDITOR EKSTERN
SKAI bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan
kegiatannya dengan kegiatan auditor ekstern. Melalui
koordinasi ini diharapkan dapat dicapai hasil audit yang
komprehensif dan optimal. Koordinasi dapat dilakukan
melalui pertemuan secara periodik untuk membicarakan
hal-hal yang dianggap penting bagi kedua belah pihak.
THANK YOU !