D e p r e s i a s i d a n p a j a k
p e n g h a s i l a n
Kelompok 3OlehKe l o m p o k 3
Aidha sekar berutu
200405002
fachrizal husin
200405013
ekki nurfauzi
200405124
FACHRI FADILLAH
200405012Deska Rizki Pratama
200405064
ria sabarita br purba
200405125
Konsep Dasar Depresiasi
Depresiasi atau penyusutan adalah penurunan nilai properti fisik seiring dengan berlalunya waktu dan penggunaan. Lebih khusus lagi, penyusutan adalah konsep akuntansi yang menetapkan pengurangan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan terhadap nilai aset dapat tercermin dalam laporan keuangan perusahaan
Suatu properti dapat didepresiasi jika memenuhi hal-hal berikut persyaratan dasar:
a) Harus digunakan dalam bisnis atau dimiliki untuk menghasilkan pendapatan.
b) Harus memiliki masa manfaat yang dapat ditentukan, dan masa manfaatnya harus lebih dari satu tahun.
c) Harus berupa sesuatu yang aus, membusuk, habis, usang, atau kehilangan nilai karena sebab-sebab alamiah.
d) Bukan merupakan persediaan, barang dagang, atau properti investasi.
1 2
1.1 1.2
Berwuju d
Tak
Berwujud
Properti Pribadi
Properti Riil
Jenis Properti
D E F I N I S I YA N G S E R I N G D I G U N A KA N DA L A M D E P R E S I A S I
• Basis atau Basis Biaya
• Adjusted (Cost) Basis
• Book Value (BV)
• Market Value (MV)
• Recovery Period
• Recovery Rate
• Salvage Value (SV)
• Masa Manfaat
M E T O D E K L A S I K D E P R E S I A S I
• Metode Straight Line/Garis Lurus
dk = (B-SV
N)/N
d
*k= k . dk untuk 1≤k≤N BV
k= B − d
∗k
N = umur yang dapat disusutkan (periode pemulihan) aset dalam tahun;
B = dasar biaya, termasuk penyesuaian yang diperbolehkan;
d
k= pengurangan penyusutan tahunan pada tahun ke-k (1 ≤ k ≤ N);
BV
k= nilai buku pada akhir tahun k;
SV
N= estimasi nilai sisa pada akhir tahun N; dan
d∗
k= penyusutan kumulatif hingga tahun k,
M E T O D E K L A S I K D E P R E S I A S I
• Metode Declining Balance/Saldo
Menurun Dalam metode ini, R = 2/N ketika DB 200% digunakan digunakan (yaitu, dua kali tingkat SL 1/N), dan N sama dengan umur aset yang dapat disusutkan (berguna) yang dapat disusutkan (berguna) dari suatu aset.
Jika metode 150% DB yang digunakan, maka R = 1,5/N. Berikut ini hubungan berikut ini berlaku untuk metode DB:
d
1= B(R)
d
k= B(1 − R)
k−1(R)
d
∗k= B[1 − (1 − R)
k]
BV
k= B(1 − R)
kM E T O D E K L A S I K D E P R E S I A S I
• DB dengan Peralihan ke SL
Karena metode DB tidak pernah mencapai BV nol, maka
diperbolehkan untuk beralih dari metode ini ke metode SL
sehingga BV
Naset akan menjadi nol (atau jumlah lain,
seperti SV
N).
M E T O D E K L A S I K D E P R E S I A S I
• Metode Satuan Produksi
Metode ini menghasilkan dasar biaya (dikurangi SV akhir) yang dialokasikan secara merata selama estimasi jumlah unit yang diproduksi selama masa manfaat aset
Depresiasi per unit produksi = (B-SV
N)/(Estimasi unit
produksi seumur hidup)
7 . 4 M o d i fi e d A c c e l e r a t e d C o s t
Re c o v e r y S y s t e m
( M AC R S )
Modified Accelerated Cost Recovery
System (MACRS) adalah metode untuk menghitung depresiasi suatu asset
yang terdiri dari 2 sistem yang digunakan dalam perhitungan
depresiasi, yaitu General Depreciation System (GDS) dan Alternate
Depreciation System (ADS). Ketika suatu asset masuk kedalam
perhitungan depresiasi MACRS, informasi-informasi berikut wajib diketahui, yaitu :
1.Basis Harga (B)
2.Tanggal asset mulai bekerja
3.Property Class dan Recovery Period 4.Metode MACRS yang akan digunakan (GDS atau ADS)
5.Jangka waktu yang akan digunakan (satu tahun, setengah tahun)
7 . 4 . 1 Pro p e r t y C l a s s d a n Re c o v e r y Pe r i o d
Dalam metode MACRS, property yang dapat dikenakan depresiasi dikategoorikan lebih
lanjut. Tiap properti memiliki :
·Class Life (Jangka Waktu)
·Periode Pengembalian GDS (GDS Recovery Period)
·Periode Pengembalian ADS (ADS Recovery Period)
Contoh beberapa property yang dapat
dikenakan depresiasi yang umum digunakan dalam usaha dan bisnis dapat dilihat pada
Tabel 7.2, yang dimana pada kolom ke-2
terdapat kalsifikasi properti. Kemudian pada kolom ke-3 terdapat Class life, GDS Recovery Period dan ADS Recovery Period.
G e n e r a l D e p re c i a t i o n S y s t e m ( G D S )
Dalam penggunaan GDS, berikut adalah informasi mengenai Property Class dan Reecovery Period yang diberikan :
1.Properti Pribadi dikategorikan antara 6 Kategori (Properti dengan jangka waktu 3, 5, 7, 10, 15, 20 Tahun). Kategori Properti Pribadi ini sama dengan nilai GDS Recovery Period. Bila ada aset yang tidak termasuk kedalam
kategori manapun, maka akan di Depresiasi sebagai kategori 7-Tahun
2.Properti Nyata dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu Non-Residental Real Property dan Residental Rental Property.
3.GDS Recovery Period untuk Non-Residental Real Property adalah 39 Tahun (31,5 Tahun bila dijalankan sebelum 13 Mei 1993) dan 27,5 Tahun untuk
Residental Real Property.
A l t e rn a t e D e p re c i a t i o n S y s t e m ( A D S )
Sementara itu dalam penggunaan ADS, informasi yang diberikan adalah sebagai berikut :
1.Untuk property milik pribadi, ADS Recovery Period nya dapat terlihat pada kolom terakhir pada sebelah kanan Tabel 7.2, dan pada umumnya sama
dengan Class Life dari property tersebut
2.Bila ada property yang tidak masuk kedalnm kategori manapun, maka akan di Depresiasi denagn ADS Recovery Period sebesar 12 Tahun.
3.Nilai ADS Recovery Period untuk Non-Residental Real Property adalah
sebesar 40 Tahun.
7 . 4 . 2 D e p re c i a t i o n M e t h o d s , Ti m e C o n v e n t i o n d a n Re c o v e r y Ra t e s
Metode yang digunakan dalam perhitungan Depresiasi menggunakan MACRS adalah sebagai berikut :
1.GDS untuk Properti Pribadi kategori 3, 5, 7 dan 10 tahun : Metode DB 200%
dengan peralihan ke Metode SL apabila Metode SL memberikan deduksi yang lebih besar.
2.GDS untuk Properti Pribadi kategori 15 dan 20 tahun : Metode DB 150% dengan peralihan ke Metode SL apabila Metode SL memberikan deduksi yang lebih besar.
3.GDS untuk Non-Residental Real Property dan Residental Rental Property : Moetode SL selama periode GDS Recovery Period.
4.ADS : Metode SL untuk Properti Pribadi dan Properti Nyata selama periode ADS
Recovery Period
H a l f-Ye a r Ti m e
C o n v e n t i o n
Dalam perhitungan depresiasi
menggunakan MACRS terdapat aturan Half-year Convention, yaitu suatu
aturan yang mengizinkan perhitungan depresiasi dilakukan per setengah
tahun. Aturan ini mengizinkan alat yang dipasang tahun ini diangap
dipasang pada pertengahan tahun, perhitungan Depresiasi untuk 1,5
tahun dan apabila suatu alat dihentikn peggunaannya sebelum masa
pakainya habis maka diperbolehkan untuk hanya mengambil depresiasi setengahnya saja untuk tahun
tersebut.
Re c o v e r y Ra t e s
Contoh perhitungan GDS Recovery Rate (rk) untuk keenam kategori
Properti Pribadi dengan metode DB 200% dapat dilihat pada Tabel 7.3,
termasuk perhitungan Setengah Tahun pada tahun pertama dan tahun
terakhir dan peralihan dari metode DB ke metode SL ketika metode SL
memberikan deduksi yang lebih besar.
Deduksi Depresiasi (dk) dapt dihitung dengan menggunakna persamaan
berikut :
dk= rk x B ; 1≤
θ≤N
Dimann rk adalah recovery rate untuk
tahun ke-k dari tabel 7.3
D e p re c i a t i o n M e t h o d s
Tabel 7.4 menunjukkan rangkuman mengenai aturan utama GDS
dibawah MACRS, termasuk
didalamnya beberpa contoh kasus khusus. Gambar 7.1 menunjukkan diagram alir perhitungan deduksi depresiasi menggunakan MACRS, termasuk didalamnya kondisi
pemilihan digunakannya GDS atau ADS. Pada umunya akan digunakan GDS, kecuali jika terdapat suatu
kondisi khusus yang mengharuskan
menggunakan ADS.
7 . 5 C o n t o h S o a l
Pe m i l i h a n M e t o d e
D e p re s i a s i
Perusahaan Bus La Salle telah memutuskan untuk membeli bus baru seharga $85.000 dengan tukar tambah bus lama mereka.
Bus lama memiliki BV sebesar $10.000 pada saat tukar tambah. Bus baru akan digunakan selama 10 tahun sebelum dijual kembali. Perkiraan SV pada saat itu diperkirakan sebesar $5.000.
Pertama, kita harus menghitung Basis Harga (B). Basisnya adalah harga beli asli bus ditambah BV bus lama yang ditukar tambah [Persamaan (7-11)]. Dengan demikian, basisnya adalah $85.000 +
$10.000, atau $95.000. Jika dilihat pada Tabel 7-2 dapat ditentukan bahwa bus termasuk kelas aset 00.23, oleh karena itu bus memiliki Recovery Period selama sembilan tahun. Pada contoh akan dilakukan perhitungan menggunakan metode klasik dan metode GDS dengan jangka waktu 5 tahun.
J a w a b a n 1 : M e t o d e S L
Dalam penggunaan Metode SL digunakan jangka waktu 9 tahun walaupun bus akan digunakan selama 10 tahun, dengan menggunakan Persamaan (7.2) dan (7.4) diperoleh
Dapat dilihat bahwa tidak ada depresiasi setelah tahun ke-9 karena jangka waktunya hanya 9 tahun. Nilai BV aakhir akan tetap pada $5.00 hingga bus dijual;.
J a w a b a n 2 : M e t o d e D B
Dalam perhitungan ini akan digunakan menggunakan DB 200%. Dengan menggunakan persamaan (7.6) dan (7.8) diperoleh
J a w a b a n 3 : M e t o d e D B d e n g a n p e r a l i h a n ke M e t o d e S L
Dalam contoh ini akan digunakan Metode DB 200%.
Karena metode DB
tidak memungkinkan mencapai BV = 0,
maka akan dilakukan peralihan menjadi
Metode SL agar
diperoleh BV = $5.000 pada akhir masa
jangka waktu 9 tahun bus tersebut.
J a w a b a n 4 : M e t o d e M A C R S ( G D S ) d e n g a n p e rh i t u n g a n s e t e n g a h t a h u n
Untuk contoh dalam
penggunaan GDS, akan
digunakan perhitungan untuk (a) bus dijual pada tahun ke-5 dan (b) bus dijual pada tahun ke-6
(a) Bus dijual pada tahun ke-5
J a w a b a n 4 : M e t o d e M A C R S ( G D S ) d e n g a n p e rh i t u n g a n
s e t e n g a h t a h u n Dapat dilihat bahwa diantara kedua kasus, bahwa dari
tahun ke-1 hingga tahun ke-4 tidak berubah. Jika bus dijual pada tahun ke-5, hanya
setengah dari depresiasi
normal yang diambil, jika bus dijual pada tahun ke-6, pada akhir periode, jumlah
depresiasi terakhir tidak dibagi 2.
(b) Bus dijual pada tahun ke-6
Ke s i m p u l a n J a w a b a n
Perbandingan antara metode
dapat dilihat pada Gambar
7.3 yang dimana diplot kan
grafik anatar Waktu (Tahun)
terhadap nilai BV tahun
tersebut. Nilai PW (10%) tiap
metode juga dihitung, pada
umumnya nilai PW dari
depresiasi yang lebih tinggi
lebih diinginkan, maka dari itu
dapat dilihat bahwa metode
MACRS lebih menarik bagi
perusahaan.
Pajak penjual
an
Pajak penghasila
n Pajak
bumi dan bangunan
Jenis-jenis pajak
.
Pajak cukai
7 . 6 p a j a k p e n g h a s i l a n
Menurut Herryanto dan Toly (2013) Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun pajak.
Pajak penghasilan tergolong dalam jenis pajak langsung yang beban pajaknya harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak bisa dialihkan ke orang lain.
T i n g k a t P e n g e m b a l i a n M i n i m u n y a n g D a p a t
D i t e r i m a ( M A R R ) s e b e l u m d a n s e s u d a h p a j a k
Pemilihan MARR sebelum dan sesudah pajak tergantung pada tujuan analisis seperti memperhitungkan dampak pajak dalam keputusan investasi.
(MARR sebelum pajak)(1-Nilai Pajak Penghasilan Efektif) = MARR setelah pajak
Maka, MARR sebelum pajak =
T i n g k a t b u n g a y a n g
d i g u n a k a n d a l a m s t u d i s e t e l a h p a j a k
MARR setidaknya harus berupa biaya modal rata-rata tertimbang yang disesuaikan dengan pajak (WACC). Berikut adalah cara menghitung WACC:
WACC = Dimana:
λ = modal perusahaan yang dipinjam dari pemberi pinjaman t = tarif pajak penghasilan efektif dalam desimal
= bunga sebelum pajak yang dibayarkan atas modal pinjaman
= biaya modal ekuitas setelah pajak
P e n g h a s i l a n b a d a n u s a h a k e n a p a j a k
Badan usaha dapat mengurangi dari pendapatan kotor semua biaya operasional biasa dan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis kecuali investasi modal. Pengurangan depresiasi diperbolehkan setiap masa pajak untuk memulihkan investasi modal secara konsisten dan sistematis. Maka dari itu,
Penghasilan kena pajak = Laba kotor - Semua biaya kecuali penanaman modal - Pengurangan depresiasi.
C o n t o h s o a l t a r i f p a j a k p e n g h a s i l a n
Misalkan sebuah perusahaan untuk suatu tahun pajak mempunyai pendapatan kotor sebesar
$5.270.000, pengeluaran (tidak termasuk modal) sebesar $2.927.500, dan pengurangan penyusutan sebesar $1.874.300. Berapakah penghasilan kena pajak dan pajak penghasilan federal untuk tahun pajak tersebut, berdasarkan Persamaan (7-14) dan Tabel 7-5?
Penyelesaian:
Pendapatan kena pajak = Pendapatan kotor − Beban − Pengurangan penyusutan = $5.270.000 − $2.927.500 − $1.874.300
= $468.200
Pajak penghasilan = 15% dari $50.000 pertama $7.500 +25% dari $25.000 berikutnya $6.250
+34% dari $25.000 berikutnya $8.500 +39% dari $235.000 berikutnya $91.650 +34% dari $133.200 berikutnya $45.288
Total $159.188
Total kewajiban pajak dalam kasus ini adalah $159.188. Sebagai catatan tambahan, kita dapat menggunakan tarif tetap sebesar 34% dalam contoh ini karena tarif pajak rata-rata tertimbang federal pada penghasilan kena pajak = $335.000 adalah 34%. Sisa penghasilan kena pajak sebesar $133.200 di atas jumlah ini termasuk dalam golongan pajak 34% (Tabel 7-5). Jadi kita punya 0,34($468.200) =
$159.188.
7 . 7 N i l a i Pa j a k P e n g h a s i l a n
E f e k t i f D a l a m P e r u s a h a a n
Untuk menggambarkan perhitungan tarif pajak penghasilan efektif (T) untuk perusahaan besar berdasarkan pertimbangan pajak pendapatan federal dan negara bagian, namun asumsikan tarif pajak pendapatan federal yang berlaku adalah 35% dan tarif pajak pendapatan negara bagian adalah 8%.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, persamaan umum tarif pajak penghasilan efektif adalah
t = tarif negara + tarif federal (1 - tarif negara) atau t = tarif negara + (1 – tarif federal)(tarif negara)
7 . 8 Ke u n t u n g a n ( Ke r u g i a n ) A t a s p e l e p a s a n a s e t
Ketika aset terdepresiasi (depreciable asset) dijual, maka MV jarang sama dengan BV- nya.
BV = Basis biaya – akumulasi penyusutan Pers. (7-1)
Secara umum keuntungan (kerugian) penjualan properti yang dapat disusutkan adalah nilai pasar dikurangi nilai bukunya pada saat itu,
[Keuntungan (kerugian) dari pelepasan]N = MVN - BVN
• Ketika penjualan menghasilkan keuntungan, hal ini sering disebut sebagai perolehan kembali depresiasi (depreciation recapture). DR termasuk dalam pendapatan yang terkena pajak, bukan sebagai pendapatan kapital.
• Tarif pajak atas keuntungan (kerugian) pelepasan harta pribadi yang dapat disusutkan biasanya sama dengan penghasilan atau kerugian biasa, yaitu tarif pajak penghasilan efektif, t.
• Ketika suatu aset modal (capital asset) dijual atau ditukar, keuntungan (kerugian) disebut sebagai keuntungan (kerugian) modal (Capital gain (loss))
C o n t o h 7 - 1 1 : K o n s e k u e n s i P a j a k d a r i P e n j u a l a n A s e t
Sebuah perusahaan menjual peralatan selama tahun pajak berjalan seharga $78.600.
Catatan akuntansi menunjukkan bahwa basis biayanya, B, adalah $190.000 dan akumulasi penyusutannya adalah $139.200. Asumsikan tarif pajak penghasilan efektif adalah 0,40 (40%). Berdasarkan informasi ini, tentukan:
a) keuntungan (kerugian) dari pelepasan,
b) kewajiban pajak (atau kredit) yang dihasilkan dari penjualan ini,
c) kewajiban pajak (atau kredit) jika akumulasi penyusutan adalah $92.400, bukan
$139.200.
Penyelesaian:
d) BV pada saat penjualan adalah $190.000 - $139.200 = $50.800.
Oleh karena itu, keuntungan pelepasan adalah $78.600 - $50.800 = $27.800.
b) Pajak terhutang atas keuntungan ini adalah -0,40($27.800) = -$11.120.
c) Dengan akumulasi penyusutan, = $92.400,
BV pada saat penjualan adalah $190.000 - $92.400 = $97.600.
Kerugiannya adalah $78.600 - $97.600 = -$19.000.
Kredit pajak akibat kerugian pelepasan ini adalah -0,40(-$19.000) = $7.600.
7 . 9 P R O S E D U R U M U M P E M B U ATA N A N A L I S I S E KO N O M I S E T E L A H PA J A K
Analisis ekonomi setelah pajak menggunakan ukuran profitabilitas yang sama seperti analisis sebelum pajak. Perbedaannya adalah bahwa arus kas setelah pajak (After Tax Cash Flow/ATCF) digunakan sebagai pengganti arus kas sebelum pajak (Before Tax Cash Flow/BTCF) dengan memasukkan pengeluaran (atau tabungan) ke dalam pajak penghasilan dan kemudian membuat penghitungan nilai ekivalen/setara menggunakan MARR setelah pajak.
Jika:
= pendapatan (dan tabungan) dari proyek (ini adalah arus kas masuk dari proyek selama periode k);
= arus kas keluar selama tahun k untuk biaya yang dapat dikurangkan;
= jumlah semua biaya non-kas, atau buku, selama tahun k, seperti penyusutan;
= tarif pajak penghasilan efektif atas penghasilan biasa (ordinary income), dengan t diasumsikan tetap konstan selama masa studi;
= konsekuensi pajak penghasilan selama tahun k;
= ATCF dari proyek selama tahun k.
7 . 9 P R O S E D U R U M U M P E M B U A T A N A N A L I S I S E K O N O M I S E T E L A H P A J A K
Penghasilan kena pajak adalah (), maka konsekuensi pajak penghasilan biasa, selama tahun k dihitung dengan Persamaan (7-18):
Pers. (7-18)
Oleh karena itu, ketika (+ ), timbul kewajiban pajak (yaitu arus kas negatif).
Apabila (+ ), maka terjadi penurunan jumlah pajak (satu kredit).
Dalam analisis ekonomi proyek teknik, ATCF pada tahun k dapat dihitung dalam bentuk (BTCF pada tahun k):
= Pers. (7-19) Maka,
= + Pers. (7-20)
= () -
= (1-t)()+ Pers. (7-21)
Persamaan (7-21) menunjukkan bahwa setelah pajak penghasilan, pendapatan menjadi dan pengeluaran menjadi . Perhatikan bahwa ATCF disebabkan oleh penyusutan (pajak tabungan), pada tahun k.
7 . 9 P R O S E D U R U M U M P E M B U A T A N A N A L I S I S E K O N O M I S E T E L A H P A J A K
Dalam bentuk tabel untuk memudahkan penghitungan ATCF menggunakan Persamaan (7-18) dan (7-21) adalah sebagai berikut:
• Kolom A terdiri dari informasi yang sama yang digunakan dalam analisis sebelum pajak, yaitu pendapatan tunai (atau tabungan) dikurangi biaya yang dapat dikurangkan .
• Kolom B berisi penyusutan yang dapat diklaim untuk tujuan perpajakan .
• Kolom C adalah penghasilan kena pajak atau jumlah yang dikenakan pajak penghasilan.
• Kolom D berisi pajak penghasilan yang dibayarkan (atau diselamatkan).
• Kolom E menunjukkan ATCF yang akan digunakan secara langsung dalam analisis perekonomian setelah pajak.
7 . 9 P R O S E D U R U M U M P E M B U A T A N A N A L I S I S E K O N O M I S E T E L A H P A J A K
Gambar 7-5 Format umum (lembar kerja) untuk analisis setelah pajak;
menentukan ATCF
• Ringkasan proses penentuan ATCF setiap tahun dalam periode penelitian N-tahun disajikan pada Gambar 7-5.
• Format Gambar 7-5 ini menyediakan cara yang mudah untuk mengatur data dalam studi setelah pajak.
C O N T O H 7 - 1 2 : P W d a r i J u m l a h P e n y u s u t a n M A C R S
Misalkan aset dengan dasar biaya $100.000 dan periode pemulihan ADS selama lima tahun disusutkan berdasarkan Sistem Penyusutan Alternatif (Alternate Depreciation System) (ADS) MACRS, sebagai berikut:Tahun 1 2 3 4 5 6
Pengurangan
Penyusutan $10,000 $20,000 $20,000 $20,000 $20,000 $10,000
Jika tarif pajak penghasilan efektif perusahaan tetap konstan sebesar 40% selama periode enam tahun ini, berapakah PW penghematan setelah pajak yang dihasilkan dari penyusutan ketika MARR = 10% per tahun (setelah pajak)?
Penyelesaian:
PW depresiasi karena jadwal penyusutan ini adalah:
C O N T O H 7 - 1 3 : P W S e t e l a h P a j a k S u a t u A s e t
Aset pada Contoh 7-12 diharapkan menghasilkan arus kas masuk bersih (pendapatan bersih) sebesar $30.000 per tahun selama periode enam tahun, dan MV terminalnya dapat diabaikan. Jika tarif pajak penghasilan efektif adalah 40%, berapa jumlah yang mampu dibelanjakan perusahaan untuk aset ini dan masih mendapatkan MARR? Apa arti dari kelebihan apa pun dari jumlah yang terjangkau dengan dasar biaya
$100.000 seperti yang diberikan pada Contoh 7-12?
Penyelesaian:
Setelah pajak penghasilan, PW pendapatan bersih selama 6 tahun adalah : =
Setelah ditambahkan PW penghematan pajak dihitung pada Contoh 7-12, jumlah yang terjangkau adalah
Karena modal investasi (biaya) = $100.000
Maka PW bersih = $107.343 - $100.000 = $7.343
C O N T O H 7 - 1 3 : P W S e t e l a h P a j a k S u a t u A s e t
Dengan cara yang sama dapat diperoleh menggunakan format sebagai berikut:
EOY BTCF
Pendapatan Sebelum Pajak
Pengurangan Penyusutan
Pendapatan Kena
Pajak Pajak Pendapatan
ACTF
Pendapatan Setelah Pajak
0 -$100.000 -$100.000
1 30.000 $10.000 $20.000 -$8.000 22.000
2 30.000 20.000 10.000 -4.000 26.000
3 30.000 20.000 10.000 -4.000 26.000
4 30.000 20.000 10.000 -4.000 26.000
5 30.000 20.000 10.000 -4.000 26.000
6 30.000 10.000 20.000 -8.000 22.000
PW (10%) of ATFC = $7.343 EOY
0 -$100.000 -$100.000
1 30.000 $10.000 $20.000 -$8.000 22.000
2 30.000 20.000 10.000 -4.000 26.000
3 30.000 20.000 10.000 -4.000 26.000
4 30.000 20.000 10.000 -4.000 26.000
5 30.000 20.000 10.000 -4.000 26.000
6 30.000 10.000 20.000 -8.000 22.000
PW (10%) of ATFC = $7.343
7.10 Ilustrasi Perhitungan Pajak (After Tax Cash Flow/ATCF)
Contoh 7.15 Menghitung PW dan IRR After Tax Cash Flow
Mesin baru tertentu jika digunakan diperkirakan biaya $180.000. Hal ini di harapkan dapat mengurangi biaya operasional tahunan bersih sebesar $36.000/ tahun untuk 10 tahun dan memiliki MV senilai $30.000 pada akkhir tahun ke 10.
a. Menghitung ATCFs dan BTCFs
b. Hitung IRR sebelum pajak dan sesudah pajak. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut termasuk dalam kelompok pendapatan kena pajak federal sebesar $335.000 hingga
$10.000.000 dan tarif pajak pendapatan negara bagian adalah 6%. Pajak pendapatan negara bagian dapat dikurangkan dari pajak federal penghasilan. Mesin ini berada di kelas property 5 tahun MACRS (GDS).
c. Hitung PW setelah pajak bila MRR setelah pajak =10% per tahun.
Pe n y e l e s a i a n 7 . 1 0
Diketahui:
After tax MARR=10%
Kelas properti = 5 Tahun
Federal tax= 34%=0,43
State tax =6%=0,06
Biaya awal =$180.000
MV =$30.000
Annual savings= $36.000
N=10 tahun
Konsep penyelesaian
1.Menentukan apa yang di ketahui
2.Menentukan penyusutan depresiasi melalui metode MCARS dengan DGS Recavery Rate
3.Menghitung Penghasilan Kena Pajak tiap tahun
4.Menentukan pendapatan arus kas untuk pajak penghasilan
5.Menghitung ATCF
6.Menentukan kas sesudah kena pajak dan arsu sebelum kena pajak.
7.Menentukan Present wort
8.Menentukan IRR
w h i c h
c o u n t r y h a s s t a g fl a t i o n ?
stagflat
ion
7 . 1 1 N i l a i t a m b a h e ko n o m i s
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
• EVA adalah salah satucarauntukmenilai kinerja keuangan.
• EVA merupakan indicator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi
• EVA yang positifmenujukkan bahwamanejemen perusahaanberhasil meningkatkannilai perusahaanbagi pemilikperusahaan sesuaidengan tujuanmanajemen keuanganmemaksimumkan nilaiperusahaan
EVA merupakan suatukonsep pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan pertama kali oleh G. Bennet Di Indonesia metode EVA dikenal dengansebutan metode NITAMI (Nilai TambahEkonomi)
EVAk = (Laba operasional bersih setelah pajak)k – (biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan)k
EVAk = NOPATk-i .BVk- 1
Dimana
k = indeks untuk tahun yang bersangkutan (1 < k < N)
I = MARR setelah pajak berdasarkan biaya modal perusahaan BVk-1 = Nilai buku awal tahunan
N = Priode
Pertimbangan investasi modal yang diusulkan berikut dalam proyek rekayasa dan menentukannya
a)ATCF tahun ke tahun b)AW setelah pajak
c) EVA setara tahunan
Investasi modal yang diusulkan = $84.000 Nilai sisa (akhir tahun ke emppat) = $0
Biaya tahunan = $30.000 Pendapatan kotor tahunan = $70.000
Metode penyusutan = Garis lurus
Masa manfaat = empat tahun Tarif Pajak penghasilan efektif(t) = 50%
MARR setelah pajak (i) = 12 per tahun
contoh soal
No
B Depresiasi
Penghasilan kena pajak
Arus
kas pajak penghasilan
ATCF
0
-$84.000
_
_
_
-$84.000
1
70.000-30.000
$21.000
$19.000
-$9.500
30,500
2
70.000-30.000
21.000
19.000
-9.500
30,500
3
70.000-30.000
21.000
19.000
-9.500
30,500
4
70.000-30.000
21.000
19.000
-9.500
30,500
p e n y e l e s a i a n
a) Jumlah ATCF tahun demi tahunditunjukkan dalam table berikut :
b) Nilai setara tahunan ATCF= -$84.000(A/P,12%,4)+
$30.000=$2.844
EOY NOPAT EVA=NOPAT-i.BVk-1
1
$19.000-
$9.500=$9.500
$9.500-0.12($84.000)= -$580
2 =$9.500
$9.500-0,12($63.000)= $1.940
3
=$9.500
$9.500-0,12($42.000)= $4.460
4 =$9.500
$9.500-0,12($21.000)= $6.980
c) EVA pada tahun k sama dengan NOTPAk-0,12 BVk-1. Jumlah EVA tahun demi tahun
($2.844) oleh karena itu AW setelah pajak setara tahunan nilai EVA dari proyek tersebut identic
EVA setara tahunan =[-$580(P/F,12%,1) + $1.940(P/F,12%,2) + $4.460(P/F,12%,3) +
$6.980(P/F,12%,4)] (A/P,12,4)=$2.844.
thank
you