ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro Islam Dosen Pengampu : Mustaniroh S.E, Sy., M.E
Disusun Oleh Kelompok 5 :
Ade Tria Ningsih : (214110201266) Ade Wahyuni : (214110201019) David Novianto Ramadhan : (214110201172) Zahrotul Jannah : (214110201206)
Kelas : 4 Ekonomi Syariah C
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu nikmat serta hidayah Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Analisis Pendapatan Nasional” ini tepat pada waktunya. Kemudian sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita suri tauladan kita Nabi agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang benderang.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pendekatan studi Ekonomi Makro Islam dan pengetahuan umum secara terperinci bagi para pembaca dan juga bagi para penulis. saya juga mengucapkan terima kasih kepada Mustaniroh S.E, Sy., M.E selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro Islam.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis memaklumi dan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan sempurnanya makalah ini.
Purwokerto, 19 Mei 2023
Kelompok 5
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
1.4 Pengertian Perekonomian Dua Sektor... 3
1.5 Pelaku Kegiatan Ekonomi Dan Perannya ... 4
1.6 Perekonomian 3 Sektor ... 5
1.7 Pajak berdasarkan penggolongannya. ... 9
1.8 Pengaruh pajak atas konsumsi dan tabungan. ... 10
1.9 Perekonomian Terbuka 4 Sektor : Export-Impor/Kurs ... 13
BAB III ... 16
PENUTUP ... 16
1.10 Kesimpulan... 16
DAFTAR PUSTAKA ... 17
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelajaran ekonomi merupakan ilmu sosial yang identik dengan teori dan pemikiran yang memerlukan keahlian tentang pemahaman materi yang baik karena pemahaman teori dan pemikiran sangat diperlukan agar dapat mempelajari materi-materi ekonomi selanjutnya.
Dalam pelajaran ekonomi terdapat materi tentang pendapatan nasional. Pendapatan nasional adalah suatu tolak ukur yang digunakan untuk memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk memperoleh gambaran tentang perekonomian yang sudah dicapai dan nilai pengeluaran yang diproduksi. Data pendapatan nasional yang sudah diperoleh dapat digunakan untuk membuat perkiraan tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang..
Perkiraan ini dapat digunakan untuk seseorang yang ingin melakukan bisnis untuk merencakanan kegiatan ekonomi di masa yang akan datang, dan untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan di masa yang akan datang.
Pendapatan nasioal mengandung beberapa pengertian. Pendapatan nasional bisa berarti aperekonomiaj 2 sektor, Perekononian 3 Sektor, Pajak, dan Peeekonomuan 4 sektor. Dari keempat konsep diatas, masih ada konsep lain yang digunakan untuk menilai suatu prestasi perekonomian suatu negara setiap tahun. Suatu perekonomian dapat dikatakan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam waktu panjang cenderung naik. Tujuan mendalami pendapatan nasional yaitu untuk menilai tingkat kemajuan dan pertumbuhan suatu negara, untuk memperoleh pemikiran yang maksimal nilai barang dan jasa yang dihasilkan rayat dalam kurun waktu satu tahun, dan untuk membuat konsep program pembangunan yang berjangka panjang. Manfaat mendalami pendapatan nasional adalah untuk mengetahui tentang susunan dalam perekonomian suatu negara, dapat membandingkan kondisi perekonomian antar daerah atau antar provinsi, dan juga dapat membandingkan kondisi perekonomian negara satu dengan negara lainnya.1
1 Wahyuni Putrisarira, ‘Pada Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Program Studi Ekonomi Islam Semester 1 Tahun 202’.
2 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Makna Teologi Pembebasan?
2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Teologi Pembebasan?
3. Bagaimana Teologi pembebasan Menurut Perspektif Asghar Ali Engineer?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Makna Teologi Pembebasan
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Teologi Pembebasan 3. Untuk Mengetahui Bagaimana Teologi pembebasan Menurut Perspektif Asghar Ali Engineer
3 BAB II PEMBAHASAN
1.4 Pengertian Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari dua pelaku interaksi yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahan tanpa campur tangan sektor pemerintah dan luar negri. Dengan demikian sisi pendapatan dan sisi pengeluaran hanya dibentuk oleh dua bagian yaitu pada sisi pengeluaran terdapat pengeluaran konsumsi rumah tannga dan pengeluaran investasi dari perusahaan. Sehinnga aliran pendapatan biasanya hanyalah menunjukan aliran faktor produksi, Perekonomian dua sektor ini dianggap sebagai aktivitas ekonomi yang paling sederhana Pada Sirkulasi Aliran Pendapatan Dan Pengeluaran Sirkulasi aliran pendapatan adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana interaksi antara pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing masing pelaku ekonomi. Siklus pengeluaran adalah serangkaian kegiatan yang terkait dengan perolehan dan pembayaran barang dan jasa.
Kegiatan-kegiatan ini meliputi penentuan apa yang perlu dibeli dan lain sebagainya. Berikut gambar aliran dari dua sektor tersebut.
Aliran 1: sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga dan faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa upah dan gaji, sewa, bunga dan untung.
Aliran 2: sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
4
Aliran 3: sisa pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung pada lembaga keuangan.
Aliran 4: para pengusaha meminjam dana kepada Lembaga keuangan untuk melakukan investasi2
Lebih jelasnya bahwa rumah tangga konsumen adalah sebagai pemilih faktor- faktor produksi. Faktor-faktor tersebut berupa tanah, modal, tenaga dan lain sebagainnya yang akan ditawarkan kepada rumah tangga produsen. Penawaran faktor produksi oleh rumah tangga ini akan bertemu dengan permintaan faktor produksi oleh perusahaan. Perusahaan menggunakan faktor produksi untuk kegiatan produksi yang menghasilkan barang dan jasa. Hasil dari produksi tersebut digunakan perusahaan untuk memberi gaji, profit, sewa, lahan, dan lain sebagainya kepada pemilik faktor produksi. Selain itu pendapatan perusahaan digunakan lagi untuk keberlangsungkan produkasi, konsumsi, dan pembelian barang untuk perusahaan.
Interaksi ini terjadi pada pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang, terjadi interaksi antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa dengan konsumen sebagai pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkansatu sama lain.3
1.5 Pelaku Kegiatan Ekonomi Dan Perannya
Pelaku ekonomi adalah subjek baik perorangan maupun badan (organisasi) atau pemerintah yang melakukan kegiatan ekonomi seperti produksi, dan distribusi. Sedangkan pelaku ekonomi dua sektor atau disebut juga dengan perekonomian sederhana adalah kegiatan ekonomi yang hanya ada dua pelaku kegiatan ekonomi diantanya:
1. Rumah tangga keluarga (konsumen) yang berperan sebagai pelaku ekonomi yang bertindak sebagai konsumen, Kegiatan konsumsi yang dilakukan rumah tangga keluarga, misalnya barang pokok seperti makanan, air dan listrik. Dan juga sebagai pemilik faktor produksi. Faktor produksi yang terdapat pada rumah tangga antara lain tenaga kerja, tenaga usahawan, barang modal, kekayaan alam, serta harta tetap seperti tanah dan bangunan.
2 Muhammad Kholis, Diah Astuti, and Rini Febrianti, ‘HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN NASIONAL DAN INVESTASI DI INDONESIA (Suatu Kajian Ekonomi Makro Dengan Model VAR)’, Jurnal Organisasi dan Manajemen, 12.1 (2016), 65–78 <https://doi.org/10.33830/jom.v12i1.48.2016>.
3 Eka Sri Apriliana, ‘Upaya Peningkatan Pendapatan Nasional di Tengah Wabah Virus Corona Perspektif Ekonomi Islam’, AL IQTISHADIYAH JURNAL EKONOMI SYARIAH DAN HUKUM EKONOMI SYARIAH, 6.1 (2022), 19
<https://doi.org/10.31602/iqt.v6i1.3097>.
5
2. Rumah tangga perusahaan (produsen) yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen. Sebagai pelaku ekonomi. Kegiatanekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga perusahaan meliputi produksi, konsumsi, distribusi, Maksudnya:
• Perusahaan bisa berperan sebagai produsen, di mana perusahaan merupakan tempat berlangsungnya produksi.
• Perusahaah juga dapat berperan sebagai konsumen ialah dengan melakukan kegiatan konsumsi seperti Pengadaan bahan-bahan yang merupakan bahan pokok produksi.
• Perusahaan juga berperan sebagai distributor atau agen, serta kegiatan ekonomi yang dilakukan perusahaan yang dapat memberikan kesejahteraan bagi karyawan perusahaan dan masyarakat.4
1.6 Perekonomian 3 Sektor
Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor-sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional yaitu:
a. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan keatas konsumsi rumah tangga,
b. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan pembelanjaan dan ini akan menaikan pembelanjaan negara.
Perubahan-perubahan ini penting pengaruhnya pada penentuan keseimbangan pendapatan nasional. Perekonomian tiga sektor disebut juga dengan perekonomian tertutup karena tidak adanya perdagangan luar negeri, atau karena masyarakat, perusahaan tidak membelikan dan menggunakan barang dan jasa yang diimpor. Analisis keseimbangan
4 Muhammad Nasir and Diana Sari, ‘PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, EKSPOR, INFRASTRUKTUR JALAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA’, JURNAL EKONOMI DAN
KEBIJAKAN PUBLIK, 2 (2015).
6 Syarat keseimbangan perekonomian tiga sektor
Perekonomian tiga sektor akan seimbang pada pendapatan nasional apabila penawaran agregat sama dengan permintaan agregat atau Y-C+1+G, dimana Y adalah penawaran agregat dan C+I+G adalah permintaan agregat. Dintinjau dari aliran pendapatan dalam perekonomian tiga sektor berlaku kesamaan Y-C+S+T, jadi dengan demikian kesimbangan pendapatan nasional adalah C+I+G-C+S+T, jika C dikurangi dari setiap ruas maka: I+G-S+T. Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah bocoran dari sirkulasi aliran
Pendapatan, sedangkan S dan T adalah analisis, jadi dalam keseimbangan ini juga berlaku masalah bocoran analisis, kesimpulan perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan Y-C+I+Gatau I+G-S+T.5
Pajak
Pajak menurut Andriani dalam Wulyano, Pajak adalah iuran kepada negara (yang dalat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintah. Soemarto mengatakan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
5 Dumairy Muhammad Syamsul Hadi, ‘MODEL PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM’, Jurnal CMES, 11.2 (2018), 173 <https://doi.org/10.20961/cmes.11.2.26996>.
7
Menurut Djajadiningrat, pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan kelas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum. Feldamnn mengatakan, pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata -mata diguanakan untuk pengeluaran-pengeluaran umum.
Jadi kesimpulannya, pajak adalah kontribusi wajib yang terutang kepada seseorang atau badan kepada negara berdasarkan undang-undang, yang bersifat memaksa, yang tidak mendapatkan timbal balik secara langsung, dan digunakan sebesar-sebesanya untuk kemakmuran masyarakat. 6
Jenis pajak a. Pajak langsung
Jenis pungutan pemerintah secara langsung dikumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak. Setiap individu yang bekerja, dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh keuntungan wajib membayar pajak. Pajak yang dipungut dan dikenakan atas pendapatan mereka dinamakan pajak langsung.
b. Pajak tak langsung
Pajak yang bebannya boleh dipindah-pinahkan kepada pihak lain, misalnya pajak atas barang impor, pada waktu importir mengimpor barang pajak dibayar olehnya, tapi waktu barang itu dijual kekonsumen beban pajak yang telah dibayarkan dibebankan kepada harga jual barang tersebut, misalnya pajak penjualan.
Pajak Dan Implikasinya Pada Perekonomian
Dari pengertian pajak kita mengetahui, bahwa pajak digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat. Kemakmuran masyarakat akan selalu berhubungan dengan perekonomian dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sendiri adalan kondisi
6 Yunita Sari Rioni dan Teuku Radhifan Syauqi, “Analisis Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembuatan NPWP UKM Kebun Lada Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat”, Jurnal Perpajakan, Vol. 1 No. 2, 2020, hlm. 30.
8
dimana ekonomi suatu negara berkembang karena produksi barang dan jasanya meningkat, sehingga keadaan ekonomi lebih baik. Kita bisa saja memproduksi barang dan jasa sebanyak- banyaknya, tetapi ada hal yang harus diperhatikan untuk membuat pertumbuhan ekonomi meningkat. Pertama, Sumber Daya Alam (SDM) sumber daya ini bisa mempercapat atau justru memperlambat pertumbuhan ekonomi, maka dari itu pemerintah kita sangat focus meningkatkan sdm kita melalui dana Pendidikan dan dana kesehatan, supaya sdm kita sehat dan pintar. Kedua, Sumbey Daya Alam (SDA) kita harus bersyukur tinggal di negara yang sumber daya alamnya melimpah, tetapi itu saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan sdm yang memadai, contohnya dulu negara kita selalu mengekspor barang mentah yang nilai ekonomisnya kecil, tetapi sekarang negara kita sudah bisa memproduksi barang jadi yang nilai jualnya jauh lebih tinggi.
Ketiga, kemajuan teknologi yang menandakan masyarakat negara kitab isa melewati masa- masa pandemic kemarin, walaupun kita harus bekerja dan bersekolah dari rumah, tetapi dengan kemampuan kita menggunakan teknoligi kita menjadi lebih produktif. Keenpat, inflasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi jika besarannya tidak stabil atau tidak sesuai dengan yang sudah ditentukan pemerintah, inflasi yang terlalu tinggi bisa menghambat pertumbuhan ekonomi menurun, dengan penurunan permintaan di masyarakat maka konsumsi masyarakat menurun dan hal ini yang membuat pertumbuhan ekonomi terhambat. Kelima, suku bunga yang cara kerjanya sama dengan inflasi, jika dalam perekonomian terlalu banyak jumlah uang beredar maka pemerintah akan menaikan tingkat suku bunga, agar dalam masyarakat tidak terlalu banyak jumlah uang beredar yang nantinya akan menyebabkan inflasi.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membuat pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Lalu ada peran apa saja dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara, peran kita sebagai pembayar pajak sangat membantu pertumbuhan ekonomi negara. Nantinya dana pajak akan diserahkan ke APBN lalu digabungkan dengan dana bukan pajak lainnya seperti pembiayaan, hutang, cukai, dan lainnya. APBN mendorong perekonomian dari sisi fiskalnya, pemerintah menjaga konsumsi masyarakat lewat berbagai kebijakannya, kebijakan tersebut bis akita lihat bersama sebagai berikut;
Implikasi Pajak Melalui Peran APBN Terhadap Perekonomian di Indonesia:
Sector Ekonomi, menurut informasi terbaru dari kementrian keuagan Indonesia APBN memberikan subsidi kepada masyarakat berupa BLT untuk 20,7 juta keluarga penerima, Subsidi Upah untuk pegawai yang bergaji dibawah 3,5 juta rupiah, Subsidi Energi berupa
9
listrik, bbm, gas lpg yang realisasinya naik 222,4%, Bantuan Migor untuk 20,4 juta penerima.
Bantuan ini diberikan kepada masyarakat saat Indonesia sedang mengalami kenaikan harga bahan pokok yang hamper bersamaan dengan kenaikan bahan subsidi.
Sector Otomotif dan Perumahan, sector ini sempat mengalami keleuan akibat covid kemarin, tetapi melalui kebijakan fiskalnya APBN memberikan insentif pajak berupa PPNBM dan PPN rumah ditanggung pemerintah serta kebebasan biaya masuk kendaraan bermotor. Dengan itulah sektor ini bisa bangkit dengan terbuktinya penjualan mobil, motor, dan rumah tapak yang terus meningkat beberapa bulan terakhir.
Sector Industri Pengolahan dan Perdagangan, sektor ini tumbuh positif dengan penerimaan pajak yang meningkat maka aktivitas ekonomi juga meningkat. Kedua sektor ini tumbuh impresif sejalan dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan harga komoditas.
Tidak hanya bisnis besar APBN juga memberikan susidi kepada UMKM melalui subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat sebesar 364 T, serta membina UMKN untuk bisa mengekspor produknya lewat pelatihan dan fasilita kepabeanan.
Masih banyak lagi implikasi pajak terhadap perekonomian, seperti bantuan dana Pendidikan, Kesehatan, keagamaan, lingkungan sosial, lingkungan hijau, dan masih banyak lagi.
Kesimpulannya adalah efek dari membaiknya dari kinerja berbagai sektor, lapangan kerja semakin terbuka dan tingkat pengangguran berkurang, artinya semakin banyak rakyat yang mampu memenuhi kebutuhannya.
Hal ini terbukti dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga yang jafi penyumbang oertumbuhan terbesar dengan proporsi 80,95% PDB tahun 2022. Di tahun ini perekonomian ekonomi dalam kondisi yang stabil dengan bukti cukup kuatnya konsumsi masyarakat dan kinerja neraca perdagangan yang masih surplus sampai ke bulan 35. 7
1.7 Pajak berdasarkan penggolongannya.
a. Pajak regresif Sistim pajak yang persentasenya pungutan pajak menurun apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi. Nilai pajak yang sama besarnya tanpa memperhatikan pendapatan seseorang digolongkan sebagai pajak
7 Kemenkuri, (2023, 10 Maret), Kebaikan APBN Untuk Indonesia, (video instagram). Diakses pada tanggal 20 Mei 2023 melalui
https://www.instagram.com/reel/CpnAXSeB4sV/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==
10
regresif, misalnya pajak impor, pajak penjualan, pembayaran fiscal untuk orang yang bepergian keluar negeri.
b. Pajak proporsional Persentase pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan yaitu dari pendapatan yang rendah kepada pendapatan yang tinggi.
Dalam pembayaran pajak ini tidak dibedakan antara perorangan atau perusahaan.
Makin tinggi pendapatan atau kekayaan, makin tinggi pula jumlah pajak yang akan dibayar.
c. Pajak progresif Sistim
pajak yang persentasenya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayarkan akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi. Tujuan utama pajak ini untuk memperoleh pendapatan pajak lebih banyak dan untuk lebih meratakan pendapatan.8
1.8 Pengaruh pajak atas konsumsi dan tabungan.
Dalam perekonomain dua sektor pendapatan nasional sama dengan pendapatan disposibel, sebagai akibat adanya pajak, dalam perekonomian tiga sektor pendapatan disposibel telah menjadi lebih kecil dari pendapatan nasional. Dalam perekonomian yang mengenakan pajak, hubungan antara pendapatan disposibel dan pendapatan nasional dinyatakan dalam persamaan; Y.-Y- T. Dimana pendapatan disposibel (Ya) sama dengan pendapatan nasional dikurangi pajak, sehingga : - Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposibel sebanyak pajak yang dipungut tersebut. Dalam persamaan Ya-Y-T. Penurunan Ya menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan. Pengaruh dua bentuk pajak atas konsumsi dan tabungan berdasarkan analisis diatas sebagai berikut: Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlahnya sama pada berbagai tingkat pendapatan nasional) atas pengeluaran konsumsi dan tabungan. Pengaruh pajak proporsional atas pengeluaran konsumsi dan tabungan. Misalkan: fungsi konsumsi dan tabungan sebagai berikut: atau C-90+0,75 Y C-90+0,75 Y S=-90+0,25 Y atau S--90+0,25 Y Dalam persamaan diatas C sebagai fungsi Y sama dengan C sebagai fungsi Ya. Dan Sebagai fungsi Y sama dengan S sebagai fungsi Ya. Kesamaan tersebut disebabkan karena pemerintah belum memungut pajak, jadi Y sama dengan Yd.9
8 Husna Ni'matul Ulya, (2021), Ekonomi Makro Islam, Pekalongan, PT. Nasya Expanding Management
9 Abdul aziz, (2008), Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, Penerbit : Palgrave Macmillan : Yogyakarta, ISBN 9789797564216
11 Perokonomian Empat Sektor
Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan suatu negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara – negara lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat pula barang di negara itu yang diimpor dari negara – negara lain. Perekonomian terbuka dinakan juga sebagai ekonomi empat sektor, yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu :
1. Rumah tangga 2. Perusahaan 3. Pemerintah dan, 4. Sektor luar negeri.10
Ekspor (X)
Jika suatu negara melakukan ekspor barang dan jasa ke Negara lain, maka ia harus memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negri.
Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu Negara, maka hal ini juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Y) negara tersebut.
Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregate expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai oleh suatu Negara.
“Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula, dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional”.
“Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat mempengaruhi besar kecilnya ekspor”. Apabila pendapatan nasional bertambah besar, ekspor belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau mengalami perubahan, meskipun pendapatan nasional tetap besarnya”.
10 Siti Hodijah and Grace Patricia Angelina, ‘ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA’, Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan, 10.01 (2021), 53–62
<https://doi.org/10.22437/jmk.v10i01.12512>.
12
Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional yang terjadi dalam perekonomian sehingga fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan pengeluaran pemerintah.
Impor (M)
Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembelian barang dari luar negri (impor) suatu Negara adalah kemampuan membayar (daya beli) Negara tersebut terhadap barang impor.
Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya maka tinggi pula impor yang dapat dilakukannya. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya. Maka tinggi rendahnya impor Negara tersebut, juga ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasionalnya.
“Makin tinggi pendapatan nasional, makin besar pula impor yang dapat dilakukan oleh Negara tersebut, dan fungsi impornya dapat digambarkan sebagai berikut :11
Pendapatan Nasional Keseimbangan
Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka adalah : Y = C + I + G + (X – M) dan I + G + X = S + T + M
Ket.
Y = Tingkat Pendapatan S = Tabungan C = Konsumsi T = Pajak
I = Investasi G = Peng Pemerintah X = Expor M = Impor
Dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diandaikan ekspor merupakan pengeluaran otonomi, yaitu ia ditentukan oleh pendapatan nasional. Ekspor terutama ditentukan oleh harga relatif barang dalam negeri di pasaran luar negeri, kemampuan barang dalam negeri di pasaran luar negeri, kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing di pasaran dunia, dan citarasa penduduk di negara – negara lain terhadap barang yang diproduksikan suatu negara. Berbeda dengan ciri ekspor, impor suatu negara
11 Jumhur Jumhur and others, ‘Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Ekspor dan Impor Terhadap Inflasi (Studi Empiris Pada Perekonomian Indonesia)’, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, 7.3 (2018), 186
<https://doi.org/10.26418/jebik.v7i3.26991>.
13
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak impor yang akan dilakukan.12
1.9 Perekonomian Terbuka 4 Sektor : Export-Impor/Kurs
Dalam menganalisa suatu perkenomian, dikenal dua model perekonomian, yaitu perekonomian tertutup dan perekonomian terbuka. Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada pelakunya, khususnya Produsen dan Konsumen, secara sederhana akan melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian di pasar yang saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut. Untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif maka sistem perekonomian memerlukan Lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin, pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah pedesaan.
Lembaga Perbankan peranannya sangat vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat, yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut melalui pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya. Hal ini dikatakan ekonomi pasar tertutup, karena didalamnya belum termasuk peran luar negeri dalam sistem ekonomi tersebut.
Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara. Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal dari luar negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin menyatu (the borderless economy) yang disebut dengan the global economy.
6Dengan memasukkan sektor luar negeri ke dalam model penghitungan pendapatan nasional, berarti kita menamijahkan dua variabel dalam model perekonomian tiga sektor, yaitu variabel ekspor (X) dan variabel impor (M).
12 Muhammad Nasir and Diana Sari, ‘PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, EKSPOR, INFRASTRUKTUR JALAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA’, JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK, 2 (2015).
14
Dengan demikian untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian terbuka dilakukan dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi pengeluaran.Dalam sistem perekonomian terbuka ini, pengeluaran untuk impor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu apakah impor itu tergantung dari variabel lain, atau tidak (nilainya dianggap tetap).Untuk impor yang nilainya tetap dapat dituliskan sebagai berikut :M = M0; di mana M0 adalah besarnya imporSedangakn impor yang nilainya tergantung dari besar kecilnya pendapatan dirumuskan sebagai berikut: M= M0 + mY, di mana Y adalah pendapatn dan m adalah Marginal Propensity to ImportMenurut Tedi Heriayanto 8, tolok ukur yang baik untuk menilai kadar keterbukaan suatu perekonomian adalah rasio ekspor dan impor terhadap total GNP. Jika rasio ekspor-impor terhadap GNP melebihi 50% maka dikatakan perekonomian lebih terbuka. Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu :
• Keanekaragaman kondisi produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi produksi di setiap negara. Misalnya, negara A karena beriklim tropis dapat berspesialisasi memproduksi pisang, kopi; untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa dari negara lain.
• Penghematan biaya. Alasan kedua adalah timbulnya increasing returns to scale (penurunan biaya pada skala produksi yang besar). Banyak proses produksi menikmati skala ekonomis, artinya proses produksi tersebut cenderung memiliki biaya produksi rata-rata yang lebih rendah ketika volume produksi ditingkatkan. Cara apa yang lebih baik untuk meningkatkan produksi selain menjualnya ke pasar global ?
• Perbedaan selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, negara A dan B menghasilkan daging sapi dan daging ayam dalam jumlah yang hampir sama, tetapi karena masyarakat negara A tidak menyukai daging sapi, sedang negara B tidak menyukai daging ayam, dengan demikian ekspor yang saling menguntungkan dapat terjadi di antara kedua negara tersebut, yaitu bila negara A mengimpor daging ayam dan mengekspor daging sapi, sebaliknya negara B mengimpor daging sapi dan mengekspor daging ayam.
• Prinsip keunggulan komparatif (comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa setiap negara akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekpor barang dan jasa yang biayanya relatif lebih rendah (artinya lebih efisien dibanding negara lain);
15
sebaliknya setiap negara akan mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relatif lebih tinggi (artinya kurang efisien dibanding negara lain). 13
13 Hendri Hermawan Adinugraha, dkk, (2021), Ekonomi Makro Islam, Penerbit : PT. Nasya Expanding Management, Pekalongan, Cet 1, ISBN 9786236479094
16 BAB III PENUTUP 1.10 Kesimpulan
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari dua pelaku interaksi yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahan tanpa campur tangan sektor pemerintah dan luar negri. Pelaku ekonomi adalah subjek baik perorangan maupun badan (organisasi) atau pemerintah yang melakukan kegiatan ekonomi seperti produksi, dan distribusi. Sedangkan pelaku ekonomi dua sektor atau disebut juga dengan perekonomian sederhana adalah kegiatan ekonomi yang hanya ada dua pelaku kegiatan ekonomi. Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor-sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional . pajak yang persentasenya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat. Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayarkan akan menjadi semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi. Tujuan utama pajak ini untuk memperoleh pendapatan pajak lebih banyak dan untuk lebih meratakan pendapatan. Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara
17
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Eka Sri, ‘Upaya Peningkatan Pendapatan Nasional di Tengah Wabah Virus Corona Perspektif Ekonomi Islam’, AL IQTISHADIYAH JURNAL EKONOMI SYARIAH DAN HUKUM EKONOMI SYARIAH, 6.1 (2022), 19
<https://doi.org/10.31602/iqt.v6i1.3097>
Hodijah, Siti, and Grace Patricia Angelina, ‘ANALISIS PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA’, Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan, 10.01 (2021), 53–62
<https://doi.org/10.22437/jmk.v10i01.12512>
Jumhur, Jumhur, Muhammad Ali Nasrun, Memet Agustiar, and Wahyudi Wahyudi, ‘Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Ekspor dan Impor Terhadap Inflasi (Studi Empiris Pada Perekonomian Indonesia)’, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, 7.3 (2018), 186 <https://doi.org/10.26418/jebik.v7i3.26991>
Kholis, Muhammad, Diah Astuti, and Rini Febrianti, ‘HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN NASIONAL DAN INVESTASI DI INDONESIA (Suatu Kajian Ekonomi Makro Dengan Model VAR)’, Jurnal Organisasi dan Manajemen, 12.1 (2016), 65–78 <https://doi.org/10.33830/jom.v12i1.48.2016>
Muhammad, Dumairy, Syamsul Hadi, ‘MODEL PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM’, Jurnal CMES, 11.2 (2018), 173 <https://doi.org/10.20961/cmes.11.2.26996>
Nasir, Muhammad, and Diana Sari, ‘PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, EKSPOR, INFRASTRUKTUR JALAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA’, JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK, 2 (2015)
———, ‘PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, EKSPOR, INFRASTRUKTUR JALAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA’, JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK, 2 (2015)
Putrisarira, Wahyuni, ‘Pada Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Program Studi Ekonomi Islam Semester 1 Tahun 202’
Husna Ni'matul Ulya, (2021), Ekonomi Makro Islam, Pekalongan, PT. Nasya Expanding Management
Abdul aziz, (2008), Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, Penerbit : Palgrave Macmillan : Yogyakarta, ISBN 9789797564216
Hendri Hermawan Adinugraha, dkk, (2021), Ekonomi Makro Islam, Penerbit : PT. Nasya Expanding Management, Pekalongan, Cet 1, ISBN 9786236479094
18
kemenkeuri. (2023, Mei 6). Kebaikan APBN Untuk Indonesia (Video Intstagram). Retrieved from Instagram.com:
https://www.instagram.com/reel/CpnAXSeB4sV/?utm_source=ig_web_copy_link&ig shid=MzRlODBiNWFlZA==
Rioni, Y. S., & Syauqi, T. R. (2020). "Analisis Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembuatan NPWP UKM Di Kebun Lada Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat".
Jurnal Pepajakan, Vol. 1 No. 2, 28-37.