Tugas Kelompok Resume
Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2
Materi Investasi
Anggota Kelompok:
Alvin Mumtaz Hilmi 22809334002 Junizar Rizky Itsna Indriawan 22809334004
Titis Prihatini 22809334031
Hadyan Fahrudin 22809334116
Martha Wahyu Anden Dewinta 22809334119
Latar Belakang
Dalam dunia bisnis modern, investasi menjadi salah satu aspek penting dalam strategi pertumbuhan dan pengelolaan keuangan perusahaan. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk investasi hutang dan investasi ekuitas. Dalam konteks akuntansi keuangan menengah, penting bagi perusahaan untuk memahami bagaimana mengakuntansi dan melaporkan investasi ini dengan tepat.
Akuntansi untuk Investasi Hutang melibatkan penempatan dana dalam instrumen hutang seperti obligasi, surat berharga jangka pendek, atau pinjaman yang diberikan kepada pihak lain. Dalam subbab ini, perusahaan perlu memperhatikan beberapa aspek penting.
Pertama, penilaian dan pengakuan investasi hutang. Saat perusahaan membeli investasi hutang, penting untuk menilai dan mengakui investasi tersebut dalam laporan keuangan. Ini melibatkan penentuan nilai wajar investasi hutang dan alokasi harga perolehan antara investasi itu sendiri dan bunga yang belum diterima. Selanjutnya, pengukuran bunga menjadi hal penting dalam akuntansi investasi hutang. Pendapatan bunga yang diterima dari investasi hutang harus diukur dan dialokasikan selama masa investasi menggunakan metode suku bunga efektif. Terakhir, jika terjadi perubahan kontrak atau restrukturisasi investasi hutang, perusahaan harus mempertimbangkan perlakuan akuntansi yang sesuai, termasuk perubahan nilai investasi dan pengakuan pendapatan bunga yang disesuaikan.
Akuntansi untuk Investasi Ekuitas melibatkan kepemilikan saham atau investasi dalam bentuk ekuitas perusahaan lain. Dalam subbab ini, perusahaan harus memperhatikan beberapa poin penting. Pertama, metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat investasi ekuitas.
Terdapat beberapa metode yang umum digunakan, seperti metode ekuitas, metode biaya, atau metode konsolidasi. Setiap metode memiliki aturan dan prinsip yang berbeda dalam pengakuan dan pengukuran investasi ekuitas. Selanjutnya, perubahan nilai investasi ekuitas harus tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Kenaikan atau penurunan nilai investasi harus diakui dalam laporan laba rugi, dan kepemilikan saham dapat mempengaruhi laporan arus kas.
Terakhir, jika perusahaan memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan atas entitas investee, perusahaan harus mempertimbangkan metode konsolidasi untuk menggabungkan laporan keuangan investee ke dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan.
Investasi
Dalam dunia bisnis modern, investasi menjadi salah satu aspek penting dalam strategi pertumbuhan dan pengelolaan keuangan perusahaan. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk investasi hutang dan investasi ekuitas. Dalam konteks akuntansi keuangan menengah, penting bagi perusahaan untuk memahami bagaimana mengakuntansi dan melaporkan investasi ini dengan tepat.
Akuntansi untuk Investasi Hutang melibatkan penempatan dana dalam instrumen hutang seperti obligasi, surat berharga jangka pendek, atau pinjaman yang diberikan kepada pihak lain. Dalam subbab ini, perusahaan perlu memperhatikan beberapa aspek penting.
Pertama, penilaian dan pengakuan investasi hutang. Saat perusahaan membeli investasi hutang, penting untuk menilai dan mengakui investasi tersebut dalam laporan keuangan. Ini melibatkan penentuan nilai wajar investasi hutang dan alokasi harga perolehan antara investasi itu sendiri dan bunga yang belum diterima. Selanjutnya, pengukuran bunga menjadi hal penting dalam akuntansi investasi hutang. Pendapatan bunga yang diterima dari investasi hutang harus diukur dan dialokasikan selama masa investasi menggunakan metode suku bunga efektif. Terakhir, jika terjadi perubahan kontrak atau restrukturisasi investasi hutang, perusahaan harus mempertimbangkan perlakuan akuntansi yang sesuai, termasuk perubahan nilai investasi dan pengakuan pendapatan bunga yang disesuaikan.
Akuntansi untuk Investasi Ekuitas melibatkan kepemilikan saham atau investasi dalam bentuk ekuitas perusahaan lain. Dalam subbab ini, perusahaan harus memperhatikan beberapa poin penting. Pertama, metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat investasi ekuitas.
Terdapat beberapa metode yang umum digunakan, seperti metode ekuitas, metode biaya, atau
metode konsolidasi. Setiap metode memiliki aturan dan prinsip yang berbeda dalam pengakuan dan pengukuran investasi ekuitas. Selanjutnya, perubahan nilai investasi ekuitas harus tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Kenaikan atau penurunan nilai investasi harus diakui dalam laporan laba rugi, dan kepemilikan saham dapat mempengaruhi laporan arus kas.
Terakhir, jika perusahaan memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan atas entitas investee, perusahaan harus mempertimbangkan metode konsolidasi untuk menggabungkan laporan keuangan investee ke dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan.
Akuntansi untuk Investasi Hutang.
Investasi Hutang:
Investasi hutang mengacu pada pembelian obligasi atau surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Investor yang membeli obligasi menjadi kreditur yang memberikan pinjaman uang kepada entitas yang menerbitkannya.
Karakteristik Utama:
- Pembayaran tetap bunga atau kupon kepada pemegang obligasi.
- Masa jatuh tempo yang telah ditentukan untuk pengembalian pokok.
- Lebih rendah risiko dibandingkan dengan ekuitas, karena pemegang obligasi mendapatkan prioritas dalam pembayaran jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Motivasi Berinvestasi:
1. Dapatkan Tingkat Pengembalian yang Tinggi:
Investor sering mencari investasi yang dapat memberikan pengembalian yang signifikan atas uang mereka. Investasi ekuitas seringkali dianggap memiliki potensi tinggi untuk pertumbuhan modal, sementara investasi hutang mungkin menawarkan tingkat bunga yang menarik.
2. Mengamankan Pengaturan Operasi atau Pembiayaan Tertentu dengan Perusahaan Lain
(Sekuritas Ekuitas):
Perusahaan sering mengeluarkan sekuritas ekuitas, seperti saham preferen, untuk mendapatkan pembiayaan tambahan atau mengamankan kemitraan strategis dengan investor tertentu.
Investasi dalam sekuritas ekuitas dapat memberikan investor akses ke keuntungan perusahaan serta pengaruh dalam pengambilan keputusan strategis
Investasi hutang dicirikan oleh pembayaran kontraktual pada tanggal tertentu - pokok
- bunga atas jumlah pokok yang terutang.
Perusahaan mengelompokkan investasi utang ke dalam tiga kategori:
1. Disimpan untuk dikoleksi
2. Dimiliki untuk dikoleksi dan dijual 3. Jual beliakuntansi untuk investasi hutang.
Akuntansi untuk Investasi Ekuitas
Investasi Ekuitas adalah suatu bentuk investasi di mana seorang investor memperoleh kepemilikan dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau pengaruh dalam perusahaan tersebut. Jenis investasi ini dapat mencakup berbagai instrumen, seperti saham biasa, saham preferen, atau instrumen keuangan lainnya, seperti waran dan hak.
Kepemilikan dalam Investasi Ekuitas:
Saham Biasa (Common Stock): Saham biasa adalah bentuk kepemilikan dalam perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan perusahaan dan berpartisipasi dalam pemilihan manajemen dan keputusan perusahaan.
Saham Preferen (Preferred Stock): Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan beberapa keuntungan tambahan kepada pemegangnya, seperti hak atas dividen tetap sebelum saham biasa dan prioritas dalam distribusi aset jika perusahaan mengalami kebangkrutan.
Waran dan Hak (Warrants and Rights): Waran adalah hak untuk membeli saham dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu, sementara hak adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk membeli saham tambahan dengan harga yang ditentukan.
Biaya yang Termasuk dalam Investasi Ekuitas:
Harga Pembelian Sekuritas: biaya awal yang dikeluarkan oleh investor untuk membeli saham atau instrumen ekuitas lainnya.
Broker Fee (Biaya Broker): Biaya yang dikeluarkan untuk jasa perantara atau broker yang memfasilitasi transaksi pembelian atau penjualan saham. Biaya broker ini dicatat sebagai beban dalam akuntansi.
Perlakuan Akuntansi untuk Investasi Ekuitas setelah Akuisisi:
Sejauh mana suatu perusahaan (investor) memperoleh kepemilikan atas saham biasa perusahaan lain (investee) akan menentukan bagaimana investasi tersebut akan diakuntansi setelah akuisisi.
Kepemilikan Kurang dari 20% - Diperdagangkan:
Menurut IFRS, jika kepemilikan saham kurang dari 20% dan saham tersebut diperdagangkan di pasar saham, maka asumsi umum adalah bahwa investasi ekuitas dimiliki untuk diperdagangkan. Aturan akuntansi dan pelaporan umum melibatkan hal-hal berikut:
Investasi dinilai pada nilai wajar.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dicatat dalam laba bersih.
Kepemilikan Kurang dari 20% - Non Perdagangan:
IFRS memungkinkan perusahaan untuk mengklasifikasikan beberapa investasi ekuitas sebagai non-perdagangan. Aturan akuntansi dan pelaporan umum dalam kasus ini melibatkan hal berikut:
Investasi dinilai pada nilai wajar.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dicatat dalam penghasilan komprehensif lain.
Entri akuntansi untuk mencatat investasi ekuitas non-perdagangan mirip dengan investasi ekuitas perdagangan, kecuali untuk catatan
Investasi Ekuitas - Non Perdagangan:
keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi. Perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi sebagai bagian dari penghasilan komprehensif lain.
Dengan demikian, perlakuan akuntansi dan pelaporan keuangan yang tepat untuk investasi ekuitas akan sangat bergantung pada tujuan dan sifat kepemilikan perusahaan dalam investasi tersebut, serta kerangka akuntansi yang digunakan, seperti IFRS.
Metode Akuntansi Ekuitas
Metode akuntansi ekuitas adalah metode akuntansi yang mencatat investasi pada mulanya sebagai biaya perolehan (at cost) dan selanjutnya akan disesuaikan dengan perubahan bagian investor atas kekayaan bersih/ekuitas dari badan usaha penerima investasi (investee) yang terjadi sesudah perolehan awal investasi.
• Tujuan Metode Akuntansi Ekuitas
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, tujuan dari ditunjukkannya ekuitas yakni sebagai nota kesepahaman. Ekuitas harus dilaporkan dengan sumber yang dijelaskan secara rinci dan ditunjukkan ke pemilik perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait yang relevan.
Selain itu, ekuitas juga bertujuan sebagai salah satu faktor penentu harga saham perusahaan.
Baik atau buruknya ekuitas akan mencerminkan seberapa baiknya nilai buku perusahaan tersebut. Dan karena itulah, harga saham juga sangat dipengaruhi oleh ekuitas
Walaupun demikian, tidak selalu nilai ekuitas per saham lebih tinggi dari harga saham itu sendiri. Disaat para investor melihat adanya prospek yang baik pada perusahaan di masa mendatang, maka bukan tidak mungkin harga saham akan lebih tinggi dari nilai ekuitas
Karena hal-hal inilah, para pengusaha wajib memahami dasar-dasar ekuitas dengan baik.
Karena dengan begitu, seberapa besar nilai saham serta aset yang sudah bersih dari hutang dan kewajiban dapat diketahui. Dari hal dasar inilah, perusahaan bisa dianalisis kesehatan keuangannya.
1. Unsur-Unsur Ekuitas
Apabila seorang pengusaha ingin menjaga kualitas dan kesehatan bisnis yang dijalankannya, maka salah satu syaratnya adalah dengan menjaga nilai modal. Oleh sebab itu, tentu setiap seluk beluk ekuitas harus dipelajari termasuk unsur-unsur yang membangunnya.
Adapun unsur-unsur dari ekuitas antara lain
Modal Disetor
Unsur pertama yang harus diketahui dalam ekuitas adalah modal disetor. Ini merupakan sejumlah uang yang ditanam atau diinvestasikan oleh pemiliknya yang sering disebut sebagai pemilik saham untuk mengembangkan operasi bisnis
Modal disetor merupakan sumber modal pertama dari pemegang saham pada sebuah perusahaan. Sementara itu, sumber utama modal ini adalah dari penerbitan saham atau yang kerap disebut sebagai modal saham.
Saham inilah yang kemudian akan dibagi menjadi lembaran dengan nilai tertentu berdasar yang telah diterbitkan perseroan. Modal disetor atau yang disebut juga modal dikontribusi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu modal saham serta tambahan pembayaran (additional paid-in capital).
• Modal saham: nilai total uang atau lembar saham yang diedarkan di perusahaan
• Tambahan pembayaran: terdapat agio dan disagio, agio merupakan selisih antara jumlah setoran para pemegang saham dengan jumlah nilai saham tersebut. Sementara disagio adalah sebaliknya.
2. Laba Ditahan (Retained Earnings)
Unsur selanjutnya dari ekuitas adalah laba ditahan. Ini merupakan laba atau untung bersih kumulatif pada operasional perusahaan di tahun sebelumnya. Tentu, dikatakan sebagai
laba ditahan karena laba ini tidak diambil oleh pemilik atau pemegang saham dan juga tidak dibagikan sebagai dividen.
Oleh sebab itu, keuntungan yang tidak dibagi ini tetap ada di perusahaan. Meskipun begitu, laba ditahan bisa saja dibayarkan sebagian ke pemegang saham sebagai dividen dan sebagian lagi ditahan. Keputusan seperti ini sepenuhnya ada pada tangan pemegang saham.
3. Modal Penilaian Kembali
Modal penilaian kembali adalah selisih antara buku lama dengan buku baru atau selisih antara periode lama dengan periode saat ini. Tentu pada sebuah bisnis akan terdapat beberapa evaluasi pada aset. Penilaian kembali dilakukan demi memenuhi prinsip keadilan yang ada pada perusahaan.
Tujuan penilaian kembali adalah menjaga agar aset perusahaan tetap berada pada keadaan wajar. Karena penilaian ini mengeluarkan biaya, maka semua akan ditanggung bersama oleh masing-masing anggota.
Contohnya, suatu bisnis menilai kembali naiknya harga aset tanah. Dan karena sebab itu, peningkatan nilai aset ini tadi juga akan meningkatkan nilai ekuitas pada perusahaan. Sebuah perusahaan bisa memasukkan sisa modal buku lama ke buku yang baru dengan tujuan memaksimalkan modal yang ada.
4. Modal Sumbangan
Modal sumbangan dalam ekuitas adalah aktiva yang didapat dari sumbangan dari luar perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan modal sumbangan, maka hal tersebut tidak perlu dijurnalkan melainkan cukup dicatat memorial saja.
Modal sumbangan yang diterima untuk menutup risiko kerugian maka dapat diakui sebagai ekuitas. Sementara itu, apabila modal sumbangan yang berupa pinjaman, maka terdapat kewajiban bagi perusahaan untuk membayarnya.
Karena modal sumbangan dapat otomatis menambah modal perusahaan, maka hal ini bisa menjadi aset tambahan tanpa adanya pengeluaran modal untuk tambahan aset yang baru
5. Modal Lain
Selain dari empat modal di atas, maka modal bisa dikategorikan pada modal lain. Modal dari sumber lain ini bisa berasal dari cadangan potongan harga, modal yang diperluas, cadangan obligasi, modal ekspansi, dan lain sebagainya.
Modal yang terdapat pada cadangan laba juga termasuk dalam modal lain. Hal ini tidak dapat dibagikan tetapi bisa dimiliki lagi oleh para pemilik saham dalam bentuk dividen.
Jenis-Jenis Ekuitas
Pada umumnya terdapat empat pembagian jenis ekuitas yang sering dipelajari. Adapun keempat jenis ekuitas adalah sebagai berikut ini:
1.Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham merupakan nilai sewa aset pada perusahaan yang jika nantinya aset itu terlikuidasi maka akan dikembalikan pada pemegang saham. Meskipun begitu, kewajiban perusahaan harus terlebih dahulu dibayarkan.
Ekuitas jenis inilah yang bisa menjadi nilai tersendiri serta penentu kondisi keuangan di perusahaan. Jika didasarkan pada segi sumber dan riwayatnya, ekuitas pemegang saham terbagi menjadi dua, yaitu modal setoran serta laba ditahan.
2. Ekuitas Pemilik Perusahaan
Jenis ekuitas ini adalah ekuitas dengan aset atau kekayaan bersih. Ekuitas ini mengacu ke investasi dari pemilik yang terdapat dalam aset perusahaan setelah dikurangi oleh semua kewajiban. Adapun komponen dari ekuitas pemilik perusahaan adalah aset dan juga kewajiban.
Selain itu, ekuitas jenis ini terdiri dari laba ditahan dan modal yang diinvestasikan. Jika laba ditahan serta modal yang diinvestasikan digabung, maka akan menghasilkan apa yang disebut sebagai ekuitas pemilik perusahaan.
3. Ekuitas Rumah
Jenis selanjutnya dari ekuitas adalah ekuitas rumah atau yang sering juga disebut sebagai nilai rumah. Ekuitas ini merupakan salah satu cara kepemilikan yang berupa sebuah cara menilai suatu rumah setelah dikurangi total hipotiknya. Ekuitas jenis ini sangat penting dan cocok untuk seseorang yang ingin menjual ataupun membeli rumah.
4. Pembiayaan Ekuitas
Pembiayaan ekuitas merupakan salah satu cara yang dilakukan guna meningkatkan modal. Ini bisa menjadi jalan keluar jika suatu perusahaan sudah dikatakan sukses namun tidak menghasilkan keuntungan dengan signifikan.
Salah satu contoh proses pembiayaan ekuitas adalah dengan menjual atau melepaskan saham perusahaan ke investor. Kemudian, dana yang didapatkan dari hal ini bisa digunakan untuk mengembangkan usaha.
Laporan Perubahan pada Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah salah satu laporan keuangan yang dibuat untuk menggambarkan peningkatan maupun penurunan aktiva bersih perusahaan. Hal ini dilakukan selama periode tertentu dengan berdasar prinsip pengukuran yang digunakan.
Walau sering dilewatkan oleh beberapa pihak, jenis laporan ini nyatanya sangatlah penting.
Karena dari laporan perubahan ekuitas inilah perusahaan bisa mengetahui perubahan ekuitas yang terdapat di perusahaan.
Adapun laporan ini memiliki beberapa elemen yang membentuknya menjadi sempurna, yaitu modal awal periode, pengurangan serta penambahan dalam satu periode, dan modal akhir periode.
Laporan jenis ini sering dijumpai pada perusahaan publik. Hal ini karena sebagian besar struktur kepemilikan yang dimiliki oleh perusahaan ini begitu kompleks. Sehingga juga akan terdapat beberapa perubahan akun ekuitas pada tahun tertentu. Dengan adanya laporan
perubahan ekuitas, maka informasi perubahan ekuitas yang kompleks bisa diketahui dengan mudah.
Sebab Terjadinya Perubahan Modal
Setelah membahas mengenai perubahan ekuitas, maka pertanyaan selanjutnya adalah mengapa bisa terjadi perubahan modal atau ekuitas dalam suatu usaha? Modal bisa berubah dengan beragam sebab dan cara. Adapun beberapa alasan umumnya terdapat pada poin dibawah ini.
- Penyebab paling umum perubahan modal dan ekuitas adalah karena adanya kenaikan di sektor modal. Hal ini bisa berupa modal dari laba, tambahan investasi pemilik perusahaan, atau pengeluaran modal saham. Karena kenaikan inilah modal kerja pun bertambah.
- Adanya tambahan utang jangka panjang. Utang jangka panjang ini bisa berasal dari hipotek, obligasi dan lain sebagainya. Akibatnya pertambahan aktiva lancar harus mengimbanfinya hingga membuat modal kerja kemudian bertambah.
- Adanya pembelian atau penambahan aktiva tetap yang memiliki pengaruh pada pengurangan modal kerja.
- Terdapat penurunan atau pengurangan aktiva tetap yang kemudian akan diimbangi dengan penambahan aktiva lancar. Biasanya hal ini terjadi karena adanya proses depresiasi atau penjualan aktiva tetap, hingga menyebabkan modal kerja bertambah.
- Penyebab yang umumnya langsung berdampak terhadap perubahan modal serta ekuitas adalah saat perusahaan menderita kerugian. Baik karena terdapat kejadian di luar dugaan atau rugi secara normal, keduanya akan menyebabkan adanya pengurangan modal kerja.
- Terdapat pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar dengan tujuan tertentu pada jangka yang panjang. Hal ini juga bisa menyebabkan pengurangan modal kerja.
- Terdapat pengambilan barang atau uang oleh pemilik perusahaan demi kepentingan pribadinya.
Contoh Ekuitas
Untuk lebih memudahkan gambaran serta pemahaman mengenai ekuitas, maka pelajari beberapa penerapan ekuitas dalam usaha. Berikut ini beberapa contoh ekuitas menurut akun- akun atau pos-posnya:
1. Saham Biasa
Contoh paling umum dari ekuitas adalah saham biasa. Saham biasa adalah ekuitas bisnis yang mencakup modal atau investasi awal yang diberikan. Ekuitas ini menjadikan pemilik saham memiliki hak untuk memiliki beberapa aset tertentu. Sementara itu, pemegang saham juga memiliki beberapa kewajiban termasuk merumuskan prosedur serta kebijakan perusahaan dan memilih direksi serta pejabat yang berwenang.
2. Saham Preferen
Berbeda dengan saham biasa yang telah dijelaskan di atas, saham preferen tidak memiliki banyak kewajiban dan juga tidak mempunyai hak untuk memilih direksi. Walaupun begitu, pada umumnya mereka mempunyai hak klaim atas aset serta pendapatan melebihi hak pemegang saham biasa.
3. Saham Treasury
Contoh yang selanjutnya dari ekuitas adalah saham treasury. Jenis saham ini umumnya akan digunakan untuk membeli kembali saham milik pemegang saham biasa. Nilai dari saham satu ini biasanya negatif, dan didalam pembukuan akan dipresentasikan sebagai pengurangang dari total nilai ekuitas.
4. Tambahan Modal yang Dibayarkan
Ekuitas jenis ini didapatkan dari tambahan investasi yang diberikan oleh para pemegang saham di luar saham pokok mereka sendiri. Pos ekuitas satu ini juga umum disebut sebagai kontribusi surplus, yang mana lebih tinggi daripada pos-pos ekuitas yang lainnya. Nilainya pun bisa berubah sesuai dengan untung atau rugi yang didapatkan perusahaan dari penjualan saham.
5. Laba yang Disimpan
Pendapatan satu in merupakan pendapatan bersih yang diperoleh oleh pemilik bisnis yang mana tidak dibayarkan pada pemegang saham. Adapun saldo laba yang disimpan didapatkan dari penjumlahan pendapatan suatu bisnis, dikurangi total jumlah dividen yang dibayarkan pada pemegang saham.
Efek Ekuitas bagi Perusahaan
Seperti penjelasan di atas, nilai pada ekuitas itu mencerminkan nilai buku yang dimiliki oleh perusahaan. Dan karena itulah, salah satu efek ekuitas adalah dapat menjadi faktor penentu harga saham perusahaan tersebut.
Karena nilai ekuitas akan ditampilkan secara rinci sesuai dengan peraturan perundang- undangan, maka ini akan menjadi patokan bagi orang lain atau investor tentang gambaran perusahaan. Nilai ekuitas adalah indikator yang menunjukkan sehat tidaknya keuangan suatu perusahaan.
Rumus utama ekuitas yaitu total keseluruhan aset setelah dikurangi total hutang perusahaan. Nilainya pun bisa negatif atau positif sesuai dengan keadaan perusahaan. Apabila ekuitas bernilai negatif, artinya perusahaan tidak mempunyai aset yang cukup untuk menutupi atau membayar hutang.
Evaluasi Masalah Besar lainnya yang terkait dengan Investasi Utang dan Ekuitas Selain masalah yang telah dibahas sebelumnya, terdapat sejumlah masalah besar lainnya yang terkait dengan investasi utang (debt) dan ekuitas (equity) dalam dunia keuangan. Ini termasuk:
1. Risiko Pasar:
- Terkait dengan fluktuasi nilai pasar aset investasi. Pasar saham, obligasi, dan komoditas dapat mengalami volatilitas yang signifikan, yang dapat memengaruhi nilai investasi secara keseluruhan.
2. Risiko Kredit:
- Terkait dengan kemungkinan bahwa pihak yang berutang gagal membayar utangnya. Ini bisa berdampak signifikan pada pemegang obligasi atau investor utang.
3. Risiko Likuiditas:
- Terkait dengan kesulitan menjual atau menguangkan investasi dalam waktu yang singkat tanpa mengalami kerugian signifikan. Ini dapat menjadi masalah khususnya dalam investasi ekuitas yang kurang likuid.
4. Risiko Inflasi:
- Terkait dengan penurunan daya beli uang Anda seiring waktu. Jika investasi Anda tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang cukup untuk mengimbangi inflasi, Anda mungkin akan kehilangan daya beli.
5. Risiko Mata Uang:
- Terkait dengan fluktuasi nilai tukar mata uang jika Anda berinvestasi dalam aset atau instrumen yang dinyatakan dalam mata uang asing. Ini dapat memengaruhi nilai investasi Anda jika mata uang asing melemah terhadap mata uang Anda.
6. Risiko Kebijakan dan Hukum:
- Terkait dengan perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah yang dapat memengaruhi investasi Anda. Misalnya, perubahan pajak atau regulasi keuangan dapat memengaruhi hasil investasi Anda.
7. Risiko Manajemen:
- Terkait dengan keputusan manajemen perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja dan nilai investasi Anda. Misalnya, kebijakan manajemen terkait utang atau ekuitas, strategi operasional, atau pengelolaan risiko perusahaan.
8. Risiko Politik dan Geopolitik:
- Terkait dengan perubahan dalam lingkungan politik dan geopolitik yang dapat memengaruhi kondisi pasar dan investasi Anda. Konflik, sanksi internasional, atau perubahan pemerintahan bisa menjadi contoh risiko ini.
9. Risiko Sektoral:
- Terkait dengan kinerja sektor industri tertentu. Investasi dalam sektor yang tertentu dapat berisiko jika sektor tersebut mengalami tantangan atau perubahan struktural yang signifikan.
10. Risiko Moral:
- Terkait dengan perilaku yang tidak etis atau melanggar hukum oleh pihak yang terlibat dalam investasi. Contohnya adalah skandal korporasi yang dapat memengaruhi nilai saham.