1.
BUKU, (Pembuktian_Elektronik_dan_Digital_Forensik_di_Indonesia (hal 145-150).
2. Yang perlu diperhatikan saat melakukan identifikasi alat bukti elektronik, yaitu:
Pertama, semua penanganan terhadap alat bukti elektronik (yaitu data yang diperoleh dari komputer atau media penyimpanan, atau alat dan perangkat elektronik lain) yang dilakukan oleh aparat penegak hukum tidak boleh mengakibatkan adanya perubahan atau kerusakan terhadap data agar dapat diterima di pengadilan.
Kedua, dalam keadaan-keadaan dimana seseorang harus mengakses data original yang terdapat dalam komputer atau media penyimpanan, orang yang dimaksud harus memiliki kompetensi untuk melakukannya, dan harus mampu memberikan penjelasan mengenai relevansi tindakannya terhadap data dan akibat dari perbuatannya itu.
Ketiga, bahwa harus ada prosedur dan proses yang jelas yang diterapkan untuk mengumpulkan dan menganalisa alat bukti elektronik. Prosedur yang dimaksud memuat penanganan alat bukti elektronik mulai dari penemuan barang bukti yang mengandung alat bukti elektronik, pembungkusan barang bukti, pemeriksaan, analisa dan pelaporan.
Keempat, harus ada pihak atau pejabat yang bertanggungjawab untuk memastikan pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta keseluruhan proses dan prosedur yang dìmaksud.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan barang bukti yang menyimpan alat bukti elektronik ialah bahwa ada begitu banyak jenis alat dan media yang menyimpan informasi.
Mengingat ada begitu banyak jenis media penyimpanan informasi dan teknologi, penanganannya pun memiliki karakteristik masing-masing.
BUKU, (Pembuktian_Elektronik_dan_Digital_Forensik_di_Indonesia (hal 53-54))
3. Adapun dalam peng-ilustrasikan pada peristiwa ini ialah yang terjadi pada kasus
“Kejahatan Siber Peretasan Kartu Kredit di Jepang “ bahwa pada tanggal 8 agustus 2023 , tersangkan WNI Dua orang pelaku yakni SB ditangkap di Jepang, dan DK ditangkap di Yogyakarta.
Dalam melakukan akses ilegal tersebut pelaku menggunakan hacking tools yang diperoleh dari laman 16shop, salah satu penyedia hacking tools yang cukup populer di dunia peretasan.
Pemeriksaan Penyitaan
Barang Bukti
Hasil Autentifikasi
Pengumpulan Persiapan data
Integritas Pemeliharaan
Barang Bukti Presentasi
Integritas
Para pelaku melakukan ilegal akses dalam pembelian barang-barang elektronik secara daring di Jepang dengan korban para pemilik akun marketplace B-Stock dan Tsukumo net shop yang menimbulkan kerugian kurang lebih Rp1,6 miliar.
Dalam hal ini, barang bukti elektronik yang relevan termasuk:
a) Ponsel pintar b) Laptop c) Hardisk
d) Transaksi uang
Bahwa pada peristiwa kasus tersebut ialah dengan cara Identity theft (pencurian data-data penting dari orang-orang yang menjadi target)
BUKU, (Pembuktian_Elektronik_dan_Digital_Forensik_di_Indonesia (hal 167) 4. Chain of Custody(COC) adalah Alur rangkaian pengamananan barang bukti, dari mulai ditemukan di
TKP sampai penduplikasian dan penyimpanannya baik secara konvensional ataupun Digital.
Dalam Chain Of Custody, ada 2 unsur yang wajib menjadi poin terkait yang meliputi : 1. Person dan 2.Aktivity.
a) Ponsel pintar
Penemuan : Pelaku menggunakan Ponsel pintar dalam menjalankan hacking
Penjabaran : Dalam kejahatannya, pelaku menggunakan ponsel pintar. Kemudian pelaku mengakses hacking tools dalam laman 16shop.
b) Laptop
Penemuan : Pelaku menggunakan laptop untuk ilegal akses dalam pembelian barang- barang elektronik secara daring di Jepang
Penjabaran : Dalam melakukan illegal akses pembelian barang-barang secara daring tersbut. Pelaku mendapatkan target korban, targetnya yaitu para pemilik akun marketplace B-Stock dan Tsukumo net shop.
c) Hardisk
Penemuan : Data para pemilik akun marketplace B-Stock dan Tsukumo net shop tersimpan di Hardisk pelaku.
Penjabaran : Para Pelaku menyimpan data para pemilik akun marketplace B-Stock dan Tsukumo net shop di Hardisk.
d) Transaksi Uang
Penemuan : Pelaku mencuri uang di rekening para pemilik akun marketplace B-Stock dan Tsukumo net shop.
Penjabaran : Pelaku menggunakan data pribadi para pemilik akun marketplace B- Stock dan Tsukumo net shop yang tersimpan untuk melakukan pencurian uang di rekening para pemilik akun tersebut. Menyebabkan Korban mengalami kerugian senilai kurang lebih Rp1,6 miliar.
BUKU, (Pembuktian_Elektronik_dan_Digital_Forensik_di_Indonesia (hal 167)
NAMA KELOMPOK :
1. M. Luqman Abdillah Badubbah (192040100038) 2. Mohammad Wildan Habibi (202040100019) 3. Elga Dwiky Santoso (202040100049)
4. Ilham Muhammad Jalu Pratama (202040100052) 5. Guntur Permana Putra (202040100072)
6. Bagus Afianto (2020401000111)