Dapat diajukan kembali ke Fakultas Ushuluddin Jurusan/Prodi Tafsir dan Hadits UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teologi Islam. Judul Skripsi : Peran H{asan bin 'Ali< bin Abi<> T{ali
Syaddah (Tasydīd)
Hamzah
Penulisan Kata
Apa relevansi peristiwa Am al-Jama>'ah dalam kontribusinya terhadap kancah politik di Indonesia? Langkah selanjutnya setelah analisis data yang diperoleh adalah al-i'tiba>r.10 Dengan cara ini dapat ditemukan sanad-sanad lain baik pada tingkat sahabat maupun t}a>bi'i>n dan t>abi 'Saya mendukung > n al-T{a>bi'i>n. Bab keempat membahas tentang kontekstualisasi hadis, dalam hal ini penulis menjadikan peristiwa am al-Jama>'ah relevan dengan politik di Indonesia.
Daripada carian menggunakan kitab al-Mu'``jam, maklumat diperolehi bahawa hadith yang dipelajari penulis terdapat dalam kitab Musna>d Ahmad bin Hanbal, Sah{i>h{ al-Bukha> ri>, Sunan. Abu> > Da>wud, Sunan al-Tirmizi>> dan Sunan al-Nasa>'i>. Seterusnya, mengkaji hadis secara menyeluruh; yang merangkumi tinjauan sanad (rijal atau riwayat), matan dan syraha hadith, penulis memfokuskan kepada hadith riwayat al-Nasa>'`i>. Manakala muttabi>''` ialah perawi yang berstatus penyokong tetapi tidak berjawatan sahabat.
Pada tabaqat pertama dan kedua yaitu tabaqat sahabat (Abu>>.. Bakrah) dan tabaqat ta>bi'i>n (al-H}asan), hadits di atas termasuk dalam kategori hadits g{a>rib .9 Pada tabaqat berikutnya, karena jumlah saluran pada setiap tabaqat tidak seimbang; hanya ada dua orang, atau tiga orang, atau lebih, maka hadis ini termasuk dalam kategori hadis Aziz.10 Menurut Drs. Seperti yang penulis sampaikan di atas, maka penelitian ini akan fokus pada hadits yang diriwayatkan oleh al-Nasa>'`i> dari Abu> >. Nama lengkapnya adalah Nafi>'` bin al-H{aris bin Kaladah bin 'Amr bin 'llaj bin Abi>> Salamah.12 Ada pula yang mengatakan bahwa nama lengkapnya adalah 'Abd al-'Izzi bin Girah bin' . Auf bin Qais.
Abu> Bakrah dan al-H}asan bin 'Ali>> meninggal dunia pada tahun yang sama. 16. Abu> 'Ali>> al-NaisAbu> ri: Beliau adalah seorang imam yang kepakarannya dalam bidang hadith tidak diragukan lagi. Sebagai pengakhiran kepada kajian sanad, terdapat hadis tentang sifat-sifat istimewa H}asan bin 'Ali>> bin Abi> Tal>ib, diriwayatkan oleh al-Nasa>'i> daripada Abu>.
Hadis riwayat al-Nasa>'i> di atas, yang membicarakan tentang keistimewaan H}asan bin Ali> bin Abi> Thali>b untuk mendamaikan dua golongan umat Islam yang sedang berperang, tidak bertentangan dengan al-Quran di semua . Justeru, hadis riwayat al-Nasa>‘i> di atas sama sekali tidak bercanggah dengan hadis-hadis lain. 46 Lihat Abu> `Abdillah Muh{ammad bin Isma`il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari> al-Ju`fi>, Sah{i>h{..., Bahagian IV: hlm.
Berdasarkan tiga langkah metodologi kritikan teks hadis di atas, bersama dengan beberapa piawaian analisis sejarah yang ditambahkan, teks hadis mengenai keistimewaan Hasan, yang disampaikan oleh al-Nasa>'i> ternyata tidak bertentangan. , dan tiada ciri yang melemahkan dalam kandungan teks. Abi Th'ali'b dalam perselisihan politik antara dua golongan umat Islam berdasarkan hadis riwayat 'Abu Bakrah' dalam Sunan al-Nasa'>'i>. 6 Badr al-Di>n 'Abi> Muh{ammad Mahmud bin Ahmad al-Aini>, 'Umdeh al-Kari SyarhSah{i>h{.
Akibatnya perlawanan masyarakat memuncak sehingga terjadilah peristiwa fitnah yang pertama, yaitu terbunuhnya Usman oleh para pemberontak yang tidak puas dengan kinerja Usman.38.
ﻥﺍﻦﺑﺍ
ﻦﻣﻰﻠ
ﻞﻛ ﻭﺎﻨﺘﺤﻴﺑﺫ
ﻟﺬﻠ ﺍ
ﻼﺮﻔ
Kesimpulan
Hadits riwayat al-Nasai di atas termasuk dalam kelompok hadis hari Minggu dengan kategori aziz dan mempunyai nilai shahih. Pesan moral yang dapat dipetik dari beberapa kitab hadis Islam adalah kemaslahatan umat hendaknya diutamakan di atas kepentingan pribadi, terutama yang berupa kepentingan untuk memperoleh kekuasaan.
Saran-saran
Jika hadis ini dipahami dalam konteks politik Indonesia pada era saat ini, maka dapat dirumuskan bahwa perdamaian (islah) merupakan solusi paling tepat untuk menyelesaikan konflik. Selain sanad, penelitian terhadap matan tidak menjadi lebih penting jika kajian tersebut kemudian lebih menitikberatkan pada kontekstualisasi matan, sebagai respon terhadap segala fenomena yang terjadi di luar masa ketika sebuah hadis dituturkan Nabi SAW. Alangkah baiknya jika kajian hadis saat ini lebih fokus pada persoalan-persoalan kekinian, karena di sana akan memunculkan pemberitahuan-pemberitahuan tentang melakukan hal-hal yang disinyalir tidak ada dalam hadis, dan juga sebagai salah satu cara untuk menghidupkan kembali sunnah dalam menjawab permasalahan. -masalah melalui kontekstualisasi hadits matan.
Penutup
Dimasyqi>, Ibrahim bin Muh{ammad bin Kamal al-Di>n Ibnu Hamzah al-H{usin al-H{anafi>. Sjiïtiese verraad and hul invloed op die nederlaag in die Moslem Ummah, Jakarta: Pustaka al-Kaus{ar, 2006. Ju`fi, 'Abu>`Abdillah Muh{ammad bin Isma`il bin Ibra>him bin al-Mug{irah bin Bardizbah al-Bukha>ri>.
Madza>hibut Tafsi>r: Peta metodologi penafsiran Al-Qur'an dari masa klasik hingga masa kini. Alfatih, “Metode Hermeneutik dalam Menceritakan Hadits: Menuju Pemahaman Hadits yang Ideal dan Komprehensif, dalam Jurnal Kajian Ilmu Pengetahuan Islam - Al-Qur'an dan Hadits Vol.