PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kalimat
Seperti yang Anda ketahui, bahasa terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang diungkapkan oleh lapisan bentuk. Bentuk bahasa terdiri dari satuan-satuan yang dapat dibedakan menjadi dua satuan, yaitu satuan fonologis dan satuan gramatikal. Satuan fonologi meliputi fonem dan suku kata, dan satuan gramatikal meliputi wacana, kalimat, klausa, frase, kata dan morfem (Ramlan 1996:34), pada kesempatan ini kita akan membahas masalah kalimat, kemudian menganalisisnya dalam tiga tingkatan, yaitu tingkatan fungsi. dan kategori peran.
Jadi dasar kalimat biasanya berupa kalimat, karena di dalam kalimat sudah terdapat fungsi internal bahasa yaitu fungsi semantik, fungsi sintaksis dan fungsi pragmatis (HP. Ahmad. 2002: 5). Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai dengan naik turunnya nada akhir. Pendapat Lado kembali ditegaskan oleh Krida. Kalimat adalah satuan bahasa yang membentuk suatu hierarki mulai dari kata, frasa, klausa, klausa, gugus klausa, paragraf, gugus paragraf, hingga wacana.
Sementara itu, Ramlan (1996:44) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh jeda panjang yang disertai dengan turun atau naiknya nada akhir. Selalu ada sesuatu yang dinyatakan yang diikuti oleh bagian yang menjelaskan atau memberikan sesuatu tentang apa yang ditemukan.
Ciri-Ciri Kalimat
Kalimat Aktif
Subjek dalam kalimat aktif datang langsung setelah kata kerja, tanpa preposisi, dan dapat digunakan sebagai subjek kalimat pasif. Pada ketiga pasang kalimat di atas, subjeknya adalah nomina atau frase nominal yang langsung mengikuti verba: I dan job (1), we dan space (2), dan you dan opportunity (3). Kata benda objek atau frase kata benda dengan atau tanpa preposisi bertindak sebagai pelengkap: pekerjaan dan untuk saya (1), uang dan kami (2) dan peluang dan Anda (3).
Dari contoh (a) dan (b) pada (4-6) di atas, tampak bahwa pemilihan bentuk verba tertentu menentukan frase nominal mana yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Misalnya, jika predikatnya adalah kata kerja yang diberikan, saya, dan bukan pekerjaannya, menjadi subjeknya. -Membalik aturan ini akan menghasilkan kalimat yang salah: "Dia ditugaskan posisi Posisi ditugaskan kepadanya".
Karena predikat dalam kalimat tidak memiliki objek dan tidak ada pelengkap adalah kata kerja intransitif (intransitif), kalimat seperti itu disebut kalimat intransitif (intransitif). Sebaliknya, tanpa kehadiran objek dalam kalimat semi transitif, juga akan mengubah bentuk kalimat menjadi kalimat intransitif.
Fungsi Kalimat
Jika diperhatikan kalimat-kalimat tersebut, maka yang dimaksud dengan subjek adalah sesuatu yang dianggap berdiri sendiri dan tentang sesuatu yang diberitakan (Putrayasa, 2001). Karena subjek mengandung sesuatu yang berdiri sendiri, maka harus dibentuk dari kata benda (mereka, rumah). Dari uraian tersebut, ciri-ciri subjek adalah (1) ada yang dikatakan tentangnya, (2) dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang diobjekkan. 3) dapat bertanya dengan kata tanya apa atau siapa dengan adanya predikat.
Pemberian informasi tentang sesuatu yang berdiri sendiri pasti menceritakan apa yang dilakukan atau dalam keadaan apa subjek itu. Ahli lain mengatakan bahwa predikat adalah konstituen utama yang didampingi oleh konstituen subjek di sebelah kiri, dan jika ada konstituen objek, pelengkap atau pernyataan imperatif di sebelah kanan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Ramlan (1996) mengatakan bahwa predikat adalah unsur klausa yang selalu ada dan menjadi pusat klausa karena memiliki keterkaitan dengan unsur lain yaitu dengan S, O, K.
Sakri (1998) mengatakan bahwa predikat adalah puncak karya yang berposisi sebagai deskripsi dan menunjukkan perbuatan atau perbuatan. Objek adalah konstituen kalimat yang keberadaannya dipersyaratkan oleh predikat berupa verba transitif dalam kalimat aktif (Putrayasa, 2001). Verba transitif biasanya ditandai dengan adanya afiks tertentu, sufiks –kan dan –I serta awalan meng- umumnya membentuk verba transitif.
Subjek dalam kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimatnya pasif, seperti contoh kalimat di bawah ini. Kemungkinan tertukarnya unsur subjek dengan miliknya dan pendengarannya menjadi objek kalimat pasif merupakan ciri utama yang membedakan objek dengan pelengkap berupa nomina atau frase nominal. Baik subjek maupun pelengkapnya seringkali berbentuk nomina dan keduanya sering menempati posisi yang sama yaitu setelah verba (Alwi, et.al, 1998).
Dalam contoh ini dapat dilihat bahwa barang bekas adalah ekspresi nominal dan muncul setelah kata kerja untuk berurusan dan berdagang. Berikut ini adalah beberapa contoh pelengkap dengan predikat berupa verba dan adjektiva intransitif dan ditransitif. Kadang-kadang hubungan antara kata kerja dan kata benda atau kata sifat begitu dekat sehingga terlihat seperti idiom. Perhatikan bentuknya.
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Variabel Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 35 Makassar dalam menyusun kalimat aktif. Teknik yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 35 Makassar yang berjumlah 295 siswa.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan melakukan tes terhadap kemampuan siswa menyusun kalimat aktif bahasa Indonesia selama proses pembelajaran dan mengukur pemahaman belajar melalui tes yang diberikan di kelas VII SMP Negeri 35 Makassar. Untuk mengetahui kemampuan menyusun kalimat aktif siswa kelas VII SMP Negeri 35 Makassar, penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor rata-rata, skor tertinggi, skor terendah dalam persentase.
Pada bagian ini, hasil penelitian dibahas secara lebih rinci sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan. Hasil kuantitatif merupakan gambaran kemampuan menulis paragraf induktif siswa kelas VIII SMP Negeri 34 Makassar yang dinyatakan dalam angka, sedangkan hasil kualitatif merupakan rumusan hasil penelitian berupa pernyataan-pernyataan sebagai pengujian hipotesis. Data yang diperoleh dalam penelitian diolah dan dianalisis menurut teknik dan prosedur yang telah ditentukan.
Mengetahui tingkat kemampuan siswa VII. siswa kelas SMP Negeri 35 Makassar dalam menyusun kalimat aktif, data pada tabel 4.1 di atas akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik persentase frekuensi. Berdasarkan pengolahan data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 35 Makassar sudah mengetahui cara membuat kalimat aktif. Hasil yang relevan adalah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil analisis yang dilakukan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyusun tuntutan aktif siswa kelas VII SMP Negeri 35 Makassar tergolong cukup. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 35 Makassar dalam menyusun kalimat aktif adalah cukup. Penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran kemampuan menyusun kalimat aktif dan mengatasi permasalahan yang dialami siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penyajian dan Analisis Data
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa sampel siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 23 orang atau (71,87%), sedangkan sampel siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 9 orang atau (28,12%).
Pembahasan Hasil Penelitian
Hal ini dibuktikan dengan 23 orang atau 71,87% siswa yang mendapat nilai 75 ke atas mencapai standar yaitu 71% mendapat nilai 75 ke atas pada skala penilaian 10-100. Berikut ini akan diuraikan hasil tulisan siswa yaitu kemampuan menulis paragraf induktif dan analisisnya menggunakan aspek penilaian yang telah ditentukan yaitu ejaan dan tanda baca, isi gagasan yang diungkapkan, kesatuan kalimat, pengembangan paragraf induktif, diksi atau pilihan kata , struktur kalimat dan kerapian tulisan . Penjual melayani pembeli dengan ramah (h) Pemuda itu sedang bermain dengan anak kecil. i) Ayah membaca koran (j) Ibu memasak sayur. l) Warga desa melebarkan jalan di desa mereka (m) Gadis itu merindukan orang tuanya. a) Risma menyapu halaman (b) Kakakku mencuci piring (c) Kakakku bermain boneka (d) Ibu memasak sayur (e) Andi menyiram tanaman (f) Ayah berburu rusa (g).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan frekuensi dan persentase hasil dari siswa sampel, dapat diketahui bahwa siswa sampel adalah siswa yang mendapat nilai 75 poin ke atas. terdapat 23 orang atau (71,87%), sampel siswa yang mendapat kurang dari 75, dan sebanyak 9 orang atau (28,12%). Siswa menuliskan materi yang telah dituliskan penulis di papan tulis dan memperhatikan dengan seksama.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran