• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck.) PADA AREAL PERSAWAHAN KORONG SUNGAI RANTAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck.) PADA AREAL PERSAWAHAN KORONG SUNGAI RANTAI "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck.) PADA AREAL PERSAWAHAN KORONG SUNGAI RANTAI

KECAMATAN SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Tetri Handayani, Ismed Wahidi, Yosmed Hidayat

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Email : Tetri_wulandary@yahoo.co.id

ABSTRACT

Snails (Pomacea canaliculata Lamarck.) Including fast growing species and harm. It caused by snails can reduce rice production and increased cost control. The population density of snails have a strong correlation with the percentage of attacks, the hight population can decrease results of rice production. Conversely the lowe density of snails, can increase productionof rice.

This research aims to determine the population density, the frequency present of snails and see how about conditions physico-chemical factors in the environment. This research was conducted on September 2016 in a rice field area Korong Chain River Sungai Geringging Padang Pariaman district. The method used is descriptive survey. Sampling was determined by the technique of using a sapling rondom squared frame (plot). Snails was collected at 1 week old rice after rice planted 1 month old. From the research we know that average density of snails in this area is 7.31 individuals/ . Physico-chemical factors in rice field age 1 week after planted, is water temperature is 28 ºC, water pH 7.3 and dissolved oxygen of 6.66 mg/l. On rice is 1 month old is water temperature is 28 ºC, water pH 7.4 and dissolved oxygen of 6 mg/l. Based on the data we know that the density of snails in rice fields Korong sungai Rantai Chain Sungai Geringging Padang Pariaman is high, while the physical-chemical environment factor can support the life of snails.

Key word: Population density, gilden snails (Pomacea canaliculata), rice plant.

PENDAHULUAN

Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik memiliki permukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya (Soemarno, 2010). Sawah digunakan untuk tanam padi karena sawah harus mampu menyangga genangan air yang dibutuhkan padi pada periode tertentu dalam pertumbuhannya.

Organisme yang sering dijumpai pada areal persawahan adalah ikan, katak, serangga, ular, kadal dan beberapa species siput. Salah satu siput air yang sering ditemukan pada areal persawahan yaitu keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck). Keong mas sangat rakus karena dapat memakan berbagai makanan seperti

talas, kangkung, eceng gondok, padi dan tanaman air lainnya yang masih lunak (Bulletin Warta Pertanian, 1990 dalam Riyanto, 2003).

Berdasarkan wawancara dengan petani di daerah korong Sungai Rantai keong mas memakan tanaman padi sejak di persemaian sampai tanaman padi berumur di bawah 1 bulan setelah tanam. Pengendalian keong mas hanya dilakukan dengan cara mengumpulkan keong mas pada pagi dan sore hari.

Menurut Kurniawati (2005) dalam Kurniawati & Hendarsih (2009), tingkat kerusakan tanaman padi sangat bergantung pada populasi, ukuran keong mas dan umur tanaman. Apabila ditinjau dari segi

(2)

ekologinya, keberadaan dari populasi keong mas ini tidak terlepas dari jumlah spesies dalam satu habitatnya. Parameter dari aspek biologi yang dapat dikaji dalam ekologi hewan invertebrata ini ialah kepadatan maupun frekuensi kehadirannya pada setiap habitat. Bila pada suatu area persawahan terdapat 3 ekor keong mas per sudah memperlihatkan kerusakan secara nyata pada tanaman padi.

Data badan pusat statistik Padang Pariaman (2014), menyatakan produksi padi di Kecamatan Sungai Geringging pada tahun 2012 adalah sebanyak 13.233 ton dengan luas panen 2.406 Ha, sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan produksi yang cukup besar yakni produksi padi sebanyak 11.846 ton dengan luas panen 2.278 Ha.

Faktor yang dapat mempengaruhi produksi padi tersebut adalah serangan hama.

Berdasarkan Informasi UPTD Pertanian Peternakan dan Kehutanan Kec. Sungai Geringging alah satu hama yang pempengaruhi penurunan hasil panen padi di Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman adalah hama keong mas.

Informasi tentang kepadatan keong mas telah pernah dilaporkan sebelumnya.

Menurut Riyanto (2004) kepadatan populasi keong mas tertinggi pada tiga tempat lokasi pengamatan yaitu kolam, irigasi dan sungai.

Dari hasil pengamatannya keong mas menyukai perairan yang jernih yang banyak tumbuhan air dan subtrat yang berlumpur.

Keadaan ini disebabkan karena keong mas banyak ditemukan mengelompok di tempat pergantian air, dekat rerumputan dan menempel di bebatuan atau kayu yang terapung.Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian tentang Kepadatan Populasi Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) Pada Areal Persawahan Di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran keong mas dan mengetahui bagaimana kondisi faktor fisika- kimia lingkungan pada areal persawahan di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2016. Pengambilan sampel dilakukan di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif , sedangkan teknik pengamilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik rondom sampling pada dua stasiun dengan menggunakan plot (bingkai kuadrat).

Pengambilan sampel P. canaliculata dilakukan pada dua stasiun, Pada stasiun I tanaman padi umur 1 minggu setelah tanam memiliki jumlah petakan sawah sebanyak 20 petakan dengan ukuran masing-masing luas petakan sekitar ± 40 m x 5 m dan perwakilan petakan sampel diambil sebanyak 3 petakan sawah. Pada stasiun II tanaman padi umur 1 bulan memiliki jumlah petakan sebanyak 11 petakan sawah dengan ukuran masing- masing luas petakan sekitar ± 20 m x 9 m dan perwakilan petakan sampel diambil sebanyak 2 petakan sawah. Cara pengambilan sampel dengan membuat plot sebanyak 10 buah pada masing-masing petakan secara acak (rondom). Total plot keseluruhan adalah sebanyak 50 plot.

Pengambilan sampel P. canaliculata dilakukan pada pukul 09.00-12.00 WIB.

Selanjutnya setiap sampel yang dikoleksi dari masing-masing petakan dimasukkan ke dalam botol sampel yang telah diberi label sesui stasiun dan diberi formalin 10%.

Pengukuran faktor fisika dan kimia air meliputi pengukuran suhu air, keasaman (pH) air, dan oksigen terlarut (DO).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kepadatan populasi keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) pada areal persawahan di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Kepadatan populasi dan frekuensi keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) pada padi umur 1 minggu setelah tanam dan umur padi 1 bulan setelah tanam.

No Stasiun Jumlah Individu Kepadatan

Populasi(Ind/ )

Frekuensi Kehadiran

1 I 296 9,86 100%

2 II 95 4,75 85%

Total 391

̅:

7,31

Keterangan: Stasiun I padi umur 1 minggu setelah tanam dan Stasiun II padi umur 1 bulan setelah tanam

Untuk melihat perbedan kepadatan pupulasi keong mas pada stasiun I dan

stasiun II maka dilakukan uji t sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji t kepadatan populasi keong mas (Pomacea canaliculata Lamark.) pada areal persawaan di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman

Umur Padi N X S t-tabel t-hitung

1 Minggu setelah tanam 30 9,86 14,57 3,56 2,02 7,3 1 Bulan setelah tanam 20 4,75 9,78

Keterangan: N= Jumlah yang di temukan, X= Rata-rata, S= Simpangan baku Hasil pengukuran faktor fisika-kimia

lingkungan seperti suhu air, pH air dan oksigen terlarut, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Faktor fisika-kimia air di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman.

No Parameter Pengukuran

Stasiun I II

1 Suhu (ºC) 28 28

2 pH 7,3 7,4

3 Oksigen Terlarut (mg/l)

6,66 6

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran keong mas (Pomacea canaliculata) di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman tergolong tinggi. Kepadatan populasi keong mas pada padi umur 1 minggu setelah tanam adalah 9,86 Individu/ dan keong mas pada padi umur 1 bulan setelah tanam adalah 4,75 Individu/ . Sedangkan frekuensi kehadiran keong mas mencapai 100% dari total pengambilan sampel. Menurut Kurniawati (2005) dalam Kurniawati & Hendarsih (2009), tingkat serangan keong mas pada tanaman padi sangat bergantung pada populasi, ukuran keong mas dan umur

tanaman padi. Jika 3 individu keong mas per pada suatu areal persawahan sudah menunjukkan kerusakan yang cukup berat pada tanaman padi.

Kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran keong mas pada padi umur 1 minggu setelah tanam lebih tinggi dari padi umur 1 bulan setelah tanam hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mendukung untuk kelansungan hidup keong mas, diantaranya faktor makanan. Pada padi umur 1 minggu setelah tanam makanan yang tersedia bagi keong mas adalah tanaman padi yang masih muda dan lunak. Menurut Suharto (2007), keong mas memakan tanaman padi muda baik padi dipersemaian maupun bibit yang baru dipindahkan ke sawah. Selanjutnya keong mas sangat rakus bila makanan tersedia dengan kualitas yang cocok dan cukup maka populasi keong mas akan naik dengan cepat (Bulletin Warta Pertanian, 1990 dalam Riyanto, 2003).

Selain itu tingginya kepadatan populasi keong mas juga dikarenakan organisme ini memiliki kemampuan bereproduksi yang sangat tinggi, dimana spesies ini mampu bereproduksi sepanjang tahun. Dengan kemampuan bereproduksinya yang tinggi dapat menyebabkan kepadatannya juga tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharto (2007) yang menyatakan bahwa Keong mas selama hidupnya mampu menghasilkan telur sebanyak 200-300 butir tiap minggunya,

(4)

telur menetas setelah 7-14 hari, dengan persentase penetasan lebih dari 85%.

Selain itu rendahnya kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran keong mas pada padi umur I bulan setelah tanam disebabakan karena tanaman padi mulai mengeras, maka akan menyulitkan keong mas untuk memakan makanannya dan tanaman padi umur 1 bulan setelah tanam tidak sesuai lagi bagi keberadaan keong mas.

Jika jumlah makanan tidak sesuai akan menyebabkan penurunan jumlah populasi keong mas. Tanaman padi rentan terhadap serangan keong mas mulai dari padi di persemaian sampai padi umur 30 hari setelah tanam, selain itu apabila lingkungan tidak sesuai P. canaliculata melakukan diapause pada lapisan tanah yang masih lembab, dan muncul kembali jika lingkungan sesuai atau lahan digenangi air.

Keong mas dapat bertahan dalam tanah tampa makan dalam jangka waktu 6 bulan (Kurniawati & Hendarsih 2009).

Kondisi lingkungan yang mencakup parameter fisika kimia perairan dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisme baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi lingkungan tersebut dapat berupa faktor fisika, kimia dan biologi. Hasil pengukuran faktor fisika-kimia memiliki perbedaan nilai yang tidak terlalu signifikan pada setiap stasiun. Nilai suhu yang didapatkan pada padi umur 1 minggu setelah tanam dan padi umur 1 bulan setelah tanam adalah sama yaitu 28ºC, pH air berkisar 7,3- 7,4 dan Oksigen terlarut/DO memiliki kisaran nilai 6-6,66 mg/L. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan suhu yang signifikan dan diduga berpengaruh terhadap keberadaan keong mas pada stasiun penelitian. Rozakiyah dkk., (2015) menyatakan kisaran suhu optimum bagi kehidupan keong mas yaitu 28-29 ºC, pH air 6-8, dan DO 6,84-7,22 mg/l. Riyanto (2003) juga menyatakan suhu air untuk kehidupan keong mas 26-33 ºC, pH air 5-8, dan oksigen terlarut berkisar antara 5,8-7,6 mg/L.

Kepadatan populasi keong mas di areal persawahan Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman masih mendukung untuk kehidupan keong mas, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi

keberadaan keong mas yaitu faktor fisika- kimia dan ketersediaan makan.

Berdasarkan uji t dapat dilihat bahwa kepadatan populasi keong mas pada areal persawahan di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman diperoleh 7,3 pada taraf nyata 0,05 di dapat 2,02. Dengan demikian, maka 7,3 > 2,02.

Dari data yang didapat hal ini menunjukkan terdapat berbedaan nyata antara kepadatan populasi keong mas pada padi umur 1 minggu setelah tanam dan kepadatan populasi keong mas pada padi umur 1 bulan setelah tanam. Kondisi ini menunjukan bahwa perbedaan umur tanaman padi memberikan pengaruh yang berbeda terdapat kepadatan populasi keong mas.

Menurut Suyamto (2005), keong mas menyerang tanaman padi sejak padi di persemaian sampai tanaman padi berumur empat minggu setelah tanam. Kepadatan populasi keong mas pada suatu habitat tidak pernah tetap, selalu ada perubahan yang tidak menentu terhadap kepadatan populasi keong mas, ada yang datang (lahir dan migrasi) dan pergi (mati dan emigrasi) (Suin, 2002).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang kepadatan populasi keong mas (P. canaliculata) di areal persawahan Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman yaitu 7,31 Individu/ . Frekuensi kehadiran pada padi umur 1 minggu setelah tanam 100%, sedangkan pada padi umur 1 bulan setelah tanam 85%.

Kondisi ini dapat dikatakan sebagai hama karena telah melewati ambang batas yaitu tiap 1 tanaman padi dapat ditemukan lebih dari 3 individu keong mas.

faktor fisika-kimia lingkungannya mendukung untuk kehidupan keong mas.

Saran

Dilakukan penelitian selanjutnya mengenai kepadatan populasi keong mas pada areal sungai dan bagian lainnya serta pola penyebaran keong mas di areal tersebut.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Sungai Geringging Dalam Angka 2015.

Padang: Pusat Statistik.

Kurniawati, Nia & Hendarsih Suharto. 2009.

Keong Mas dari Hewan Peliharaan Menjadi Hama Utama Padi di Sawah. Artikel. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Riyanto. 2003. Aspek-Aspek Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck.). Majalah Sriwijaya.

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya 8 (1): 20-26).

. 2004. Pola Distribusi Populasi Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) di Kecamatan Belitang Oku. Majalah Sriwijaya 37 (1): 70- 75.

Rozakyah, R. Yolanda, A. A. Purnama.

2015. Kepadatan Distribusi Keong Mas (Pomacea canaliculata) Di Saluran Irigasi Bendungan Batang Samo Desa Suka Maju Kabupaten Rokan Hulu. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pasir Pengarain.

Soemarno. 2010. Ekosistem sawah. Malang:

Universitas Brawijaya.

Suharto. 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan. Yogyakarta: Andi.

Suin, N. M. 2002. Metoda Ekologi. Padang:

Universitas Andalas.

Suyamto. 2005. Masalah Lapangan hama, Penyakit, Hara Pada Padi.

International Rice Research Institute: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

(6)

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi

Penyebab Rendahnya Partisipasi Mayarakat Terhadap Program Posyandu Di Korong Campago Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman Oleh Rice Yuliana4,Firdaus5,Darmairal