• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA LITERASI DI SMPN 3 PRAYA DAN SMPN 4 PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh : LALE RUSMALA DEWI Nim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA LITERASI DI SMPN 3 PRAYA DAN SMPN 4 PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh : LALE RUSMALA DEWI Nim"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang menjadi perhatian akademis utama adalah peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya literasi di SMPN 3 Praya dan SMPN 4 Kecamatan Praya Tengah. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh peran kepala sekolah, yaitu (1) pendidik; (2) manajer; (3) administrator; (4) pengawas; (5) pemimpin; (6) inovatif; dan (7) motivasi.

Rumusan Masalah

Oleh karena itu, meneliti peran kepala sekolah merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi permasalahan literasi di sekolah. Berdasarkan argumentasi teori dan data di atas, maka penelitian mengenai “Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Literasi di SMPN 3 Praya dan SMPN 4 Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah” nampaknya penting saat ini untuk dilakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. dan pendekatan.

Tujuan dan Manfaat

Di sisi lain, literasi di sekolah tinggi dan rendah merupakan representasi kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan guru.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program Gerakan Literasi di sekolah untuk mengembangkan kreativitas siswa di SD Negeri Krandgan Banjarnegara 1. Maka kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama mengkaji peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.

Kerangka Teori

  • Budaya Literasi Di Sekolah
  • Pengembangan Budaya Literasi
  • Unsur-unsur Budaya Literasi
  • Kepemimpinan Kepala Sekolah

Berdasarkan rumusan di atas betapa pentingnya peran kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuannya. Kepala sekolah sebagai administrator bertanggung jawab atas kelancaran seluruh pekerjaan administrasi dan kegiatan di sekolahnya.

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Sumber Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan data

Pada bab ini peneliti menjelaskan peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya literasi di SMPN 3 Praya dan SMPN 4 Praya Tengah. Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Membaca dan Menulis di SMPN 3 Praya Membaca dan menulis di SMPN 3 Praya. Ketiga bentuk peran kepala sekolah tersebut erat kaitannya dengan pengembangan budaya literasi di SMPN 3 Praya dan SMPN 4 Praya Tengah.

Berikut uraian beberapa peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya literasi di sekolah SMPN 3 Praya dan SMPN 4 Praya Tengah. PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA BELAJAR DI SMPN 3 PRAYA DAN SMPN 4 PRAYA. PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU/STAF PERAN KEPALA DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA KOMPETENSI MENGAJAR DI SMPN 3 PRAYA DAN SMPN 4 PRAYA.

Sistimatika Pembahasan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN

Paparan Data Hasil Penelitian

  • Profil SMPN 3 Praya
  • Profil SMPN 4 Praya Tengah

Kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah menerapkan kurikulum 2013 dan memberikan ilmu pengetahuan sebagai sarana utama siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah dengan lingkungan belajar yang mampu memaksimalkan potensi seluruh siswanya serta mendalami nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik dan sumber daya manusia untuk mencapai hasil terbaik bagi perkembangan peserta didik.

Dari tabel diatas terlihat kekurangan tenaga pengajar di SMPN 3 Praya sebanyak 6 orang, sedangkan jumlah guru cukup sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dimilikinya sehingga tidak sulit dalam melaksanakan kegiatan literasi. Guru-guru di SMPN 4 Praya Tengah merupakan guru dalam jabatan dan guru tidak tetap (GTT) dan sebagian besar mengajar mata pelajaran sesuai dengan keahliannya. Jumlah siswa SMPN 4 Praya Tengah tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 186 orang, terdiri dari putra 103 orang, putri 83 orang, yang terbagi dalam 7 kelompok.

Tabel 2.7  Data Kebutuhan Guru
Tabel 2.7 Data Kebutuhan Guru

Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Literasi Baca Tulis

Mengacu pada visi dan misi sekolah, maka peran kepala sekolah adalah dengan sadar meningkatkan budaya literasi dan menjadikannya salah satu sasaran tugas kepemimpinan kepala sekolah. Salah satu strategi yang digunakan kepala sekolah untuk menerapkan budaya literasi sekolah adalah strategi membaca selama 15 menit. Menurut kepala sekolah, hal ini dilakukan karena strategi tidak akan berguna tanpa tujuan yang jelas;

Peran dan kebijakan kepala sekolah berkaitan dengan budaya literasi sekolah berdasarkan pemahaman pimpinan. Sebagaimana pandangan kepala sekolah menjelaskan langkah-langkah mengetahui literasi siswa di sekolah yang dipimpinnya, yaitu bahwa; Untuk mengetahui hal tersebut, kepala sekolah membangun komunikasi dengan para guru di sekolah, seperti tergambar dalam wawancara berikut;

Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Literasi Baca Tulis

Selama ini pengembangan budaya literasi melalui kegiatan pendidikan guru masih belum optimal, khususnya dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun54. Berdasarkan uraian data dan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya membaca dan menulis di SMPN 4 Praya Tengah secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga peran. Kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah meliputi rencana yang akan dilaksanakan untuk mengembangkan budaya literasi sekolah dan dipadukan dengan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, tindakan dan pengendalian (POAC), termasuk strategi yang akan dilaksanakan dan siapa saja yang terlibat dalam hal tersebut. mencapainya dan mendukung program literasi, mengalokasikan anggaran sekolah untuk program literasi, menyediakan infrastruktur yang mendukung budaya literasi, pembinaan tentang apa yang dibutuhkan dan untuk siapa, serta perencanaan lainnya.

Dalam merumuskan kebijakan, kepala sekolah memerlukan kerjasama warga sekolah yang mengemukakan gagasan dan pendapatnya untuk mencapai kesepakatan bersama, sehingga pelaksanaan rencana dapat berjalan dengan semangat dan mencapai tujuan secara efektif. Oleh karena itu, upaya penerapan literasi sekolah harus dilakukan dengan penuh semangat agar dapat mencapai hasil yang diharapkan dan dicapai. Dengan demikian, berdasarkan data dan observasi lapangan, peneliti menyimpulkan bahwa ada beberapa bentuk peran kepala sekolah dalam mengembangkan budaya literasi di kedua sekolah tersebut.

Pembahasan

  • Kepala Sekolah Sebagai Pembuat Kebijakan
  • Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator
  • Peran Kepala Sekolah Sebagai Pengawas
  • Peran Kepala Sekolah Sebagai Inisiator Kerjasama Team Work

Kebijakan ketiga adalah kepala sekolah mendorong keterlibatan semua pihak khususnya guru untuk ikut serta dalam pengembangan budaya literasi di sekolah. 64 Ahmad, S, Ketahanan dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah: Salah Satu Faktor Penentu Keberhasilan Kepala Sekolah (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), 31. Terkait dengan peran sebagai motivator, adalah peran kepala sekolah dalam pengembangan hal tersebut. budaya literasi di SMPN 3 Praya dan SMPN 4 Praya Tengah, hal ini melibatkan banyak pihak terutama guru dan pihak dari kedua sekolah tersebut.

Berdasarkan data dan temuan di lapangan, pengembangan budaya literasi di kedua sekolah tersebut tidak lepas dari kegiatan pengawasan atau supervisi yang dilakukan kepala sekolah. Ketika program literasi mulai berjalan, yang perlu dilakukan kepala sekolah adalah memantau kegiatan tersebut. Merujuk pada tugas pokok dan fungsi manajemen kepala sekolah, maka pengembangan budaya literasi di sekolah merupakan bagian dari tugas manajerial kepala sekolah.

PENERAPAN BUDAYA LITERASI

Penerapan Budaya Literasi Baca Tulis Di SMPN 3 Praya

Ya, peran kepala sekolah dalam kaitannya dengan budaya literasi di sekolah diperkuat dengan pandangan guru mengenai strategi penerapan teori dan prinsip pembelajaran. Teori dan prinsip pembelajaran yang mendukung potensi literasi siswa; Kepala sekolah memantau jalannya program literasi sekolah, mengevaluasi program literasi secara berkala dan mendiskusikannya dengan seluruh guru74. Oleh karena itu, terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengembangkan budaya literasi di sekolah, seperti pengakuan guru berikut ini; Kegiatan yang dilakukan selama ini untuk mengembangkan potensi membaca dan menulis siswa diawali dengan kegiatan membaca dan menulis pertanyaan tentang bacaan tersebut.

Kegiatan di atas diawali dengan pengembangan kurikulum berupa RPP berbasis budaya literasi dan dilaksanakan oleh para guru seperti terlihat pada wawancara berikut; Dalam penyusunan RPP hal ini dijelaskan pada kompetensi dasar dan indikator-indikator yang menunjang budaya literasi peserta didik, oleh karena itu dalam penyusunan RPP dijelaskan kegiatan literasi pada jenjang aktivitas pembelajaran khususnya pada jenjang aktivitas dasar. Penerapan budaya literasi di SMPN 4 Praya Tengah berbeda dengan guru sebelumnya Pak Saprin.

Penerapan Budaya Literasi Baca Tulis Di SMPN 4 Praya Tengah

Setelah selesai membaca Al-Quran, siswa membaca buku-buku yang telah dipersiapkan sebelumnya dan siswa diminta membuat resume dari buku-buku yang telah dibacanya. Pada saat kegiatan literasi sebelum pembelajaran, siswa hanya ditugasi membaca seperti membaca Al-Quran dan buku-buku yang dibagikan, dan kita hanya diminta membuat resume dari buku-buku yang dibaca dan terkadang diminta untuk merangkum isi yang menceritakan tentang buku tersebut80. Berdasarkan data dan temuan diatas menunjukkan bahwa kegiatan pengembangan budaya literasi di SMPN 4 Praya Tengah melalui pembiasaan yang dimulai setiap hari 15 menit sebelum pelajaran dan dilaksanakan secara terpusat, dan program yang dilaksanakan selama 15 menit. untuk siswa membaca Al-Qur'an dan 15 menit untuk membaca buku Disiapkan oleh masing-masing wali kelas, dan siswa mengisi jurnal dan setelah membaca buku, siswa membuat resume dan membagikannya setiap hari jumat selama kegiatan imtaq.

Mengembangkan minat membaca berdasarkan 15 menit membaca per hari mengembangkan kemampuan literasi melalui kegiatan non-akademik. akun non-akademik yang tidak berhubungan dengan nilai dapat dibuat). Contoh: menulis sinopsis, mendiskusikan buku yang dibaca, kegiatan ekstrakurikuler dan wajib berkunjung ke perpustakaan (jam literasi). Kegiatan yang dilakukan antara lain: Membaca lima belas menit setiap hari sebelum jam pelajaran melalui membaca buku, membaca senyap, membaca bersama dan/atau membaca terbimbing, dilanjutkan dengan kegiatan lain yang muatannya non-akademik, misalnya: membuat peta cerita. pengaturan grafis, resensi buku.

Pembahasan

  • Pembiasaan Penerapan Budaya Literai Baca Tulis
  • Strategi Implementasi Literasi Membaca

Penjelasan tersebut memberikan pemahaman bahwa pemimpin sekolah telah melaksanakan program literasi yang dimulai dengan strategi adaptasi. Dari data yang peneliti temukan, hubungan kepala sekolah dengan seluruh ekosistem pendidikan khususnya dengan guru di SMPN 3 Praya dan SMPN 4 Praya Tengah berjalan dengan baik. Dalam konteks sekolah, subjek dalam kegiatan literasi adalah siswa, pendidik, tenaga kependidikan (pustakawan, guru pembimbing) dan pimpinan sekolah.

Seluruh komponen warga sekolah bekerja sama dalam Tim Literasi Sekolah (TLS) di bawah koordinasi kepala sekolah dan diperkuat dengan keputusan kepala sekolah. Upaya mengembangkan literasi sekolah memerlukan keterlibatan anggotanya, dan kepala sekolah harus memberikan dukungan. Menurut Anda, bentuk rekomendasi pengembangan budaya literasi berkelanjutan yang diberikan kepala sekolah seperti apa?

PENUTUP

Kesimpulan

Pengawasan yang dilakukan sekolah tidak secara khusus berkaitan dengan literasi, namun secara umum kepala sekolah biasanya mengaitkan kegiatan mengajar dengan kegiatan literasi. Contoh gambaran kecil bentuk pendelegasian tugas kepala sekolah kepada guru adalah guru menjadi pembicara pada acara sosialisasi pengembangan budaya literasi sekolah bagi orang tua/wali siswa yang dipelihara di sekolah tersebut. Misalnya saja SMPN 3 Praya dan SMPN 4 Praya Tengah yang melaksanakan program literasi berbeda dengan tujuan untuk mengenal atau menumbuhkan minat literasi dikalangan siswa, yang tidak lain merupakan akibat dari kebijakan kepala sekolah.

Kepala sekolah memantau kemajuan program literasi di sekolah, mengevaluasi program literasi secara berkala dan mendiskusikannya dengan seluruh guru74. Penjelasan tersebut menyangkut kompetensi kepala sekolah dalam mengelola guru dan staf untuk memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal. Penjelasan tersebut menunjukkan beberapa peran penting kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi yang memberikan contoh semangat dalam pelaksanaan program literasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai motivator sangat berperan penting dalam kelancaran sekolah. Ketiga kepala sekolah menugaskan TLS dengan surat keputusan atau surat tugas resmi (diharapkan kedepannya surat keputusan atau surat tugas ini akan dihitung sebagai tugas tambahan yang dapat dinilai sama dengan pelajaran).

Implikasi Teoritik

Saran

Apakah sumber daya yang dijadikan acuan sangat bermanfaat dalam perencanaan budaya literasi yang diterapkan atau masih terdapat kesenjangan? Bagaimana reaksi guru terhadap penerapan budaya literasi yang bapak/ibu lakukan, bagaimana tanggapan yang diterima? Menurut Anda, faktor apa saja yang mendukung terlaksananya budaya literasi secara maksimal di sekolah ini?

Berdasarkan hasil asesmen, sejauh mana menurut Anda pencapaian perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pengembangan budaya literasi? Apakah ada masukan yang dapat Anda berikan kepada guru, staf, dan siswa mengenai hasil pengembangan literasi? Menurut penilaian Anda, apakah penerapan budaya literasi sudah sesuai dengan harapan Anda?

Gambar

Tabel 2.7  Data Kebutuhan Guru
Tabel 2.9  Data ruang Belajar

Referensi

Dokumen terkait

A Novel scheme of image encryption and machine Learning- Proposed Algorithm A new algorithm is proposed for image encryption and to be trained by encrypted images is block wise