• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI BEDA KEPATUHAN FORMAL DAN KEPATUHAN MATERIAL DALAM PEMBAYARAN PBB-P2 OLEH WAJIB PAJAK DI KABUPATEN BONDOWOSO - Repository UM Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "UJI BEDA KEPATUHAN FORMAL DAN KEPATUHAN MATERIAL DALAM PEMBAYARAN PBB-P2 OLEH WAJIB PAJAK DI KABUPATEN BONDOWOSO - Repository UM Jember"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepatuhan dalam membayar pajak itu sangat diperlukan. Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu kewajiban atau tindakan patuh dalam kewajibannya membayar pajak yang dimana wajib pajak harus memenuhi semua kewajiban dan hak perpajakannya.

Direktur Jenderal Pajak (DJP) selama ini secara intensif mengupayakan tingkat kepatuhan wajib pajak dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan yang mendorong dan memotivasi wajib pajak untuk selalu patuh. Pengelolaan pajak sendiri dibagi menjadi dua yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pajak pusat ialah wewenang yang pemungutannya itu ada pada Direktur Jenderal Pajak (DJP), sedangkan pajak daerah wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah dan provinsi, termasuk penerima PBB-P2 penyelenggaraan pemungutannya pajaknya secara Official Assessment System oleh pemerintah daerah Kabupaten.

Peraturan pemungutan pajak ini diatur sesuai UUD No 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pada peraturan pemerintah No 91 Tahun 2010 tentang jenis pajak daerah yang dipungut berdasarkan penetapan kepala daerah atau dibayar sendiri oleh wajib pajak. Individu pemungutan pajak terutang dengan cara dibayar sendiri oleh wajib pajak ini juga merupakan indikator kepatuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan (Maghfira, 2020).

Menurut Rustiyaningsih (2011) berdasarkan teori kepatuhan menjelaskan bahwa teori kepatuhan dibagi menjadi 2 macam yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material.

Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajibannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Sedangkan kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua ketentuan material perpajakannya yakni sesuai dengan isi undang-undang perpajakan.

Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan formal dan undang-undang perpajakan.

Sedangkan kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif/hakikat memenuhi semua ketentuan material perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan formal merupakan suatu bentuk perilaku dimana wajib pajak paham atauberusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah

(2)

2

pajak yang terutang dengan benar, dan membayar pajak tepat pada waktunya. Sedangkan kepatuhan material lebih menekankan pada aspek substansinya yaitu jumlah pembayaran pajak telah sesuai ketentuan. Seorang wajib pajak dikatakan patuh secara formal jika membayar pajak terutang tepat pada waktunya, akan tetapi pembayaran pajak tersebut belum tentu telah sesuai dengan jumlah pajak terutang yang merupakan pengertian dari kepatuhan material (Amin, 2018).

Sepanjang hasil penelitian yang bertema tentang kepatuhan wajib pajak bumi bangunan kebanyakan menggunakan variabel pengetahuan perpajakan, kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan, yang dilakukan oleh beberapa peneliti, Warno (2018) meneliti tentang pengaruh sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, dan kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membeyar pajak bumi dan bangunan. Leni (2015) yang meneliti tentang pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bogor. Erawati (2017) tentang pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan. Oktafiyanto (2016) meneliti tentang pengaruh pemahaman wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan. Khayati (2021) tentang pengaruh pengetahuan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan (PBB). Setyowati (2017) tentang pengaruh pengetahuan perpajakan, sanksi pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Desa Kalidengen, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014. Isawati (1945) tentang pengaruh tingkat pendapatan, pengetahuan perpajakan, pelayanan pajak serta sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan (studi kasus di Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu).

Herlina (2020) pengaruh sanksi, kesadaran perpajakan dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Kerinci.

Dari beberapa penelitian ini belum banyak yang melakukan analisis pada aspek formal dan aspek material, hal ini menjadi keterbaharuan pada penelitian ini. Penelitian ini juga menangkap fenomena yang terjadi di Kabupaten Bondowoso yaitu tingkat kepatuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan yang masih cukup rendah.

Permasalahan umum tersebut terjadi di Kabupaten Bondowoso, sehingga berdampak pada kurang optimalnya realisasi penerimaan PBB tahun 2020, 2021 dan 2022. Berdasarkan data gambar 1.1 yang diperoleh dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bondowoso, per tanggal 31 Desember 2020 tercatat dari total 22 Kecamatan di Bondowoso

(3)

3

yang telah melunasi PBB 100% yaitu Kecamatan Jambesari DS, Sumber Wringin, Wonosari, Binakal, Pakem, Tegalampel, Taman Krocok, dan Botolinggo sedangkan 14 Kecamatan lainnya masih belum 100% melunasi PBB di wilayah masing-masing, adapun jumlah realisasi penerimaan PBB tahun 2020 yakni mencapai 99,58% dari total target sebesar Rp.8.926.931.345 dan total realisasi sebesar Rp.8.890.701.547. Pada tahun 2021 per 31 Desember tercatat dari total 22 Kecamatan masih belum ada yang melunasi PBB 100%, jumlah realisasi penerimaan PBB tahun 2021 yakni hanya 70,0% dengan total target sejumlah Rp.15.665.198.720 dan total realisasi sejumlah Rp.10.958.170.520. Sedangkan pada tahun 2022 per 31 Desember, tercatat dari total 22 Kecamatan yang telah melunasi PBB 100%

hanya Kecamatan Taman Krocok sedangkan 21 Kecamatan lainnya masih belum 100%

melunasi PBB di wilayah masing-masing, jumlah realisasi penerimaan PBB tahun 2022 ini yakni 80,49% dengan total target sejumlah Rp.16.153.377.417 dan total realisasi Rp.13.001.151.511.

Gambar 1.1 Grafik Data Realisasi Penerimaan PBB-P2 3 Tahun Terakhir

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bondowoso (2020-2022).

Berdasarkan data realisasi pembayaran PBB selama 3 tahun terakhir memperlihatkan bahwa pada masa pandemi pada tahun 2020 target penerimaan PBB terhadap realisasi memiliki persentase sebesar 99,58%, tahun 2021 target penerimaan PBB terhadap realisasi menurun dengan persentase sebesar 70,0% dan pada tahun 2022 target penerimaan PBB terhadap realisasi meningkat dengan persentase sebesar 80,49%.

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

2020 2021

2022 99,58%

70,0% 80,49%

Sales

(4)

4

Berdasarkan latar belakang fenomena dilapangan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Uji Beda Kepatuhan Formal dan Kepatuhan Material dalam Pembayaran PBB-P2 Oleh Wajib Pajak di Kabupaten Bondowoso.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Apakah terdapat perbedaan antara Kepatuhan Formal dan Kepatuhan Material dalam membayar PBB-P2 oleh wajib pajak di Kabupaten Bondowoso?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang didasarkan pada rumusan masalah di atas ialah sebagai berikut :

Untuk mengetahui perbedaan Kepatuhan Formal dan Material dalam membayar PBB-P2 oleh wajib pajak di Kabupaten Bondowoso.

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dengan dilakukannya penelitian ini mampu memberikan manfaat.

Hasil dari penelitian ini diharapkan juga mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktisi bagi pihak-pihak yang bersangkutan khususnya dan umumnya masyarakat secara umum.

1. Manfaat Teoritis

Berkaitan dengan teori kepatuhan menurut teori kepatuhan yg dibagi menjadi dua yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material sehingga hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan tentang perbedaan kepatuhan formal dan kepatuhan material.

2. Manfaat Praktisi

Bagi Akademis dan praktisi memberikan wawasan pengetahuan tentang perpajakan khususnya pajak daerah yaitu PBB-P2 secara Official Assessment System tingkatkepatuhannya harus tinggi, namun dalam praktiknya masih dikatakan cukup rendah. Hal ini dikaji menggunakan uji beda, dari hasil uji beda nanti akan terlihat dimana perbedaan yang tingkat kepatuhannya masih cukup rendah sehingga ada upaya dari pemerintah untuk meningkatkannya.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kemudahan perpajakan, biaya kepatuhan pajak, sanksi perpajakan dan Sensus Pajak Nasional terhadap kesadaran Wajib Pajak dan

PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil

Penelitian ini untuk menguji pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Wajip Pajak dan Sanksi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, sanksi pajak, pengetahuan perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak

“ Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermoto di Kantor Bersama

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh positif pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib

“Pengaruh Pemahaman Dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

i PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI SISTEM E-FILLING, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP NIAT KEPATUHAN WAJIB