PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP
TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA PERIODE 2012-2017
Ratna dan Putri Yaumul Pahlawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia periode 2012-2017. Data yang digunakan dalam penelitin ini adalah data sekunder dengan cross section berjumlah 33 provinsi dan data time series dengan periode waktu 2012-2017. Metode analisis data menggunakan regresi data panel dengan bantuan E-Views 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap variabel tingkat kemiskinan di Indonesia, variabel tingkat pengangguran berpengaruh secara posistif namun tidak signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan di Indonesia dan variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan di Imdonesia.
Namun secara bersama-sama variabel tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia dan besarnya pengaruh adalah sebesar 0,2365 (23,65%), sedangkan yang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian ini adalah sebesar 76,35%.
Kata Kunci: Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan.
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of education level, unemployment rate and economic growth on the poverty rate in Indonesia during 2012-2017. The data used in this research are secondary data with a cross-section of 33 provinces and time series data from 2012 to 2017. The method of data analysis is panel data regression with the help of E-Views 10. The results partially show that the education level has a significant but negative effect on the poverty rate in Indonesia, the unemployment rate has a positive but insignificant effect on the poverty rate in Indonesia and the economic growth has a negative effect and insignificant effect on the poverty rate in Indonesia. Simultaneously, the education level, unemployment, and the economic growth affect the poverty rate in Indonesia and the magnitude of the influence is 0.2365 (23.65%), while the rest 76 % is affected by other variables beyond of this research model are 76.35%.
Keywords: Education Level, Unemployment Rate, Economic Growth, Poverty Rate.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan suatu momok yang menakutkan bagi negara yang sedang berkembang maupun negara maju, karena kemiskinan bisa melanda setiap negara maupun daerah. Kemiskinan adalah keadaan dimana manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan yang mendasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan (BPS, 2016)
Kemiskinan adalah masalah global yang harus dipecahkan.
Tabel 1.1: Statistik Kemiskinan dan Ketidaksetaraan di Indonesia:
Tahu n
Kemiskinan Relatif (% dari populasi)
Kemiskinan Absolut (% dari populasi)
2008 15.4 35
2009 14.2 33
2010 13.3 31
2011 12.5 30
2012 11.7 29
2013 11.5 29
2014 11.0 28
2015 11.1 29
Sumber: Bank Dunia dan BPS, data diolah 2018
Tahun 2016 pemerintah Indonesia mendefinisikan garis kemiskinan dengan pendapatan per bulannya (perkapita) sebesar Rp 354.386 ( atau sekitar USD $25) dengan demikian berart standar hidup masih sangat rendah.
Berikut ini adalah perkembangan kemiskinan di Indonesia dari periode 2012-2017:
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Jumlah Penduduk Miskin (%)
di Indonesia
Menurut Klasifikasi Pedesaan dan Perkotaan Tahun 2012-2016
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016
Pedesaan 11.66 11.47 10.96 11.13 10.70
Perkotaan 8.60 8.52 8.16 8.22 7.73
Sumber: www.bps.go.id (2018)
Tahun 2016 angka kemiskinan di dearah perkotaan berada pada angka 7,73%, angka ini adalah angka terendah dalam lima tahun terakhir.
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Miskin(%) di Indonesia Periode 2012-2017 Jumlah Penduduk Miskin (%)
di Indonesia
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kemiskina
n
11,66 11,47 10,96 11,13 10,70 10,12
Sumber: www.bps.go.id (2018)
Tahun 2015 tingkat kemiskinan di Indonesia kembali meningkat pada angka 11,13%. Namun padatahun 2016 dan 2017 tingkat kemiskinan di Indonesia kembali menurun menjadi 10,70% pada tahun 2016 dan berada pada angka 10,12% pada tahun 2017.
Tabel 1.4 Tingkat Partisipasi Sekolah (Perguruan Tinggi) di Indonesia Periode 2012-2017
Tingkat Partisipasi Sekolah (Perguruan Tinggi) di Indonesia (%)
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumla h
16.05 20.14 22.82 22.95 23.93 24,77
Sumber: www.bps.go.id (2018)
Pada tahun 2017 TPS/jenjang perguruan tinggi berada pada angka 24,77%. Angka ini adalah angka TPS/ jenjang perguruan tinggi tertinggi dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.
Tabel 1.5 Jumlah Pengangguran di Indonesia Tahun 2012-2017 Jumlah Pengangguran di Indonesia (%)
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumla
h 6.13 6.17 5.94 6.18 5.61 5,50
Sumber: www.bps.go.id (2018)
Pada tahun 2016 pengangguran kembali menurun menjadi 5,61% dan pada tahun 2017 tingkat pengangguran juga menurun berada pada angka 5,50%.
Pertumbuhan ekonomi indonesia (dilihat dari PDB menurut pengeluaran berdasarkan harga konstan) terjadi fluktuatif. Hal ini bisa dilihat dari Tabel berikut ini:
Tabel 1.6 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2012- 2017
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2012-2017 (%)
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumla
h 6,03 5,58 5,02 4,79 5,02 5,07
Sumber: BPS dan BI (2018)
Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi 5,02% dan peningkatan ini juga terjadi pada tahun 2017 yaitu berada pada angka 5,07%.
Tabel 1.7 Jumlah Kemiskinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (%) di Indonesia Periode 2012-2017
Jumlah Kemiskinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi (%) di Indonesia Periode 2012-2017
Variabel 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tingkat Kemiskinan 11,66 11,47 10,96 11,13 10,70 10,12 Tingkat Pendidikan(*) 16.05 20.14 22.82 22.95 23.93 24,77 Tingkat Pengangguran 6.13 6.17 5.94 6.18 5.61 5,50 Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi
6,03 5,58 5,02 4,79 5,02 5,07
Sumber: www.bps.go.id (2018) (*)Tingkat Partisipasi Sekolah (Perguruan Tinggi) di Indonesia
Pada tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami penurunan dari angka 11,47%
menjadi 10,96%. Sedangkan dalam teori menjelaskan apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka tingkat kemiskinan akan menurun dan apabila pertumbuhan ekonomi menurun maka akan meningkatkan tingkat kemiskinan.
Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena data tingkat kemiskinan, tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia periode 2012-2017, sehingga penulis mengambil penelitian dengan judul “ Pengaruh Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Periode 2012-2017”.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah yaitu:
1. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia?
2. Apakah tingkat pengangguran berpengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia?
3. Apakah tingkat pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia?
4. Apakah tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan tingkat pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kemiskinan di Indonesia?
1.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia periode 2012- 2017.
1.1 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian ilmiah tentunya akan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat diantaranya:
1.1.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk penelitian ini bisa memberikan manfaat guna menambah literatur dan memperkaya khasanah kepustakaan Universitas Malikussaleh dibidang penelitian yang berkaitan dengan pendidikan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan.
1.1.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi peneliti adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1), dan sebagai bahan evaluasi dan membantu memecahkan masalah bagi pemerintah Indonesia khususnya pemerintah yang memegang kendali tingkat provinsi guna mengatasi masalah pendidikan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di wilayahnya.
2. LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran keberhasilan seseorang untuk menanggulangi masalah kemiskinan. UNESCO (1946)
menyatakan pendidikan adalah usaha untuk mempersiapkan diri segala bidang, sesuai dengan tuntutan pada masa lalu dan masa yang akan datang.
2.1 Pengertian Pertummbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat kenaikan PDB dan PNB riil pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Sukirno, 2015)
2.2 Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah masalah kerentanan (vulnerability), hal demikian dikarenakan kemiskinan memiliki tingkat dimana suatu sistem mudah terpengaruh terhadap atau tidak mampu menghadapi maupun efek buruk dari perubahan termasuk variabilitas (pendapatan rumah tangga, jejaring sosial, akses informasi,
globalisasi kondisi lingkungan ataupun perubahan iklim). Kemiskinan merupakan masalah tertutupnya akses ke berbagai peluang sumber daya produktif, termasuk modal, sumber daya alam bahkan kesempatan kerja (Jain dan Khanna, 2009)
2.3 Kerangka Konseptual
H1 H2
H3
2.5 Hipotesis Penelitian
H1: Diduga tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia periode 2012-2017.
H2: Diduga tingkat pengangguran berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia periode 2012-2017.
H3: Diduga tingkat pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia periode 2012-2017.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia periode 2012-2017. Adapun lokasi penelitian ini adalah seluruh provinsi di Indonesia yaitu sebanyak 33 provinsi (penelitian ini menggunakan 198 observasi).
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah pergabungan antara data berdasarkan deret waktu (time series) dari tahun 2012-2017 dan data berdasarkan data individu (cross section) sebanyak 33 provinsi di Indonesia. Data dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi data-data pokok Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi pustaka (library research) dan dokumentasi.
3.3 Metode Analisis Data Tingkat Pendidikan (
X1 )
Tingkat Pengangguran ( X2 )
Pertumbuhan Ekonomi ( X3 )
Tingkat Kemiskinan ( Y )
Model data panel adalah sebagai berikut:
Yit = Bo + B1 X1it + B2X2it + B3X3it + eit
Dimana:
Y = Tingkat Kemiskinan Bo = Konstanta
i = Data cross section (1,2,3,...,N) t = Data Time Series (1,2,3,...T) b1 – b3 = Koefisien Regresi
X1 = Tingkat Pendidikan X2 = Tingkat Pengangguran X3 = Pertumbuhan Ekonomi N = Banyaknya Observasi T = Banyaknya Waktu
N × T = Banyaknya Data Panel ei = error term/ Variabel penganggu 3.4 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi linier berganda terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian asumsi klasik.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Statistik
Tabel 4.1 Hasil Deskriptif Statistik Data Hasil Penelitian
Variabel Observasi Minimum Maksimum Mean Std Dev
γ 198 3,610000 31,53000 11,76631 6,152817
X1 198 9,300000 51,33000 24,02616 7,303922
X2 198 1,480000 25,80000 5,884697 3,542152
X3 198 -1,540000 21,98000 5,705051 2,283825
Sumber: Hasil Analisis Data, Tahun 2018
Tingkat kemiskinan ( γ ) mempunyai minimum sebesar 3,61 dan nilai maksimum sebesar 31,53%, dengan rata-rata sebesar 11,77% dan standar deviasinya sebesar 6,15%. Dilihat dari nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu 6,15% < 11,76%. Hasil ini menunjukkan bahwa penyebaran kemiskinan bagus, karena standart deviasi lebih kecil dari pada nilai
rata-ratanya (adanya perubahan peningkatan pada tingkat kemiskinan di Indonesia).
Tingkat pendidikan ( X1 ) mempunyai minimum sebesar 9,3% dan nilai maksimum sebesar 51,33%, dengan rata-rata sebesar 24,03% dan standar deviasinya sebesar 7,3%. Dilihat dari nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu 24,03% < 7,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya perubahan peningkatan pada tingkat pendidikan di Indonesia.
Tingkat pengangguran ( X2 ), mempunyai minimum sebesar 1,48% dan nilai maksimum sebesar 25,8%, dengan rata-rata sebesar 5,88% dan standar deviasinya sebesar 3,54%. Dilihat dari nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu 5,88% < 3,54%. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya perubahan peningkatan pada tingkat pengangguran ( X2 ) di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi X (¿¿3)
¿
mempunyai minimum sebesar -1,54%
dan nilai maksimum sebesar 21,98%, dengan rata-rata sebesar 5,71% dan standar deviasinya sebesar 2,28%. Dilihat dari nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu 5,71% < 2,28%. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya perubahan peningkatan pada pertumbuhan ekonomi X
(¿¿3)
¿
di Indonesia.
4.2 Hubungan Antar Variabel
Tabel 4.2 Korelasi Antar Variabel Bebas Correlation
t-Statistic Y X1 X2 X3
Y 1.000000
---
X1 0.214180 1.000000
3.069762 ---
X2 -0.162537 -0.006795 1.000000
-2.306189 -0.095133 ---
X3 0.037705 -0.080664 -0.158352 1.000000
0.528245 -1.132992 -2.245262 --- Sumber: Hasil Analisis Data, Tahun 2018
Berdasarkan hasil dalam Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas dalam penelitian ini terbebas dari uji multikolinearitas. Hal ini bisa dilihat dari nilai korelasi masing-masing variabel bebas. Nilai korelasi variabel tingkat
pendidikan adalah sebesar 0,21, nilai korelasi tingkat pengangguran adalah sebesar -0,16 dan pertumbuhan ekonomi memiliki nilai korelasi sebesar -0,04, semua nilai korelasi dalam Tabel diatas < 0,80, maka nilai tersebut mengindikasikan bahwa dalam model tersebut tidak ada multikolinearitas.
4.3 Uji Chow
Tabel 4.3 Hasil Estimasi Chow Test
Effects Test Statisic d.f. Prob.
Cross-section F 543.239050 (32,162) 0.0000
Cross-section Chi-square 927.623066 32 0.0000 Sumber: Hasil Analisis Data,
Tahun 2018
Berdasarkan hasil Chow Test diatas dapat dilihat bahwa model signifikan, hal ini terlihat pada cross-section Chi-square sebesar 0,0000.
4.4 Uji Hausmant
Tabel 4.4 Hasil Estimasi Hausmant Test
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 6.355133 3 0.0956 Sumber: Hasil Analisis Data, Tahun 2018
Berdasarkan Hausmant Test di atas dapat dilihat bahwa nilai Cross-Section Random sebesar 5,814692 dan nilai p-value sebesar 0,0956. Perbandingan antara nilai kritis Chi-Square pada df Chi-Square ( X2 ); 3 pada α = 5%
mempunyai nilai sebesar 9,49.
4.5 Model Pooled Least Square (PLS)
Tabel 4.5 Hasil Estimasi Pooled Least Square
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 8.534221 2.089942 4.083473 0.0001
X1 0.181593 0.058442 3.107220 0.0022
X2 -0.271440 0.121650 -2.231312 0.0268
X3 0.081761 0.189289 0.431936 0.6663
Sumber: Data diolah, Tahun 2018
Berdasarkan hasil pengolahan data/estimasi dengan menggunakan Commont Effect pada Tabel 4.3 dapat dilihat persamaan model nya adalah sebagai berikut:
Yit=8,534+0,182X1it−0,271X2it+0,082X3it
Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa variabel pertumbuhan ekonomi ( X3 ) tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia periode 2012- 2017.
4.6 Model Fixed Effect (FEM)
Tabel 4.6 Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.10123 0.443226 31.81499 0.0000
X1 -0.115368 0.014097 -8.184094 0.0000
X2 0.078661 0.044689 1.760204 0.0803
X3 -0.004552 0.025697 -0.177161 0.8596 Sumber: Hasil Analisis Data, Tahun 2018
Berdasarkan hasil pengolahan/estimasi dengan menggunakan Fixed Effect Model pada Tabel 4.4 maka diperoleh model sebagai berikut:
Yit=14,101−0,115X1it+0,079X2it−0,005X3it
Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia Periode 2012-2017.
4.7 Model Random Effect (REM)
Tabel 4.7 Hasil Estimasi Random Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.07502 1.160697 12.12635 0.0000
X1 -0.112327 0.014042 -7.999596 0.0000
X2 0.069812 0.044247 1.577783 0.1162
X3 -0.003635 0.025680 -0.141538 0.8876 R-squared 0.248087 Mean dependent var 0.488627 Adjusted R-squared 0.236459 S.D. dependent var 0.724664 F-statistic 21.33615 Durbin-Watson stat 1.169742 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Analisis Data, Tahun 2018
Berdasarkan hasil pengolahan/estimasi dengan menggunakan Random Effect Model pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa variabel tingkat pendidikan ( X1 ) berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap variabel tingkat
kemiskinan ( Y ) di Indonesia periode 2012-2017, variabel pengangguran ( X2 ) berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan ( Y ) di Indonesia tahun 2012-2017. Variabel tingkat pertumbuhan ekonomi ( X3 ) berpengaruh namun tidak signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan ( Y ) di Indonesia periode 2012-2017. Adapun model yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Yit=14,075−0,112X1it+0,070X2it−0,004X3it
Berdasarkan model diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konstanta sebesar 14,07 5 adalah apabila tingkat pendidikan ( X1 ), tingkat pengangguran ( X2 ) dan pertumbuhan ekonomi ( X3 ) bernilai konstan (nol), maka tingkat kemiskinan ( Y ) juga akan konstan sebesar
14,075.
Koefisien regresi/parameter tingkat pendidikan ( X1 ) sebesar
−0,112 adalah apabila tingkat pendidikan ( X1 ) meningkat 1% maka tingkat kemiskinan ( Y ) akan berkurang (menurun) sebesar 0,112 %. Hasil ini mendukung teori, apabila pendidikan meningkat maka akan menurunkan kemiskinan.
Koefisien regresi/parameter tingkat pengangguran ( X2 ) sebesar 0,070 adalah apabila tingkat pengangguran ( X2 ) meningkat 1% maka tingkat kemiskinan ( Y ) akan meningkat sebesar 0,070 %. Hasil ini mendukung teori yang mengatakan bahwa apabila pengangguran meningkat maka akan meningkatkan kemiskinan.
Koefisien regresi/parameter pertumbuhan ekonomi ( X3 ) sebesar
−0,004 adalah apabila tingkat pertumbuhan ekonomi ( X3 ) meningkat 1%
maka tingkat kemiskinan ( Y ) akan menurun sebesar 0,004 %. Hasil sesuai dengan teori, apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan menurunkan kemiskinan.
4.8 Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa variabel tingkat pendidikan ( X1 ) berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap variabel tingkat kemiskinan ( γ ). Hal ini didasarkan pada nilai thitung > ttabel atau -7,999596 < -2,60141 maka tolak Ho dan terima H1 . Hal juga bisa dilihat dari probabilitas hitung
< p-value atau 0,0000 < 0,01.
Pengaruh variabel tingkat pengangguran ( X2 ) terhadap variabel tingkat kemiskinan ( γ ) adalah berpengaruh secara positif namun tidak signifikan. Hal ini didasarkan pada nilai thitung < ttabel atau 1,577783 <
1,65271 maka tolak H2 dan terima H0 . Hal ini juga bisa dilihat dari probabilitas hitung > p-value atau 0,2490 > 0,10.
Variabel tingkat pertumbuhan ekonomi ( X3 ) berpengaruh namun tidak signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan ( γ ). Hal ini didasarkan pada nilai thitung < ttabel atau -0,141538 > -1,65271 maka tolak H2 dan terima
H0 . Hal ini juga bisa dilihat dari probabilitas hitung > p-value atau 0,8876 >
0,10.
4.9 Pengujian Secara Serentak/Bersama-Sama (Uji F)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.7 maka diperoleh hasil uji F adalah (k-1)(n-k) = (4-1)(198-4) = (3)(194). Maka angka yang dilihat pada F tabel berada pada kolom ke tiga dan baris ke-194. Oleh karena Fhitung >
Ftabel atau 21,33615 > 3,88 maka secara bersama-sama variabel tingkat
pendidikan ( X1 ), variabel tingkat pengangguran ( X2 ) dan variabel pertumbuhan ekonomi ( X3 ) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan ( γ ) di Indonesia periode 2012-2017. Hal ini bisa juga dilihat dari probabilitas (p-value) sebesar 0,0000 < 0,01.
4.10 Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi
Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted R-sqeared = 0,2365. Jadi besarnya pengaruh sama variabel tingkat pendidikan ( X1 ), variabel tingkat pengangguran ( X2 ) dan variabel pertumbuhan ekonomi ( X3¿ terhadap variabel tingkat kemiskinan ( γ ) di Indonesia periode 2012-2017 adalah sebesar 0,2365 (23,65%). Sedangkan sisanya sebesar 0,7635 (76,35%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Koefisien korelasi dapat diperoleh dari R =
√
R2 =√
0,2365 = 0,4863. Jadi hubungan antara variabel tingkat pendidikan ( X1 ), variabel tingkat pengangguran ( X2 ) dan variabel pertumbuhan ekonomi ( X3¿ terhadap variabel tingkat kemiskinan ( γ ) di Indonesia periode 2012-2017 adalah sebesar 48,63% (hubungan antar variabel dikatagorikan korelasi kuat).5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1. Secara bersama-sama variabel tingkat pendidikan ( X1 ), variabel tingkat pengangguran ( X2 ) dan variabel pertumbuhan ekonomi ( X3 ) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan ( γ ) di Indonesia periode 2012-2017. Dan secara parsial tingkat pendidikan ( X1 ) berpengaruh Variabel tingkat pengangguran ( X2 dan pertumbuhan ekonomi ( X3 ) berpengaruh namun tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan ( γ ) di Indonesia periode 2012-2017
2. Besarnya pengaruh variabel tingkat pendidikan ( X1 ), variabel tingkat pengangguran ( X2 ) dan variabel pertumbuhan ekonomi ( X3 ) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tingkat kemiskinan ( γ ) di Indonesia periode 2012-2017 adalah sebesar 0,2365 (23.65%), sedangkan sisanya sebesar 0,7635 (76,35%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
5.2 Saran
Setelah peneliti menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia periode 2012-2017 maka penulis menyarankan hal sebagai berikut:
1. Indonesia harus lebih fokus untuk mengurangi tingkat kemiskinan dengan meningkatkan pendidikan kemudian lebih banyak membuka lapangan kerja guna menekan angka pengangguran sekaligus menghapus kemiskinan di Indonesia.
2. Untuk pemerintah yang berwenang membuat kebijakan-kebijakan disetiap Provinsi di Indonesia, untuk lebih memfokuskan kebijakan yang akan mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia secara berkala, cepat dan efektif.
KEPUSTAKAAN
Badan Pusat Statistik Indonesia (2017), Indonesia Dalam Angka
Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Potter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat
Jain, T dan Khanna, O. 2009. Bacis Ekonomics, New Delhi: VK Pubication
Kautman, Bruce E Dan Hotchkiss, Juli L. 2006. The Economics Of Labor Markets 7th Ed. Mason: Thomson/South Western
Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sukirno, Sadono. 2015. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Tingkat Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Citra
Todaro, Michael P. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika, Pengantar dan Aplikasinya Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta