• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang Tak ada musuh ynag tak dapat ditaklukkan oleh cinta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang Tak ada musuh ynag tak dapat ditaklukkan oleh cinta"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apa saja faktor penghambat dan pendorong efektifnya interaksi belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 2 Woja.

Tujuan dan kegunaan penelitian

Interaksi belajar mengajar merupakan hubungan timbal balik antara guru (pendidik) dan siswa (siswa), dalam suatu sistem pembelajaran. Interaksi belajar mengajar merupakan suatu hubungan timbal balik antara guru (guru) dan anak (siswa) yang seharusnya menunjukkan suatu hubungan yang bersifat edukatif (edukatif).

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Interaksi Belajar mengajar Efektif

Dengan demikian terdapat berbagai jenis situasi yang ada dalam proses interaksi, yaitu interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi guru yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak. Pernyataan tersebut memberikan indikasi bahwa interaksi belajar mengajar adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan mengajar adalah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses pengajaran sehingga terjadi interaksi belajar mengajar yang efektif. Kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan serangkaian norma dalam jiwa peserta didik. Jadi pada dasarnya motivasi belajar siswa dapat tercapai apabila interaksi pedagogi antara guru dan siswa juga baik.

Dan penting untuk diketahui bahwa interaksi edukatif antara guru dan siswa merupakan modal untuk mencapai agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Data ini diperoleh melalui observasi langsung di lapangan...yang diamati adalah proses belajar mengajar. Data tersebut diperoleh dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada siswa tentang proses interaksi belajar mengajar di sekolahnya.

Tabel 1.kepala sekolah periode 1965-1990 1.Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah
Tabel 1.kepala sekolah periode 1965-1990 1.Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah

Dasar -dasar Tujuan Interaksi Belajar Mengajar

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi

Pengertian Belajar Mengajar

  • Cara Belajar Efektif dan ciri-ciri pembelajarannya
  • Keberhasilan dalam pembelajaran

Metode pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan yang diharapkan sesuai dengan tujuannya. Namun ada beberapa pedoman umum cara belajar yang efektif, yaitu memberikan petunjuk ketika mereka belajar dan mengawasi serta membimbing mereka ketika belajar.

Keberhasilan Siswa

  • Pengertian Keberhasilan

Mencapai tujuan sama dengan keberhasilan dalam mengajar; perumusan tujuan sedikit banyak akan mempengaruhi aktivitas mengajar guru, dan guru berpengaruh langsung terhadap aktivitas belajar siswa. Guru adalah seseorang yang mempunyai pengalaman di bidangnya dan dengan ilmu yang dimilikinya dapat menjadikan siswanya menjadi orang yang cerdas.

Kajian Teori

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi guru-siswa dengan motivasi belajar siswa di SMAN 2 Woja. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi guru dan siswa terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 2 Woja. Hubungan persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar guru dengan hasil belajar motivasi siswa dan IPS siswa semester kelas X SMAN 2 Woja tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, dengan hasil perhitungan r tabel > r yaitu 0,466. Sedangkan dalam penelitian ini motivasi belajar digunakan sebagai variabel terikat yang diasumsikan dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu interaksi mengajar-siswa.

Landasan Teori

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah, interaksi pendidikan adalah “interaksi belajar mengajar, yaitu suatu proses interaksi yang memadukan banyak nilai (norma) yang menjadi substansinya, sebagai media antara guru dan siswa, guna mencapai tujuan. ". Dari beberapa definisi di atas jelas bahwa interaksi pendidikan adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa dengan tujuan mencapai suatu tujuan pendidikan. Siswa ingin memperoleh ilmu dari guru, dan guru ingin mengembangkan dan membimbing siswa dengan cara menyampaikan sejumlah pengetahuan kepada siswa yang memerlukannya. Dalam interaksi edukatif ini berlangsung, guru harus jujur ​​dalam sikap dan tindakannya serta mau memahami akibat-akibatnya bagi peserta didik.

Hal ini harus diwaspadai oleh guru agar dapat memotivasi siswa dengan berbagai cara. Inspirasi Sebagai inspirasi, guru harus mampu memberikan inspirasi yang baik bagi kemajuan belajar siswa. Peran ini harusnya lebih diutamakan, karena kehadiran guru di sekolah membimbing siswa menjadi dewasa.

Akibatnya jalannya proses interaksi pendidikan akan terganggu sehingga berujung pada rendahnya motivasi belajar dikalangan siswa. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara pembelajaran dengan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS menunjukkan tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,73, kemudian hasil perhitungan kontribusi (R kuadrat/koefisien determinasi) atau pengelolaan kelas (variabel X) terhadap pembelajaran efektif (variabel Y) adalah R2x100%=0,739x100%=54,6%. “Suatu interaksi dikatakan interaksi edukatif apabila mempunyai tujuan pendidikan secara sadar dengan mengantarkan peserta didik menuju kedewasaan” 15.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Objek Penelitian

Variabel Penelitian

Jika dibuat rangkaian skor pengelolaan kelas yang berjumlah 45 orang semuanya valid, frekuensinya dapat dicapai dengan pemberian skor pengelolaan kelas. Berdasarkan perhitungan rata-rata skor pengelolaan kelas pada mata pelajaran IPS adalah 83,22. Untuk lebih menjelaskan tabel 15 di bawah ini disajikan histogram data yang menggambarkan pengelolaan kelas. Dari gambar diatas terlihat sekitar 31,25% siswa mendapat nilai 68-75 dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa dan tingkat pengelolaan kelas sangat tinggi, nilai 60-67 adalah 9,375%.

Berdasarkan data deskriptif di atas, hasil korelasi antara pengelolaan kelas dengan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS adalah sebesar 0,739%. Angka hasil korelasi sesuai dengan tabel 20. Berdasarkan interpretasi nilai r terlihat korelasi antara manajemen (Variabel X) dengan pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS (Variabel Y) terdapat korelasi yang cukup. Dengan rendahnya korelasi antara pengelolaan kelas dengan pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS, maka segala sesuatu yang dapat meningkatkan dan mengembangkan motivasi siswa, baik itu individu, orang tua, teman dan lingkungan, terus dituntut.

Definisi Oprasional Penelitian

Populasi Sampel Penelitian

Untuk rumusan masalah pertama dan kedua digunakan teknik deskriptif analisis data statistik, menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, persentase dan grafik. Untuk merumuskan masalah ketiga dan menguji hipotesis, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data statistik inferensial. Dalam proposal ini penulis tidak menggunakan rumus untuk menguji hipotesis secara manual, namun menggunakannya secara efektif untuk pembelajaran siswa.

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Pada tabel 7 diatas, SMAN 2 Woja terdiri dari seorang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, 2 orang guru mata pelajaran Al-Qur'an Hadits, membaca dan menulis Al-Qur'an (BTQ), IPS. Berdasarkan tabel 13 diatas menunjukkan bahwa skor yang diperoleh dari 45 responden dengan data valid yang diperoleh untuk Variabel (X) persepsi siswa tentang pengelolaan kelas pada mata pelajaran IPS maksimal 90-100, minimal 80-90, dan rata-rata modus 70-80 0,50-60 dengan standar deviasi 70. Berdasarkan perhitungan rata-rata skor belajar efektif mata pelajaran IPS sebesar 59,94 Untuk lebih jelasnya dijelaskan pada tabel 18, di bawah ini adalah histogram data peserta didik belajar efektif pada mata pelajaran deskriptif sosial.

Setelah kedua variabel sebagaimana dijelaskan pada deskripsi pengelolaan kelas dan data pembelajaran efektif dimasukkan ke dalam program SPSS 15.00, maka dihasilkan output korelasi antara pengelolaan kelas (Variabel X) dan pembelajaran efektif (Variabel Y). Berdasarkan data deskriptif efektivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa skor efektif belajar tertinggi berada pada posisi sedang sebesar 40,625% dengan hambatan 52-59.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Singkat Yayasan

2 guru mata pelajaran PKN, 2 guru mata pelajaran IPS, 1 guru mata pelajaran Bahasa Inggris, 2 guru mata pelajaran IPA, 2 guru mata pelajaran matematika, 1 guru mata pelajaran agama Islam, 1 guru mata pelajaran SBK, 2 guru mata pelajaran bahasa Indonesia, 1 guru pendidikan jasmani, 1 guru skorsing mata pelajaran administrasi, 1 guru TIK, 1 guru PKK, 1 guru. Dari gambar diatas terlihat sekitar 3,125% siswa memperoleh nilai 90-100 dengan jumlah siswa 7 orang dan tingkat pengelolaan kelas yang baik, nilai 80-90 adalah 46,875% dengan jumlah siswa 5 orang dan tingkat pengelolaan kelas cukup baik skor 70-80 sebesar 34,375% dengan jumlah siswa 10 orang dan tingkat pengelolaan kelas rendah skor 60-70 sebesar 15,625% dengan jumlah siswa 10 orang orang 8 orang dan tingkat pengelolaan kelas. Oleh karena itu, persentase terbesar terdapat pada jumlah siswa sebanyak 30 orang dan tingkat pengelolaan kelas yang tinggi. Jadi dapat diartikan bahwa skor pada tabel 22 diatas terlihat nilai probabilitas Sig pada variabel pengelolaan kelas sebesar 0,913 dan variabel pembelajaran efektif sebesar 0,781. Jadi nilai probabilitas Sig kedua variabel diatas (manajemen kelas untuk pembelajaran efektif) lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.

Berdasarkan data deskriptif pengelolaan kelas siswa SMAN 2 Woja yang berjumlah 45 orang, terlihat nilai tertinggi tertinggi sebesar 46,875% dengan hambatan 85-95. Hal ini menggambarkan pengelolaan kelas yang cukup baik. Berdasarkan data deskriptif, analisis data dan interpretasi data di atas, maka jawaban dari permasalahan pertama dalam skripsi ini adalah tentang apa yang dimaksud dengan tingkat pengelolaan kelas. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang efektif saja tidak cukup baik, sehingga diperlukan perencanaan pembelajaran yang efektif agar menjadi lebih baik lagi.Berdasarkan data yang telah diuraikan, analisis data dan interpretasi data di atas, maka permasalahan kedua dalam skripsi ini adalah tentang seberapa efektif pembelajaran dalam pembelajaran. mata pelajaran IPS terlewatkan. Manajemen Kelas di SMAN 2 Woja hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor hasil survei untuk variabel kemampuan pengelolaan kelas diperoleh dengan skor maksimal 101, minimal 63, mean 83,22, median 85,50, modus sebesar 91 dan simpangan baku sebesar 9. 0,82 sehingga pengelolaan kelas di SMAN 2 Woja dengan rata-rata skor hasil survey variabel kemampuan pengelolaan kelas sebesar 83,22%.

Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah hendaknya secara intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru untuk selalu meningkatkan pengelolaan kelas atau pengelolaan kelas.

Struktur organisasi sekolah

Profil Sekolah

Keadaan Guru dan Siswa-Siswi

Pada tabel 7 di atas, jumlah guru dengan pendidikan jenjang sarjana sebanyak 16 orang, terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 8 orang.

Keadaan Karyawan

Peserta didik (siswa) merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena peserta didik selain sebagai bentuk dukungan lainnya, juga menunjang keberhasilan pendidikan.

Unit Kegiatan Siswa

Berdasarkan tabel 15 diatas terlihat hasil yang diperoleh responden untuk variabel pembelajaran efektif berjumlah 45 orang, skor tertinggi 90-10, terendah 80-90, skor rata-rata adalah 70-80, tengah 70-60, modus 50-60, standar bagian 70. Pembelajaran efektif di SMAN 2 Woja ditunjukkan dengan diperolehnya nilai rata-rata skor survei untuk variabel pembelajaran efektif yaitu nilai maksimal 75 , minimum 44, mean 59,94, median 95,00, modus 59 dan standar deviasi 8,610 sehingga pembelajaran efektif di SMAN 2 Woja dengan skor rata-rata 59,94%.

Tabel 21 Model Summary (b
Tabel 21 Model Summary (b

Uji Prasyarat Analisis Data

  • Uji Normalitas

PENUTUP

Saran

Sebaiknya siswa diberikan tugas kelompok sendiri sebulan sekali agar siswa menjadi lebih dekat secara emosional satu sama lain dan memberikan perhatian yang sama kepada setiap kelompok.

Gambar

Tabel 1.kepala sekolah periode 1965-1990 1.Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah
Tabel 21 Model Summary (b
Tabel 23 Interprestasi Nilai r Besarnya “r” Product

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa untuk Koperasi X sistem yang digunakan pada pemberian pinjaman kredit Sudah dapat dikatakan baik.. Dari sitem pengendalian