• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterkaitan Praktik Dengan Hukum Dalam Praktik Kebidanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Keterkaitan Praktik Dengan Hukum Dalam Praktik Kebidanan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Team Teaching EHK Monday, 22th November 2021

Keterkaitan Praktik Dengan Hukum

Dalam Praktik

Kebidanan

(2)

Table of Contents

01

Bidan dan HAM

03

Hubungan Standar Praktik Kebidanan (SPK) dengan

hukum/perundangan -undangan

02

Standar Praktek Kebidanan

04

Hukum dalam Pelayanan

Kebidanan

(3)

Introduction

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan dalam negeri, salah satunya dalam aspek kesehatan.

Next Previous

(4)

Bidan berhubungan dengan HAM

Hak asasi manusia (HAM) yang berhubungan dengan kesehatan manusia dimulai dari tiga hak asasi,yaitu :

The right to health care

(Hak untuk mendapat pelayanan kesehatan ).

The right to self determination

(Hak untuk menentukan nasib sendiri).

The right to information

(Hak untuk mendapat informasi )

(5)

Sebagai sebuah profesi, bidan selalu berkaitan dengan etika dan hukum dengan ruang lingkup masing – masing, dengan jalur yang berbeda, yaitu:

Etika profesi bersifat interen (self inposed regulation), bertujuan menjaga mutu profesi dan memelihara harkat dan martabat profesi (tidak berlaku umum) sanksi ditetapkan oleh organisasi.

(6)

q

Majelis disiplin bersifat sebagai hukum publik (ada unsur pemerintah).

Bertujuan memelihara tata tertib anggota profesi (tidak berlaku bagi bukan anggota profesi) sanksi teguran, scorsing, pemecatan (ditetapkan pemerintah).

q

Hukum bersifat berlaku umum

{sifat memaksa, bertujuan menjaga

ketertiban masyarakat luas (termaksud

anggota profesi), dengan sanksi hukum

perdata atau hukum perdana}

(7)

Aspek Penting Dalam Kebidanan

q

Dalam kebidanan terdapat 3 aspek penting, yaitu :

1) Legislasi

2) Registrasi

3) Lisensi

q

Review Perkuliahan sebelumnya

1) Materi Standar Praktek Bidan

2) Materi Landasan Hukum

(8)

LEGISLASI

q Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan ).

q SIB adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang menyatakan bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan

q SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui, serta merupakan dasar untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan atau SIPB ( surat ijin praktik bidan).

q SIB tidak berlaku lagi karena: dicabut atas dasar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya dan tidak mendaftar ulang, serta atas permintaan sendiri.

(9)

REGISTRASI

q Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat- syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tesebut.

q Aplikasi registrasi contohnya guna memperoleh SIB ( surat ijin bidan ), syarat registrasinya sbb : fotokopi ijasah bidan, fotokopi transkrip nilai akademik, surat keterangan sehat dari dokter, pas foto sebanyak 2 lembar

(10)

LISENSI

q Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri. Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan.

q Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijan Praktik Biadan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

q SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui kembali.

(11)

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN (SPK)

Standar I : Metode Asuhan

Standar II : Pengkajian

Standar III : Diagnosa Kebidanan

Standar IV : Rencana Asuhan

Standar V : Tindakan

Standar VI : Partisipasi Klien

Standar VII : Pengawasan

Standar VIII : Evaluasi

Standar IX : Dokumentasi

(12)

Standar I : Metode Asuhan

1. Standar I : Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah: pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.

Difinisi Operasional:

§ Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.

§ Format manajemen kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana format pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.

(13)

2. Standar II : Pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.

Difinisi Operasional:

1. Ada format pengumpulan data

2. Pengumpulan data dilakukan secara sistimatis, terfokus, yang meliputi data:

Demografi identitas klien

Riwayat penyakit terdahulu

Riwayat kesehatan reproduksi

Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi

Analisis data 3. Data dikumpulkan dari:

Klien/pasien, keluarga dan sumber lain

Tenaga kesehatan

Individu dalam lingkungan terdekat 4. Data diperoleh dengan cara:

Wawancara

Observasi

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

Standar II : Pengkajian

(14)

Standar III : Diagnosa Kebidanan

3. Standar III : Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulan.

Difinisi Operasional:

• Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.

• Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien.

(15)

Standar IV : Rencana Asuhan

4. Standar IV : Rencana Asuhan

Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.

Difinisi Operasional:

• Ada format rencana asuhan kebidanan

• Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi.

(16)

Standar V : Tindakan

5. Standar V : Tindakan

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien: tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.

Difinisi Operasional :

• Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi

• Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi

• Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien

• Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau tugas kolaborasi

• Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman

• Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia

(17)

Standar VI : Partisipasi Klien

6. Standar VI : Partisipasi Klien

Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.

Difinisi Operasional :

1. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:

• Status kesehatan saat ini

• Rencana tindakan yang akan dilaksanakan

• Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan

• Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan

• Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan

2. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindak kegiatan

(18)

Standar VII : Pengawasan

7. Standar VII : Pengawasan

Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.

Difinisi Operasional :

• Adanya format pengawasan klien

• Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis untuk mengetahui keadaan perkembangan klien

• Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan.

(19)

Standar VIII : Evaluasi

8. Standar VIII : Evaluasi

Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindak kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.

Difinisi Operasional :

• Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Sesuai dengan standar ukuran yang telah ditetapkan

• Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan

• Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan

(20)

Standar IX : Dokumentasi

9. Standar IX : Dokumentasi

Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuh kebidanan yang diberikan.

Difinisi Operasional :

• Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen kebidanan

• Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang bertanggung jawab

• Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan Kebidanan

(21)

RUANG LINGKUP SKP

Ruang Lingkup SPK meliputi 24 standar

yaitu :

1)

Standar pelayanan (2 standar)

2)

Standar pelayanan antenatal (6 standar)

3)

Standar pertolongan persalinan (4 standar)

4)

Standar pelayanan nifas (3 standar)

5)

Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri

neonatal (9 standar) (Depkes RI, 2001:3).

(22)
(23)

Hubungan Standar Pelayanan Kebidanan dengan Hukum Perundang-Undangan

ü Standar I tentang falsafah dan tujuan sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1992, Bab II tentang asas dan tujuan pasal 3 dikatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemajuan, dan kemampuan hidup sehat bagai setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

ü Standar II tentang Administasi dan Pengelolaan sesuai dengan UU RI No. 36 Tahun 2009, Bab IV; Upaya Kesehatan, Bagian Kedua; Pelayanan Kesehatan, Paragraf I tentang Pemberian Pelayanan, Pasal 52 ayat (2) pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.

ü Standar IV tentang Fasilitas dan Peralatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 900/MENKES/ SK VII2002 tentang Registası dan Praktek Kebidanan Pasal I Like Tweet 22 yang berbunyi Bidan dalam menjalankan praktek perorangan harus memenuhi persyaratan yang meliputi Share Cara Mambuat tempat dan ruangan praktek, tempat tidur, peralatan, obat- obatan, dan kelengkapan administrasi.

(24)

Hubungan Standar Pelayanan Kebidanan dengan Hukum Perundang-Undangan

ü Standar V tentang Kebijakan dan Prosedur sesuai dengan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 900 MENKES/ SKVII 2002 tentang Registasi dan Praktek Kebidanan Bab VII tentang Pembinaan dan Pengawasan, Pasal 32 yang berbunyi Pimpinan Sarana Kesehatan wajib melaporkan bidan yang melakukan praktek dan berhenti melakukan praktek pada sarana kesehatannya kepada kepala dinas kesehatan kabupaten kota dengan tembusan kepada organisasi profesi.

ü Standar VI tentang Pengembangan Staff dan Program Pendidikan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 900 MENKES/ SK/VII 2002 tentang Registasi dan Praktek Kebidanan Bab VII tentang Pembinaan dan Pengawasan, Pasal 33 ayat (1) yang berbunyi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan atau organisasi profesi terkait melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bidan yang melakukan praktek diwilayahnya.

ü Standar VII tentang Standar Asuhan sesuai dengan PERMENKES No. 585/MENKES PERIX/1989 tentang Tweet Persetujuan Tindakan Medik, Bab II pasal 2 ayat (1) yang berbunyi semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(25)

q Menurut Prof. Wila Chandrawila S, bahwa dalam melaksanakan profesinya, seorang tenaga kesehatan perlu berpegang kepada tiga ukuran umum, yaitu :

1. Kewenangan

2. Kemampuan rata-rata 3. Ketelitian yang umum

q Kewenangan bidan diatur dalam KepMenKes N0. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dalam Praktik Bidan. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus :

1. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai standar profesi

2. Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukan 3. Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya

4. Bertanggungjawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan ibu dan atau janin

(26)

1) Kewenangan seorang tenaga kesehatan adalah kewenagan hukum yang dipunyai oleh seorang tenaga kesehatan untuk melaksanakan pekerjaannya.

Kewenangan ini memberikan hak kepada tenaga kesehatan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya. Kewenangan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain yang disahkan oleh yang berhak mensahkan.

Pemberian kewenagan oleh yang berhak mensahkan yaitu Departemen Kesehatan.

2) Kemampuan rata-rata adalah kemampuan minimal yang harus dipunyai oleh seorang tenaga kesehatan dalam melakukan pekerjaannnya dan ukuran dari kemampuan ratarata seorang tenaga kesehatan adalah kemampuan yang diukur dengan kemampuan dari tenaga kesehatan lainnya yang mempunyai keahlian di bidang yang sama, pengalaman yang sama, dan di tempat yang sama.

3) Ukuran ketelitian adalah ketelitian yang umum dari setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan pekerjaannnya sebagai profesional. Ketelitiannya tidak diukur secara ekstrim, tetapi yang umum dilakukan oleh para tenaga kesehatan dengan bidang keahlian di bidang yang sama, pengalaman yang sama dan di tempat yang sama.

(27)

o Standar praktik kebidanan dibuat dan disusun oleh organisasi profesi bidan (PP IBI) berdasarkan kompetensi inti bidan, dimana kompetensi ini lahir sebagai bukti bahwa bidan telah menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dimiliki bidan sebagai hasil belajar dalam pendidikan.

o Menurut sudut pandang pendidikan, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sehingga kompetensi bidan meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab.

o Karena latar belakang pendidikan kebidanan sangat bervariasi maka organisasi profesi IBI membuat standar praktik bidan berdasarkan kompetensi inti sehingga dengan adanya standar praktik kebidanan, bidan mempunyai suatu ukuran yang sama untuk semua bidan dalam melaksanakan tugasnya walaupun latar belakang pendidikannya yang berbeda-beda.

(28)

Hubungan Standar Profesi dan Hukum Perundangan

Hukum perundang-undangan dan hukum yang

berlaku dengan tenaga kesehatan adalah: Klien

sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai

hubungan timbal balik dengan tenaga kesehatan

yang dalam hal ini adalah pemberi jasa. Hubungan

timbal balik ini mempunyai dasar hukum yang

merupakan peraturan pemerintah. Klien sebagai

penerima jasa kesehatan dan tenaga kesehatan

sebagai pemberi jasa sama-sama mempunyai hak

dan kewajiban

(29)

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan / asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan managemen kebidanan.

Standar praktik kebidanan adalah uraian

pernyataan tentang tingkat kinerja yang diinginkan,

sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat

dinilai. Standar asuhan kebidanan berarti

pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat

dinilai dengan pemberian asuhan kebidanan

terhadap pasien/klien

(30)

Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal

yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat

dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan

memburuk. Hukum perundangan adalah himpunan

petunjuk atas kaidah atau norma yang mengatur tata

tertib didalam suatu masyarakat, oleh karena itu harus

ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan. Hukum

perundangan dilihat dari isinya terdiri dari norma atau

kaidah tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang

tidak, apa yang dilarang atau apa yang diperbolehkan.

(31)

Hukum dalam Pelayanan kebidanan

Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan dituntut dari suatu profesi, terutama profesi sebagai seorang bidan.

Seorang bidan selalu berhubungan dengan

keselamatan jiwa manusia yang selalu

mempunyai pertanggung jawaban dan

tanggung gugat (accountability) atas semua

tindakan yang dilakukannya.

(32)

Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis (evidence based).

Akuntabilitas diperkuat dengan satu landasan

hukum yang mengatur batas-batas wewenang

profesi yang bersangkutan. Dengan

adanya pengesahan yang sah sesuai dengan

hukum yang berlaku (legitimasi)

(33)

Kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.

Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai

kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan yang harus terus-menerus

ditingkatkan mutunya.

(34)

Contoh Aplikasi Kasus Etika Profesi

Seorang ibu yang ingin bersalin di PMB bidan N. Sejak awal kehamilan ibu tersebut memang sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut pemeriksaan bidan, ibu tersebut mempunyai riwayat hipertensi. Maka kemungkinan lahir pervaginamnya sangat beresiko. Saat persalinan tiba, tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika tidak dirujuk maka beresiko terhadap janin dan kondisi si ibu itu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat janin dan perdarahan pada ibu

(35)

Bidan N sudah mengerti resiko yang akan terjadi.

Tapi ia lebih mementingkan egonya sendiri karena takut kehilangan komisinya dari pada merujuk kerumah sakit. Setelah janin lahir, ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga menyebabkan kejang- kejang dan meninggal. Saat berita itu terdengar oleh organisasi profesi (IBI), maka IBI memberikan sanksi bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan orang lain. Contoh sanksi misalnya ijin praktek (PMB) bidan N dicabut atau dikenakan sanksi lain sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan oleh bidan N.

(36)

Tugas

Pertemuan Selanjutnya

Stay Tune!

(37)

THANKYOU

ANY QUESTIONS?

Previous

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari dua pertemuan dengan menerapkan

Kesimpulan dari kasus yaitu 7 langkah varney dan SOAP yang digunakan untuk proses penyelesaian masalah kebidanan telah dilaksanakan pengkajian berupa pemantauan

Mahasiswa harus hadir 100% dari keseluruhan waktu praktik klinik kebidanan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, terkecuali jika mahasiswa dengan keterangan sakit

Langkah kelima mengembangkan sebuah rencana yang menyeluruh (kesinambungan) dari manajemen kebidanan,. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan manajemen keperawatan : pengadaan alat dengan pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai standar operasional

Pada kasus Ny”I” tindakan asuhan yang dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan mendapatkan hasil evaluasi kala II berlangsung dengan normal yaitu bayi lahir

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu

44 3.2 Kerangka Operasional Gambar 3.1 Kerangka Operasional Studi Literatur Literatur utama diidentifikasi melalui google scholar Kata kunci : “Asuhan kebidanan dan hipertensi