BAB I
THAHARAH (Bersuci)
Thaharah menurut bahasa artinya bersih dan suci.
Menurut istilah (ahli fiqih) berarti: membersihkan (diri dari) hadats atau najis, seperti mandi, berwudlu atau bertayammum.
Air untuk bersuci.
Air yang boleh untuk bersuci ada 7 macam, yaitu:
1. Air hujan 2. Air laut 3. Air sungai 4. Air sumur
5. Air mata air (sumber) 6. Air es (salju)
7. Air embun
Tentang air hujan berdasar firman Allah:
:لافأنلا) هب مكرهطيل ءام ءامسلا نم مكيلع لزأنيو 11
(
Wa yunazzilu ‘alaikum minassamaai maa al li yuthahhrirakum bihi
Artinya: “dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu”. (Q.S.
Al-Anfal: 11)
Tentang air laut, sabda Nabi SAW.:
،نكسسسسلا نباو ناسسسبح نبا ححسسسص) هسسستتيم لسسسحلا ،هءاسسسم روسسسهطلاوه (يراخبلاو ،يذمرتلاو
Huwath thahuuru maauhu, al chillu maytatuhuu
Artinya: “ia (laut itu) suci airnya, halal bangkainya”.
(Dishahihkan oleh Ibnu HIbban, Ibun Sakan, At-Turmudzi dan Al-Bukhari).
Tentang air sungai, air sumber, air es, dan air embun berdasar hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata:
لسسبق ةّيأنه تكس اةلّصلا ىف رّبك اذإ ملسو هيلع ا ىلص ا لوسر ناك نيبو يأنسسيب دسسعاب مهللا :لوسسقأ :لاسسق ؟لوسسقت اسسم ،ا لوسسسر اسسي ،أرسسقي نأ ياسسياطخ نم يأنسسّقأن مهللا ،برسسغملاو قرسسشملا نيب تدسسعاب امك ياياطخ ءاسسمب ياسسياطخ نم يأنلسسسغأ مهللا ،سأنّدسسلا نم ضيبلا بوسسثلا ىقأني امك (ملسمو يراخبلا هاور) دربلاو جلثلا
Kaana rasuulullaahi shallallaahu ‘alayhi wasallama idza kabbara fish shalaati sakata hunayyatan qabla ay yaqra`a, faqultu: ya rasuulallaahi, maa taquulu? Qaala:
Aquulu: Allaahumma baa’id baynii wa bayna khathaayaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghribi, Allaahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqats tsawbul abyadlu minad danasi, Allaahumma aghsilnii min khathaayaaya bimaa`its tsalji wal baradi Artinya: “Rasulullah SAW, ketika bertakbir dalam shalat diam sebentar sebelum membaca (Al-Fatichah), saya bertanya: Wahai Rasulullah, apa yang engkau baca?
Nabi bersabda: saya membaca: Ya Allah jauhkan diriku dari kesalahan sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat; Ya Allah, bersihkan diriku dari kesalahanku sebagaimana dibersihkannya kain yang putih dari kotoran; Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahanku dengan air es dan embun”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Tentang air sumur, berdasar hadits yang diriwayatkan oleh Sahl:
ساسسأنلا يجأني اسسم اسسهيفو ةعاضب رئب نم أضوتت كأنإ ،ا لوسر اي :اولاق
روسسهط ءاسسملا :ملسو هيلع ا ىلص ا لوسر لاقف ،بأنجلاو ضئاحلاو
(هريغو دمحأ ماملا هححصو يذمرتلا هأنسح) ءيش هسجأني ل
Qaaluu: yaa rasuulallaahi, innaka tatawadldlau min bi’ri budlaa’atin wa fiihaa maa yunjin naasu wal chaaidlu, wal junubu, faqaala rasuulullaahi shallallaahu ‘alayhi wasallama: al maa’u thahuurun laa yunajjisuhuu syay`un Artinya: “Mereka (para sahabat) berkata: Ya Rasulullah, engkau berwudlu dengan air sumur Budlaah, padahal banyak orang, orang yang haid, orang yang junub datang kesana; Nabi bersabda: air itu suci, sesuatu tidaklah menajiskannya”. (Dihasankan oelh At Tirmdzi, dan dishahihkan oleh Imam Ahmad dan lainnya).
Macam-macam air
Air dibagi menjadi 4 macam:
1. Air mutlak 2. Air musyammas 3. Air musta’mal
4. Air yang najis (kena najis)
Air mutlak ialah air yang suci lagi menyucikan dan tidak makruh untuk bersuci. Air mutlak ini bisa untuk menghilangkan hadats dan najis.
Air musyammas ialah air yang kena sinar matahari sampai panas, air ini suci dan menyucikan, tetapi makruh untuk digunakan bersuci.
Air ini suci, sebab tidak terkena najis, dan makruh untuk bersuci, berdasar hadits, bahwa:
صربلا ثروي هأنإ :لاقو ،سمشملا نع اهأنع ا يضر ةشئاع ىهأن
Nahaa aa`isyata radliyallaahu ‘anhaa ‘anil musyammas, wa qaala: innahuu yuuritsul barash
Artinya: “Nabi SAW melarang Aisyah RA menggunakan air musyammas; beliau bersabda: air itu menimbulkan belang”.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, Nabi bersabda:
هسفأن لإ نمولي لف حضو هباصأف ،سمشم ءامب لستغا نم
Man ightasala bi maa`in musyammasin, fa ashaabahuu wadlachun falaa yaluumanna illaa nafsahuu
Artinya: “Barang siapa mandi dengan air musyammas, kemudian menjadi belang (supak) makan jangan menyalahkan (yang lain) kecuali dirinya sendiri”.
Air musta’mal ialah air yang telah dipakai untuk bersuci, Air ini suci tetapi tidak menyucikan, tidak boleh dipakai untuk bersuci. Tetapi kalau belum berubah rasa dan baunya, masih tetap suci, berdasar hadits, Nabi bersabda:
هحير وأ همعط رّيغ ام لإ ءيش هسجأني ل اروهط ءاملا ا قلخ
Khalaqallaahul maa`a thahuuran la yunajjisuhu syay`un illaa maa ghayyara tha’muhuu aw riichuhuu
Artinya: “Allah menciptakan air itu suci, tidak ada sesuatupun yang menajiskannya, kecuali kalau sudah berubah rasa atau baunya”.
Termasuk air suci yang tidak mensucikan ialah air yang bercampur benda-benda suci yang merubah rasa atau baunya.
Air najis, yaitu air yang sedikit (atau banyak) yang terkena najis sehingga berubah rasa atau baunya. Kalau air itu sedikit, menjadi najis sebab bercampur dengan najis, baik keadaan berubah atau tidak. Tetapi kalau air itu banyak, menjadi najis sebab bercampur dengan najis sampai berubah rasa atau baunya.
Yang dimaksud dengan air sedikit ialah air yang kurang dari dua kulah, dan air banyak adalah kalau sudah sampai dua kulah. Ukuran dua kulah kurang lebih 500
Menyamak kulit
Kulit bangkai bisa menjadi suci dengan disamak, kecuali kulit anjing, kulit babi/celeng, dan kulit binatang yang lahir dari keduanya (anijng, babi).
Ibn Abbas meriwayatkan, bahwa;
(ملسم هاور) رهط دقف باهلا غبذ اذإ
Idzaa dzubighal ihaabu faqad tahura
Artinya: “apabila kulit bangkai itu disamak sudah suci”
(HR. Muslim).
Pengertian suci di sini, bahwa: kulit bangkai yang sudah disamak tersebut boleh dipergunakan untuk alat-alat, seperti alat shalat, kantong air, alas tidur, dan lain-lain.
Tetapi tidak boleh dimakan.
Bejana emas dan perak
Tidak boleh memakai bejana dari emas dan perak, berdasar hadits, Nabi bersabda: