• Tidak ada hasil yang ditemukan

NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN GASTRITIS DI RUANG INTERNIS RUMAH SAKIT YARSI PONTIANAK

N/A
N/A
Qwerty 123#

Academic year: 2023

Membagikan "NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN GASTRITIS DI RUANG INTERNIS RUMAH SAKIT YARSI PONTIANAK"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Alhamdulillahirabbil'alamin, peneliti panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, karena atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ibu Seluruh Dosen Program Studi Keperawatan STIK Muhammadiyah S1 Pontianak telah memberikan penulis ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama perkuliahan. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil serta selalu mendoakan setiap saat agar penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Apalagi untuk ibuku yang selalu memberikan kasih sayang dan pengorbanannya, serta doa yang selalu dipanjatkan kepadaku. Rekan-rekan dari dosen pembimbing dan satu orang dari angkatan reguler program studi sarjana STIK Muhammadiyah Pontianak angkatan 2016 yang telah memberikan motivasi dan saling membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada KIA ini, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan KIA ini. Akhir kata, kami berharap KIA ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan sebagai landasan penelitian selanjutnya.

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
    • Tujuan Umum
    • Tujuan Khusus
  • Sistematika Penulisan

Kasus maag biasanya terjadi akibat frekuensi makan yang tidak teratur, sehingga lambung menjadi sensitif jika asam lambung meningkat. Pola makan yang tidak teratur akan mengakibatkan lambung sulit menyesuaikan diri, jika terus menerus akan terjadi kelebihan asam lambung yang dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan terjadilah penyakit maag. Selain makanan utama yang biasanya disajikan 3 kali sehari, makanan ringan juga disajikan satu atau dua kali di antara waktu makan untuk mengatasi rasa lapar, karena jarak antar waktu makan yang jauh (Dewi, 2013).

Rasa sakit adalah pengalaman emosional yang tidak menyenangkan; Persepsi seseorang terhadap nyeri sangat ditentukan oleh pengalaman dan status. Persepsi terhadap nyeri bersifat sangat personal dan subyektif. Hal ini disebabkan adanya kerusakan jaringan yang sebenarnya, nyeri ini disebut nyeri akut dan dapat hilang seiring dengan penyembuhan jaringan (Zakiyah, 2015). Nyeri akut adalah nyeri 3 yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang akan hilang selama proses penyembuhan, yang terjadi dalam waktu singkat mulai dari 1 detik hingga kurang dari 6 bulan (Alimul dan Uliyah, 2014).

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengambil kasus keperawatan dengan judul “Keperawatan pada Ibu Memahami dan menerapkan konsep dasar keperawatan pada pasien maag di RS Yarsi Pontianak.

Konsep Umum Gastritis

Makanan dan minuman pedas yang mengandung kafein dan alkohol merupakan penyebab iritasi pada lapisan lambung. Garam empedu terbentuk ketika garam empedu direfluks dari usus kecil ke dalam mukosa lambung, menyebabkan respon inflamasi mukosa. Trauma lambung langsung yang berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa dapat menimbulkan respon inflamasi pada mukosa lambung.

Peningkatan ion H⁺ (hidrogen) yang tidak diikuti dengan peningkatan obat penawar seperti prostaglandin, HCO₃⁺ dan mukus akan menyebabkan lapisan lambung terkikis sehingga menimbulkan respon inflamasi. Semua efek tersebut diperlukan lambung untuk menjaga keutuhan pertahanan mukosa lambung agar mukosa lambung tidak mengalami iritasi. Endoskopi saluran cerna bagian atas, untuk memeriksa perubahan pada lapisan lambung, mengidentifikasi area perdarahan, dan mengambil jaringan untuk biopsi.

Penghambat histamin (H2), seperti ranitidine, untuk pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak duodenum, pengobatan kondisi hiperekskresi patologis. Penghambat pompa proton (PPI), seperti omeprazole untuk pengobatan jangka pendek tukak duodenum, tukak lambung, refluks esofagus, maag.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Rencana Asuhan Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi

Pemeriksaan kulit dan kuku Inspeksi : sebaran warna kulit, ada tidaknya edema, ada tidaknya lesi, bentuk dan warna dasar kuku Palpasi : kelembaban kulit, turgor kulit elastis atau inelastis, CRT, suhu akral dingin atau hangat (Mubarak , dkk., 2015). B). Pemeriksaan hidung Inspeksi : simetri lubang hidung, terbukanya saluran nafas, ada tidaknya pernafasan lubang hidung. Palpasi : ada massa atau tidak, ada bengkak atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak (Debora, 2017). e).

Pemeriksaan telinga Inspeksi : simetris daun telinga, kebersihan, ada tidaknya lesi Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan pada daun telinga bila ditarik dan ditekan tragus (Mubarak, dkk., 2015). F). Pemeriksaan mulut Inspeksi : kemungkinan mukosa mulut kering akibat penurunan cairan intraseluler mukosa, bibir pecah-pecah, bau mulut, ada tidaknya gusi berdarah, kebersihan lidah (Setiadi, 2012). G). Pemeriksaan leher Inspeksi : ada tidaknya pembengkakan, ada tidaknya jaringan parut Palpasi : ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, teraba atau tidaknya kelenjar tiroid (Estrada, 2014). H).

Pemeriksaan payudara Pemeriksaan : kesimetrisan dan warna kulit payudara Palpasi : ada tidaknya benjolan pada payudara, kebersihan puting dan areola (Mubarak, dkk., 2015). Saya). Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah Inspeksi : kesimetrisan ekstremitas atas dan bawah, apakah terdapat pembengkakan atau tidak, kelengkapan jumlah jari Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan struktur tulang dan otot pada pergelangan tangan dan kaki (Estrada, 2014). ). k).

Gambaran Studi Kasus

Data Asuhan Keperawatan

R:px mencoba mengikuti terapi yang diberikan H:px tampak tenang dan nyaman, meski tidak langsung tertidur Intoleransi. S = px masih kesulitan untuk tidur, tapi sudah sedikit lebih baik dari malam sebelumnya. O = px terlihat lemah.

Profil Lahan Praktek

Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Konsep Terkait

Data ini sesuai dengan teori dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien maag dengan masalah nyeri akut. Pada evaluasi diagnostik kedua, data subjektif yang dihasilkan klien adalah pasien mengeluh sulit tidur, pasien mengeluh kurang puas dengan tidurnya dan tidur kurang dari 6-8 jam, pasien mengeluh tidak bisa tidur. Sehat. Data obyektif yang muncul adalah pasien tampak lemah dan gelisah, pasien tampak adanya warna gelap di bawah mata pasien.

Pada pengkajian diagnosa ketiga, data subjektif yang dihasilkan klien adalah pasien mengeluh lemas dan sangat lelah, pasien mengatakan belum mampu melakukan aktivitas sepenuhnya secara mandiri dan dibantu oleh keluarganya. Kedua, gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman akibat nyeri, dibuktikan dengan keluhan sulit tidur, keluhan tidak puas tidur dan tidur kurang dari 6-8 jam, keluhan tidur tidak nyenyak, tampak lemah dan gelisah, tampak gelap. warna. di bawah mata.sabar. Yang ketiga adalah intoleransi aktivitas yang ditunjukkan dengan pasien mengeluh lemas dan sangat lelah, tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan dibantu oleh keluarga, tampak lemah, tampak dibantu oleh keluarga dalam melakukan aktivitas. (misal: duduk/ke toilet), memilih berbaring, tonus otot rendah 4.

Berdasarkan diagnosa keperawatan 3x24 jam yang ditegakkan maka disusun rencana keperawatan pada klien Gastritis dengan masalah nyeri akut.Tindakan yang dilakukan adalah penatalaksanaan nyeri, identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, identifikasi non nyeri. -respon nyeri secara verbal, identifikasi skala, nyeri, identifikasi faktor yang memperparah dan meringankan nyeri, memantau keberhasilan terapi komplementer yang diberikan melalui teknik pernapasan. Berdasarkan diagnosa keperawatan kedua yang ditegakkan maka disusun rencana keperawatan pada klien dengan masalah gangguan pola tidur.Tindakan yang dilakukan meliputi dukungan tidur, identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikis), modifikasi lingkungan, fasilitasi stres. bantuan sebelum tidur, mengatur rutinitas jadwal tidur, melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan, menjelaskan pentingnya tidur pada saat sakit. Berdasarkan diagnosa keperawatan ketiga yang ditegakkan maka disusun rencana keperawatan pada klien dengan masalah intoleransi aktivitas.Tindakan yang dilakukan adalah manajemen energi, identifikasi gangguan fungsi tubuh penyebab kelelahan, pemantauan kelelahan fisik dan emosional, pemantauan pola dan jam tidur, memberikan lingkungan yang nyaman dan rendah rangsangan. , merekomendasikan istirahat di tempat tidur.

Berdasarkan diagnosa keperawatan klien Gastritis dengan masalah nyeri akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung (agen pencedera biologis, iritasi mukosa lambung), tindakan yang diberikan mulai hari pertama sampai. Pola tidur yang terganggu berhubungan dengan rasa tidak nyaman akibat nyeri, tindakan keperawatan meliputi dukungan tidur, identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/psikologis), modifikasi lingkungan, fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur, menetapkan jadwal tidur yang teratur, melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan, menjelaskan pentingnya tidur selama sakit. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang dibuktikan dengan kelainan fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan, pantau kelelahan fisik dan emosional, pantau pola dan jam tidur, berikan lingkungan yang nyaman dan rendah rangsangan, anjurkan tirah baring.

S proses keperawatan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan klien, hasil evaluasi akhir dinilai pada tanggal 14 Oktober 2020 berdasarkan diagnosa yang ditemukan pada kasus terselesaikan. S mengaku tidak lagi mengeluh, tidurnya nyenyak, dan pasien tidak terlihat gelisah atau meringis. Pada diagnosa ketiga, setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam, diagnosanya adalah intoleransi aktivitas, pasien secara bertahap mampu melakukan aktivitas secara mandiri, tonus otot grade 5 dan tidak lagi mengeluh lemas dan lelah.

Alternatif Pemecahan Yang Dapat Dilakukan

Kesimpulan

Penerapan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi Ny. S dengan nyeri maag di ruang dokter penyakit dalam RS Yarsi Pontianak. Setelah memberikan asuhan keperawatan selama 3 hari kepada NyY dengan nyeri maag di ruang dokter penyakit dalam RS Yarsi Pontianak, selama 3 hari ternyata sudah menunjukkan perbaikan.

Saran

Penulis mampu menerapkan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi pernafasan non farmakologi untuk menurunkan intensitas nyeri dalam penyembuhan penyakit maag. Dapat menjadi pertimbangan bagi rumah sakit khususnya ruang penyakit dalam untuk menggunakan penatalaksanaan non farmakologi dalam memberikan pelayanan guna mengurangi nyeri pada pasien maag. Hubungan pola makan dengan tingkat stres terhadap kekambuhan penyakit maag di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017.

Deskripsi Asuhan Keperawatan Pasien Gastritis Dalam Memenuhi Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja Kesehatan Masyarakat UPT Sukawati I Gianyar [Skripsi].

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil nyeri pada klien sudah berkurang, nafsu makan meningkat, pola tidur klien teratasi dengan baik, dan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil nyeri pada klien sudah berkurang, nafsu makan meningkat, pola tidur klien teratasi dengan baik, dan

Melakukan pengkajian pada klien Ny.S dengan stroke hemoragic. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien

Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa kedua penulis melakukan tindakan keperawatan sebagai berikut: Mengkaji keluhan klien respons yang didapatkan data

Diagnosa keperawatan muncul berdasarkan tinjauan kasus pada kedua pasien dengan diagnosa yang sama pada SDKI Prioritas diagnosa keperawatan pada kedua klien

Evaluasi diagnosa keperawatan yang utama yaitu diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (insisi pembedahan), Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau

Tujuan : Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien perilaku kekerasan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan dengan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 2 April 2012 jam 22.00 WIB pada diagnosa gangguan istirahat tidur berhubungan dengan