KISI-KISI UJIAN KOMPREHENSIF
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH IAIN KENDARI TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PENGERTIAN
Para ahli seperti Frederick Winslow Taylor (1856-1915 M) mengemukakan bahwa manajemen itu pada dasarnya merupakan pengelolaan kerja sama yang memberikan perhatian terhadap pengembangan organisasi dengan pertimbangan-pertimbangan ilmiah terhadap pengaturan berbagai tugas-tugas personalia.
Manajemen sebenarnya merupakan bagian atau inti dari administrasi. Sedangkan kepemimpinan sendiri merupakan inti dari manajemen. Dan pengambilan keputusan merupakan inti dari kepemimpinan. Dan dengan menggunakan pendekatan hubungan kemanusiaan pada gilirannya secara nyata berarti bahwa orientasi utama yang digunakan dalam menjalankan roda organisasi adalah orientasi yang berpusat pada manusia.
Sebelum menjadi kata manage dan management dalam bahasa Inggris, kata tersebut diduga terambil dari bahasa Latin, yakni manus yang berarti tangan, atau dari bahasa Italia, managiare yang berarti melatih kuda menindakkan langkah/kakinya. Manus (bahasa Latin) mengandung arti bahwa kegiatan manajemen terdapat di dalamnya penggunaan kekuasaan untuk memimpin, mengatur dan mengawasi, termasuk penggunaan tangan (kekuasaan) untuk memberi hukuman. Penggunaan kekuatan (kepemimpinan) dalam manajemen tersebut ternyata menjadi salah satu inti dari kegiatan manajemen dan sekaligus besar dan kecilnya penggunaan kekuasaan tersebut merupakan ciri yang membedakan antara praktek manajemen pada suatu masa tertentu dan pada suatu bangsa tertentu. Adapun kandungan makna managiare (bahasa Italia) dalam manajemen memberi pengertian bahwa dalam praktek manajemen di dalamnya terkandung kegiatan melatih, membimbing, mengarahkan, dan mengikuti suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh orang lain agar sesuai dengan kehendak manajer atau kehendak aturan yang telah ditetapkan.
Seberapa besar pelaksanaan makna managiare ini dalam manajemen sangat tergantung pada tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh manajer di dalamnya, dan hal ini juga sangat erat kaitannya dengan waktu atau masa, tempat, dan kondisi kesekitaran suatu bangsa yang melaksanakan manajemen.
Beb erapa pengertian manajamen dirangkum oleh Moekijat dalam Kamus Manajemen, di antaranya:
1. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya Principle of Management:
management is getting things done through people (manajemen adalah fungsi mencapai sesuatu dengan melalui orang-orang).
2. E.F.L Brech dalam bukunya Management: manajemen adalah suatu proses, lebih khusus proses sosial, dimana orang-orang melaksanakannya dalam hubungannya dengan orang lain.
3. Milon Brown dalam bukunya Effective Work Management: secara khusus manajemen terkait dengan penggunaan orang-orang, uang, perlengkapan, bahan-bahan dan metode-metode yang efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Mata Ujian : Ilmu Manajemen
Program Studi : Manajemen Dakwah (MD) Dosen Penguji : Dr. Hasan Basri, M.Pd.I
Dalam bahasa Arab, beberapa kata yang dapat berarti manajemen adalah idārah, tadbir, imārah, niẓām. Penjelasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Idārah, artinya mengatur atau mengurus. Kata inilah yang paling populer digunakan dewasa ini untuk menyebut manajemen atau administrasi. Kata ini tidak ditemukan dalam nash.
2. Tadbīr, berarti mengatur. Kata idārah, kata tadbīr dapat ditemukan dalam nash al- Qur’an seagai berikut:
مٍوْ يَ يفِ هِ يْلَإِ جُرُ عْيَ مَّثُ ضِرْلْأَا ىلَإِ ءِامَ سَّلَا نَمِ رُ مِلْأَا رُ"بِّدَيَ
نَو'دَعْتَ امَ"مِ ةٍنَسَ فَلَأَ هُرْادَقْمِ نَاكَ
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (QS. al- Sajadah/32: 5).
3. Niẓām artinya susunan, tatanan, aturan atau sistem. Kata niẓām ini tidak terdapat dalam nash al-Qur’an juga dalam hadis.
4. ‘Imārah, dalam al-Qur’an digunakan untuk menyebut pengurusan terhadap masjidil haram:
نَمِآ نَمَكَ مٍارُ حَلَا دَجِ سَّمَلَا ةَرْامَعِو "جُاحَلَا ةٍيَاقْسَ مَّتُلْعْجَأَ
دَ نَعِ نَووْتُ سَّيَ لاَ هِ:لْلَا لِيْبِسَ يفِ دَهَاجَو رُخِلآا مٍوْيْلَاو هِ:لْلَابِّ
نَيْمَلَاظَّلَا مٍوْقْلَا يدَهْيَ لاَ هِ:لْلَاو هِ:لْلَا
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS. Al-Tawbah/9:
19).
URGENSI
Menurut Malayu Hasibuan, manajemen itu penting dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2. Perusahaan akan dapat berhasil dengan baik jika manajemen diterapkan dengan baik.
3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.
4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan.
5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkannya dengan memanfaatkan 6M (men, money, method, material, machine, market) dalam proses manajemen tersebut.
6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama kelompok orang.
SEJARAH MANAJEMEN
Manajemen sebagai praktek telah ada sejak manusia hidup bersama dan saling bekerja sama. Praktek tersebut dapat dilihat ketika Nabi Adam As. membagikan pekerjaan merambah hutan, bercocok tanam kepada anak tertuanya Qabil serta pekerjaan beternak
kepada anaknya Habil. Begitu juga dengan tugas-tugas domestik seperti membersihkan pakaian dan memasak diserahkan kepada istri dan anak perempuannya.
Menurut Eugene J. Benge manajemen telah melalui lima tahap perkembangan, yakni:
1. Tahap manajemen otoriter sebagai bentuk awal dari praktek manajemen yang ditandai dengan ketergantungan yang tinggi pada pucuk pimpinan.
2. Tahap manajemen saintifik (ilmiah) yang ditandai dengan munculnya karya-karya ilmuan yang mencoba mengkaji manajemen dengan pendekatan ilmu pengetahuan.
3. Tahap manajemen hubungan manusia yang sangat menekankan aspek komuniaksi dalam menjalankan roda manajemen.
4. Tahap manejemen berbasis hasil yang menekankan perhatian pada bagaimana menciptakan produksi barang dan jasa yang banyak dan berkualitas.
5. Tahap manajemen tanggung jawab sosial yang sangat memperhatikan aspek-aspek pelibatan manusia sebagai unsur terpenting dalam manajemen.
Secara umum fase perkembangan manajemen dibagi tiga:
1. Fase Pra sejarah (berakhir abad 1 M)
Pada zaman raja-raja Firaun berkuasa di Mesir, mereka membuat piramide-piramide yang dipersiapkan untuk menjadi makam pribadi. Pada abad 10 SM., Raja Sulaiman membangun Kenisah Yahweh. Untuk membangun piramide atau Kenisah Yahweh tersebut memerlukan tenaga kerja, dan tenaga kerja tersebut memerlukan arahan dan petunjuk dari seorang pimpinan yang menginginkan bagaimana bentuk bangunan yang diinginkan itu. Ini menandakan bahwa pada saat itu telah ada praktek manajemen yang dilaksanakan.
Bukti-bukti lain yang menandakan bahwa pada zaman pra sejarah telah ada praktek manajemen, misalnya:
a. Peradaban Mesopotamia telah menggunakan sungai sebagai sarana transportasi dan penggunaan logam sebagai alat tukar menukar.
b. Peradaban Babilonia membangun taman tergantung.
c. Masa Tiongkok Kuno, dikenal tokoh-tokoh seperti Konfusius dan Chow yang telah mempraktekkan merit sistem, pembuatan kode etik pejabat pemerintahan, dan pembuatan konstitusi yang dikenal dengan UUD Chow.
d. Romawi Kuno telah mempraktekkan departementasi, pengelolaan pajak, perhubungan, dan militer.
e. Zaman Yunani Kuno telah dikenal pemerintahan demokrasi, parlemen pertama di dunia, dan adanya dewan militer.
2. Fase Sejarah (abad 1 – 19 M/tahun 1886 M)
a. Fase sejarah perkembangan administrasi dan manajemen dapat diketahui dengan kemunculan gereja Katolik Roma. Pengelolaan institusi gerejanya yang telah terurus dengan rapi. Pengurus gereja dibentuk dengan pembagian tugas dan wewenang masing-masing.
b. Perkembangan baru manajemen pada abad ke 7 M, ditandai dengan hadirnya Nabi Muhammad Saw. yang berdakwah secara berjamaah dengan membentuk kelompok shahabat (kutlah shahabat). Selanjutnya Nabi Saw memimpin Negara di Madinah yang wilayahnya terus mengalami perluasan sampai ke seluruh jazirah Arab dan selanjutnya menguasai dunia selama 13 abad.
Manajemen pemerintahan Islam tersebut telah dijalankan sejak abad ke-7 M sampai abad ke-20 M.
3. Fase Modern (mulai 1886 sampai sekarang)
Fase modern dalam perkembangan administrasi dan manajemen dimulai pada abad 19 M. yang ditandai dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor dan Henry Fayol dan beberapa tokoh lain sesudah mereka.
Dua tokoh tersebut, yang paling dikenal kemudian adalah Frederick Winslow Taylor sebagai Bapak Manajemen Ilmiah dan Henry Fayol sebagai Bapak Administrasi Modern.
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Unsur manajemen adalah elemen yang mesti ada dalam manajemen. Unsur manajemen menurut Teori 3M Peterson: man (manusia), material (peralatan), money (uang).
Unsur manajemen menurut Teori 5M George R. Terry: man (manusia), material (peralatan), machines (mesin), methode (metode), money (uang)
Asas-asas manajemen yang baik menurut Taylor adalah:
1. Pengembangan metode-metode kerja yang terbaik.
2. Pemilihan serta pengembangan para pekerja.
3. Usaha untuk menghubungkan serta mempersatukan metode kerja yang terbaik dengan para pekerja yang terpilih dan terlatih.
4. Kerja sama yang harmonis antara manajer dan nonmanajer yang meliputi pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Tabel Fungsi-Fungsi Manajemen menurut para ahli:
Nama Fungsi-Fungsi Manajemen
1 2 3 4 5 6 7 8
G.R.Terry - planning organizing Actuating - - controling -
John F.Mee - planning organizing Motivating - - controling -
Louis A.Allen Leading planning organizing - - - controling -
MC. Namara - planning programming Sistem system - - budgeting
Henry Fayol - planning organizing commanding - coordinating controling - Harol Koontz & Cyril
O’Donnel - planning organizing Staffing directing - controling -
S.P. Siagian - planning organizing Motivating - - controling evaluating Oey Liang Lee - planning organizing - directing coordinating controling - W.H. Newman - planning organizing assembling
resourse directing - controling - Luther Gullick - planning organizing Staffing directing coordinating reporting budgeting Lyndall F. Urwick forecasting planning Organizing commanding - coordinating Controling -
John D. Millet - - - - Directing - - facilitating
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ternyata para ahli berbeda dalam menyusun fungsi-fungsi manajemen. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. filsafat hidup yang dianut oleh ahli bersangkutan 2. perkembangan pengetahuan yang telah dicapai 3. kondisi lingkungan
4. perkembangan teknologi
5. kondisi organisasi untuk mana fungsi-fungsi tersebut diselenggarakan Penjelasan Fungsi Manajemen
1. Planning (طيْطختُلَا)
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang dibuat oleh manajer harus memperhitungkan secara matang berbagai hal, seperti: a) Resiko yang diperkirakan harus dihadapi di masa depan, b) Faktro- faktor yang berpengaruh terhadap resiko tersebut, c) Persiapan pengambilan langkah- langkah tertentu jika resiko tersebut memang ternyata timbul.
Jenis perencanaan dapat dibedakan antara strategic planning dan operational planning:
a. Strategic planning merupakan rencana strategis yang bersifat menyeluruh yang dimiliki oleh suatu organisasi. Dalam bahasa Indonesia rencana ini disebut rencana strategis disingkat RENSTRA.
b. Operational Planning adalah perencanaan yang yang bersifat teknis dalam pelaksanaan suatu program.
Rencana opearsional ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Rencana sekali pakai, seperti program kegiatan, proyek, dan perencanaan anggaran.
b. Rencana tetap, yakni suatu rencana yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi yang sifatnya permanen dalam bentuk kebijakan, prosedur standar, atau peraturan.
Kebijakan atau aturan dikatakan sebagai perencanaan karena di dalamnya terdapat beberapa hal yang menyangkut kewajiban yang harus ditunaikan, termasuk sanksi jika tidak dilaksanakan. Itulah sebabnya ia dikatan sebagai perencanaan, tetapi sifatnya tetap, sekali dibuat dan berlaku terus, kecuali ada perubahan mendasar dari satu organisasi.
Perencanaan ini telah diisyaratkan dalam surah al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:
Fرُيْبِخِ هِG:لْلَا نَا هِG:لْلَا اوْقْتَاو غَلَ تْمِدَقَ امِ Fسٌفْنَ رُظَّنَتُلَو هِG:لْلَا اوْقْتَا اوْنَمِGا نَيَذِلَا اهْ'يَاOGيَ ۗ دٍۚ
نَوْلْمَعْتَ امَبِّ ۢ
Terjemahan Kemenag 2019
18. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Menurut ayat ini, rencana yang baik adalah rencana yang didasari oleh takwa.
Salah satu unsur penting yang membentuk manusia takwa adalah adanya kesadaran penuh tentang hakekat keberadaan manusia sebagai yang diciptakan oleh Yang Menciptakan, Allah swt. Adanya kesadaran seperti itu akan menghasilkan suatu pemikiran yang benar, dari pemikiran yang benar itu akan menghasilkan niat yang benar pula. Dari niat yang benar itu akan menghasilkan perencanaan yang benar karena bersumber dari ketakwaan kepada Allah swt. Ketakwaan harus mengawali sekaligus menjadi landasan perencanaan di awal dan di akhir perencanaan itu.
Nabi telah bersabda:
هِنَقْتُيَ نَأَ لِمَعْلَا مَّكَدَحأَ لِمَعِ اذإِ بحَيَ هِلْلَا نَإِ
Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas, tuntas. (HR. Thabrani).
2. Organizing مَّيْظَّنَتُلَا
Pengorganisasian merupakan kegiatan atau proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas tersebut, menyediakan alat-alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut.
Dalam kegiatan pengorganisasian terdapat kegiatan mengatur pekerjaan, memisah- misahkan pekerjaan menjadi unit-unit yang terpisah-pisah tetapi saling terkait, atau menggabungkan pekerjaan-pekerjaan sejenis, menjelaskan karakteristik pekerjaan, dan menetapkan dan menempatkan pekerja yang tepat untuk satu atau suatu unit pekerjaan, serta menetapkan tugas dan wewenang pekerja itu.
Hasil dari pekerjaan mengorganisasi itulah lahir unit-unit kerja. Dalam unit-unit kerja itu terdapat seorang kepala atau pemimpin unit kerja, sejumlah orang yang memiliki keahlian sejenis, sejumlah pekerjaan yang sejenis, sejumlah alat yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, serta sejumlah penjelasan mengenai karakteristik, tujuan, dan petunjuk-petunjuk kerja. Unit-unit kerja tersebut merupakan subsistem dari satu sistem yang disebut organisasi.
Pilar-pilar yang menjadi dasar dalam proses pengorganisasi terdiri dari empat, yakni:
1. Pembagian kerja
2. Pegelompokan pekerjaan
3. Penentuan relasi antarbagian dalam organisasi Dalam surat Ali Imran Allah berfirman:
هِلْلَا تْمَعْنَ اورُكَذاواوْقَرُفْتَلاَو اعْيْمَجَ هِلْلَا لِبِحَبِّاوْمَصتُعِاو ءِادَعِأَ مَّتُنَكَذإِ مَّكيْلْعِ…
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan… (Ali Imran; 103)
اهْيْلْعِو تْبِسَّكَامِاهْلَاهْعْسَو لاَإِ اسَّفْنَ هِلْلَا فَلْكيَلاَ
تْبِسَّتُكَاامِ…
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Al-Baqarah; 286)
Disamping ayat di atas, Sayyidina Ali bin Abi Thalib membuat statemen yang terkenal yaitu:
مٍاظَّنَبِّ لِطابِلَا هِبِلْغَيَ مٍاظَّنَ لابِّ قحَلَا
Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisasi dengan baik.
Statemen Sayyidina Ali merupakan pernyataan yang realistis untuk dijadikan rujukan umat Islam. Hancurnya suatu institusi yang terjadi saat ini karena belum berjalanannya ranah organisasi dengan menggunakan manajemen yang benar secara maksimal.
3. Coordinating (قيْسَّنَتُلَا)
Pengkoordinasian adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menyatukan atau mensinkronkan semua kegiatan yang ada dalam organanisasi agar berjalan sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengarahan pada hakekatnya menuntun orang-orang dalam bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar pencapaiannya seefektif dan seefisien mungkin. Dalam pengertian ini pengarahan bisa disamakan dengan koordinasi, yakni sebagai cara-cara menyeluruh melaksanakan apa yang telah direncanakan
Koordinasi sangat penting dilakukan dalam sebuah organisasi karena beberapa, antara lain:
a. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan kekembaran atau kekosongan pekerjaan.
b. Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
c. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan.
d. Supaya semua unsur manajemen (6 M) dan pekerjaan masing-masing individu saling membantu dalam mencapai tujuan organisasi.
e. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan.
Dalam al-Qur’an Allah berfirman
تاوْطخِ اوْعْبِتُتَ لاَو ةٍفِاكَ مَّلْسَّلَا ىفِ اوْلْخِدااوْنَمِأَ نَيَذِلَااهْيَأيَ
نَيْبِمِ ودَعِ مَّكلَ هِنَإِ نَاطيْشلَا
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan, karena setan itu musuhmu yang nyata. (QS. l-Baqarah; 208)
Apabila manusia ingin mendapat predikat iman maka secara totalitas harus melebur dengan peraturan Islam. Iman bila diumpamakan dengan manusia yang ideal dan Islam sebagai planning dan aturan-aturan yang mengikat bagi manusia, maka tercapainya tujuan yang mulia, memerlukan adanya kordinasi yang baik dan efektif sehingga akan mencapai kepada tujuan ideal. Cobaan dan kendala merupakan keniscayaan, namun dengan manusia tenggelam dalam lautan Islam (kedamaian, kerjasama dan hal-hal baik lainnya) akan terlepas dari kendala-kendala yang siap mengancam.
4. Controling (ةٍبِّاقَرُلَا)
Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan
bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses ini pada dasarnya terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. Penentuan standar hasil kerja. Standar ini telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan.
b. Pengukuran hasil kerja. Pengukuran hasil kerja perlu dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung. Pengukuran penting untuk mengetahui secara dini ada tidaknya gejala penyimpangan.
c. Koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi. Manajer harus cepat tanggap terhadap adanya gejala penyimpangan karena apabila dibiarkan akan melebar semakin jauh sehingga akan lebih sulit untuk mengembalikannya
Secara garis besarnya, pengawasan dapat dibedakan menjadi pengawasan fungsional (WASNAL) dan pengawasan melekat (WASKAT).
1. WASKAT dilakukan oleh masing-masing pimpinan organisasi atau pimpinan unit dalam organisasi atau unit yang dipimpinnya.
2. WASNAL adalah jenis pengawasan yang dilakukan oleh aparat khusus yang berada di luar organisasi yang diawasi.
Bagan Perbedaan Pengawasan dengan Pengendalian
Aspek Pengawasan Pengendalian
Dasar Keahlian dan profesionalisme Kekuasaan Sifat Sebagian dapat didelegasikan kepada
orang lain, baik di dalam organisasi (staf, intern) maupun di luar (ekstern).
Lebih sebagai penerapan ilmu dan tekonologi, lebih objektif, lebih teknis
Melekat pada kepala (fungsi) dan pribadinya.
Lebih merupakan seni, lebih subjektif, dan lebih struktural Tugas Memantau, membandingkan,
mengevaluasi, dan melakukan tindakan, baik prventif, edukatif, maupun korektif attau represif
Mengambil keputusan dan memberi perintah
Fungsi
manajemen Controlling Actuating
Sasaran Substansi, materi, perbadingan (bandingkan mata, telinga, dan sebagainya)
Arah kecepatan, dan cara (bandingkan dengan seorang pengemudi)
Dalam al-Qur’an, ditemukan konsep pengawasan yang disebut dengan pengawasan terhadap diri sendiri (WASRI) sebagai berikut:
لاَو ضِرْلاَا ىفِ ءِي شَ نَمِ هِG:لْلَا ىلْعِ ىGفْخيَ امِو لْعْنَ امِو يفْخنَ امِ مَّلْعْتَ كَنَا آنَبِّرْ ۗ ءِ مَسَّلَا ىفِ اۤ
Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit (QS. Ibrāhīm [14]: 38).
Allah berfirman
نَوْلْعْفْتَلاَامِ نَوْلَوْقْتَ مَّلَاوْنَمِأَ نَيَذِلَااهْيَأيَ
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (QS. al-Shaff: 1).
Dalam surat al-Tahrim Allah berfirman:
ارْانَ مَّكيْلْهَأَو مَّكسَّفْنَااوْقَاوْنَمِأَ نَيَذِلَااهْيَأيَ..
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
(QS. al-Tahrim; 6).
Kontrol dari Allah:
ضِرْلْأَا ىفِ امِو تاوْمَسَّلَا ىفِامِ مَّلْعْيَ هِلْلَا نَأَ رُتَ مَّلَأَ
…Tidaklah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi… (QS. al-Mujadalah: 7).
HUMAN RELATIONS
Arti human relations secara bahasa adalah hubungan kemanusiaan.
Istilah ini banyak digunakan dalam organisasi perusahaan untuk menggambarkan bidang pengetahuan yang sistematis dan berkembang yang bertujuan untuk menjelaskan tingkah laku manusia dalam organisasi atau perusahaan, bukan sebagai individu semata, tetapi juga dalam hubungannya dengan orang lain
Pimpinan perlu berhubungan dengan orang-orang yang dipimpinnya untuk mengkomunikasikan ide dan menyampaikan perintah maupun petunjuk-petunjuk terhadap pekerjaan. Itulah makna ungkapan bahwa inti manajemen adalah human relations.
Kata lain yang memiliki unsur kesamaan arti dengan human relations adalah komunikasi. Perbedaannya, komunikasi dapat mencakup semua jenis hubungan baik dilakukan antara dua orang maupun dengan banyak orang, baik dalam suatu organisasi maupun tanpa organisasi. Sedangkan human relation lebih banyak digunakan dalam organisasi dalam bentuk hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan hubungan antara sesama bawahan. Di samping itu, human relation lebih dimaksudkan untuk memperlancar saluran informasi mengenai kebijakan organisasi agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat oleh setiap anggota.
Mengenai pentingnya hubungan kemanusiaan ini, Allah swt. telah memberikan penjelasan dalam Alquran surah Ali Imran 112:
هِ لْلَا نَمِ لِ بِحَبِّ لاَا اوْ فْ قْ ثُ ا مِ نَيَا ةٍ لَذِلَا مَّهْيْلْعِ تْبِّرُض سانَلَا نَمِ لِبِحو
Manusia akan celaka di mana saja berada kecuali mereka yang memperbaiki hubungannya dengan Allah dan hubungannya dengan manusia (QS. Ali Imran [3]: 112).
Kata hablun sebenarnya berarti tali. Dalam kaitan ini, hablun dapat diartikan hubungan.
Dalam penjelasan terjemahan Alquran disebutkan bahwa yang dimaksud dengan hablun dalam kaitannya dengan manusia adalah perjanjian dengan manusia dalam bentuk perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Islam.
Meskipun demikian, kata hablun dapat diperluas maknanya dengan memasukkan semua jenis hubungan yang mencakup perjanjian, akad, atau kesepakatan dengan sesama manusia. Perjanjian atau kesepakatan yang harus dipenuhi tersebut tentu yang tidak melanggar perjanjian atau ketaatan terhadap aturan Allah swt. oleh karena itulah dalam ayat ini hablun dengan Allah didahulukan dari pada hablun dengan sesama manusia.
Sondang P. Siagian membedakan hubungan kemanusiaa menjadi dua, yakni human relations untuk hubungan-hubungan dengan orang-orang dalam organisasi (hubungan intern) dan public realtions untuk hubungan organisasi dengan pihak di luar organisasi (hubungan ekstern).
Human relation dalam organisasi dapat berbentuk vertikal dan horinzontal.
Hubungan vertikal dilakukan antara orang dengan struktur yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah atau sebaliknya. Sedangkan hubungan horizontal dilakukan antara orang- orang yang ada dalam satu unit atau atara unit dalam organisasi.
LEADERSHIP
Di antara pengertian kepemimpinan adalah:
1. Abi Sujak: Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan
mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang/sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
2. Oteng Sutisna: Proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.
Ada tiga teori yang umum dan menonjol yang biasa digunakan untuk menjelaskan mengenai munculnya pemimpin, yakni:
1. teori genetis: Teori genetis menjelaskan bahwa pemimpin itu tidak dibuat, tetapi dilahirkan
2. Teori sosial: seorang menjadi pemimpin bukan karena pembawaan sejak lahir, tetapi karena pemimpin tersebut disiapkan dalam masyarakat melalui penggemblengan di lembaga pendidikan.
3. Teori ekologis: seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila sejak lahir telah memiliki bakat atau potensi kepemimpinan dan bakat-bakat atau potensi tersebut dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang sesuai dengan lingkungan dimana ia berada.
Tipe-tipe pemimpin dapat digolongkan menjadi lima, yakni tipe otorter atau otokrasi, paternalistik, militeristik, demokratis dan kharismatik
Tugas-tugas manajemen digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Tugas Manajer
abstrak generalis TM
MM LM
kongkrit spesialis Keterangan:
TM : Top Manajer (manajer tertinggi) MM : Middle Manajer (manajer menengah)
LM : Lower Manajer (manajer terendah/terdepan)
Adapun mengenai keterampilan manajer, setiap manajer harus memiliki tiga macam keterampilan, yakni:
1. Keterampilan teknis (technical skills),
2. Keterampilan hubungan kemanusiaan (human skills), dan 3. Keterampilan konsep (conceptual skills).
Semakin tinggi tingkatan manajer, semakin banyak membutuhkan keterampilan konsep dan semakin kurang membutuhkan keterampilan teknis. Semakin rendah kedudukan seorang manajer, semakin banyak membutuhkan keterampilan teknik dan semakin kurang membutuhkan keterampilan konsep.
Untuk mendeskripsikan ketiga keterampilan atau keahlian yang harus dimiliki oleh para manajer atau pemimpin dapat dilihat dalam bagan berikut:
TM MM LM
CS HS TS Keterangan:
TM : Top Manajer (manajer tertinggi) MM : Middle Manajer (manajer menengah)
LM : Lower Manajer (manajer terendah/terdepan) CS : conceptual skill (keterampilan konsep)
HS : Human skills (keteramppilan hubungan kemanusiaan) TS : Technical skills (keterampilan teknik)
Dalam Islam, terdapat 2 macam pemimpin, yakni:
1. Hukkam: pemimpin sebagai penguasa yang bertugas menjalankan hukum atau undang- undang sehingga bersifat memerintah masyarakat, seperti: khalifah, wali, amil, qadhi (hakim) mazalim. Syarat-syarat in’iqad hukkam: muslim, laki-laki, baligh, berakal, merdeka, mampu.
2. Idariyah: pemimpin nonpenguasa atau pemimpin administratif. Misalnya: direktur perusahaan, kepala sekolah, ketua organisasi masyarakat, pimpinan organisasi kesiswaan atau kemahasiswaan, kepala pasar, dan lain-lain. Siapa saja boleh menjadi pemimpin administratif alakan memenuhi syarat kafa’ah (mampu, ahli).
ORGANISASI
Organisasi merupakan wadah yang dibentuk oleh dua orang atau lebih untuk bekerjasama mencapai tujuan bersama yang ditetapkan. Organisasi merupakan unsur status dari manajemen. Maksudnya fungsi-fungsi manajemen dijalankan dalam organisasi.
Unsur-unsur dalam suatu organisasi terdiri dari:
a. Manusia sebagai unsur pokok yang bekerja sama, yang terdiri dari pemimpin dan yang dipimpin.
b. Tempat dimana organisasi tersebut berkedudukan.
c. Tujuan yang ingin dicapai.
d. Pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian kerja di antara para pekerja yang ada dalam organisasi.
e. Struktur yang menunjukkan kedudukan masing-masing orang yang ada dalam organisasi sekaligus menunjukkan hubungan dan kerja sama antara orang atau unit dengan orang atau unit lainnya.
f. Teknologi, artinya teknik dan peralatan teknik yang digunakan untuk bekerja dalam organisasi.
g. Lingkungan yang saling mempengaruhi, misalnya adanya sistem kerja sama sosial.
Ketujuh unsur tersebut jika diperciut hanya terdiri tiga unsur dari, yakni: unsur manusia, unsur peralatan, unsur pekerjaan.
Ditinjau dari segi banyaknya orang yang berhimpun dan banyaknya pekerjaan, organisasi dibedakan menjadi organisasi besar dan organisasi kecil.
1. Organisasi besar adalah organisasi yang memiliki cakupan pekerjaan yang luas dan mencakup hampir atau semua aspek kehidupan.
2. Organisasi kecil adalah organisasi yang hanya mengurusi satu atau beberapa macam pekerjaan saja, misalnya: sekolah, organisasi pemuda, organisasi olahraga, dan sebagainya.
Ditinjau dari segi waktu, organisasi dibedakan menjadi
1. organisasi bersifat sementara (dibentuk hanya untuk satu atau beberapa kegiatan saja yang ketika program tersebut telah terlaksana, bubarlah organisasi tersebut)
2. organisasi permanen (dibentuk untuk melaksanakan program dalam jangka waktu panjang atau secara terus menerus).
Secara umum struktur organisasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni struktur lini dan struktur staff.
Bentuk-bentuk yang lain merupakan penambahan atau penggabungan dari kedua macam struktur organisasi tersebut, seperti struktur organisasi lini dan staf, dan struktur organisasi fungsional, dan struktur organisasi lini, staff dan fungsional. Bentuk-bentuk struktur organisasi dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
1. Gambar Struktur Organisasi Lini
: line authority (garis komando) 2. Gambar Struktur Organisasi Lini dan Staf
: line authority (garis komando) : staff authority
3. Gambar Struktur Organisasi Fungsional
Pekerja A Pekerja B Pekerja B
Pekerja A
Kepala Bagian Pemasaran Kepala Bagian
Produksi
DIREKTUR
Staf Staf
Pekerja D
STAF
Pekerja C Pekerja E
Pekerja B Pekerja A
Manajer Pemasaran Manajer
Produksi
DIREKTUR UTAMA
Direktur Peralatan Direktur
Perencanaan
Direktur Teknik
Pekerja D Pekerja C
Pekerja B Pekerja A
DIREKTUR UTAMA
: line authority (garis komando) : functional authority
4. Gambar Struktur Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional
: line authority (garis komando) : staf authority
Desain dan struktur organisasi dipengaruhi oleh: strategi organisasi, skala perusahaan, teknologi, dan lingkungan.
MANAJEMEN DALAM ISLAM
Dalam bahasa Arab, tidak terdapat satu kata yang persis sama dengan manajemen dalam bahasa Inggris. Beberapa kata yang dapat berarti manajemen adalah idārah, tadbir, imārah, niẓām.
Manajemen merupakan ilmu yang disusun oleh manusia melalui kajian terhadap pengalaman manusia dalam interaksi dan bekerjasama dalam organisasi. Karena itu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi harus tetap didasarkan pada aqidah Islam dan dijalankan berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari al- Qur’an dan Sunnah.
Perbandingan manajemen dalam Islam dengan manajemen pada umumnya:
• Menjadikan aqidah Islam sebagai asas, al-Qur’an sebagai pedoman
• Menjadikan ridha Allah sebagai tujuan di atas tujuan
• Prinsip kemudahan dan kesederhanaan
• Ada pembagian kerja, tapi tidak menghilangkan aspek tolong menolong
• Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen atas dasar itqan
• Pertanggungjawaban kepada Allah dan kepada manusia Manajemen pada umumnya:
• Menjadikan asas manfaat sebagai tolok ukur, kesepakatan sebagai arah pengambilan keputusan
Manajer
Teknik Manajer
Pemasaran Manajer
Produksi
Karyawan Pelaksana (Workers)
STAF PRESIDEN
DIREKTUR
• Keberhasilan pelaksanaan kerja merupakan tujuan utama
• Mengutamakan kepuasan stakeholders
• Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berdasarkan atas kewenangan, tugas dan fungsi
• Pertanggungjawaban kepada manusia
MANAJEMEN STRATEGI
Manajemen strategi merupakan salah satu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang sifatnya mendasar dan menyeluruh, disertai dengan penetapan cara pelaksanaannya, yang dibuat oleh pimpinan organisasi dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan.
Proses dan Tahapan Manajemen Strategi
1. Merumuskan Strategi. Pada tahap ini organisasi atau perusahaan akan melakukan pengembangan visi serta juga misi, melakukan analisis SWOT, menentukan serta juga menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, serta juga beberapa strategi alternatif lainnya.
SWOT adalah singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), treath (ancaman).
2. Menerapkan Strategi. Pada tahap ini, strategi yang sudah ditetapkan setelah itu diimplementasikan contohnya ialah: Merancang struktur organisasi, Distribusi sumber daya, Membuat kebijakan, Pengembangan proses pengambilan keputusan, Pengelolaan sumber daya manusia, Usaha pemasaran, dan lain sebagainya
3. Mengevaluasi Strategi. Lingkungan juga terus berubah seiring berjalannya waktu maka hal yang diperlukan ialah sebuah evaluasi secara berkala. Tujuannya ialah untuk dapat melihat faktor-faktor baik itu secara internal atau juga eksternal perusahaan.
Terdapat tiga kegiatan utama dalam evaluasi strategis, di antaranya sebagai berikut:
1. Mengkaji ulang segala macam faktor internal dan eksternal yang menjadi landasan atau pedoman perumusan strategi yang sudah diterapkan sebelumnya
2. Mengukur kinerja saat ini
3. Melakukan upaya perbaikan terhadap kekurangan kinerja sebelumnya demi keberhasilan di masa depan.
Karakteristik Manajemen Strategi
1. Manajemen Strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana Strategi (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi Perencanaan Operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk Program- program kerja.
2. Rencana Strategi berorientasi pada jangkauan masa depan (25-30 tahun). Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan untuk setiap tahun atau setiap lima tahun.
3. VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Utama (Induk) dan Tujuan Strategi Organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan dalam merumuskan RENSTRA, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya.
4. RENSTRA dijabarkan menjadi RENOP yang antara lain berisi program-program operasional.
5. Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak (Pimpinan) karena sifatnya sangat mendasar dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi.
6. Pengimplementasian Strategi dalam program-program untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
MANAJEMEN KONFLIK
Konflik tidak boleh dibiarkan, tetapi harus ditangani (dikelola) dengan baik, diupayakan tidak terjadi, minimal diminimalisir. Ada tiga langkah dalam mengelola konflik:
1. Metode stimulasi: metode ini biasanya digunakan untuk merangsang anggota kelompok yang pasif yang disebabkan tingkat konflik terlalu rendah. Karena tingkat konfliknya rendah sehingga anggota kelompok pasif/tidak bergairah dalam bekerja. Jadi perlu ada konflik yang produktif. Ini dilakukan dengan:
a. Menempatkan orang luar ke dalam kelompok b. Menata kembali organisasi
c. Menawarkan bisnis, insentif, dan penghargaan untuk mendorong semangat bersaing.
d. Menempatkan manajer yang menguasai metode stimulasi.
e. Memberikan perlakuan yang berbeda dari kebiasaan.
2. Metode pengurangan konflik: metode ini dikenal pula dengan istilah pendingin suasana, metode ini tidak menangani masalah yang menimbulkan konflik itu, bisa dilakukan dengan:
a. Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik
b. Mempersatukan dua kelompok yang bertentangan tersebut untuk bersama-sama menghadapi ancaman atau musuh bersama.
3. Metode penyelesaian konflik: biasa digunakan dalam penyelesaian konflik
a. Dominasi atau penekanan seperti: kekuatan (forcing) menempuh cara otomatik, penenangan (smoothing) menempuh cara diplomatis, penghindaran (avoidance), manajer menghindari untuk mengambil posisi yang tegas, aturan mayoritas (mayority role) menyelesaikan konflik dengan pemungutan suara (voting) dengan prosedur yang adil.
b. Kompromi (melalui jalan tengah) yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berbeda, misalnya:
1) Pemisahan (sparation) mereka yang berbeda/bertikai dipusatkan sampai mereka mendapat/menemukan kesepakatan untuk mencapai persetujuan.
2) Perwakilan (arbitrase) dimana pihak ketiga (manajer atau orang yang disepakati) memberikan petunjuk penyelesaian.
3) Kembali ke peraturan yang berlaku.
c. Pemecahan masalah integratif: konflik kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama melalui teknik-teknik pemecahan masalah. Pihak-pihak yang berkonflik secara terbuka membicarakan dan mencari penyelesaian yang dapat diterima kedua belah pihak. Metode-metode yang dapat digunakan:
1) Konsensus: mencari kesepakatan penyelesaian terbaik (win-win solution) 2) Konfrontasi: memberi kesempatan kepada pihak yang berkonflik untuk
menyatakan pendapatnya, kemudian dengan kepiawaian manajer menggiring mereka menuju kesatuan pendapat pada tujuan bersama.
3) Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi: dilakukan dahulu oleh manajer yang bermuara pada keberhasilan organisasi. Bila masih belum berhasil juga bisa mengundang pihak luar sebagai mediator yang diperhitungkan dapat menyesaikan konflik, mediator dipilih dan disepakati bersama.
MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen pemasaran adalah sebuah proses yang meliputi perencanaan, analisis dan pelaksanaan kegiatan pemasaran. Manajemen pemasaran akan menghasilkan strategi pemasaran. Orang yang melakukan kegiatan pemasaran disebut market man / salesman.
Dalam konsep manajemen pemasaran, perusahaan selalu memikirkan usaha penjualan untuk mempengaruhi konsumen agar membeli produknya.
Antara penjualan dan pemasaran terdapat perbedaan. Penjualan lebih menekankan pada produk yang akan dijual. Sementara pemasaran lebih menekankan pada keinginan dan kebutuhan konsmune terhadap produk.
Dalam manajemen pemasaran terdapat 4 unsur yang saling berbaur sehingga disebut four marketing mix, yakni 4P:
1. Produck: hasil dari sebuah produksi baik berupa barang maupun jasa 2. Place: tempat dimana produk dipsasarkan
3. Price: tahap penentuan harga
4. Promotion: tahap untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat agar masyarakat tertarik dengan produk itu.
SUMBER
1. Sondang P. Siagian, Filsafat Manajemen
2. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah 3. Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen
4. Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer 5. M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah
6. Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, Konsep dan Aplikasi 7. Ma’ruf Abdullah, Manajemen Berbasis Syariah