• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kitab Syamail Muhammadiyah Dan Terjemah [PDF] – Terjemahkitab

N/A
N/A
risma entrepreneur

Academic year: 2023

Membagikan "Kitab Syamail Muhammadiyah Dan Terjemah [PDF] – Terjemahkitab"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

eBook Gratis eBupot Uni0kasi

Download

OnlinePajak

BAB MENJELASKAN BENTUK TUBUH RASULULLAH SAW

dalam bab ini ada 14 hadits

Telah menceritakan pada kami : Abu Raja’ Qutaibah bin Sa’id, dari Malik bin Anas, dari Rabi’ah bin Abi Abdurrahman dari Anas bin Malik, beliau berkata : “Rasulullah Saw bukanlah orang yang berperawakan terlalu tinggi, namun tidak pula pendek, kulitnya tidak putih kecoklatan juga tidak Sawo matang, rambutnya ikal, tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus kaku, beliau diangkat Allah (menjadi Rasul) dalam usia empat puluh tahun, beliau tingal di Makkah (sebagai Rasul) sepuluh tahun dan di madinah sepuluh tahun, beliau pulang ke Rahmatullah dalam usia permulaan enam puluh tahun, kepala dan janggutnya tidak terdapat sampai dua puluh helai rambut yang telah berwarna putih”.

Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Mus’adah Al-Basri, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahab Ats-tsaqafi, dari Humaid dari Anas bin Malik, beliau berkata : “Rasulullah Saw mempunyai bentuk tubuh yang sedang, tidak tinggi dan tidak pula pendek, serta bentuk tubuhnya bagus, rambutnya tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus kaku dan kehitam-hitaman warna rambutnya, bila beliau berjalan maka jalannya cepat”. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin basysyar, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Ja’far, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Syu’bah, dari Abi Ishaq, beliau berkata : Saya mendengar Barra’ bin Azib, beliau berkata :

“Rasulullah Saw berperawakan sedang, berpundak bidang, rambutnya lebat terurai sampai daun telinga, beliau pernah menggunakan pakaian yang berwarna merah, aku tidak pernah sama sekali melihat orang yang lebih tampan dari beliau”.

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, beliau berkata : Telah menceritakan pada kami Waki, beliau berkata : Telah menceritakan pada kami Sufyan ats-Tsauri, dari Abi Ishaq, beliau berkata : Saya mendengar Bara bin Azib berkata : “Aku tak pernah orang yang berambut panjang terurus rapi, dengan mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah Saw, rambutnya mencapai kedua bahunya, kedua bahunya bidang, beliau bukanlah seorang yang berpostur tubuh pendek dan tidak pula terlalu tinggi”. Telah

Terjemahkitab (https://terjemahkitab.com/)

(https://terjemahkitab.com/#mobile-menu-toggle)

(2)

menceritakan kepada kita Muhammad bin Isma’il, beliau berkata : Telah bercerita kepada kita Abu Nu’aim, beliau berkata : Telah bercerita kepada kita Al-Mas’udi, dari Utsman bin Muslim bin Hurmuz, dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dari Ali bin Abi Thalib, beliau berkata : “Rasulullah Saw tidaklah tinggi dan tidak pula pendek, telapak tangan dan kakinya kasar, kepalanya besar tulang kepalanya besar juga besar, rambut dadanya lebat, jika beliau berjalan tegak seolah-olah seseorang sedang naik dari suatu tempat yang rendah, saya belum pernah menjumpai orang seperti beliau Rasulullah Saw baik sebelum maupun sesudahnya”.

Dan telah menceritakan kepada kita sufyan bin waqi’, beliau berkata : Telah diceritakan dari ayah saya, dari Al-Mas’udi dengan sanad ini, hadits yang sama lafadz serta maknanya. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah Adh-Dhabi’ serta Ali bin hujr, dan Abu Ja’far Muhammad bin Husain, yaitu Ibnu Abi Halimah, (ketiga rawi menceritakan hadits ini dengan ungkapan yang berbeda-beda akan tetapi satu makna), mereka berkata : Telah menceritakan kepada kita Isa bin Yunus, dari Umar bin Abdullah yang telah dimerdekakan Gufroh, beliau berkata : Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Muhammad salah seorang anak dari sayyidina Ali bin Abi thalib, beliau berkata : Sayyidina Ali ketika mensifati Rasulullah Saw, maka beliau berkata : “Rasulullah adalah orang yang berperawakan tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, beliau orang yang

berperawakan sedang-sedang, rambutnya tidak kaku dan tidak pula keriting, rambutnya lebat, beliau tidak gemuk dan tidak pula kurus, wajahnya sedikit bulat, kedua biji matanya sangat hitam, bulu matanya panjang, persendian-persendian yang pokok besar, bahunya bidang, bulu dadanya lembut, tidak ada bulu-bulu di badan, telapak kakinya tebal, jika berjalan seakan-akan sedang berjalan di jalanan yang menurun, jika menoleh maka seluruh badannya ikut menoleh, diantara kedua bahunya terdapat khatam (stempel) kenabian, telapak

tangannya bagus, dadanya bidang, beliau adalah orang yang paling jujur bicaranya, yang lembut perangainya, yang paling mulia pergaulannya, siapapun yang tiba-tiba

memandangnya tentu menaruh hormat kepadanya, siapapun yang bergaul dengannya tentu akan akan mencintainya, kemudian sayyidina Ali melanjutkan ungkapannya : Saya tidak pernah melihat orang seperti beliau baik sebelum maupun sesudahnya”. Imam Abu Isa At- Turmudzi berkata : Saya mendengar Imam Al Ashmu’i berkata mengenai penjelasan sifat kepribadian Rasulullah Saw, yaitu (lafadz ُطِغ%مُ'ا) berarti rambut panjang yang mengurai, dan Imam Ashmui berkata : Saya pernah mendengar orang arab badui berkata : Sangat panjang rambutnya berarti panjang sekali dan tinggi, sedangkan lafadz (ُد*دَرَتُ ْ'اَو) diartikan sebagian anggota tubuhnya pendek, lafadz (ُط%طَقْلا) ini diartikan rambut yang sangat kriting, lafadz

(ُلِج%رلاَو) ini diartikan rambut yang ada kelok-kelok sedikit, lafadz (ُم%هَطُ ْ'ا) ini diartikan yang

banyak dagingnya, lafadz (ُمَثْلَكُ ْ'اَو) ini diartikan wajah bulat (wajah oval), lafadz (ُبَر ْشُ ْ'اَو) ini diartikan ubun-ubun yang ada warna agak kemerah-merahan, sedangkan lafadz (ُجَعْد َ>اَو) bola mata yang berwarna sangat hitam, lafadz (ُةَبَر ْسُ ْ'اَو) ini diartikan bulu lembut yang terdapat diantara dada dan pusar, lafadz (ُنْث %شلاَو) ini diartikan telapak tangan dan kaki yang tebal, lafadz (ِعDلَق%تلاَو) diartikan berjalan dengan penuh kekuatan, lafadz (ُبَب %صلا) ini diartikan tempat yang menurun seperti perkataan ِبَب َصَو ِبْوُب ُص ْيِفاَنْرَدَحْنا (kami berjalan di daerah yang menurun), lafadz ( ِشا َشُ ْ'ا ُلْيِلَج) ini diartikan besar tulang persendiannya, lafadz (ُةَر ْشُعْلاَو) ini diartikan pergaulan, lafadz (ُرْي ِشَعْلاَو) diartikan teman, lafadz (ُةَهْيِدَبْلاَو) ini diartikan tiba-tiba, seperti ungkapan (ُهُتأ َجَف ْيأ ِرْمأِب ُهُتْهَدَب) aku melakukan sesuatu kepadanya secara tiba-tiba. Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waki’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Jami’ bin Umar bin Abdurrahman Al-Ijli, dengan membacakan tulisannya kepada kita, beliau berkata : Seseorang lelaki dari bani Tamim memberi kabar kepada kami, dari anaknya Abu Halah yang menjadi istri Khadijah, yang digelari dengan nama Aba Abdillah, beliau meriwayatkan dari anak Abu Halah dari Hasan bin Ali, beliau berkata : Saya bertanya kepada paman saya Hindun bin Abi Halah, beliau adalah orang pandai mensifati Rasulullah Saw, dan saya ingin dia menyebutkan satu sifat yang saya buat

(3)

pegangan, kemudian beliau berkata : “Rasulullah Saworang yang agung dan dihormati, wajahnya bercahaya bagaikan cahaya bulan di malam purnama, beliau lebih tinggi dari manusia biasa, tetapi lebih rendah dari ketinggian kebanyakan orang, kepalanya lebih besar dari kebanyakan orang, rambutnya tidak keriting dan tidak lurus, terurai tetapi tidak sampai menutupi daun telinganya, wajahnya bersih dengan kening yang lebar, alisnya tebal yang keduanya hampir bersambung, beliau mempunyai urat yang bergetar ketika menahan marah, hidungnya panjang dengan garis cahaya melintas di atasnya dan orang tak dapat

membayangkan keindahannya, janggutnya sangat tebal, matanya hitam, kedua pipinya halus, mulut sedikit lebar, diantara giginya yang putih terdapat celah, rambut beliau tumbuh di dadanya membentuk garis yang indah, lehernya bagaikan leher patung yang terbuat daripada perak yang asli, bentuk badan Rasulullah Saw sebaik-baik bentuk, badannya tegap dan berisi, perutnya sama dengan lebar dadanya, dadanya lapang dan kedua bahunya lebar, betisnya padat berisi, antara lehernya dan pusatnya tumbuh rambut yang indah, tetapi bagian tubuh yang lain tidak ada tumbuh rambut, pada tangannya tumbuh rambut, juga bagian atas dadanya, baginda memiliki pergelangan tangan yang kuat, telapak tangan lebar dan keras, kedua tangan dan kakinya sangat kuat, jari-jarinya panjang, urat dan ototnya, halus tapak kakinya panjang dan berkulit licin sehingga air mudah mengalir diatasnya, apabila beliau berjalan maka seakan-akan beliau sedang berjalan menurun lembah, beliau berjalan dengan tenang serta melangkah ringan dan mudah. Ketika berjalan beliau menundukkan pandangan, ketika berpaling kepada seseorang maka beliau menghadapkan seluruh badannya, beliau lebih sering menundukkan pandangannya daripada melihat ke atas, beliau menjaga pandangan matanya, mendahului percakapan dengan sahabatnya dan mendahului memberikan salam kepada orang yang ditemuinya”.

Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Simak bin Harb dart Jabir bin Samurah dia berkata : “Rasulullah Saw adalah sosok yang bibirnya tebal, kedua matanya berbentuk dan tumitnya halus tak bertulang, kemudian Syu’bah bertanya kepada Simak : Apa maksud dari bibirnya tebal ? Beliau menjawab : Bibirnya agak lebar, kemudian aku bertanya lagi : Apa maksud dari kedua matanya berbentuk ? Jawabnya : Kedua alis matanya agak panjang, kemudian aku bertanya lagi : Apa maksud dari tumitnya halus ? Beliau menjawab : Yaitu tulangnya sedikit”. Telah menceritakan kepada kita Hannad bin Sari, beliau berkata : Telah menceritakan ‘Abtsar bin Qasim dari ‘Ats’ats yaitu Ibnu Sawwar dari Abu Ishak dari Jabir bin Samurah, beliau berkata : “Saya pernah melihat Rasulullah Saw di malam yang terang (malam bulan purnama).

Beliau mengenakan pakaian merah, aku melihat beliau dan melihat bulan. Menurutku, beliau lebih indah daripada bulan”. Telah menceritakan kepada kita Sufyan bin Waki’, telah

menceritakan kepada kita Humaid bin Abdurrahman Ar-Ruasi dari Zuhair dari Abu Ishak, beliau berkata : Seorang lelaki bertanya kepada Barra’ bin Azib “Apakah wajah Rasulullah Saw seperti pedang (yang mengkilat) ? Beliau menjawab ‘tidak’, bahkan wajah beliau laksana rembulan”.

Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud Al-Mashohifi Sulaiman bin Salam, beliant berkata : Telah bercerita kepada kami An-Nadhar bin Syumail, dari Solih bin Abu Al- Akhdhar, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, beliau berkata :

“Rasulullah Saw berkulit putih, seakan-akan beliau tercetak dari perak dan rambutnya ikal bergelombang”. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’ad dari Laits bin Sa’id, dari Abi Zubair dari Jabir bin ‘Abdullah “Sesungguhnya Rasulullah Saw berkata : Telah diperlihatkan kepadaku para Nabi, Adapun Nabi Musa As bagaikan seorang laki laki dari suku Syanu’ah, kulihat pula Nabi Isa bin Maryan As ternyata orang yang pernah kulihat

(4)

 Urwah bin Mas’ud, kulihat pula Nabi Ibrahim As ternyata orang yang irip kep nya adalah mirip kepadanya adalah kawan kalian ini (yaitu Rasulullah Saw sendiri). Dan aku melihat malaikat Jibril ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah Dihyah”.

Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waki’ dan Muhammad bin Basysyar, keduanya berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Yazid bin Harun dari Sa’id Al-Jurairi, beliau berkata : saya mendengar Abu tufail berkata : “Saya pernah melihat Rasulullah Saw, dimana tidak seorang pun dipermukaan bumi yang melihat beliau melainkan saya, kemudian Said berkata : Jelaskan sifat Rasul kepadaku ! Abu Tufail berkata : Beliau berwajah putih berseri dan ideal”.

Telah menceritakan pada kami : ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman, belian berkata : Telah menceritakan pada kami Ibrahim bin Mundzir al Hizami, beliau berkata : Telah menceritakan pada kami ‘Abdul Aziz bin Tsabit az Zuhri, beliau berkata : Telah

menceritakan pada kami Ismail bin Ibrahim (anak Musa bin Uqbah), dari Musa bin ‘Ugbah, dari Kuraib yang bersumber dari Ibnu Abbas, beliau berkata : “Rasulullah Saw mempunyai gigi seri yang renggang, bila beliau berbicara terlihat seperti ada cahaya yang memancar keluar antara kedua gigi serinya”.

 

BAB MENJELASKAN TENTANG KHATAMUN NUBUWAH (CAP KENABIAN) Dalam bab ini terdapat delapan hadits

Telah menceritakan kepada kaim Qutaibah bin Sa’id, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma’il dari Ja’di bin Abdurrahman, beliau berkata : Saya

mendengar Al-Saib bin Yazid berkata : “Bibiku pergi bersamaku kepada Rasulullah Saw, kemudian dia berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak saudara perempuanku sakit, kemudian Rasulullah Saw mengusap kepalaku dan berdoa dengan keberkahan, lalu beliau berwudhu, kemudian aku meminum air dari sisa wudhunya, lalu aku berdiri di belakang punggung Rasulullah dan kulihat tanda kenabian diantara dua punggungnya sama seperti zirru al-hajalah ( tali yang diikat di rumah perkemahan )”.

Telah menceritakan kepada kami Sa’id Bin Ya’qub At-Thalaqani beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ayyub bin Jabir dari Simak bin Harb dari Jabir bin Samurah beliau berkata : “Aku pernah melihat khatam (cap kenabian) diantara kedua bahu Rasulullah Saw, bentuknya seperti sepotong daging yang berwarna merah sebesar telur burung dara”.

Telah menceritakan kepada kita Abu Mus’ab Al-Madani, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kita Yusuf bin Majisyun, dari ayahnya dari Asim bin Umar bin Qatadah dari kakeknya Rimtsah, beliau berkata : “Saya mendengar Rasulullah Saw, dan seandainya aku mau mencium khatam yang berada diantara dua bahunya dari arah dekat niscaya pasti aku lakukan”. Dikatakan kepada Sa’ad bin Muadz ketika meninggal : Arsy berguncang karena wafatnya sa’ad.

(5)

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ubadah Ad-Dhabi dan Ali bin Hujr serta lainnya, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus dari Umar bin Abdulloh yang menjadi budak ghufroh, beliau berkata : Telah menceritakan kepada saya : Ibrahim bin Muhammad dari anak Sayyidina Ali bin Abi Thalib, beliau berkata : “Ketika Sayyidina Ali menceritakan sifat Rasulullah Saw, maka beliau menceritakan dengan keterangan panjang lebar, dan beliau berkata : diantara kedua bahu Rasulullah terdapat khatam nubuwwah, yaitu khatam para Nabi”.

Telah menceritakan pada kami Muhammad bin Basysyar, beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Abu Ashim, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Azrah bin Tsabit, beliau berkata : Telah menceritakan kepada saya Ilba ‘Ahmad Al- Yasykuri, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Zaid bin Akhtab Al- Anshari, beliau berkata : “Rasulullah Saw berkata kepada saya : Wahai Abu Zaid, mendekatlah kepadaku dan usaplah punggungku ! kemudian aku mengusap punggung Rasulullah Saw, lalu jari jemariku terasa menyentuh khatam, kamudian aku bertanya : Khatam itu apa wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : Kumpulan bulu”.

Telah menceritakan kepada kami Abu Ammar bin Husain bin Huraits Al-Khuza’i, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ali bin Husain bin Waqid bahwa ayahku telah menceritakan kepadaku, beliau berkata : Telah menceritakan kepadaku Abdulloh bin Buraidah beliau berkata : saya mendengar Ayahku yaitu Buraidah berkata : “Salman Al- farisi datang kepada Rasulullah Saw saat dia baru tiba di Madinah dengan wadah yang berisikan kurma basah, lalu wadah itu diletakkan di hadapan Rasulullah Saw, kemudian beliau bertanya : Wahai Salman, apa ini ? Kemudian dijawab : Sedekah untukmu dan sahabatmu, lalu Rasulullah Saw bersabda : Angkatlah wadah itu ! sesungguhnya kami tidak makan barang sedekah, kemudian wadah itu diangkat oleh Salman, keesokan harinya Salman kembali membawa wadah yang bersisikan kurma, lalu diletakkan dihadapan Rasulullah Saw kemudian beliau bertanya : Apa ini wahai salman ? Lalu dijawab : Hadiah untukmu wahai Rasulullah Saw, kemudian beliau bersabda kepada sahabatnya : hidangkanlah ! Kemudian Salman memperhatikan khatam yang terletak di punggung Rasulullah Saw (bagian belakang badan sebelah atas) dan dia akhirnya beriman kepada Nabi Muhammad Saw, Salman sebenarnya adalah budak milik orang Yahudi kemudian dibeli oleh rasul dengan beberapa dirham dengan syarat menanam pohon kurma, kemudian syarat itu dilakukan oleh Salman sampai pohon kurma berbuah, kemudian Rasulullah Saw menanam pohon-pohon kurma itu kecuali satu pohon yang ditanam oleh Sayyidina Umar, semua pohon tumbuh subur kecuali satu pohon yang mati, lalu Rasulullah Saw bertanya : Kenapa pohon ini ? kemudian Umar menjawab : Ini pohon yang saya tanam, maka Rasul mencabutnya, kemudian menanam dengan satu pohon lagi, maka tumbuhlah dengan baik”.

Telah bercerita kepada kami Bisyr bin Wadhdhah, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami : Abu Ugail Ad-Daruqi dari Abu Nadhrah Al-Awaqi. beliau berkata : “Saya bertanya kepada Abu Sa’id Al-Khudhri mengenai khatam Rasulullah Saw yang menjadi khatam Nubuwwah, kemudian Abu Said menjawab : Di punggung Rasulullah Saw terdapat daging yang tampak”.

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Miqdam Abu Al-Ats’ats Al-ijli Al-Basri, beliau berkata : Telah mengkabarkan kepada kami Hammad bin Zaid, dari Ashim Al – Ahwal dari Abdullah bin Sarjis, beliau berkata : “Saya datang menghadap Rasulullah Saw, sewaktu beliau sedang berada diantara para sahabatnya, saya berkeliling sedemikian rupa

dibelakangnya, rupanya beliau mengerti apa yang kuinginkan, maka beliau melepas selendang dari punggungnya, kemudian aku melihat tempat khatam yang berada diantara

(6)

 kedua bahunya sebesar genggaman tangan, di sekitarnya terdapat tahi lalat seakan-akan kumpulan jerawat sebelum aku kembali, aku menghadap dulu kepada Rasulullah Saw, lalu kukatakan : Semoga Allah mengampunimu wahai Rasul, kemudian rasul menjawab : Ya, dan juga padamu, lalu orang – orang yang berada di sekitar Rasul mengatakan : Apakah engkau memintakan ampunan untukmu wahai Rasul, beliau menjawab : iya, dan bagi kalian semua, kemudian beliau membaca ayat : “Dan mohonlah ampunan untuk orang-orang mukmin , laki laki dan perempuan ” .

BAB MENJELASKAN TENTANG RAMBUT RASULULLAH SAW di dalamnya ada delapan hadits

Telah bercerita kepada kami Ali bin Hujr, beliau berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Isma’il bin Ibrahim dari Humaid dari Anas bin malik beliau berkata : “Rambut Rasulullah Saw mencapai kedua telinganya”. Telah bercerita kepada kami hannad bin As – Sirri, beliau berkata : Telah mengkabarkan kepada kami Abdurrahman bin Abu Az-Zanad dari hisyam bin Urwah dari ayahnya dari A’isyah beliau berkata : “Saya pernah mandi bersana Rasulullah Saw di satu bejana, rambut beliau itu menjulur sampal diatas baltu dan di bawah telinga”.

Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Mani’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Qatan, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Ishak dari Barra’ bin Azib, beliau berkata : “Rasulullah Saw adalah seseorang yang berbadan sedang, kedua bahunya bidang, sedangkan rambutnya menyentuh kedua telinganya”.

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Basysyar, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Wahab bin Jarir bin Hazim beliau berkata : Telah bercerita kepada saya ayah saya dari Qatadah, beliau berkata : saya bertanya kepada Anas bin Malik bagaimana keadaan rambut Rasulullah SAW ? Beliau menjawab : “Rambut Rasulullah Saw tidak terlampau keriting, tidak pula lurus kaku, rambutnya mencapai kedua daun telinganya”.

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Yahya bin Abu Umar, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid dari Ummi Hani’ binti Abu Thalib, beliau berkata : “Rasulullah Saw datang ke Makkah (pada suatu hari) dan beliau mempunyai empat jalinan (ikatan) rambut”.

Telah bercerita kepada kami Suwaid bin Nasr, beliau berkata telah bercerita kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Ma’mar dari Tsabit Al Bannani dari Anas bin Malik

“Sesungguhnya rambut Rasulullah Saw mencapai separo dari daun telinganya”.

Telah bercerita kepada kami Suwaid bin Nasr, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Yunus bin Yazid dan Zuhri, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Abdullah bin Urbah dari Ibnu Abbas : “Sesungguhnya

Rasulullah Saw pernah mengurai rambutnya (maksudnya tidak membelah rambutnya) sedangkan kaum musyrik pada saat itu membelah rambut-rambut mercke, sedangkan Ahlul kitab mengurai rambut mereka, dan Rasulullah Saw senang menyamai Ahlul kitab, padahal Rasullullah Saw tidak diperintahkan untuk menentangnya, lalu pada akhirnya Rasulullah Saw pun membelah rambutnya”.

(7)

 Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Ibrahim bin nafi’ Al – Makki dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid dari Ummi hani beliau berkata : “Saya melihat Rasulullah Saw mempunyai empat jalinan (ikatan) rambut”.

 

BAB MENJELASKAN TATA CARA BERSIS RASULULLAH SAW dalam bab ini terdapat lima hadits

Telah menceritakan kepada kami Ishak bin Musa Al-Anshari, telah menceritakan kepada kami Ma’an bin Isa, telah menceritakan kepada kami Malik bin Anas dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari A’isyah, beliau berkata : “Aku pernah menyisir rambut Rasulullah Saw, sementara saat itu aku sedang haidh”.

Telah bercerita kepada kami Yusuf bin Isa, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Waki’, beliau berkata : Telah bercerita Rabi’ bin Sabih dari Yazid bin Abban yaitu Ruqasyi dari Anas bin Malik, beliau berkata : “Rasulullah Saw sering meminyaki rambutnya,

menyisir janggutnya dan sering menyisir rambutnya, dan beliau menutupi (bahunya) dengan kain, seakan-akan kain itu seperti kain tukang minyak”.

Telah bercerita kepada kami Hannad bin Sari beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Abul Ahwash dari Al-Ats’ats bin Abi As-Sya’tsa’dari ayahnya dari Masruq dari A’isyah beliau berkata : “Sesungguhnya Rasulullah Saw suka mendahulukan anggota kanan ketika bersuci, ketika bersisir, dan ketika memakai sandal”.

Telah cerita kepada kami Muhammad bin Basysyar beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Yahya bin Said dari Hisyam bin Hassan, dari Hasan dari Abdullah bin Mughaffal, beliau berkata : “Rasulullah Saw melarang bersisir kecuali sekali-kali”. Telah menceritakan kepada kami al-Hasan bin Arafah, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami

Abdussalam bin Harb dari Yazid bin Abu Khalid dari Abul’alla’ al-Audi dari Humaid bin Abdurrahman dari lelaki yang menjadi sahabat Nabi Muhammad Saw beliau meriwayatkan :

“Sesungguhnya Rasulullah Saw bersisir sekali-kali”.

BAB MENJELASKAN UBAN RASULULLAH SAW dalam bab ini ada delapan hadits

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Abu Dawud, beliau berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Hammam dari Qatadah, beliau berkata : saya bertanya kepada Anas bin Malik : “Apakah pernah Rasulullah Saw menyemir rambutnya yang beruban ? beliau menjawab : Tidak sampai demikian. Beliau hanya beruban di pelipisnya saja. Namun Abu Bakar pernah menyemir (rambutnya yang beruban) dengan daun pacar dan katam”.

(8)

 Telah menceritakan kepada kami Ishak bin Manshur dan Yahya bin Musa, keduanya berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Mu’ammar dari T’sabit dari Anas bin Malik, beliau berkata : “Tiadalah aku menghitung di kepala Rasulullah Saw dan juga jenggotnya kecuali ada 14 helai rambut berwarna putih”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutsanna, beliau berkata : Telah

mengkabarkan kepada kami Abu Dawud, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Simak bin Harb beliau berkata : saya mendengar Jabir bin Samurah, beliau ditanya mengenai uban Rasulullah Saw , dan beliau menjawab : “Ketika Nabi Muhammad Saw meminyaki rambutnya, maka tidak terlihat ubannya, dan ketika tidak diminyaki maka terlihat ubannya”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Amr bin Walid Al Kindi Al-Kufi, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam dari Syarik dari Ubaidillah bin Amr dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar, beliau berkata : “Uban Rasulullah Saw sebanyak 20 helai rambut”.

Telah menceritakan kepada kami Abu Karib Muhammad bin Alla’, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Mu’wiyah bin Hisyam dari Syaiban dari Abu Ishak dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, beliau berkata : “Abu Bakar berkata : Wahai Rasulallah, sungguh Panjenengan telah beruban ! Kemudian beliau bersabda : “Surah Hud, Surah al Waqi’ah, Surah al

Murshalat, Surah Amma Yatasa’alun dan Surah Idzasy-Syamsu kuwwirat, telah menyebabkan aku beruban”.

Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waki’, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Bisyr dari Ali bin Salih dari Abu Ishak dari Abu Juhaifah, mereka berkata : “Para sahabat berkata kepada Rasulullah Saw : Kami_melihat Engkau beruban, kemudian beliau menjawab : Surat Hud dan sesamanya menyebabkan aku beruban”.

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Syu’aib bin Sofwan dari Abdul Malik bin Umair dari Iyad bin Laqith Al-‘Ijli dari Abu Ramatsah At Taimi Taim Ar-Rabab, beliau berkata : “Saya mendatangi Nabi Muhammad Saw bersama anak saya, kemudian saya memperlihatkan beliau kepada anak saya dan saya berkata ketika saya melihat Nabi : Ini adalah Nabi Allah yang memakai dua pakaian hijau, dan mempunyai rambut yang beruban diatasnya, dan ubannya (disemir) dengan warna merah”.

Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Mani’, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Suraijh bin Nukman, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Hammad bin Salamah dari Simak bin Harb beliau berkata : “Jabir bin Samurah ditanya perihal uban Nabi Muhammad Saw, kemudian beliau menjawab : Tidak ada uban dalam kepala dan jenggot Rasulullah saw kecuali beberapa helai rambut yang terdapat pada belahan kepalanya, ketika beriminyak maka minyalk tersebut menutupinya”.

BAB MENJELASKAN SEMIR RAMBUT dalam bab ini ada 4 hadits

(9)

 Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Mani’ beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Husyaim, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Abdul Malik bin Umair dari Iyadh bin laqith, beliau berkata : Telah mengkhabarkan kepada kita Abu Rimtsah, beliau berkata :

“Saya datang kepada Rasullah Saw beserta anak saya, kemudian beliau bertanya : Apakah ini anakmu ? Lalu saya jawab : Betul dan saya bersaksi atas hal ini, kemudian beliau bersabda : “Janganlah engkau berbuat dzalim kepada dirimu dan anakmu !”, lalu Abu Rimtsah melanjutkan ceritanya Saya melihat uban beliau berwarna merah, Imam Abu Isa berkata : Hadits ini adalah yang terbaik dalam bab ini, serta yang paling jelas, karena riwayat yang sahih mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw ini tidak sampai beruban rambutnya, dan Abu Rimtsah ini bernama Rifa’ah bin Yatsribi At – Taimi, Telah bercerita kepada kami Sufyan bin Waki’, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami ayah saya dari Syarik dari Utsman bin Mauhab, beliau berkata : “Abu Hurairah ditanya apakah Nabi menyemir rambutnya ? Beliau menjawab : Betul”, Imam Abu Isa berkata : Hadits ini diriwayatkan dari Utsman bin Abdullah bin Mauhab, beliau berkata : Dari Ummu Salamah.

Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Harun, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami An-Nadhar bin Zurarah dari Abu Janab lyadh bin laqith dari Jahdzamah yang menjadi istri Basyir bin Al-Khashshasiyah, beliau berkata : “Aku melihat Rasulullah Saw keluar dari rumahnya seraya mengibaskan rambut pada saat sesudah mandi, dan di kepalanya terdapat (ٌعْدَر) bekas daun inai, atau (ٌغْدَر) bekas celupan. Rawi ragu dalam mengungkap kedua lafad ini.

Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Abdurrahman, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Amr bin Ashim, telah bercerita kepada kami Hammad bin Abi Salamah, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Humaid dari Anas bin Malik, beliau berkata : “Saya pernah melihat rambut Rasulullah Saw dalam keadaan disemir”.

Imam Hammad berkata : dan Abdullah bin Muhammad bin Agil menceritakan kepada kami, beliau berkata : “Saya melihat rambut Rasulullah Saw disamping Anas bin Malik dalam keadaan disemir”.

BAB MENJELASKAN PAKAIAN NABI dalam bab ini terdapat 5 hadits

Telah menceritakan kepada kita Muhammad bin Humaid, telah men ceritakan kepada kita Dawud At-Tayalisi dari Abbad bin Manshur dari ‘Ikrimah dari Ibnu Abbas, sesungguhnya nabi bersabda : “Bercelaklah kalian dengan itsmid, karena ia dapat mencerahkan penglihatan dan menumbuh kan bulu mata !, Ibnu Abbas menyangka bahwa Rasulullah Saw mempunyai tempat celak mata yang digunakan untuk bercelak pada setiap malam, tiga olesan disini (bulu mata kiri) dan tiga olesan disini (bulu mata kanan)”.

Telah menceritakan kepada kita : Abdullah bin As-Sobah Al-Hasyimi Al-Basri, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa, beliau berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Isra’il dari Abbad bin Manshur, (isyarat pindah sanad) dan telah menceritakan kepada kita Ali bin Hujr, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abbad bin Manshur dari ‘ikrimah dari Ibnu Abbas beliau berkata : “Rasulullah Saw bercelak

menggunakan itsmid sebanyak tiga kali bagi setiap mata, saat sebelum tidur” dan Yazid bin

(10)

 Harun berkata dalam haditsnya “Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw mempunyai wadah celak, yang digunakan untuk bercelak ketika hendak tidur sebanyak tiga kali pada setiap mata”.

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yazid dari Muhammad bin Ishak dari Muhammad bin Al- Mukandar dari Jabir yang menjadi putra Abdullah, beliau berkata : “Rasullullah Saw berkata : Bercelaklah kalian dengan celak Itsmid, karena ia dapat mencerahkan penglihatan dan menumbuhkan bulu mata”.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Bisyr dari Mufadhdhal dari Abdullah bin Utsman bin Khutsaim dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, beliau berkata : “Rasullullah Saw berkata : Sesungguhnya celak yang paling baik bagi kalian semua adalah itsmid, yang mencerahkan pandangan dan menumbuhkan bulu mata”.

Telah menceritakan kepada kita Ibrahim bin Mustamir Al-Basri, beliau mengatakan : telah menceritakan kepada kita Abu Ashim dari Utsman bin Abdul malik dari Salim dari Ibnu Umar, beliau berkata : “Rasullullah Saw bersabda : Bercelaklah kalian dengan itsmid, karena ia dapat mencerahkan penglihatan dan menumbuhkan bulu mata”.

 

BAB MENJELASKAN CELAK NABI dalam bab ini terdapat 17 hadits

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Humaid Ar – Razi, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Fadhl bin Musa, dan Abu tumailah, Zais bin hubab dari Abdul Mukmin bin Khalid dari Abdullah bin Buraidah dari Ummu Salamah, beliau berkata :

“Pakaian yang paling disenangi Rasulullah Saw adalah baju gamis”.

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Fadhl bin Musa dari Abdul Mukmin bin Khalid dari Abdullah bin Buraidah dari Ummu Salamah, beliau berkata : “Pakaian yang paling disenangi Rasulullah Saw adalah baju gamis”.

Telah menceritakan kepada kita Ziyad bin Ayyub Al-Baghdadi, beliau berkata : Telah bercerita kepada kita Abu Tumailah dari Abdul Mukmin bin Khalid dari Abdulloh bin Buraidah dari Ibunya dari Ummu Salamah, beliau berkata : “Pakaian yang paling disenangi Rasullullah Saw adalah baju gamis”, Imam Abu Isa berkata : Dan seterusnya hadits ini diriwayatkan lebih dari satu rawi dari Abu Tumailah sama seperti riwayat Ziyad bin Ayyub, dan Abu Tumailah meriwayatkan hadits ini dari Ibunya, dan ini adalah riwayat paling sahih.

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Al Hajjaj, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Muadz bin Hisyam, beliau berkata : Telah menceritakan kepada saya Ayah saya dari Budail bin Maisaroh Al-Uqaili, dari Syahr bin Hausyab dari Asma’ bin yazid beliau berkata : Lengan baju Rasulullah Saw sampai kepada pergelangan tangan”.

(11)

Telah memberikan hadits kepada-ku Abu Ammar yang bernama Husain ibnu Huraits, beliau mengatakan : Telah memberikan hadits kepadaku Abu Nu’aim, Abu Nu’aim mengatakan : Telah memberikan kepadaku Zuhair, Zuhair mengatakan : Dari ‘Urwah bin Abdillah bin Qusyair dari Mu’awiyyah bin Qurrah dari ayahnya Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan :

“Aku pernah mendatangi Rasulullah Saw sekelompok orang dari Muzainah (nama sebuah kabilah) untuk berba’iat kepada beliau, dan ternyata pakaian beliau terbuka atau tidak dikancingkan, kemudian aku masukan tanganku kelengan baju beliau, kemudian aku menyentuh (meraba) khatam (tanda kenabian) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

Telah bercerita kepada kami Abd bin Humaid beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin fadhl, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Habib bin Syahid dari Hasan dari Anas bin Malik Bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw keluar dalam keadaan bersandar kepada Usamah bin Fadhl dan beliau memakai pakaian Qitr yang dikalungkan diatas bahunya ketika shalatdengan sahabat”, berkata Abd bin Humaid : Muhammad bin fadhl berkata : Saya ditanya Yahya bin Ma’in mengenai hadits ini pada awal dia duduk bersama saya, kemudian saya jawab : Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, kemudian Yahya bin ma’in mengatakan : Bacanya dari kitab saja jangan dari hafalan, kemudian aku berdiri untuk mengambil kitabku, ternyata Yahya bin Ma’in menarik bajuku kemudian beliau mengatakan : Sudah tidak mengapa dari hafalanpun tidak apa-apa, tolong bacakan hadits tersebut karena aku takut tidak bisa bertemu denganmu lagi.

Telah bercerita kepada kami Suwayd bin Nasr, dia berkata : Telah bercerita kepada kami

‘Abdullah bin Al-Mubarak, daripada Sa’id bin Iyas Al-Jurairiy, daripada Abi Nadhrah, daripada Abi Sa’id Al-Khudriy, dia berkata : “Rasulullah Saw apabila beliau mengganti baru pakaian, beliau menamakannya dengan namanya, (baik serban, atau qamis, atau rida’).

Kemudian beliau berdoa : Ya Allah, segala puji bagimu, sebagaimana engkau memakaikan saya dengannya. Saya memohon kebaikannya dan kebaikan yang diciptakan baginya. Dan saya berlindung dengan-Mu daripada kejahatannya dan kejahatan yang diciptakan baginya).

Telah bercerita kepada kami FHisyam bin Yunus Al-Kufi, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Al-Qasim bin Malik Al-Muzani dari Al-Jurairi dari Abu Nadhrah dari Abu Said Al-Khudri dari Nabi Muhammad Saw sama dengan hadits yang diriwayatkan Suwaid.

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Basysyar, beiau berkata Muadz bin Hisyam, beliau berkata telah berkata kepada kmi ayah saya dari Qatadah dari Anas bin Malik beliau berkata : Pakaian yang paling disenangi Rasulullah Saw ialah kain Hibarah”.

Telah bercerita kepada kami Mahmud bin Ghailan beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Abdurrazaq, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Sufyan dari ‘Aun bin Abu Juhfah dari ayahnya, beliau berkata : “Saya melihat Rasulullah Saw memakai pakaian berwarna merah, seakan akan saya melihat putih kedua betis beliau, berkata Imam Sufyan : Saya meyakini pakaian itu adalah kain Hibrah¹”. Telah memberikan hadits kepada kami, Ali bin Khasyram. Beliau mengatakan : Telah memberikan hadits kepada kami, Isa ibnu Yunus, dari Israil, dari Abp Ishaq, dari Bara’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan :

“Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih bagus jika memakai pakaian berwarna merah kecuali Rasulullah Saw dan sungguh rambut Beliau hampir menyentuh pundak beliau”.

(12)

 Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin basysyar, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami

Ubaidillah bin Iyad dari ayahnya dari Abu Rimtsah, ia mengatakan : “Aku melihat Nabi Saw berkhutbah, dan beliau mengenakan burdan² (dua pakaian bergaris) yang berwarna hijau”.

Telah bercerita kepada kami Abd bin Humaid, beliau berkata : Telah bercerita kami Affan bin Muslim, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Hassan Al-Anbari dari kedua neneknya Duhaibah dan Ulaibah, dari Qailah binti Makhramah beliau berkata :

“Aku melihat Rasulullah Saw dalam keadaan sedang memakai pakaian tenun yang lusuh belum dijahit, yang mana dua pakaian lusuh yang belum dijahit ini sudah diberi warna dengan warna za’faran”, dan dalam hadits ini ada cerita yang panjang. Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa’id, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Basyar bin al Mufadhal, dari Utsman Ibnu Khaitsam, dari Sa’id bin Jubeir, dari Ibnu Abbas beliau berkata : Rasulullah Saw bersabda : “Hendaklah kalian berpakaian putih, untuk dipakai sewaktu hidup. Dan jadikanlah ia kain kafan kalian sewaktu kalian mati, sebab kain putih itu sebaik- baik pakaian bagi kalian”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, beliau berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Mahdi, beliau berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Habib bin Abi Tsabit, dari Maimun bin Abi Syabib dari Samurah bin Jundub beliau berkata : “Rasulullah Saw bersabda : Pakailah baju putih, karena ia lebih suci dan lebih bagus, dan pakailah kafan pada orang yang meninggal diantara kalian”.

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani’ beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Zakariya bin Abu Za’idah beliau berkata : Telah mengabarkan kepadaku Ayahku dari Mush’ab bin Syaibah dari Shafiyah binti Syaibah dari ‘Aisyah beliau berkata : “Pada suatu pagi, Rasulullah Saw pergi sambil mengenakan pakaian dari bulu berwarna hitam”.

Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Isa, beliau berkata : Telah menceritakan kepadakami Waki’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abu Ishak dari ayahnya dari Sya’bi dari ‘Urwah bin al-Mughirah bin Syu’bah dari Ayahnya,

“Sesungguhnya Rasulullah Saw mengenakan jubah rumi yang sempit lengannya”.

Abu Isa berkata : Abu Ishaq dalam hadits ini adalah Abu Ishaq Assyaibani dan nama asalnya adalah Sulaiman.

¹Hibarah adalah pakaian yang terbuat dari katun atau kapas, layaknya bahan kaos-kaos pada umumnya, atau pakaian yang menggunakan kain lenan, yang dalam sebuah keterangan merupakan jenis kain yang paling penting bagi orang Israel. Kain ini dibuat dari jerami

²Burdan adalah kain bergaris yang digunakan untuk menyelimun badan.

BAB MENJELASKAN MUZAH YANG DIMILIKI RASULULLAH SAW dalam bab ini ada dua hadits

(13)

 Telah menceritakan kepada kami Hannad bin Sari, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami waki’, dari Dalham bin Solih dari Hujair bin Abdullah dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, beliau meriwayatkan : Bahwa Sesungguhnya raja An-najasyi menghadiahkan sepasang muzah berwarna hitam murni, lalu Rasulullah Saw memakai keduanya, lalu berwudhu dan mengusap keduanya”.

Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Said, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Yahya bin Zakaria bin Abi Zaidah dari Hasan bin ‘Ayyas dari Abu Ishak dari Sya’bi, beliau berkata : mughiroh bin Syu’bah berkata : “Dihyah menghadiahkan dua muzah kepada Nabi Muhammad Saw, kemudian dipakai oleh Nabi”, dan Israil meriwayatkan dari Jabir dari Amir : “Dan dihyah memberi sehelai jubbah, kemudian Rasulullah Saw memakai keduanya sehingga keduanya koyak, dan Rasul tidak tahu apakah keduanya berasal dari kulit hewan yang telah disembelih secara syara’ atau tidak”, Imam Abu Isa berkata : Abu Ishak dalam hadits ini adalah Abu Ishak as-Syaibani yang bernama asli Sulaiman³.

³(maksud dari hadits ini adalah nabi Muhammad Saw tidak mengetahui apakah jubbah yang diberikan diyah ini berasal dari kulit hewan yang disembelih secara syara’ atau berasal dari kulit bangkai yang disama).

BAB MENJELASKAN PERIHAL SANDAL RASULULLAH SAW di dalam bab ini terdapat sebelas hadits

Telah menceritakan kepada kita Muhammad bin Basysyar, beliau berkata : Abu Dawud At- Tayalisi, beliau berkata : Telah bercerita kepada kita Hammam dari Qatadah beliau berkata : saya bertanya kepada Anas bin Malik : “Bagaimanakah bentuk sandal Rasulullah Saw itu

? beliau menjawab : Kedua ikatannya mempunyai dua qibal”.

Telah bercerita kepada kami Abu Kurayb Muhammad bin Al-‘Ala’, dia berkata : Telah bercerita pada kami Waki’, daripada Sufyan, dari Khalid Al-Hazza’, dari ‘Abdillah bin Al- Haris, daripada Ibni ‘Abbas, dia berkata “Sandal Nabi mempunyai dua qibal (tali pengikat) yang tiap-tiap talinya terbagi menjadi dua”.

Telah bercerita kepada kita Ahmad bin Mani’, beliau berkata : Telah bercerita kepada kita Abu Ahmad Az-Zubairi, beliau berkata : Telah bercerita kepada kita Isa bin Thahman, beliau berkata : “Anas ibn Malik memperlihatkan kepada kami sepasang sandal yang tidak berbulu yang mempunyai dua tali pengikat”. Kemudian Tsabit memberitahu : “Kedua sandal ini adalah kepunyaan Nabi Muhammad Saw”.

Telah menceritakan kepada kita Ishak bin Musa Al-Anshari, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kita Ma’an, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kita Malik, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kita Sa’id bin Abu Sa’id Al-Maqburi, dari Ubaid ibn Juraij, beliau berkata kepada Ibn Umar : Aku pernah melihat engkau memakai sandal kulit yang tidak berbulu. Kemudian Ibnu Umar berkata “Aku melihat Rasulullah Saw memakai sandal yang tidak berbulu dan beliau berwudhu dengannya, Oleh karena itu, alau suka memakainya”.

(14)

 Telah menceritakan kepada kita Ishak bin Manshur beliau berkata Telah menceritakan

kepada kita Abdurrazaq dari Mu’ammar dari Ibni Abi Dzi’bin dari Sholih yang menjadi budak Tauamah dari Abu Hurairah, beliau mengatakan : “Bentuk sandal Rasulullah Saw pada Kedua belahnya mempunyai dua ikatan”.

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Suddi, beliau berkata : Telah menceritakan kepada saya orang yang mendengar dari Amr bin Huraits beliau berkata : Saya pernah melihat Rasulullah Saw shalat dengan sepasang sandal yang berlubang atau bertambal”.

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Musa al Anshari, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ma’an, Telah menceritakan kepada kami Malik, dari Abu Az- Zinad, dari al A’raj yang bersumber dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw pernah bersabda : “Janganlah diantara kalian berjalan dengan sandal sebelah. Hendaklah memakai keduanya atau tidak memakai keduanya”.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Malik bin Anas dari Abu Az-Zinad hadits yang sama seperti diatas.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, dan juga telah menceritakan kepada kami Ishak bin Musa, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ma’an, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Malik dari Abu Az-Zunnad dari A’rajh dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Saw bersabda : “Bila salah seorang diant memakai sandal, maka hendaklah dia memulainya dengan kaki kanan dan bila dia melepasnya, maka hendaklah dia memulainya dengan kaki kiri. Jadikanlah kaki kanan yang pertama dari keduanya ketika dipakai dan yang terakhir dari keduanya ketika dilepas (dicopot)”.

Telah menceritakan kepada kita : Ishaq bin Musa, dari Ma’an, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Malik, dari Abi Zubair, dari Jabir : “Sesungguhnya Nabi Muhammad Sawmelarang seorang laki-laki makan dengan tangan kiri dan berjalan dengan sandal sebelah”.

Telah menceritakan kepada kami : Abu Muhammad bin Mutsanna, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ats’ats yang menjadi putra Abu Ats-Tsa’ dari ayahnya dari Masruq dari A’isyar beliau berka “Rasulullah Saw menyukai pekerjaan mendahulukan anggota kanan selagi mampu dalam bersisir,

memakai sandaldan dalam bersuci”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Marzuq Abu Abdillah, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Qais Abu Mu’awiyah, beliau berkata : telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Muhammad dari Abu Hurairah, beliau berkata

“Sandal Rasulullah Saw, Abu Bakar dan Umar mempunyai dua ikatan, dan orang pertama yang menggunakan sandal satu ikatan adalah Sayyidina Utsman”.

 

BAB MENJELASKAN BENTUK CINCIN RASULULLAH SAW

(15)

di dalam bab ini terdapat delapan hadits

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id dan lebih dari satu orang, dari Abdullah bin Wahab dari Yunus bin Syihab dari Anas bin Malik, beliau berkata : “Cincin Nabi Muhammad Saw terbuat dari perak, dan mata cincinnya berasal dari Habasyah (ethiopia)”.

Telah menceritakan pada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari ayah saya Bisyr dari Nafi’ dari Ibnu Umar meriwayatkan “Bahwa cincin Nabi Muhammad Saw terbuat dari perak, dan beliau gunakan untuk menstempel suratnya, dan beliau tidak memakainya”. Berkata Imam Abu Isa : Abu Basyar nama aslinya adalah Ja’far bin Abi Wahsyi.

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Hafs bin Umar bin Ubaid (sebangsa tanafas) beliau mengatakan telah

menceritakan pada kami Zuhair (Abu Khaitsimah) dari Humaid dari Anas bin Malik beliau berkata : “Cincin Nabi Muhammad Saw terbuat dari perak, dan mata cincinnya juga dari bahan perak”.

Telah menceritakan kepada kami Ishak bin manshur beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Muadz bin Hisyam beliau berkata : Telah menceritakan kepada saya ayah saya dari Qatadah dari Anas bin Malik beliau berkata : “Tatkala Rasulullah Saw hendak menulis surat kepada penguasa bangsa ‘Ajam (asing), beliau diberitahu bahwa : Bangsa ‘Ajam tidak akan menerimanya, kecuali surat yang memakai cap, kemudian Nabi Muhammad Saw dibuatkan sebuah cincin (untuk cap surat). Dan seakan-akan ada bayangan dalam benakku putihnya cincin itu di tangan Rasulullah Saw”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya, beliau berkata : telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah Al-Anshari, beliau berkata : telah menceritakan kepada saya ayah saya dari Tsamamah dari Anas bin Malik beliau berkata : “Ukiran mata cincin Rasulullah Saw bertuliskan : Muhammad [دمحم] satu baris, Rasul [لوسر] satu baris, dan Allah [/ا] satu baris”.

Telah menceritakan kepada kami Nasr bin Ali Al-Jahdhami Abu Amr, beliau berkata : Nuh bin Qais dari Khalid bin Qais dari Qatadah dari Anas bin malik beliau berkata : “Ketika Nabi MuhammadSaw hendak menulis surat ke penguasa Kisra (persi), Kaisar (romawi), dan raja Najasyi (Ethiopia), maka dikatakan kepada beliau : Mereka tidak mau menerima surat, kecuali jika ada stempelnya, kemudian Rasulullah Saw membuat cincin yang dilingkari perak, dan diukir tulisan Muhammad Rasulullah”.

Telah menceritakan kepada kami Ishak bin Manshur, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Amir dan Hajjaj bin Minhal dari Hammam dari Ibnu Juraijh dari Zuhri dari Anas, beliau berkata : “Sesungguhnya ketika Nabi Muhammad Saw ketika masuk jamban beliau melepas cincinnya”.

Telah menceritakan kepada kami Ishak bin Manshur, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Umar dari Nafi’ dari Ibnu Umar, beliau berkata : “Rasulullah Saw membuat cincin dari perak, cincin itu pertama kali dipakai beliau, kemudian dipakai Abu Bakar, kemudian dipakai oleh Umar, kermudian dipakai Utsman, hingga akhirnya terjebur (masuk) di sumur air Arisy, ukirannya bertuliskan : Muhammad Rasulullah”.

(16)

  

BAB MENJELASKAN CARA MEMAKAI CINCIN DARI RASULULLAH SAW dalam bab ini terdapat Sembilan hadits

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Suhail bin ‘Asakir al Baghdadi, dan

‘Abdullah bin ‘Abdurrahman, keduanya berkata : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hisan, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal, dari Syarik bin Abdullah bin Abi Namir, dari Ibrahim bin ‘Abdullah bin Hunain, dari ayahnya dari Ali bin Abi Thalib beliau berkata : “Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw memakai cincin di jari tangan kanannya”.

Telah menceritakan kepada kita Muhammad bin Yahya beliau berkata : Telah menceritakan kepada kita Ahmad bin Sholih beliau berkata : Telah menceritakan kepada kita Abdullah bin Wahab dari Sulaiman bin Hilal dari Syarik bin Abdillah bin Abi Namir sama dengan riwayat dari Sayyidina Ali.

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani’ berkata, telah men ceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Hammad bin Salamah ia ber kata : “Aku melihat Ibnu Abu Rafi’

memakai cincin pada jari tangan kanan nya, kemudian aku tanyakan kepadanya. Ia

menjawab, Aku melihat Abdullah bin Ja’far memakai cincin pada jari tangan kanannya, dan beliau berkata : Nabi Muhammad Saw biasa memakai cincin pada jari tangan kanannya”.

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Namir, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Fadhl dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil dari Abdullah bin Ja’far Bahwa Nabi Muhammad Saw biasa memakai cincin pada jari tangan kanannya”.

Telah menceritakan kepada kita Abu Al-Khithob Ziad bin Yahya, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kita Abdullah bin Maimun dari Ja’far bin Muhammad dari Ayahnya dari Jabir bin Abdillah “Bahwa Nabi Muhammad Saw biasa memakai cincin pada jari tangan kanannya”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Humaid Ar-Razi beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Muhammad bin Ishaq, dari Shalt bin Abdullah bin Naufal, ia berkata : “Aku melihat Ibnu Abbas memakai cincin di tangan kanannya dan aku tidak menduganya selain mengatakan : Aku melihat Rasulullah Saw memakai cincin di tangan kanannya”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abi Umar beliau. berkata : Telah

menceritakan kepada kami Sufyan dari Ayyub bin Musa dari Nafi’ dari Ibnu Umar “Bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw pernah memakai cincin dari perak yang mata cincinnya menyandingi telapak tangan, dan terpahat di atasnya tulisan ; ‘MuhammadRosulullah.’ Dan beliau melarang setiap orang untuk mengukir tulisan ini dicinncin, dan cincin itulah yang akhirnya jatuh ke dalam sumur Aris”.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Hatim bin Ismail dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya, beliau berkata :

“Sayyidina Hasan dan Husein memakai cincin pada jari tangan kirinya”.

(17)

 Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman, beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa (Ibnu Tiba’) beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Abbad bin Awam dari Sa’id bin Abu Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik : “Bahwa nabi Muhammad Saw memakai cincin di jari tangan kanan”.

Imam Abu Isa berkata : Ini adalah hadits gharib dimana saya tidak mengetahui dari Sa’id bin Abu Arubah, dari Qatadah dari Anas dari Nabi Muhammad Saw melainkan dari jalur periwayatan ini, dan sebagian rawi meriwayatkan dari Qatadah dari Anas bin Malik bahwa sesungguhnya Nabi Muhammmmad Saw memakai cincin pada jari tangan kirinya, dan ini merupakan hadits yang tidak sah.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaidillah Al Muharabi, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abd Al-Aziz bin Abi Hazim dari Musa bin Uqbah dari Nafi’ dari Ibnu Umar, beliau berkata : “Rasullullah Saw pernah memakai cincin dari emas dan beliau memakainya pada jari tangan kanan, kemudian sahabat juga ikut memakai cincin emas, lalu beliau membuangnya dan beliau bersabda : Saya tidak akan memakainya

selamanya, dan akhirnya para sahabat juga membuang cincinnya”.

Telah menceritakan kepada kami, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami

Muhammad bin Basyar, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Wahab bin Jarir, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami ayah kami dari Qatadah, dari Anas bin Malik, beliau berkata : “Salut hulu pedang Rasulullah Saw terbuat dari perak”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Muadz bin Hisyam, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ayah saya dari Qatadah dari Sa’id bin Abu Al-Hasan Al-Basrl, beliau berkata : “Salut hulu pedang Rasulullah Saw terbuat dari perak”.

Telah menceritakan kepada kami Abu Ja’far bin Muhammad bin Sodron Al-Bashri, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Thalib bin Hujair dari Hud (Ibnu Abdullah bin Sa’id) dari kakeknya, beliau berkata : “Rasulullah Saw masuk kota Makkah pada hari pembebasan, dan pada pedang beliau terdapat emas dan perak, kemudian Thalib bertanya tentang perak pada pedang beliau, lalu dijawab : Salut hulu pedang terbuat dari perak”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin syuja’ al Baghdad, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidah al Haddad, dari Utsman bin Sa’id, dari Ibnu Sirin, beliau berkata : “Saya membuat pedang dengan meniru pedang Samurah bin Jundub dan beliau mempunyai prasangka saat membuat pedangnya dengan meniru pedang Rasulullah Saw, Sedangkan pedang Rasulullah Saw itu berbentuk seperti pedang yang dibuat oleh bani Hanifah”.

Telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Mukarram Al-Bashri, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakar dari Usman bin Sa’ad dengan sanad ini riwayat hadits yang sama dengan diatas.⁴

⁴Pedang Hanafiyya adalah pedang yang di buat oleh suku Bani Hanifah . Pedang buatan Bani Hanafiah terkenal bagus dan halus pembuatannya.

BAB MENJELASKAN BENTUK BAJU PERANG NABI MUHAMMAD SAW

(18)

 dalam bab ini ada dua hadits

Telah bercerita kepada kami Abu Said Abdullah bin Al-Asyaj, beliau berkata : Telah bercerita kepada kami Yunus bin Bakir dari Muhammad bin Ishak dari Yahya bin Abbad dari Abdullah bin Zubair dari ayahnya dari kakeknya yaituZubair bin Awwam, beliau berkata “Saat perang Uhud, Rasulullah Saw memakai dua baju besi, kemudian beliau memanjat sebuah batu besar, namun tidak mampu melakukannya, lalu beliau mendudukkan Thalhah dan beliau naik diatas punggungnya. Dengan cara ini beliau akhirnya bisa memanjat batu besar itu, kemudianaku mendengar Rasulullah Saw berkata : Thalhah mesti masuk syurga”.

Telah menceritakan kepada kami, Ibnu Abi ‘Umar, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami dari Shufyan bin ‘Uyainah, dari Yazid bin Khushaifah, dari Saib bin Yazid.

Beliau berkata : “Sesungguhnya Rasulullah sawpada waktu perang Uhud memakai dua baju besi, dan beliau memakai keduanya secara rangkap”.

BAB MENJELASKAN TOPI BESI NABI MUHAMMAD SAW dalam bab ini terdapat dua hadits

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Malik bin Anas, dari Ibnu Syihab, dari Anas bin Malik : “Ketika Rasulullah Saw memasuki kota Mekkah (dihari Pembebasan), beliau memakai topi besi. Lalu dikatakan kepada beliau. Inilah Ibnu Khathal bersembunyi di dinding Ka’bah (karena takut beliau), Lalu Rasulullali Saw bersabda : Bumuhlah dia”.

Telah menceritakan kepada kami Isa bin Ahmad, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahab, beliau berkata : Telah menceritakan kepada saya Malik bin Anas, dari Ibnu Syihab, dari Anas bin Malik “Ketika Rasulullah Saw memasuki kota Mekkah (dihari Pembebasan), beliau memakai topi besi.⁵ Dan saat beliau melepas topi besinya ada seorang lelaki mengatakan kepada beliau : Inilah Ibnu Khathal, dia bersembunyi di dinding Ka’bah (disebabkan takut). Lalu Rasulullah Saw bersabda : Bunuhlah dia !”.

Ibnu Syihab berkata : Ada cerita yang sampai kepada kami bahwa pada tahun ini Rasulullah tidak melaksanakan ihram.

⁵yang dimaksud mighfar / topi besi di sini adalah rantai besi yang dijalin rapi , dibuat dengan ukuran kepala kernudian di pasang di dalam kopiah.

BAB MENJELASKAN SORBAN RASULULLAH SAW dalam bab ini terdapat lima hadits

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami’ Abdurrahman bin Mahdi, dari Hammad bin Salamah. Haditst inipun diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, beliau berkata : Telah menceritakan

(19)

 kepada kami Waki’, dari Hammad bin Salamah, dari Abi Zubair, yang bersumber dari Jabir beliau berkata : “Nabi Muhammad Saw memasuki_kota_Mekkah pada waktu pembebasan kota Mekkah, saat itu beliau memakai serban hitam”.

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Umar, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Musawir Al-Warraq dari Ja’far bin Amr bin Harits dari ayahnya, beliau berkata : “Saya pernah melihat kepala Nabi Muhammad Saw dan diatasnya ada serban hitam”.

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghaslar, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Isa, keduanya berkata : Telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Musawir al Waraq, dari Jafar bin ‘Amr bin Huraits, yang bersumber dari bapaknya : “Sesungguhnya Nabi Saw berpidato di hadapan umat, beliau memakai serban hitam”.

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ishak Al – hamdani, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Muhammad Al Madani dari Abdul Aziz bin

Muhammad dari Ubaidillah bin Umar dari nafi’ dari Ibnu Umar, beliau berkata : “Ketika Nabi Muhammad Saw memakai Surban, maka dipanjangkan sampai kedua pundak Nabi”.

Imam Nafi’ berkata : Ibnu Umar juga melakukan hal tersebut. Imam Ubaidillah berkata : Saya melihat Qasim bin Muhammad dan Salim keduanya melakukan hal ini.

Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Isa, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Waki’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Sulaiman yaitu

Abdurrahman bin Ghasil dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, beliau meriwayatkan “Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw khutbah didepan manusia, beliau menggunakan sorban yang diberi wewangian”.

BAB MENJELASKAN SARUNG RASUL dalam bab ini terdapat empat hadits

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ayub, dari Humaid bin Hilal, dari Abi Burdah dari ayahnya, beliau berkata : “Aisyah

memperlihatkan kepada kami pakaian yang telah kumal serta sarung yang kasar, seraya berkata : Rasulullah Saw dicabut ruhnya sewaktu memakai kedua pakaian ini”.

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud dari Syu’bah dari ‘Ats’ats bin Sulaim beliau berkata : Saya pernah mendengar bibi saya menceritakan dari pamannya yang berkata : “Ketika saya sedang berjalan di kota Madinah, tiba -tiba seorang laki-laki di belakangku berkata : Angkat kainmu

!, karena itu akan lebih menjaga kebersihan pakaianmu, ternyata orang yang berbicara itu adalah Rasulullah Saw, Lalu aku berkata : Sesungguhnya yang kupakai ini tak lebih hanyalah burdah yang bergaris-garis hitam dan putih. Kemudian Beliau bersabda : Apakah engkau tidak menjadikan aku sebagai teladan ?, Aku melihat kain sarung beliau, ternyata ujung bawahnya berada di tengah kedua betisnya”.

(20)

 Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Nashr, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin al Mubarak, dari Musa bin Ubaidah, dari Ayas bin Salamah bin al Akwa’ dari ayahnya, Beliau berkata : “Utsman bin Affan memakai sarung yang tingginya mencapai setengah betisnya, dan beliau berkata : Demikianlah cara bersarung sahabatku yakni Nabi Muhammad Saw”.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash, dari Abi Ishaq dari Muslim binNadzir, yang bersumber dari Hudzaifah Ibnul

Yaman beliau berkata : “Rasulullah Saw memegang otot betis kakiku dan betis kakinya, lalu beliau bersabda : Inilah tempat batas sarung, jika kamu tidak suka di sini, maka boleh juga diturunkan lagi, jika kamu masih tidak suka, maka tidak ada hak lagi bagi sarung menutup kedua mata kaki”.

BAB MENJELASKAN CARA BERJALAN RASULULLAH SAW dalam bab ini ada tiga hadits

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhaifah, dari Abi Yunus, dari Abu Hurairah, beliau berkata : “Tidak ada sesuatu apapun yang aku lihat lebih indah daripada Rasulullah Saw, seakan-akan matahari beredar di wajahnya. Dan tidak ada seorangpun yang kulihat lebih cepat jalannya daripada Rasulullah saw, seakan-akan bumi ini dilipat untuknya. sungguh, kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedangkan Rasulullah Sawtidak mempelhatikannya”.

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr dan sekelompok orang, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus dari Umar bin Abdillah yang menjadi budak Gufroh, beliau berkata : Telah memberi khabar kepada saya Ibrahim bin Muhammad putra dari Ali bin Abu Thalib, beliau berkata : “Ketika Rasulullah Saw berjalan, maka beliau berjalan dengan kuat, seolah-olah berjalan di jalanan yang menurun”.

Telah menceritakan kepada kami Shufyan bin Waki’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami ayah saya, dari al Masudi, dari ‘Utsman bin Muslim bin Hurmuz, dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im, dari ‘Ali bin Abi Thalib, beliau berkata : Apabila Rasululah Saw

berjalan, maka ia berjalan dengan merunduk seakan-akan jalanan menurun”.

BAB MENJELASKAN KAIN PENYEKA RASULULLAH dalam bab ini ada satu hadits

Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Isa, telah menceritakan kepada kami Waki’, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Rabi bin Shabih, dari Yazid bin Aban ar Raqasi, dari Anas bin Malik beliau berkata : “Rasulullah Saw sering menyeka (minyak di kepalanya), seakan akan kain penyeka kepalanya seperti kain penyeka tukang minyak”.

BAB MENJELASKAN CARA DUDUR RASULULLAH SAW

(21)

 dalam bab ini ada tiga hadits

 

Telah menceritakan kepada kami ‘Abd bin Humaid, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Affan bin Muslim, Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Hasan, dari kedua neneknya, dari Qailah binti Makhramah, beliau meriwayatkan bahwa “Saya melihat Rasulullah Saw di masjid sedang duduk qurfasha”⁶.

Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Zuhri, dari ‘Abbad bin Tamim dari pamannya, beliau meriwayatkan : “Sesungguhnya ia melihat Rasulullah Saw berbaring telentang di masjid, dan salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya”.

Telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabib, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ibrahim al Madini, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Muhammad al Anshari, dari Rabih bin ‘Abdurrahman bin Abi Sa’id, dari dari kakekrya Abi Sa’id al Khudri, beliau meriwayatkan “Bahwa Rasulullah Saw ketika duduk di masjid, maka beliau duduk ihtiba dengan kedua tangannya”⁷.

⁶(Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan tangan memegang betis)

⁷(Ihtiba adalah duduk Quefasha sambil bersandar)

BAB MENJELASKAN KEHIDUPAN KEHIDUPAN RASULULLAH SAW di dalam bab ini terdapat sebelas hadits

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said beiau berkata : Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad bin Sirin beliau berkata : “Kita pernah berada di sisi Abu Hurairah, ketika itu beliau sedang memakai dua kain yang

berwarna dari bahan rami (linen), lalu beliau mengusap air hidungnya dengan salah satu kain tersebut. Lalu beliau mengatakan, ْخَب-ْخَب (eh..eh..eh), (Abu Hurairah sekarang mengusap air hidungnya saja pakai kain rami), Dan sungguh aku dulu pernah mengalami atau pernah tersungkur jatuh di antara mimbar dan kamar dari Aisyah (pingsan). Lalu ada seseorang datang dan meletakkan kakinya dileherku, Dia menyangka aku sedang gila, padahal aku (Abu Hurarirah) tidak gila dan hanyalah lapar”.

Telah bercerita kepada kami Qutaibah, dia berkata : Telah bercerita ke pada kami Ja far bin Sulaiman Adh-Dhuba’iy, dari Malik bin Dinar, beliau berkata : “Rasulullah Saw tidak pernah sama sekali kenyang disebabkan makan roti, dan juga tidak disebabkan makan daging, kecuali dalam keada an dhafaf, berkata Malik : Saya telah bertanya seorang lelaki dari kalangan penduduk gurun : Apa itu dhafaf ? Dia berkata : makan bersama orang lain”.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Ahwash dari Simak bin Harb Dari an-Nu’man bin Basyir beliau berkata : “Bukankah kalian bisa makan dan minum sesuai keinginan kalian ? Sungguh saya

(22)

pernah melihat Rasul semua shalallahu alaihi wasalam dan beliau tidak mendapatkan kurma walaupun yang berkualitas rendah, yang dapat digunakan untuk mengisi perut beliau”.

Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ishak, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdah dari hisyam bin Urwah dari Ayahnya dari A’isyah beliau berkata :

“Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak memasak apapun) kecuali kurma dan air”.

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abi Ziyad, beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Sayyar, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Sahal bin Aslam dari Yazid bin Abu Manshur dari Anas dari Abu Thalhah, beliau berkata : “Kami pernah mengadu kepada Rasulullah Saw mengenai lapar yang kami rasakan, kami

menunjukkan kepada Baginda perut kami yang diikat dengan sebiji batu. Selepas itu, Rasulullah menunjukkan kepada kami perut Baginda yang diikat dengan dua biji batu”.

Imam Abu Isa berkata : Ini adalah hadits yang gharib dari Abu talhah yang kita tidak mengetahui sanadnya kecuali dari beliau, sedangkan arti lafadz اَنْعَفَرَو ْنَع اَنِنوُطُب ْنَع ٍرَجَحٍرَجَح adalah mereka mengikat batu pada perut mereka sebab rasa payah dan lemah yang timbul dari lapar.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin isma’il beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Syaiban (Ayah Muawiyah) beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Umair dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu

Hurairah, beliau berkata : “Rasulullah Saw keluar dari rumah pada waktu yang tidak pernah beliau keluar dan menemui siapapun. Tiba-tiba Abu Bakar mendekati beliau. Lalu

Rasulullah Saw bertanya : “Ada sebab apa kamu mendatangiku wahai Abu Bakar ?”, Abu Bakar menjawab : “Aku datang sebab mau bertemu dengan Rasulullah Saw, melihat wajah Baginda dan memberi salam kepada Baginda”. Tidak lama sesudahnya, datanglah Umar bin Khattab. Lalu Rasulullah bertanya : “Ada sebab apa kamu mendatangiku wahai Umar ?”

Umar menjawab, “Aku merasa lapar, wahai Rasulullah”. Rasulullah berkata, “Aku juga sudah merasakan yang sama”. Mereka bertiga pun menuju ke rumah Abu al-Haytsam bin at- Tayyihan al-Anshari. Beliau memiliki banyak pokok kurma dan ternakan kambing, namun masih belum mempunyai pembantu. Ternyata mereka tidak menemukannya, kemudian mereka bertanya kepada isterinya : “Dimanakah suamimu ?” Isteri Abu al Haytsam menjawab : “Beliau pergi mengambil air jernih untuk kami”. Tidak lama sesudah itu, Abu al-Haytsam pulang dengan membawa qirbah yang penuh dengan air. Beliau meletakkan qirbah, lalu memeluk Rasulullah Saw sambil berkata, beliau bersedia menjadikan ibu dan ayahnya sebagai tebusan demi Rasulullah. Selepas itu, Abu al-Haytsam pergi ke kebunnya Abu al-Haytsam bersama Rasulullah, Abu Bakar dan Umar. membentangkan karpet

permadani untuk mereka bertiga. Beliau kemudiannya mengambil satu tangkai buah kurma dari sebatang pokok yang ada dan meletakkannya (di hadapan mereka). Rasulullah bertanya : “Mengapakah kamu tidak memilih kurma yang matang untuk kami ?” Abu al-Haytsam menjawab : “Wahai Rasulullah ! Aku mau kamu semua yang memilih sendiri kurma matang dan yang belum. Dengan itu, mereka pun makan kurma (yang diambil oleh Abu al-Haytsam itu) dan minum air tadi. Rasulullah berkata, “Inilah, dan demi jiwaku yang berada di dalam genggaman-Nya, antara nikmat yang akan ditanya kepada kamu semua pada hari Kiamat ! Nikmat ini, yaitu tempat berteduh yang sejuk, kurma matang dan air sejuk. Abu al-Haytsam bangun hendak menyediakan makanan untuk mereka. Rasulullah terus berkata : “Janganlah kamu me nyembelih kambing yang mengeluarkan susu”. akhirnya Abu al-Haytsam

menyembelih kambing betina yang berumur empat bulan (atau kambing jantan berumur belum sampai satu tahun). Apabila siap, mereka makan makanan yang dihidangkan.

Sesudah itu, Rasulullah bertanya : “Apakah kamu mempunyai pembantu ?” Abu al-Haytsam

(23)

menjawab : “Tidak”. Ke mudian Rasulullah berkata : “Jika kami mendapat tawanan, datanglah ber temu dengan kami”. Kemudian Rasulullah mendapat dua orang tawanan Seperti yang dijanjikan, Abu al-Haytsam datang bertemu dengan Baginda. Rasulullah berkata, “Pilihlah salah satu orang dari keduanya !” Abu al-Haytsam membalas : “Wahai Rasulullah ! Pilihlah untukku !” Rasulullah berkata : “Seseorang yang diminta nasihat adalah orang yang dipercayai. Pilihlah tawanan yang ini ! sebab aku melihat dia mengerjakan shalat. Jagalah dia baik-baik !” Selepas itu, Abu al-Haytsam pulang dan memberitahu isterinya mengenai perkara yang disebut oleh Rasulullah. Isterinya berkata :

“Kamu belum meraih kebaikan yang sebenar seperti yang diperkatakan oleh Rasulullah, kecuali jika kamu melepaskan tawanan itu”. Abu al-Haytsam membalas, “Jika begitu, aku lepaskan dia”. Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang Nabi atau para penggantinya, kecuali orang yang diutus itu memiliki dua pengawal pribadi, yaitu pengawal yang menyuruhnya melakukan kebaikan, memintanya menjauhi kemungkaran dan membantunya mencegah kerusakan. Barang siapa yang dipelihara daripada pengawal jahat, maka sebenarnya dia dijaga oleh Allah Swt”.

Telah menceritakan kepada kami Umar bin Isma’il bin Majalid bin Said, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami ayah saya, dari Bayan bin Basyir dari Qais bin Abu hazim beliau berkata : saya mendengar Sa’ad bin Abi Waqqash berkata : “Aku adalah orang yang pertama kali menumpahkan darah pada jalan Allah. Aku adalah orang yang pertama

melemparkan anak panah pada jalan Allah. Aku menyaksikan diriku berperang dalam pasukan yang terdiri daripada para sahabat Rasulullah. Ketika itu, kami hanya makan daun- daun pokok dan hublah (sejenis tanaman yang berduri seperti pokok akasia) sehingga tepi mulut kami luka-luka. Salah seseorang dari kami mengeluarkan kotoran yang kelihatan seperti kotoran kambing dan unta, Kabilah Sa’d mengejek cara kami bershalat. Jika ejekan mereka benar, sesungguhnya aku adalah orang yang rugi dan seluruh amalanku sia-sia”.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, beliau berkata : Telah

menceritakan kepada kami Safwan bin Isa beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Amr bin Isa Abu Nu’amah Al-adhawi, beliau berkata : “Saya mendengar Khalid bin Umair dan Syuwais Abu ar-Ruqad berkata : Umar bin Khattab mengutus ‘Utbah bin Ghazwan dan berkata : Pergilah kamu bersama pasukanmu sehingga kamu semua tiba di negeri Arab yang paling hujung dan negeri asing yang paling hampir (dengan wilayah Arab). Sampai ketika

‘Utbah bin Ghazwan dan pasukannya berkelana sehingga mereka tiba di Mirbad. Di situ, mereka menemukan sebiji batu yang berbentuk seperti telur. Lantas, mereka tertanya-tanya apakah itu. Ada yang menjawab : Inilah kota Bashrah. Mereka meneruskan perjalanan sehingga tiba di hadapan sebuah jembatan kecil. Mereka berkata : Di sinilah kita

diperintahkan berhenti (kemudian Khalid bin Syuwais membacakan hadits sehingga selesai)

‘Utbah bin Ghazwan berkata, “Aku adalah salah satu dari tujuh orang yang pertama masuk Islam. Kami pernah tidak memiliki makanan, kecuali daun-daun pokok yang menyebabkan tepi mulut kami luka-luka. Aku memungut sehelai kain dan memotongnya kepada dua bagian untuk diriku dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Seorang daripada kami bertujuh yang menjadi pemimpin di sebuah kota adalah beliau. Kalian akan menguji (dan kalian akan membanding-bandingkan) para pemimpin sesudah kami”.

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ruh bin Aslam Abu Hatim Al Bashri, beliau berkata ; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Abu Salamah, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Anas bin Malik, beliau berkata : “Rasulullah Saw berkata : Aku pernah ditakut takuti dengan ancaman yang tidak satupun orang mengalaminya karena menyampaikan agama Allah. Aku juga pernah disakiti karena Allah dan tidak seorang pun

Referensi

Dokumen terkait

3 Memahami keterkaitan isi kandungan hadis tentang iman riwayat Ali bin Abi Talib dari Ibnu Majah dan hadis riwayat Muslim dari Umar bin Khattab dan hadis riwayat

Hadits yang semakna juga diriwayatkan dari Shahabat Ali bin Abi Thalib هنع هللا يضر dari Rasulullah ملسو هيلع ا ىلص.. Dikeluarkan oleh Imam Hamzah bin

Ali bin Abi Thalib, berkata, "Ketahuilah, kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, yaitu: cerdas, semangat, bersabar, memiliki bekal,

Ibnu Abi Syaibah dan Said bin Manshur, haditnya dilemahkan Imam Al Albani dalam Irwa Hadits yang pertama dan kedua menunjukan bahwa Beliau men-qashar sholat di Dzul Hulaifah

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pembelajaran bahasa Arab di Ma’had Ali Bin Abi Thalib Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan evaluasi konteks,

Hadits No. Telah diriwayatkan oleh Abu Daud, al-Hakim, Ahmad, ath-Thabrani, adh-Dhiya, dan yarg lainnya, dengan sanad dari Umar bin Atha', dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a..

"Dari Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه berkata: Saya adalah seorang yang apabila mendengarkan suatu hadits dari Rosululloh صلى الله عليه وسلم,

Diriwayatkan kepadaku dari Ammar, ia berkata: Ibnu Abi Ja‟far menceritakan kepada kami dari bapaknya, dari Ar-Rabi‟, tentang firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah