Hamada, Ivan, Jaki,
Rif'at
Kaum Padri: Dipimpin oleh Haji Abdul Rahman dan Haji Sulaiman, mereka berusaha menerapkan hukum Islam yang lebih ketat di Minangkabau.
Kaum Adat: Didukung oleh sebagian besar
masyarakat yang ingin mempertahankan tradisi lokal dan praktik adat.
(1830-1837):
Meskipun banyak pemimpin Padri ditangkap atau terbunuh, mereka
terus melakukan perlawanan.
Pertempuran terus berlanjut hingga 1837, dengan banyaknya
korban dari kedua belah pihak.
1821-1825):
Kaum Padri mulai menguasai beberapa daerah, menentang
kekuasaan kaum adat.
Pertempuran sporadis terjadi di berbagai tempat.
Pada tahun 1824, kaum Padri berhasil menguasai kota-kota
penting, termasuk Padang.
(1825-1830):
Belanda, yang ingin menguasai
perdagangan di Sumatera, mulai campur tangan dalam konflik ini dengan berpihak
pada kaum adat.
Berbagai pertempuran terjadi, dengan Belanda melakukan serangan besar untuk
menguasai daerah yang dikuasai kaum Padri.
Awal konflik
Intervensibelanda
Perlawanan terakhir
Perang Padri berakhir dengan kemenangan belanda dan
penguasaan penuh atas wilayah Minangkabau. Banyak pemimpin Padri diasingkan, dan sistem pemerintahan adat mulai diubah.
Akhir Perang:
Dampak:
Perang ini mengakibatkan banyak kerugian jiwa dan hancurnya infrastruktur. Mengubah struktur sosial dan political di Sumatera Barat, dengan Belanda menguatkan posisi mereka di daerah
tersebut