• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KALE NERO LACINATO (Brassica oleracea Var. Palmifolia) DI DATARAN RENDAH - Repository Universitas Panca Marga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "RESPON JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KALE NERO LACINATO (Brassica oleracea Var. Palmifolia) DI DATARAN RENDAH - Repository Universitas Panca Marga"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

31

Menurut Sitompul & Guritno (1995), tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan tanaman paling mudah digunakan sebagai kriteria untuk mengukur bagaimana lingkungan mempengaruhi tanaman, dan peka terhadap kondisi lingkungan tertentu. Tinggi tanaman adalah ukuran standar ukuran tanaman.

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam (J) dan konsentrasi pupuk organik cair (K) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman. Interaksi antara perlakuan jarak tanam (J) dan konsentrasi pupuk organik cair (K) memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada umur 48 hari setelah tanam (HST).

Tabel 4.1. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var.

Palmifolia) pada Umur 20 HST, 27 HST, 34 HST, dan 41 HST

SK db F Hitung F Tabel

20 HST 27 HST 34 HST 41 HST 5% 1%

Ulangan 2 1.1 0.91 0.21 0.13

Jarak Tanam 2 0.49 ns 0.14 ns 0.11 ns 0.13 ns 6.94 18

Galat (a) 4

Kons. POC 3 0.68 ns 1.06 ns 0.93 ns 0.87 ns 3.16 5.09 Interaksi JxK 6 0.80 ns 0.65 ns 0.54 ns 0.71 ns 2.66 4.07 Galat (b) 18

Total 35

Keterangan : **: berbeda sangat nyata, *: berbeda nyata, ns: non signifikan

(2)

Tabel 4.2. Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var.

Palmifolia) pada Umur 48 HST, 55 HST, 62 HST, dan 69 HST

SK db F Hitung F Tabel

48 HST 55 HST 62 HST 69 HST 5% 1%

Ulangan 2 0.84 0.33 0.08 0.07

Jarak Tanam 2 5.08 ns 0.25 ns 0.28 ns 0.30 ns 6.94 18

Galat (a) 4

Kons. POC 3 0.16 ns 1.13 ns 2.61 ns 1.35 ns 3.16 5.09 Interaksi JxK 6 3.63 * 0.69 ns 1.39 ns 0.60 ns 2.66 4.07

Galat (b) 18

Total 35

Keterangan : **: berbeda sangat nyata, *: berbeda nyata, ns: non signifikan Tabel 4.3. Rerata Tinggi Tanaman (cm) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var. Palmifolia)

Perlakuan

Rerata Tinggi Tanaman (cm) 20

HST

27 HST

34 HST

41 HST

55 HST

62 HST

69 HST J1 7.30a 9.89a 13.28a 18.10a 25.03a 23.39a 27.64a J2 7.88 a 10.02a 13.20a 17.42a 23.44a 21.49a 26.88a J3 6.94 a 9.52a 12.60a 17.11a 23.17a 21.29a 24.79a

BNT 5% - - - -

K0 7.35 a 9.80a 13.01a 18.03a 24.39a 23.84a 27.42a K1 7.56a 9.91 a 13.35a 17.59a 24.56a 22.64a 27.72a K2 7.76a 10.54a 13.71a 18.19a 24.44a 22.54a 26.38a K3 6.81a 8.98 a 12.03a 16.37a 22.13a 19.20a 24.24a

BNT 5% - - - -

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan tabel 4.3 rata – rata tinggi tanaman akibat perlakuan jarak tanam memberikan hasil pada masing – masing kolom HST dominan tertinggi dihasilkan oleh perlakuan jarak tanam dengan taraf 20 x 25 cm (J1) yakni hasil terakhir pengamatan dengan jumlah tinggi tanaman 27,64 cm.

(3)

Diduga hal ini disebabkan oleh jarak tanam pendek, yang juga memberikan ruang tumbuh yang kecil/ketat. Relatif mudah bagi tanaman untuk bersaing satu sama lain dan dengan gulma, terutama pada jarak yang dekat. Tanaman yang menjadi sasaran kompetisi ini menerima lebih sedikit sinar matahari; akibatnya, hormon auksin pada tanaman meningkat, menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih tinggi dibandingkan tanaman dengan jarak tanam lainnya.

Sedangkan rerata perlakuan konsentrasi pupuk organik cair memberikan hasil pada masing – masing kolom HST dominan tertinggi diperoleh perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dengan taraf 20 ml/l (K2), akan tetapi pada pengamatan terakhir yang dilakukan taraf 10 ml/l (K1) memiliki nilai yang lebih tinggi yakni 27,72 cm.

Diyakini bahwa tanaman dapat memperoleh nutrisi yang cukup bila digunakan pupuk organik cair pada konsentrasi 10 ml/l. Menurut Sulastri dkk. (2018), penggunaan agrobost pupuk organik cair mendorong perkembangan tanaman. Perkembangan suatu tumbuhan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi di dalam tanah serta pemberian pupuk tambahan.

(4)

Tabel 4.4. Rerata Interaksi Tinggi Tanaman (cm) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var. Palmifolia) pada Umur 48 HST

Perlakuan Rerata Tinggi Tanaman

J1K0 21.70 cd

J1K1 21.13 bcd

J1K2 23.85 d

J1K3 18.52 abc

J2K0 22.53 cd

J2K1 19.92 bcd

J2K2 18.83 abc

J2K3 22.17 cd

J3K0 15.27 a

J3K1 20.43 bcd

J3K2 17.08 ab

J3K3 20.40 bcd

BNT 5% 4.16

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan tabel 4.4 hasil rerata interaksi antara perlakuan jarak tanam dan konsentrasi pupuk organik cair pada parameter tinggi tanaman pada umur 48 HST, dapat diketahui bahwa perlakuan kombinasi antara perlakuan jarak tanam 20 x 25 cm dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair 20 ml/l (J1K2) memiliki rerata tertinggi yaitu 23,85 cm dibandingkan perlakuan kombinasi lainnya. Sedangkan, rerata yang terendah dimiliki oleh kombinasi antara perlakuan jarak tanam 30 x 25 cm dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair 0 ml/l (J3K0) yaitu 15,27 cm.

Aplikasi agrobost pupuk organik cair yang mengandung Azospirilum, Azotobacter, Lactobacillus, Mikroba Pelarut P, mikroba pendegradasi selulosa, Asam Indole Asetat, enzim selulosa, dan hormon

(5)

pertumbuhan tanaman. Menurut Rahmawati (2005), Azospirilium dan Azotobacter berpotensi berasosiasi dengan akar dan mengoptimalkan

penyerapan nitrogen dalam tanah.

Kondisi tersebut juga didukung oleh penggunaan jarak tanam yang rapat. Tumbuhan yang mendapat sedikit intensitas sinar matahari secara alami akan meningkatkan hormon pertumbuhan dalam bentuk auksin, dan menyebabkan mereka tumbuh lebih tinggi daripada tanaman dengan jarak tanam yang lebar.

Menurut Lutfhiana dkk. (2019) dalam Dewanti dkk. (2019), jarak tanam yang rapat mengakibatkan tumbuhan menyesuaikan diri dengan mencari lebih banyak sumber sinar matahari untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Mengingat bahwa pertumbuhan tanaman akan lebih tinggi jika jarak tanam yang digunakan lebih dekat, maka pemilihan jarak tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman.

Selain jarak tanam rapat, curah hujan dan naungan yang terdapat di sekitar tanaman juga memberikan pengaruh dalam pertumbuhan tanaman kale. Karena kedua hal tersebut dapat menyulitkan tanaman mendapat cahaya matahari yang optimal dan mengakibatkan tanaman tumbuh menjadi lebih tinggi.

B. Jumlah Daun (helai)

Daun adalah organ tumbuhan yang mengandung klorofil atau hijau daun dan tempat berlangsungnya proses fotosintesis yang menghasilkan makanan guna kebutuhan tumbuhan serta sebagai cadangan makanan

(6)

(Anonim, 2021). Proses fotosintesis dan energi yang dihasilkan oleh tanaman akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah daun pada tanaman. Jumlah daun suatu tanaman harus dihitung untuk menilai pertumbuhannya.

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam (J) dan konsentrasi pupuk organik cair (K) berpengaruh tidak nyata.

Sedangkan interaksi antara perlakuan jarak tanam (J) dan konsentrasi pupuk organik cair (K) menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada parameter jumlah daun.

Tabel 4.5. Analisa Sidik Ragam Jumlah Daun (helai) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var.

Palmifolia) pada Umur 20 HST, 27 HST, 34 HST, dan 41 HST

SK db F Hitung F Tabel

20 HST 27 HST 34 HST 41 HST 5% 1%

Ulangan 2 0.38 0.7 0.97 0.97

Jarak Tanam 2 0.34 ns 0.43 ns 0.39 ns 0.65 ns 6.94 18

Galat (a) 4

Kons. POC 3 0.14 ns 0.49 ns 0.27 ns 0.28 ns 3.16 5.09 Interaksi JxK 6 0.34 ns 0.29 ns 0.28 ns 0.42 ns 2.66 4.07

Galat (b) 18

Total 35

Keterangan : **: berbeda sangat nyata, *: berbeda nyata, ns: non signifikan

(7)

Tabel 4.6. Analisa Sidik Ragam Jumlah Daun (helai) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var.

Palmifolia) pada Umur 48 HST, 55 HST, 62 HST, dan 69 HST

SK db F Hitung F Tabel

48 HST 55 HST 62 HST 69 HST 5% 1%

Ulangan 2 1.7 2.47 0.08 0.63

Jarak Tanam 2 0.19 ns 0.27 ns 0.18 ns 0.35 ns 6.94 18

Galat (a) 4

Kons. POC 3 0.51 ns 0.40 ns 1.12 ns 0.04 ns 3.16 5.09 Interaksi JxK 6 0.36 ns 0.22 ns 0.66 ns 0.37 ns 2.66 4.07

Galat (b) 18

Total 35

Keterangan : **: berbeda sangat nyata, *: berbeda nyata, ns: non signifikan Tabel 4.7. Rerata Jumlah Daun (helai) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var. Palmifolia)

Perlakuan

Rerata Jumlah Daun 20

HST 27 HST

34 HST

41 HST

48 HST

55 HST

62 HST

69 HST J1 6.64a 7.31a 8.94a 10.61a 11.63a 12.37a 13.13a 26.10a J2 6.54a 7.35a 8.85a 10.12a 11.44a 12.01a 12.83a 25.39a J3 6.16a 6.79a 8.28a 9.69a 11.13a 11.43a 11.70a 24.17a

BNT 5% - - - -

K0 6.53a 7.04a 8.66a 10.13a 11.47a 12.03a 12.69a 26.22a K1 6.42a 7.27a 8.87a 10.41a 11.86a 12.37a 12.73a 25.89a K2 6.51a 7.41a 8.82a 10.17a 11.32a 11.82a 12.40a 25.34a K3 6.32a 6.88a 8.41a 9.84a 10.97a 11.51a 12.40a 23.42a

BNT 5% - - - -

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa rerata jumlah daun dengan perlakuan jarak tanam pada masing – masing kolom HST dominan tertinggi yaitu jarak tanam dengan taraf 20 x 25 cm (J1), diduga hal ini karena jarak tanam sempit mengakibatkan adanya persaingan antar tanaman

(8)

akibatnya untuk memenuhi tumbuhan akan intensitas cahaya matahari, tanaman kale terus melakukan pertumbuhan daun agar cahaya matahari dapat maksimal terkena pada tanaman.

Sedangkan rerata jumlah daun dengan perlakuan konsentrasi pupuk organik cair pada masing – masing kolom HST dominan tertinggi yaitu konsentrasi pupuk organik cair dengan taraf 10 ml/l (K1). Perihal ini diduga perlakuan konsentrasi pupuk organik cair 10 ml/l menyediakan ketersediaan unsur hara cukup untuk tumbuhan bertumbuh. Banyaknya unsur hara dalam tanah dan pupuk yang digunakan keduanya berdampak pada pertumbuhan tanaman (Sulastri, dkk., 2018).

Akan tetapi, berdasarkan tabel 4.7 pada kolom rerata jumlah daun akibat jarak tanam & konsentrasi pupuk organik cair dari 62 HST ke 69 HST mengalami kenaikan yang drastis. Hal ini diakibatkan oleh adanya pertumbuhan daun – daun kecil yang tumbuh diketiak daun tanaman kale.

Pertumbuhan pada ketiak daun kale terjadi setelah 2 bulan tanaman tersebut ditanam.

Perbandingan perlakuan jarak tanam dan konsentrasi pupuk organik cair tidak memberikan pengaruh yang nyata, efek keduanya sebanding.

Diduga karena kebutuhan akan unsur hara pada tanaman kale untuk tumbuh tidak tersedia maupun terpenuhi; Ketersediaan unsur hara memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan suatu tanaman.

Dalam hasil analisis uji tanah di laboratorium membuktikan bahwa lahan sebelum diaplikasikan pupuk organik cair memiliki pH tanah 6,3

(9)

(asam), C-Organik 1,6 % (sangat rendah), N-total 0,07 % (sangat rendah), C/N ratio 33,40 % (sangat tinggi), P-tersedia 45 (rendah) dan K 0,88 (rendah).

Ini berarti bahwa lahan tersebut memiliki sedikit unsur hara untuk tanaman kale, sehingga pada saat pengaplikasian pupuk organik cair agrobost mengakibatkan kandungan yang terdapat didalamnya tidak terdekomposisi dengan baik karena kandungan hara dalam tanah/lahan rendah.

Gardner dkk. (1991) menyatakan bahwa banyaknya unsur hara dalam tanah berdampak pada seberapa cepat suatu tanaman tumbuh dan berkembang. Dalam rangka memaksimalkan perkembangan tanaman dan menghasilkan hasil yang terbaik melalui pemenuhan unsur hara bagi suatu tanaman.

C. Panjang Akar

Akar merupakan organ tumbuhan yang memiliki peran penting untuk menahan berdirinya tubuh tumbuhan serta menyerap air serta nutrisi untuk tumbuhan agar tumbuh (Anonim, 2022). Reaksi akar terhadap ketersediaan air dan nutrisi dalam tanah diukur dengan panjang akar.

Dilakukannua pengukuran panjang akar untuk mengetahui seberapa baik tanaman dapat menyerap unsur hara dan air.

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam (J) dan konsentrasi pupuk organik cair (K) berpengaruh tidak nyata.

Interaksi antara perlakuan sistem jarak tanam (J) dan pemberian konsentrasi

(10)

pupuk organik cair (K) menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada parameter panjang akar yang diamati.

Tabel 4.8. Analisa Sidik Ragam Panjang Akar (cm) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var.

Palmifolia)

SK db F Hitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 2 1.13

Jarak Tanam 2 1.41 ns 6.94 18

Galat (a) 4

Kons. POC 3 0.65 ns 3.16 5.09

Interaksi JxK 6 0.78 ns 2.66 4.07

Galat (b) 18

Total 35

Keterangan : **: berbeda sangat nyata, *: berbeda nyata, ns: non signifikan Tabel 4.9. Rerata Panjang Akar (cm) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var. Palmifolia)

Perlakuan Rerata Panjang Akar

J1 13.69 a

J2 13.28 a

J3 11.50 a

BNT 5% -

K0 13.59 a

K1 12.48 a

K2 12.75 a

K3 12.48 a

BNT 5% -

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam pada parameter panjang akar dengan hasil rerata yang tertinggi diperoleh perlakuan jarak tanam dengan taraf 20 x 25 cm (J1) yakni 13,69 cm dan terendah diperoleh perlakuan jarak tanam dengan taraf 30 x 25 cm (J3) yakni

(11)

11,50 cm. Pemberian konsentrasi pupuk organik cair pada parameter panjang akar dengan taraf 0 ml/l (K0) memberikan hasil yang paling panjang yaitu 13,59 cm, sedangkan konsentrasi pupuk organik cair dengan taraf 30 ml/l (K3) memberikan hasil yang pendek yaitu 12,48 cm.

Perbandingan perlakuan jarak tanam dan konsentrasi pupuk organik cair tidak memberikan pengaruh yang nyata; efek keduanya sebanding.

Jarak tanam 20 x 25 cm (J1) menunjukkan nilai unggul dalam perlakuan.

Hal ini disebabkan oleh jarak tanam yang dekat, yang mengakibatkan terbatasnya area untuk pertumbuhan akar, persaingan antara tanaman untuk air dan nutrisi, dan pemanjangan akar yang substansial.

Pada perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dengan taraf 0 ml/l (K0) atau tanpa pupuk menunjukkan nilai yang lebih baik daripada taraf lainnya. Diduga hal ini karena tanaman yang diberikan pupuk organik cair agrobost tidak terlihat respon yang berbeda, sehingga tanaman yang tidak diberi pupuk organik cair agrobost terlihat respon berbeda terhadap tanaman kale pada parameter panjang akar.

Kurangnya pengaruh yang berbeda secara statistik pada setiap perlakuan dan interaksi antara dua komponen perlakuan pada panjang akar kale diasumsikan karena ketersediaan hara di dalam tanah. Perkembangan akar tanaman membutuhkan nutrisi yang mudah didapat, khususnya P.

Untuk menyediakan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, aktivitas fotosintesis berkorelasi dengan keberadaan karbohidrat,

(12)

dan fosfor, bersama dengan nitrogen dan kalium, sangat penting untuk proses ini (Rini, dkk., 2021).

Unsur hara P berfungsi untuk berbagai tujuan pada tanaman, termasuk pembelahan sel tanaman, perkembangan bagian tanaman seperti bunga, buah, dan biji, pembentukan akar, peningkatan kualitas tumbuhan, percepatan pematangan buah, memperkuat batang tanaman, transportasi produk metabolisme, dan banyak lagi.

Sedangkan dalam hasil uji tanah di laboratorium kandungan unsur P lahan penelitian yang tersedia adalah 45 %. Artinya ketersedian unsur P dalam tanah tersebut rendah sehingga pertumbuhan akar tidak optimal dan menghasilkan akar yang pendek.

Mikroba yang terkandung pada pupuk organik cair agrobost memungkinkan tidak tersedia atau mikroba mengalami masa dorman sebagai akibatnya belum dapat membantu penyuburan tanah (Missdiani, dkk., 2019).

Menurut Asroh (2010) mengklaim bahwa mikroba yang ada dalam larutan pupuk hayati belum tentu dapat hidup dan berkembang jika disemprotkan pada tanaman atau permukaan tanah karena berbagai faktor, seperti kondisi lingkungan yang tidak sesuai, kurangnya makanan yang mudah dicerna, suhu udara lingkungan tinggi, kurangnya kelembaban, kelebihan oksigen, dan tidak adanya naungan yang menyebabkan mikroba ini tidak berkembang biak dan mati.

(13)

Selain itu, curah hujan yang tinggi pada awal musim hujan mempengaruhi ketersediaan unsur hara pupuk organik cair yang sudah diaplikasikan, karena air hujan dapat memungkinkan terjadinya pencucian hara pada tanah. Sehingga unsur hara yang diaplikasikan ikut larut atau terbawa oleh air hujan kekedalaman lapisan tanah tertentu. Pun juga pada saat pemanenan tanaman kale tidak dilakukan secara perlahan akibatnya akar tanaman kale putus dan menyisakan panjang akar yang relatif pendek.

D. Berat Basah (gr)

Berat basah adalah berat total dari kandungan air yang ada di dalam tanaman dan total hasil fotosintesis. Penentuan bertambahnya berat suatu tanaman ialah dengan cara memanen bagian tumbuhan yang diinginkan atau seluruh tumbuhan, lalu menimbangnya sebelum kandungan air dalam tumbuhan tersebut banyak menguap (Salisbury dan Ross, 1995). Berat basah juga menggambarkan kandungan air dan kelembaban suatu tanaman.

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam (J) dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair (K) berpengaruh tidak nyata. Interaksi antara jarak tanam (J) dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair (K) menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada parameter berat basah.

(14)

Tabel 4.10. Analisa Sidik Ragam Berat Basah (gr) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var. Palmifolia)

SK db F Hitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 2 1.43

Jarak Tanam 2 0.31 ns 6.94 18

Galat (a) 4

Kons. POC 3 0.05 ns 3.16 5.09

Interaksi JxK 6 0.29 ns 2.66 4.07

Galat (b) 18

Total 35

Keterangan : **: berbeda sangat nyata, *: berbeda nyata, ns: non signifikan Tabel 4.11. Rerata Berat Basah (gr) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var. Palmifolia)

Perlakuan Rerata Berat Basah

J1 39.53 a

J2 42.58 a

J3 33.71 a

BNT 5% -

K0 40.63 a

K1 37.42 a

K2 38.31 a

K3 38.04 a

BNT 5% -

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam pada parameter berat basah dengan hasil rerata yang tertinggi didapat oleh perlakuan jarak tanam 25 x 25 cm (J2) yaitu 42,58 gr dan terendah didapat oleh perlakuan jarak tanam 30 x 25 cm (J3) yaitu 33,71 gr. Pada perlakuan konsentrasi pupuk organik cair pada parameter berat basah dengan hasil rerata yang tertinggi didapat oleh perlakuan konsentrasi pupuk organik cair

(15)

0 ml/l (K0) yakni 40,63 gr dan terendah didapat oleh perlakuan konsentrasi pupuk organik cair 10 ml/l (K2) yakni 37,42 gr.

Perlakuan jarak tanam dan konsentrasi pupuk organik cair tidak dapat dibandingkan karena tidak ada perbedaan efek yang terlihat;

sebaliknya, mereka kira-kira setara. Namun dilihat dari rata – ratanya, pada perlakuan jarak tanam dengan taraf 25 x 25 cm (J2) menunjukkan nilai yang lebih tinggi ini berarti perlakuan jarak tanam dengan taraf 25 x 25 cm (J2) mempunyai pengaruh lebih baik daripada taraf lainnya. Pada perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dengan taraf 0 ml/l (K0) menunjukkan nilai yang lebih tinggi, ini berarti perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dengan taraf 0 ml/l (K0) memiliki pengaruh yang lebih baik daripada taraf lainnya.

Interaksi antara kedua faktor perlakuan dan kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman kale, diduga karena ketersediaan unsur hara yang rendah oleh sebab itu hasil fotosintat tanaman tidak optimal. Fotosintat merupakan hasil dari proses fotosintesis tanaman, yang membutuhkan peran dari klorofil daun dan intensitas cahaya yang ideal. Sehingga dapat pula berpengaruh pada pertumbuhan tinggi tanaman, berapa banyak daun yang tumbuh, dan perkembangan akar.

Tanaman juga membutuhkan unsur hara makro dan mikro untuk pertumbuhan dan perkembangannya selain kedua hal tersebut. Unsur hara makro yang paling dibutuhkan tanaman adalah kalium, fosfor, dan nitrogen,

(16)

dan masing-masing dari ketiga unsur tersebut sangat penting untuk proses fotosintesis agar tanaman dapat mencapai fotosintesis yang maksimal.

Tjionger, M. (2006) menegaskan bahwa ketersediaan hara dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang mungkin berdampak pada kadar air tanaman. Akibatnya, akar tanaman memungkinkan tanaman untuk mengambil nutrisi dari tanah, yang pada gilirannya mempengaruhi fotosintesis dan kadar air tanaman.

Bahan organik atau bahan fotosintesis yang dihasilkan sebagai hasil fotosintesis disebut sebagai biomassa. Oleh sebab itu, biomassa suatu tanaman akan semakin meningkat seiring dengan kandungan hara dalam tanah tersebut juga tinggi.

E. Berat Kering (gr)

Karena mewakili akumulasi zat organik yang dibuat oleh tanaman, berat kering adalah ukuran pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pengeringan tanaman dilakukan untuk menghilangkan kandungan air suatu tanaman dan dilakukan pada temperatur tinggi dengan jangka waktu tertentu (Sitompul dan Guritno, 1995).

Hasil Analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam (J) dan konsentrasi pupuk organik cair (K) berpengaruh tidak nyata.

Interaksi antara sistem jarak tanam (J) dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair (K) menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada parameter berat kering.

(17)

Tabel 4.12. Analisa Sidik Ragam Berat Kering (gr) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var. Palmifolia)

SK db F Hitung F Tabel

5% 1%

Ulangan 2 1.08

Jarak Tanam 2 0.29 ns 6.94 18

Galat (a) 4

Kons. POC 3 0.21 ns 3.16 5.09

Interaksi JxK 6 0.50 ns 2.66 4.07

Galat (b) 18

Total 35

Keterangan : **: berbeda sangat nyata, *: berbeda nyata, ns: non signifikan Tabel 4.13. Rerata Berat Kering (gr) Akibat Pengaruh Jarak Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Kale Nero Lacinato (Brassica oleracea var. Palmifolia)

Perlakuan Rerata Berat Kering

J1 9.22 a

J2 10.21 a

J3 7.51 a

BNT 5% -

K0 9.66 a

K1 7.69 a

K2 9.38 a

K3 9.19 a

BNT 5% -

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam pada parameter berat kering dengan hasil rerata yang tertinggi didapat oleh perlakuan jarak tanam 25 x 25 cm (J2) yakni 10,21 gr dan terendah didapat oleh perlakuan jarak tanam 30 x 25 cm (J3) yakni 7,51 gr.

Pada perlakuan konsentrasi pupuk organik cair terhadap parameter berat kering dengan hasil rerata yang tertinggi didapat oleh perlakuan konsentrasi

(18)

pupuk organik cair 0 ml/l (K0) yakni 9,66 gr dan terendah didapat pada perlakuan konsentrasi pupuk organik cair 10 ml/l (K2) yakni 7,69 gr.

Pengaruh jarak tanam dan konsentrasi pupuk organik cair tidak terlalu terlihat perbedaannya, sehingga dapat dikatakan pengaruhnya kurang lebih sama. Namun dilihat dari rata – ratanya, pada perlakuan jarak tanam dengan taraf 25 x 25 cm (J2) menunjukkan nilai yang lebih tinggi ini berarti perlakuan jarak tanam dengan taraf 25 x 25 cm (J2) mempunyai pengaruh lebih baik daripada taraf lainnya. Diduga tanaman kale dengan perlakuan jarak tanam diyakini memiliki kandungan air yang tinggi.

Pada perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dengan taraf 0 ml/l (K0) menunjukkan nilai yang lebih tinggi, ini berarti perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dengan taraf 0 ml/l (K0) memiliki pengaruh lebih baik daripada taraf lainnya. Hal ini kemungkinan besar karena kandungan air tanaman kale yang diberi pupuk organik cair konsentrasi tinggi, hal ini disebabkan kemampuan akar tanaman kale untuk menyerap air dan unsur hara yang lebih baik.

Tidaknya ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara perlakuan atau kombinasi kedua perlakuan dalam hal berat kering tanaman kale, diduga karena ketidakmampuan tanaman untuk menyerap nutrisi secara efektif. Ketersediaan hara tanah yang rendah, mengakibatkan fotosintesis dan perkembangan daun tanaman tidak efisien. Jumlah daun sebanding dengan berat keringnya. Menurut Nurshanti (2009) dalam Damanik (2019) menyampaikan bahwa perkembangan jaringan tanaman

(19)

mengakibatkan pertambahan jumlah daun, pemuaian daun, dan pertambahan akar dan batang.

Selain rendahnya ketersediaan unsur hara, tingginya curah hujan pada awal musim hujan mengakibatkan rendahnya jumlah sinar matahari yang masuk sehingga menyebabkan proses fotosintesis pada tanaman kurang optimal sehingga mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tanaman.

Menurut Missdiani, dkk. (2020) interaksi antara kedua perlakuan tidak saling mendukung sehingga pengaruhnya tidak berbeda nyata terhadap parameter yang diamati, tumbuhan akan tumbuh baik jika ketersediaan unsur hara terpenuhi namun jika salah satu faktor tak terpenuhi maka proses pertumbuhan akan terhambat. Pertumbuhan pada tanaman dikatakan baik jika pengaruh faktor pada pertumbuhannya seimbang dan saling menguntungkan (Nurhayati, 2010).

Posisi kedua faktor perlakuan tersebut ternyata mendukung pertumbuhan tanaman dengan cara yang saling menguntungkan; Namun, jika satu faktor perlakuan menutupi faktor lainnya, pertumbuhan tanaman tidak dapat mendukung satu sama lain.

Referensi

Dokumen terkait

Sama dengan bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman kailan ditemukan pula interaksi antara dosis biourin sapi 1.000 L ha-1 dengan jarak tanam 20 cm × 20 cm pada umur

Interaksi antara penggunaan jarak tanam 40 cm x 40 cm dan jarak tanam 30 cm x 30 cm terhadap empat perlakuan pupuk kandang pada luas daun umur pengamatan 10 HST Tabel 1 hal ini

Rerata tinggi tanaman kedelai umur 35 HST, panjang ruas batang utama, dan jumlah cabang primer setelah diperlakukan dengan konsentrasi ethepon dan jarak tanam

Berdasarkan hasil sidik ragam dapat diketahuai bahwa pemberian jenis pupuk posfat menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tanaman pada semua umur amatan, namun

Interaksi antara pemberian pupuk organik cair urin kambing dan perlakuan jarak tanam menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap bobot segar total per sampel

Pengaruh Perlakuan jarak tanam dan pemberian macam pupuk daun terhadap umur panen kacang hijau hari setelah tanam (HST) ... Pengaruh Perlakuan jarak tanam dan pemberian

Interaksi perlakuan jarak tanam dan varietas yang dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman sawi putih yaitu pada parameter panjang tanaman umur 7 hst, diameter tajuk, bobot

Bobot berangkasan basah tanaman pada budidaya semi organik berbeda nyata dibandingkan pada budidaya konvensional disebabkan pada awal pemberian pupuk organik hanya menyediakan 30% saja