• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep dan Implementasinya

N/A
N/A
nabila nuraisyah

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep dan Implementasinya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS DASAR MANAJEMEN

“KOORDINASI”

Disusun Oleh :

Tiffany Hadi Jaya 192221017 Nabila Nuraisyah R. 192221029 Hayyu Qoyyumur R. 192221043 Soma Aditya P. 192221049 Reny Dwi Desti A. 192221055

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA 2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat yang dilimpahkan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Koordinasi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Dasar Manajemen.

Makalah ini menguraikan tentang konsep koordinasi dari awal sampai akhir. Makalah ini dilengkapi dengan pembahasan, penjabaran yang meluas secara terperinci sehingga mudah dimengerti pembaca.Dengan bimbingan dan arahan dosen diharapkan dapat mendorong serta memperkaya pengetahuan kami.

Makalah ini jauh dari kata sempurna. Kami mohon kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami juga mengucapkan terima kasih atas segala bentuk dukungan yang datang dari berbagai pihak.

Surabaya, 8 April 2023

Penulis

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penulisan 2

1.3 Manfaat di Bidang Ilmu Gizi 2

BAB II PEMBAHASAN 4

2.1 Pengertian Koordinasi 5

2.2 Tujuan Koordinasi 5

2.3 Manfaat Koordinasi 5

2.4 Bentuk Koordinasi 5

2.5 Syarat Koordinasi 6

2.6 Sifat Koordinasi 7

2.7 Hubungan Koordinasi dengan Manajemen 7

2.8 Hubungan Koordinasi dengan Gizi 7

BAB III PENUTUP 9

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Koordinasi adalah inti dari sistem operasi organisasi,yang memungkinkan tercapainya tujuan organisasi. Hal ini mengacu pada (Robbins,1992) yang menyatakan organisasi sebagai kesatuan sosial yang terkoordinasi secara sadar, dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi, berfungsi dalam keterikatan yang berkesinambungan, untuk mencapai tujuan bersama. Dalam penerapannya, koordinasi mengambil peran dalam pembagian tugas dan jobdesc tiap anggota organisasi,oleh karena tugas dan peran tidak dapat berdiri sendiri, maka diperlukan pengaturan. Dengan kata lain, berbagai aktivitas harus dikoordinasikan secara sadar.

Tanpa adanya koordinasi, individu dan departemen akan kehilangan panduan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mengejar kepentingan pribadi, yang kegiatan tersebut berpotensi merugikan organisasi secara keseluruhan. Setiap organisasi menginginkan koordinasi yang baik agar dapat berfungsi secara maksimal. Harapannya agar anggota dan antar bagian di dalam organisasi dapat bekerja sama menjalankan tugas dan pekerjaannya, serta nantinya akan tercipta hubungan yang dinamis dan harmonis dalam rangka mencapai tujuan bersama secara cepat, tepat, efisien dan efektif.

Para pegawai dapat bekerja secara optimal jika ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keahliannya. Untuk memaksimalkan hasilnya, perlu mensinergikan sumber daya, fungsi koordinasi,dan komunikasi secara efisien dan efektif. Koordinasi saling berkaitan dengan komunikasi karena koordinasi merupakan hubungan antar manusia dengan komunikasi sebagai medianya dapat dikatakan bahwa koordinasi dan komunikasi erat kaitannya dengan kinerja para pegawai dalam menjalankan tugasnya. Jika komunikasi kurang baik maka koordinasi antar sesama juga akan berjalan kurang baik. Dengan

(5)

2

demikian masalah koordinasi dan komunikasi akan menjadi penghambat dalam mencapai tujuan organisasi.

Koordinasi juga menjadi elemen terpenting dalam proses melakukan pekerjaan, koordinasi adalah salah satu bentuk metode komunikasi yang efektif bagi tenaga kesehatan, termasuk tenaga gizi. Keberhasilan tenaga gizi dalam menjalankan tugasnya juga dipengaruhi oleh proses koordinasi dengan sesama tenaga gizi atau tenaga kesehatan lain baik dokter, perawat, farmasi atau tenaga kesehatan lainnya. Koordinasi yang baik akan menghasilkan suatu dampak yang baik juga terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Tanpa koordinasi yang baik berbagai program maupun strategi yang sudah ditetapkan hasilnya pasti tidak akan maksimal. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memberi wawasan lebih mengenai koordinasi dan diharapkan pembaca menyadari pentingnya koordinasi serta mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan dari makalah ini yaitu

1. Mengetahui bagaimana peran koordinasi dalam organisasi terutama pada bidang gizi

2. Mengetahui bagaimana cara berkoordinasi yang baik dengan anggota untuk mencapai tujuan bersama

3. Diharapkan mampu menjadi salah satu penyelesaian masalah dalam koordinasi di lingkungan rumah, kampus, maupun pekerjaan nantinya.

1.3 Manfaat di bidang gizi

Koordinasi dan konsultasi dilakukan untuk mensinkronkan kegiatan antara kegiatan di Kabupaten dan kegiatan di tingkat Provinsi.

Diharapkan dengan koordinasi yang dilakukan ini dapat meningkatkan kerjasama dalam kegiatan kesehatan antara Dinas kesehatan dan para

(6)

3

ahli gizi. koordinasi ini juga akan memberikan dampak minim bagi tenaga ahli gizi sewaktu bekerja sama dengan sesama rekan gizi maupun dengan rekan dari tenaga kesehatan di bidang lainnya.

(7)

4 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koordinasi

Arti dari kata koordinasi menurut para ahli bervariasi, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Menurut National Science Foundation (1989)

a. Pengoperasian sistem kompleks yang tersusun dari berbagai komponen;

b. perilaku yang muncul dari berbagai individu yang tindakannya didasari pada proses pembuatan keputusan yang kompleks c. usaha bersama dari para pelaku komunikasi mandiri menuju

tujuan yang ditetapkan bersama.

2. Menurut Curtis (1989)

Kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga konsistensi dalam produk kerja atau untuk mengatur ketergantungan dalam alur kerja.

3. Menurut Singh (1992)

Integrasi dan penyesuaian harmonis dari upaya kerja individu menuju pencapaian tujuan yang lebih besar.

4. Menurut Malone (1988)

Pemrosesan informasi tambahan yang dilakukan ketika banyak individu terhubung mengejar suatu tujuan, di mana tindakan tersebut tidak akan dilakukan oleh satu individu yang mengejar tujuan yang sama.

5. Menurut Malone dan Crowston (1991) Suatu perbuatan dalam bekerja sama.

Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa koordinasi adalah tindakan integrasi dan penyesuaian harmonis ketergantungan dalam alur kerja yang dilakukan oleh berbagai individu dalam suatu organisasi agar tujuan yang sudah ditetapkan bersama dapat tercapai.

(8)

5 2.2 Tujuan Koordinasi

Berdasarkan kajian oleh Ndraha (2011), tujuan koordinasi adalah untuk:

1. membentuk dan menjaga efektivitas organisasi semaksimal mungkin dengan cara sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan kontinuitas antar berbagai kegiatan dependen suatu organisasi;

2. menghindari perselisihan dan mewujudkan efisiensi maksimal setiap kegiatan interdependen yang beraneka ragam melalui kesepakatan yang mengikat seluruh pihak yang terlibat;

3. mewujudkan dan menjaga suasana dan perilaku saling responsif antisipatif di antara unit kerja interdependen dan independen yang bervariasi, supaya kemajuan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh unit kerja lainnya, melalui jaringan informasi dan komunikasi yang efektif.

2.3 Manfaat Koordinasi

Menurut Handoko (2003), koordinasi yang dilakukan dengan efektif di suatu organisasi akan memberikan beberapa manfaat. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut.

1. Koordinasi dapat menghindari perasaan terpisah satu sama lain, antara satuan organisasi atau antara atasan dalam organisasi;

2. mencegah perasaan jika satuan organisasi atau atasan adalah yang paling penting;

3. mencegah kemungkinan munculnya perlawanan antara bagian dalam organisasi;

4. mencegah terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap suatu aktivitas dalam organisasi;

5. Memunculkan kesadaran untuk saling membantu sesama pegawai.

2.4 Bentuk Koordinasi

Dalam melaksanakan tugas, sebuah organisasi perlu memiliki bentuk koordinasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi agar tercapai

(9)

6

tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hasibuan (2006:08), bentuk koordinasi yang biasanya ada pada organisasi dapat dibagi menjadi dua, yakni :

1. Koordinasi Vertikal (Vertical Coordination)

Koordinasi vertikal adalah atasan yang melakukan pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan kerja unit-unit yang terdapat di bawah wewenang dan tanggung jawab atasan tersebut. Koordinasi vertikal terjadi antara berbagai level dalam struktur hierarki organisasi.

2. Koordinasi Horizontal (Horizontal Coordination)

Koordinasi horizontal adalah pengarahan koordinasi tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan yang dilakukan pada kegiatan di tingkat organisasi yang setingkat. Koordinasi horizontal terjadi antara berbagai departemen atau fungsi dalam organisasi. Koordinasi horizontal sendiri dibagi kembali menjadi dua, yakni

a. Interdisciplinary.

disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain yang diarahkan, diwujudkan, disatukan tindakannya, dan diciptakan oleh suatu koordinasi baik secara intern maupun ekstern pada unit yang memiliki tugas yang sama.

b. Interrelated

badan (instansi) serta unit satu dengan unit lainnya yang memiliki fungsi berbeda, tetapi saling bergantung dan berkaitan baik secara intern maupun ekstern yang memiliki level setara melakukan suatu koordinasi.

2.5 Syarat Koordinasi

Koordinasi memiliki empat syarat menurut Hasibuan (2007:08), yaitu :

1. Sense of Cooperation, yakni perasaan saling bekerja sama yang dilihat dari sudat pandang tiap unit dan bukan per orangan.

(10)

7

2. Rivalry, yakni di dalam organisasi yang besar sering mengadakan persaingan antar unit yang bertujuan saling berlomba melakukan progress dan mencapai kemajuan.

3. Team Spirit, yakni setiap unit dan unit yang lain harus tetap saling menghargai agar tidak timbul perselisihan.

4. Espirit de Corps, yakni dengan saling menghargai tiap unit dengan unit lainnya akan menimbulkan rasa semangat untuk melakukan suatu pekerjaan sehingga kemajuan dapat tercapai.

2.6 Sifat Koordinasi

Berikut adalah beberapa sifat yang dimiliki koordinasi : 1. Koordinasi bersifat dinamis

2. Koordinasi menekankan pandangan yang menyeluruh dari manajer dengan tujuan mencapai sasaran yang tepat

3. Koordinasi suatu pekerjaan hanya ditinjau secara keseluruhan

2.7 Hubungan Koordinasi dengan Manajemen

Berdasarkan pendapat para ahli, koordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat diperlukan oleh organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Koordinasi berperan penting untuk integrasi atau penyatuan kegitan, penyelesaian masalah, dan penyebaran informasi antar berbagai unit atau departemen dalam suatu organsasi. Dengan ini, manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan organisasi, memimpin, mengelola sumber daya organisasi, mengembangan strategi, dan mengambil keputusan demi tercapainya tujuan organisasi yang telah disepakati.

2.8 Hubungan Koordinasi dengan Gizi

Dalam pekerjaannya, para ahli gizi menggunakan fungsi manajemen koordinasi dengan cara mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan dilakukan antara berbagai stakeholder, yakni pemerintah, masyarakat, pengusaha, dan lembaga masyarakat serta antara berbagai sektor, yakni

(11)

8

kesehatan, industri, pertanian, dan pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi di masyarakat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat memerlukan koordinasi, baik di wilayah internal sektor kesehatan maupun lintas sektor. Beberapa sektor selain kesehatan yang berkaitan erat dengan gizi adalah pertanian, perekonomian, pemerintah, dan kependudukan. Contoh koordinasi di wilayah internal sektor kesehatan adalah koordinasi antara tenaga pelaksana gizi dengan kepala Puskesmas. Sedangkan contoh koordinasi lintas sektor adalah koordinasi untuk menyinkronkan kegiatan dari berbagai sektor dalam menyelesaikan masalah gizi. Tanpa koordinasi yang baik dan efektif, baik di internal sektor kesehatan maupun lintas sektor, maka pelaksanaan program perbaikan dan peningkatan gizi akan menjadi kurang maksimal atau bahkan gagal total.

(12)

9 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Koordinasi adalah tindakan integrasi dan penyesuaian harmonis ketergantungan dalam alur kerja yang dilakukan oleh berbagai individu dalam suatu organisasi agar tujuan yang sudah ditetapkan bersama dapat tercapai. Bentuk koordinasi dapat dibagi menjadi dua, yakni koordinasi vertikal dan horizontal. Syarat koordinasi yakni Sense of Cooperation, Rivalry, Team Spirit, dan Espirit de Corps. Koordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat diperlukan oleh organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Para ahli gizi menggunakan fungsi manajemen koordinasi dengan cara mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan dilakukan antara berbagai stakeholder yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi di masyarakat.

3.2 Saran

Tujuan suatu organisasi dapat tercapai apabila terjadi koordinasi yang baik yang menyebabkan saling ketergantungan antar bagian dalam organisasi. Koordinasi yang baik antara ahli gizi dengan berbagai stakeholder perlu dijalin dan ditingkatkan lagi agar perbaikan dan peningkatan kualitas gizi masyarakat dapat tercapai.

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Asmu, H., Haris, I., & Lamatenggo, N. (2018). KEEFEKTIFAN KOORDINASI KEPALA SEKOLAH DALAM

MENGINTEGRASIKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DI SMA NEGERI 1 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO. Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, 87-94.

FOUNDATION, N. S. (1989). A report by the NSF-IRIS Review Panel for Research on Coordination Theory and Technology. Washington:

NSFF Forms and Publication Unit, National Science Foundation.

Handoko, & Hani, T. (1985). Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Keenam.

Jakarta: PT. Gunung Agung.

Handoko, & Hani, T. (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Hazwin, & Sudargo, T. (2008). Kinerja Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Hubungannya dengan Efektivitas Program Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada Anak Dua Tahun dengan Gizi Buruk di

Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 112-121.

MALONE, T. W. (1988). What is coordination theory. Cambridge, Mass:

MIT Sloan School of Management.

MALONE, T. W. (1991). Toward an interdisciplinary theory of coordination. Cambridge, Mass: Massachusetts Institute of Technology, Center for Coordination .

Ndraha, & Taliziduhu. (2011). Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru).

Jakarta: Rineka Cipta.

Rachmayuniawati, Y. (2018). Pengaruh Komunikasi Internal dan

Koordinasi Terhadap Efektivitas Kerja pada Pegawai Rumah Sakit

(14)

11

Prasetya Bunda Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi, 67-80.

Robbins, & Stephen, P. (1992). Organization Theory: Structure, Design, and Applications, 4th edition. Prentice Hall Inc.

SINGH, B. (1992). Interconnected Roles (IR): A coordinated model. Austin, Texas: Microelectronics and Computer Technology Corp.

Suharto , T., & Trisnantoro, L. (2006). Koordinasi Lintas Sektor pada Tim Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi di Kabupaten Sleman. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 185-191.

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup materi yang dibahas pada makalah ini adalah pengertian fungsi, konsep fungsi, jenis-jenis fungi, dan contoh penerapan fungsi di bidang peternakan.1.

Faktor yang paling memengaruhi konsep diri dalam keputusan pembelian rumah baru adalah keinginan seseorang tentang bagaimana konsumen memandang dirinya untuk memengaruhi produk

Dalam konsep pendidikan kejiwaan Dr Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam karangannya yang berjudul Tarbiyatul Aulad Fi Al-Islam, diungkapkan bahwa terdapat empat faktor

Makalah ini akan membahas tentang pengertian dan sistem Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat, Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Faktor- faktor yang

Makalah ini membahas penggunaan tren fashion thrift sebagai cara mengekspresikan konsep diri di kalangan remaja di

Dokumen ini membahas konsep manajemen kas dalam suatu perusahaan, bao gồm định nghĩa, motif kepemilikan, manfaat, faktor yang memengaruhi, model manajemen, dan pengendalian

Buku ini membahas konsep dasar sistem informasi, termasuk komponen, jenis, dan

Makalah ini membahas konsep ketuhanan dalam agama Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits, menyoroti ajaran mendasar tentang sifat-sifat Tuhan dan hubungan-Nya dengan