• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Elemen Pokok dan Mekanisme Sistem Politik

N/A
N/A
Nz GAMERD

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep Elemen Pokok dan Mekanisme Sistem Politik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Kelompok 2

KONSEP ELEMEN, POKOK DAN MEKANISME SISTEM POLITIK

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Sistem Politik Hukum di Indonesia Dosen Pengampu : Aris Sunandar Suradilaga, M.H

Oleh

Muhammad Maulana Nazril 2212140001

Fayzah Nazmah 2212140015

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA FAKULTAS SYARIAH JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA TAHUN

2024 M/1445 H

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang hanya kepadanya kita menyembah dan kepada-Nya pula kita memohon pertolongan, atas limpahan taufiq, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Elemen Pokok Dan Mekanisme Sistem Politik” dengan lancar. Shalawat serta salam semua selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi pendorong dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu mata kuliah Sistem Politik Hukum di Indonesia bapak Aris sunandar suradilaga, M.H. agar sekiranya meminta masukan demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan mengharapkan keritik dan saran dari para pembaca. Dan akhirnya, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih, semoga Allah SWT. Senantiasa memberkahi kehidupan kita. Aamiin ya rabbal alamin

.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palangka Raya, 1 Februari 2024

Penulis,

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan Masalah ... 1

D. Metode penulisan ... 1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian konsep (khusus) dan Elemen Pokok Sistem Politik ….. 9

B. Mekanisme Sistem Politik di Indonesia ………..……… 0

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 12

B. Saran ... 13 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia, sebagai negara demokrasi, memiliki konsep dasar sistem politik yang mencakup prinsip-prinsip demokrasi representatif, kedaulatan rakyat, supremasi hukum, dan perlindungan hak asasi manusia. Konsep ini tercermin dalam konstitusi negara, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, yang menetapkan dasar-dasar negara dan sistem politik yang berlaku di Indonesia.

Salah satu elemen pokok dalam sistem politik Indonesia adalah pemilihan umum, yang diatur dalam undang-undang dan dijalankan secara berkala untuk memilih wakil rakyat di tingkat lokal, provinsi, dan nasional.

Proses ini menjadi jantung dari sistem politik representatif Indonesia, di mana warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai bentuk partisipasi dalam pembentukan pemerintahan.

Selain itu, sistem politik Indonesia juga melibatkan partai politik yang berperan sebagai perantara antara pemilih dan pemerintah. Partai politik ini memiliki peran penting dalam proses demokratisasi negara, baik dalam pembentukan kebijakan maupun dalam pengawasan terhadap pemerintah.

Mekanisme sistem politik di Indonesia mencakup beberapa lembaga dan proses yang mengatur pelaksanaan pemerintahan dan pembuatan keputusan.

Salah satu mekanisme utama adalah sistem ketatanegaraan yang mengatur pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Di tingkat eksekutif, Presiden merupakan kepala negara dan pemerintahan yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum.

Presiden memiliki kewenangan untuk menjalankan pemerintahan dan memimpin kebijakan nasional.

Legislatif di Indonesia terdiri dari dua badan, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang berwenang membuat undang-undang bersama dengan Presiden. DPD, meskipun memiliki peran yang lebih terbatas, mewakili kepentingan daerah dalam proses pembuatan keputusan.

1

(5)

Yudikatif, di sisi lain, terdiri dari Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, dan badan peradilan lainnya yang bertugas untuk menegakkan hukum dan menjaga supremasi hukum dalam sistem politik.

Selain lembaga-lembaga tersebut, mekanisme politik di Indonesia juga mencakup proses politik informal seperti lobbying, advokasi publik, dan partisipasi masyarakat sipil dalam mendukung atau mengkritik kebijakan pemerintah.

Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar dan mekanisme sistem politik di Indonesia menjadi kunci untuk menganalisis dan memahami dinamika politik, tantangan, dan peluang yang dihadapi oleh negara ini dalam menjalankan sistem politiknya. Dengan pemahaman yang kuat tentang hal ini, dapat dilakukan evaluasi yang lebih baik tentang kinerja pemerintah, pembangunan demokrasi, dan upaya untuk memperkuat institusi politik demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Konsep (khusus) dan Elemen Pokok Sistem Politik di Indonesia?

2. Bagaimana Mekanisme Sistem Politik di Indonesia?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disampaikan diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan memahami Konsep khusus dan Elemen Pokok Sistem Politik.

2. Mengetahui dan memahami bagaimana Mekanisme Sistem Politik di Indonesia.

D. Metode penulisan

Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode Library Research and Internet Searching yang berhubungan dengan tema makalah yang dibuat guna acuan bahan referensi bagi penulis.

2

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian konsep (khusus) dan Elemen Pokok Sistem Politik

B. Mekanisme Sistem Politik di Indonesia

Mekanisme sistem politik mencakup berbagai elemen dan proses yang membentuk dan mengatur cara sistem politik tersebut beroperasi. Berikut beberapa mekanisme dalam sistem politik:

1. Pemilihan umum

Pemilihan umum adalah mekanisme utama di mana warga negara memilih para pemimpin mereka, seperti presiden, anggota parlemen, atau pejabat pemerintah lokal. Pemilihan ini bisa dilakukan melalui berbagai metode, seperti pemilihan langsung, pemilihan perwakilan, atau sistem suara tertentu seperti sistem mayoritas atau proporsional. Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk demokrasi perwakilan, yakni rakyat mempercayakan suaranya kepada wakil-wakilnya yang telah dipilih untuk menjalankan roda pemerintahan.

Pemilihan yang dilakukan oleh masyarakat inilah yang kemudian dilakukan secara langsung melalui pemilihan umum. Dalam pelaksanaan- nya, pemilu dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, jujur, dan adil atau yang sering disebut Luberjurdil.1

Sistem pemilu dibangun untuk menyelesaikan tiga fungsi utama Pertama, berfungsi sebagai tempat rakyat dapat meminta pertanggungjawaban suara mereka. Kedua, mengubah pilihan rakyat menjadi kursi legislatif. Ketiga, sistem pemilu yang berbeda menciptakan batas-batas di mana pembicaraan politik "bisa

1 Dian Aulia, “Penguatan Demokrasi: Partai Politik Dan (Sistem) Pemilu Sebagai Pilar Demokrasi,” Masyarakat Indonesia 42, no. 1 (2016): 119–120.

3

(7)

diterima" dan mendorong kandidat untuk "mengiklankan" dirinya kepada pemilih dengan cara-cara tertentu.2

2. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan menentukan bagaimana kekuasaan politik didistribusikan dan diorganisasi di antara cabang-cabang pemerintah, seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Menurut Pasal 4 Konstitusi 1945, Indonesia menganut sistem presidensial (Pasal 4 UUD 1945).3 Sistem pemerintahan yang dikenal sebagai presidensiil mengutamakan peran presiden sebagai pemimpin pemerintah dan negara. Dalam sistem ini, badan eksekutif tidak bergantung pada badan legislatif; sebaliknya, badan eksekutif memiliki posisi yang lebih kuat daripada badan legislatif. Jimly Asshiddiqie menilai kebaikan dan keburukan sistem presidensiil. Kelebihan sistem presidensiil adalah bahwa lebih menjamin stabilitas pemerintahan, sedangkan kekurangannya adalah kecenderungan sistem ini menempatkan eksekutif sebagai bagian kekuasaan yang sangat berpengaruh karena kekuatan yang cukup besar.4

"Trias Politica" adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan pembagian atau pembagian kekuasaan. Montesquieu (Filsuf Preancis, 1748), yang mengusulkan gagasan ini, mengatakan bahwa istilah itu berasal dari kata Yunani "Tri", yang berarti "tiga" yang berarti tiga, “As” yang berarti poros/pusat, dan “Politica” yang berarti kekuasaan. Adapun definisi dari Trias Politica adalah suatu ajaran yang mempunyai anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri dari 3 (tiga) macam kekuasaan, yaitu Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. Kekuasaan Legislatif adalah membuat undang-undang, kekuasaan Eksekutif adalah kekuasaan melaksanakan undang-undang, dan kekuasaan Yudikatif adalah kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-undang. Konsep

2 Sigit Pamungkas, Perihal Pemilu, Cet.1. (Yogyakarta: Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, 2009), 40.

3 Retno Saraswati, “Desain Sistem Pemerintahan Presidensial Yang Efektif,” Masalah- Masalah Hukum 41, no. 1 (2012): 139.

4 Cora Elly Noviati, “Demokrasi Dan Sistem Pemerintahan,” Jurnal Konstitusi 10, no. 2 (2013): 342.

4

(8)

Trias Politica adalah suatu prinsip normatif bahwa kekuasaan kekuasaan yang sebaiknya tidak diserahkan kepada orang yang sama untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa.5

3. Partai Politik

Partai politik adalah kelompok otonom dari warga negara, memiliki kegunaan dalam membuat nominasi-nominasi dan peserta pemilu, memiliki keinginan memandu pengawasan pada kekuasaan pemerintahan terus merebut jabatan jabatan publik dalam organisasi pemerintahan.6

Menurut Miriam Budiardjo, partai politik merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional untuk melaksanakan programnya. Begitu juga menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan pengusaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya, dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan pada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat adil serta material. Sementara menurut Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi dan aktivis aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.7

Mengenai peranan partai politik dalam sistem politik kami akan merumuskannya sebagai berikut;

a) Representasi Politik. Partai politik menjalankan fungsi sebagai representasi politik, yaitu membuat kebijakan publik yang mewakili kepentingan masyarakat.8

5 Efi Yulistyowati, Endah Pujiastuti, and Tri Mulyani, “PENERAPAN KONSEP TRIAS POLITICA DALAM SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA: STUDI KOMPARATIF ATAS UNDANG UNDANG DASAR TAHUN 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN,” Jurnal Dinamika Sosial Budaya 18, no. 2 (2017): 330.

6 Affan Sulaeman, “Demokrasi, Partai Politik Dan Pemilihan Kepala Daerah,”

CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan 1, no. 1 (2015): 16.

7 Ibid., 16–17.

5

(9)

4. Lembaga legislatif

5. Media Massa

6. Organisasi Masyarakat Sipil

7. Sistem hukum

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah makalah ini jauh dari kata sempurna, kedepannya pemakalah akan lebih fokus dan lebih detail dalam menjelaskan makalah ini dengan sumber-sumbernya yang lebih rinci dan pada isi pembahasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, pemakalah

8 Aris Kurnia Hikmawan, “Tanggung Jawab Parpol Untuk Memenangkan Caleg Pada Pemilu Serentak Di Kabupaten Katingan Tahun 2019” (2022): 62.

6

(10)

mengharapkan pembaca dapat menyampaikan kritik dan sarannya terhadap hasil penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Dian. “Penguatan Demokrasi: Partai Politik Dan (Sistem) Pemilu Sebagai Pilar Demokrasi.” Masyarakat Indonesia 42, no. 1 (2016): 115–126.

Hikmawan, Aris Kurnia. “Tanggung Jawab Parpol Untuk Memenangkan Caleg Pada Pemilu Serentak Di Kabupaten Katingan Tahun 2019” (2022).

Noviati, Cora Elly. “Demokrasi Dan Sistem Pemerintahan.” Jurnal Konstitusi 10, no. 2 (2013): 333–354.

Saraswati, Retno. “Desain Sistem Pemerintahan Presidensial Yang Efektif.”

Masalah-Masalah Hukum 41, no. 1 (2012): 137–143.

Sigit Pamungkas. Perihal Pemilu. Cet.1. Yogyakarta: Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, 2009.

7

(11)

Sulaeman, Affan. “Demokrasi, Partai Politik Dan Pemilihan Kepala Daerah.”

CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan 1, no. 1 (2015): 12–24.

Yulistyowati, Efi, Endah Pujiastuti, and Tri Mulyani. “PENERAPAN KONSEP TRIAS POLITICA DALAM SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA: STUDI KOMPARATIF ATAS UNDANG UNDANG DASAR TAHUN 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN.”

Jurnal Dinamika Sosial Budaya 18, no. 2 (2017): 328–338.

8

Referensi

Dokumen terkait

B Sistem Politik Indonesia  Sistem politik Indonesia adalah sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk

Deskripsi Singkat : Matakuliah ini membahas tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan: 1 pendekatan dalam analisis sistem politik, 2 sosialisasi politik di Indonesia, budaya politik

Makalah ini membahas mengenai politik hukum perlindungan hak perempuan Suku Laut di

Makalah membahas konsep multi-prosesor dan pengolahan paralel dalam sistem

Makalah ini membahas tentang mekanisme keuangan syariah berbasis bagi

Makalah ini membahas tentang budaya politik dalam

Makalah ini membahas tentang psikosomatik, mekanisme, dan contohnya dalam bidang

Resume buku Sistem Politik Indonesia: pengantar sistem politik dan definisi sistem politik menurut David Easton dalam konteks politik