• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Politik Islam dan Demokrasi dalam Islam

N/A
N/A
Fakhri Nafis Zulkarnain

Academic year: 2024

Membagikan "Sistem Politik Islam dan Demokrasi dalam Islam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM POLITIK ISLAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

Disusun Oleh Kelompok IV :

Muh Ikhsan (B021231089)

Ananda Putri Hikmah (C031231093)

Aulia Talitha Darmaputri (H031231069) Rizka Ramadhana Putri (H031231070) Siti Suhaila Ramadanti S. (H031231071)

Suri Fatur Rahman (H031231072)

Fakhri Nafis Zulkarnain (H061231071)

Muh. Fauzan (H071231075)

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2023

1

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... 3

BAB I ... 4

1.1 Latar belakang ... 4

1.2 Rumusan masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

Bab II ... 5

II.1 Pengertian Sistem Politik Islam dan Demokrasi Dalam Islam ... 5

II.2 P rinsip-Prinsip Dasar Politik Dalam Islam ... 5

II. 3 Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam Islam...6

II. 4 Prinsip-Prinsip Politik Luar Negeri Dalam Islam...6

II.5 Kontribusi Umat Islam Terhadap Kehidupan Politik di Indonesia ... 8

Bab III ... 10

III.1 Kesimpulan ... 10

Daftar Pustaka ... 11

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Rahmah Alwi selaku dosen pengampu Pendidikan Agama Islam yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 13 November 2023

Kelompok 4

(4)

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Politik dan Demokrasi menjadi isu penting dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara serta saling terikat satu sama lain. Di zaman Nabi Muhammad SAW., selain kekuasaan agama beliau juga memegang kekuasaan politik. Rasulullah pernah

mempersatukan seluruh penduduk Madinah dalam satu sistem sosial-politik. Islam adalah agama yang sempurna dalam mengatur tatanan kehidupan manusia, termasuk sistem politik dan demokrasi. Namun Islam tidak menentukan secara konkret bentuk kekuasaan politik seperti apa yang dianjurkan, sehingga timbullah perdebatan.

Dewasa ini, sering terjadi perdebatan yang menyangkut kehidupan masyarakat Indonesia dan masyarakat luar negeri, salah satunya yakni perdebatan mengenai Politik dan Demokrasi dalam Islam. Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa yang berjiwa Islam mencoba untuk mengkilas balik ilmu tentang Politik dan Demokrasi dalam Islam yang berkaitan dengan konsep umum maupun agama. Yang melatar belakangi topik bahasan kami adalah tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam mengenai Politik dan Demokrasi dalam Islam.

1.2 Rumusan masalah

1.

Apa pengertian dari politik dan demokrasi?

2.

2. Bagaimana paradigma politik dan demokrasi dalam islam?

3.

Bagaimana etika politik dan demokrasi?

4.

Apa saja tujuan sistem politik islam?

5.

Bagaimana hubungan demokrasi antara Islam dan Barat?

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat mempelajari dan memahami materi yang telah disajikan dalam bentuk makalah ini dan diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan materi dari makalah ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(5)

Bab II Pembahasan

II.1 Pengertian Hak Asasi Manusia

HAM merupakan hak-hak fundamental dan pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga, dihormati dan dilindungi. Hakekat dari HAM adalah upaya untuk menjaga keselamatan serta keberadaan dari manusia melaui aksi menciptakan keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan umum.

II.2 Pentingnya HAM dalam Masyarakat

Banyak sekali masyarakat yang tidak tahu tentang hak-hak yang menjadi haknya termasuk tidak mengetahui kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakannya, banyak masyarakat yang masih terabaikan hak-haknya sebagai manusia.

Sebagai bangsa yang berbudaya dan berdaulat kita harus mampu menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta menegakkan Hak Asasi Manusia. Dengan banyaknya permasalahan dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia maka negara kita masih harus merevitalisasi paradigma tentang Hak Asasi Manusia itu sendiri karena kebanyakan masyarakat indonesia pada umumnya masih kurang sekali terhadap pemahaman tentang hak-hak mereka.

Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran akan Hak Asasi Manusia Itu yang nantinya akan menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah masalah lokal sekaligus masalah global, yang tidak mungkin diabaikan dengan dalih apapun termasuk di Indonesia. Implementasi hak asasi manusia di setiap negara tidak mungkin sama, meskipun demikian sesungguhnya sifat dan hakikat hak asasi manusia itu sama.

Adanya hak asasi manusia menimbulkan konsekwensi adanya kewajiban asasi, di mana keduanya berjalan secara paralel dan merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Pengabaian salah satunya akan menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia atas hak asasi manusia yang lain.

(6)

Implementasi hak asasi manusia di Indonesia, meskipun masih banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia dari yang ringan sampai yang berat dan belum kondusifnya mekanisme penyelesaiannya, tetapi secara umum baik menyangkut perkembangan dan penegakkannya mulai menampakkan tandatanda kemajuan pada akhir-akhir ini. Hal ini terlihat dengan adanya regulasi hukum Hak Asasi Manusia melalui peraturan perundang-undangan serta dibentuknya Pengadilan Hak Asasi Manusia dalam upaya menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi.

II.3 Bingkai Harmoni antara Hak Dan Kewajiban

Harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara, merupakan suatu keselarasan, keseimbangan dan keserasian yang saling memenuhi. Jika suatu kewajiban sudah tunai diprsembahkan atau dilakukan oleh warga negara, maka hendaknya negara secara konsisten memenuhi hak-hak warga negara. Sebagai contoh, apabila seorang warga negara, anggaplah aparat sipil negara atau PNS sudah tunai melaksanakan tugas pekerjaannya dalam satu bulan, adalah kewajiban bagi negara untuk memberikan gaji kepada yang bersangkutan.

Contoh lain, jika warga negara telah membayar pajak sebagai bentuk kewajibannya terhadap negara yang dilakukan secara konsisten. Maka adalah suatu kewajiban bagi negara untuk memberikan pelayanan yang baik, memberikan kenyamanan dan rasa aman dalam dalam kehidupan berbangsa, serta meningkatkan kemakmuran yang adil dan merata bagi seluruh bangsa Indonesia.

II.4 Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia

Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap kurang terlaksana dengan baik.

Kasus- kasus yang terjadi di Indonesia seperti penanganan Aceh, Timor Timur, Maluku, Poso, Papua, Semanggi dan Tanjung Priok dianggap sebagai pelaksanaan perlindungan Hak Asasi Manusia yang belum berjalan.

(7)

Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia dan menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan penegakkan Hak Asasi Manusia, pemerintah telah melakukan langkah-langkah antara lain:

1. pembentukan Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berdasarkan Keputusan Presiden nomor 5 tahun 1993 pada tanggal 7 Juni 1993, yang kemudian dikukuhkan lagi melalui undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

2. penetapan Undang-Undang nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia;

3. pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc dengan Keputusan Presiden, untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM berat yang terjadi sebelum diundangkannya Undang- Undang nomor 26 tahun 2000;

4. pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliaasi sebagai alternative penyelesaian pelanggaran Ham diluar Pengadilan HAM sebagaimana diisyaratkan oleh Undang-Undang tentang HAM;

5. meratifikasi berbagai konvensi internasional tentang Hak Asasi Manusia.

Sementara itu, konvensi yang telah diratifikasi berkaitan dengan penegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia adalah:

1) Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949 (diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 59 tahun 1958)

2) Konvensi tentang Hak Politik Kaum Perempuan (diratifikasi dengan Undang- Undang nomor 68 tahun 1958)

3) Konvensi tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap Perempuan (diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 7 tahun 1984); (4) Konvensi tentang Hak Anak (diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 36 tahun 1990)

4) Konvensi tentang Hak Anak (diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 36 tahun 1990)

5) Konvensi tentang Pelarangan, Pengembangan, Produksi, dan Penyimpanan senjata biologis dan beracun serta Pemusnahannya (diratifikasi dengan Keppres nomor 58 tahun 1991);

(8)

6) Konvensi Internasional terhadap Apartheid dalam Olahraga (diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 48 tahun 1993);

7) Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia (diratifikasi dengan Undang- Undang nomor 5 tahun 1998);

8) Konvensi Organisasi Buruh Internasional nomor 87 tahun 1998 tentang kebebasan berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (diratifikasi dengan Undang- Undang nomor 83 tahun 1998);

9) Konvensi tentang Penghapusan semua bentuk Diskriminasi Rasial (diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 29 tahun 1999);

10) Konvensi tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan (diratifikasi dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan kekerasan dalam rumah Tangga).

II. 5 Peran Masyarakat dalam HAM

Peran masyarakat dalam penegakan HAM sangatlah penting. Masyarakat dapat membantu menyebarluaskan informasi ke publik, khususnya yang berkaitan dengan penegakan HAM dan apa saja yang bisa dilakukan untuk mendukungnya.

Selain itu, masyarakat juga harus bersikap kritis terhadap upaya penegakan HAM, memberi bantuan kemanusiaan, mendukung langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dan aparat dalam proses peradilan HAM, bersikap tegas kepada pelaku pelanggaran HAM, dan lain sebagainya.

Masyarakat juga harus diberikan pemahaman yang baik tentang HAM dan kesadaran akan pentingnya HAM.

Selain itu, masyarakat harus aktif terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemajuan dan perlindungan HAM, seperti melalui partisipasi dalam organisasi masyarakat, LSM, atau gerakan hak asasi manusia

Dengan pemahaman yang baik, partisipasi aktif, pelaporan pelanggaran, dan advokasi yang efektif, masyarakat dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab, sesuai dengan nilai yang dikandung Pancasila.

II.6 Hambatan dalam penegakan HAM

Terdapat berbagai macam hambatan penegakan HAM, contohnya sebagai berikut:

(9)

1. Ketidakadilan sosial

Adanya kesenjangan sosial dan ekonomi yang dapat menghambat penegakan HAM.

2. Tidak ada ikut serta rakyat/ketidakpedulian rakyat

Beberapa orang/masyarakat masih tidak mengubris/tidak peduli dengan masalah penegakan HAM

3. Korupsi dan kebijakan korup

Praktik korupsi dan kebijakan yang bersifat tumpul keatas dan tajam kebawah mengakibatkan masalah penegakan HAM menjadi terganggu

(10)

Bab III Penutupan III.1 Kesimpulan

Penegakkan HAM dalam bingkai harmoni hak dan kewajiban warga negara adalah prasyarat penting dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Dibutuhkan kerja keras dari semua pihak untuk memastikan hak-hak dasar setiap individu

terlindungi dan dihormati.

(11)

Daftar Pustaka

Nabila. Pentingnya HAM Di Masyarakat Guna Mendukung Penegakannya | Kawan Hukum Indonesia. 21 Dec. 2021, kawanhukum.id/pentingnya-ham-di-masyarakat-guna- mendukung-penegakannya/. Accessed 13 Nov. 2023.

Penegakan Ham Dalam Bingkai Harmoni Hak Dan Kewajiban Warga Negara | PDF.”

Scribd, id.scribd.com/document/496142505/PENEGAKAN-HAM-DALAM-

BINGKAI- HARMONI-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA. Accessed 13 Nov. 2023.

Ridhuan, Syamsu. 2019. Modul Pembelajaran-On line 11 Pendidikan Kewarganegaraan Harmoni Hak dan Kewajiban. Jakarta : Universitas Esa Unggul.

Referensi

Dokumen terkait

29 Perbedaan terpenting antara sistem Islam dan sistem Demokrasi adalah dalam tiga unsur yaitu, pertama, yang dimaksud dengan istilah rakyat atau bangsa dalam sistem demokrasi modern

Oleh sebab itu proses transformasi politik yang diharapkan dalam tipologi masyarakat muslim Indonesia adalah proses mencerdaskan kaum muslim dengan Islam sebagai mabda’u lil

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Jadi tujuan utama pembuatan karya ilmiah ini adalah memenuhi tugas makalah dari hasil

Bahkan, atas kedina- mikaan politik Banten tersebut tidak mengarah pada tumbuhnya sistem demokrasi yang modern, sebab logika politik kekeluargaan telah menjadi rasionalitas elit

6/11/2016 Ghobro: Sistem Pemerintahan Aristo-demokrasi Makkah pada masa kelahiran Islam http://ghobro.com/info/sistem-pemerintahan-aristo-demokrasi-makkah-pada-masa-kelahiran-islam 2/2

Sistem Ekonomi Islam llmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai lslam.. Dengan demikian,

Tata pemerintahan dalam sistem politik Islam bertujuan menciptakan pemerintahan yang adil, transparan, dan berdasarkan prinsip-prinsip Islam untuk memajukan kesejahteraan dan keadilan

Makalah ini membahas sistem dan struktur politik dan ekonomi Indonesia pada masa reformasi 1998 hingga