• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Psikosomatik, Mekanisme dan Contohnya

N/A
N/A
Beatmerahputih Putih

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah Psikosomatik, Mekanisme dan Contohnya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PSIKOMATIK, MEKANISME DAN CONTOHNYA

KELOMPOK 3

Moch. Imam Risqi Wicaksono Maulidya Cahya Az Zahra

Lintang Devtia Andini Iqcha Ainur R.D

Maulifa Nuzulis Nabilah Qurrotu

Katya Lova G Nabila Nur

Indi Asyri

JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SURABAYA

(2)

TAHUN AJARAN 2024/2025

KATA PENGANTAR

Segala pun hanya bagı Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kita Dengan mengucapkan Alhamdulillah Hirobbıl'Alamin, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan kutipan google book dan jurnal ilmiah.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan, wawasan, dan pembelajaran bagi penulis laporan khusus dan para pembaca pada umumnya Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, Mahasiswa kampus soetomo bisa belajar banyak darı kutipan yang ada dan mempunyai wawasan tentang psikomatik, mekanisme dan contohnya, maka darı itu saya mohon saran dan krıtık yang sifatnya membangun Akhirnya saya mnegucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini masih terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahamı agar menjadi maklum

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang

Psikosomatis adalah bidang studi yang mengkaji hubungan kompleks antara faktor psikologis dan kondisi fisik seseorang. Istilah ini berasal dari gabungan kata "psyche" (jiwa) dan "soma" (tubuh), yang menggambarkan bagaimana pikiran, emosi, dan tingkat stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Fenomena psikosomatis sering kali melibatkan mekanisme di mana tekanan psikologis atau emosional dapat memicu atau memperburuk kondisi medis tertentu.

Penelitian dalam bidang ini telah mengungkapkan berbagai mekanisme melalui mana interaksi antara pikiran dan tubuh terjadi. Salah satu mekanisme utama adalah aktivasi respons stres, di mana sistem saraf otonom bereaksi terhadap stres dengan melepaskan hormon-hormon seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh dan memicu atau memperburuk kondisi fisik. Contoh konkret dari psikosomatis dapat dilihat dalam berbagai kondisi medis, seperti:

Sakit Kepala Tension: Stress kronis dan kecemasan dapat memicu sakit kepala tension, di mana ketegangan otot di leher dan kepala menyebabkan rasa sakit yang menyebar.

Sindrom Irritable Bowel (IBS): Kondisi ini sering kali terkait dengan stres dan kecemasan, di mana fluktuasi emosi dapat mempengaruhi pergerakan usus dan memperburuk gejala. Penyakit Kulit Psoriasis: Stress dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang kemudian meningkatkan peradangan pada kulit, memperburuk gejala psoriasis.

Hipertensi: Stres yang tidak terkelola dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang berkontribusi pada risiko penyakit jantung dan komplikasi kesehatan lainnya. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan lebih dalam tentang mekanisme psikosomatis yang mendasari interaksi kompleks antara aspek psikologis dan fisik dari kesehatan manusia. Dengan memahami bagaimana stres dan emosi mempengaruhi fungsi tubuh, diharapkan dapat ditemukan pendekatan terapeutik yang lebih holistik untuk mengelola dan merawat kondisi medis yang terkait dengan psikosomatis.

(4)

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. apa makna gangguan psikosomatik ?

2. faktor yang menyebabkan terjadinya psikosomatik ? 3. bagaimana penerapan metode dan contohnya ? 1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari dilakukannya penulisan makalah ini adalah : 1. Agar dapat mengetahui makna dari gangguan psikosomanik.

2. Memahami hal hal yang menjadi faktor terjadinya gangguan psikosomanik.

3. Memahami penerapan metode dan contoh psikosomanik.

(5)

BAB 2 ISI 2.1 Definisi

Psikosomatik berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang artinya psikis atau jiwa, dan soma yang artinya tubuh atau badan. Dalam Diagnostic And Statistic Manual Of Mental Disorders edisi ke empat (DSM IV) istilah psikosomatik telah digantikan dengan kategori diagnostik faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis. Psikosomatik adalah jenis gangguan mental yang awalnya dipopulerkan oleh Maximillan Jacobi, seorang psikiater Jerman yang menekankan kesatuan kausatif dan pendekatan holistik, serta meyakini semua penyakit dipengaruhi oleh faktor psikologis. 5 Psikosomatik diterangkan berkaitan dengan :

1. kepribadian individu (pencemas) 2. gaya hidup

3. adanya reaksi peningkatan zat kimia pada kondisi tertentu

Sikosomatik atau psikosomatik sering didefinisikan sebagai gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor psikologis, mental, dan sosial (Burhani, 2002). Rasa cemas, tertekan, kebosanan, dan kecemasan yang berkepanjangan juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Perasaan-perasaan tersebut dapat muncul ketika seseorang merasa terancam oleh sesuatu yang jelas tapi tidak mudah ditentukan. Kecemasan akan diikuti oleh perubahan- perubahan fisik, seperti perubahan detak jantung, tekanan darah, hilangnya selera makan, gangguan pernafasan, keringat dingin, terganggunya kualitas tidur dan gangguan fisik lainnya.

Psikosomatik disebut juga sebagai gangguan fisik (sakit fisik) yang penyebab atau kekambuhan-nya diperparah oleh kondisi psikologis, misalnya karena stress atau tekanan emosional.

2.1 Faktor

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan hanya menghubungkan antara satu jenis gangguan psikosomatik dengan kualitas hidup, misalnya penelitian kualitas hidup pada orang yang mengalami urticarial (Silvares, Fortes & Miot, 2011), kualitas hidup pada orang yang mengalami gangguan peptic ulcer/ gangguan maag (Hafez dkk., 2013). Dalam penelitian ini peneliti tidak membatasi jenis gangguan psikosomatiknya karena asumsinya penyebab semua

(6)

pengaruh marah tersebut terhadap kualitas hidup orang yang mengalami psikosomatik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa penyebab orang mengalami psikosomatik adalah emosi negatif yang menjadi stresor bagi organ terlemah, meskipun tidak diuraikan secara spesifik emosi apa yang dimaksud, hasil penelitian lainnya menyebutkan orang yang psikosomatik kualitas hidupnya menurun. Hasil penelitian tersebut dijelaskan secara terpisah dalam penelitian yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menelusuri peran emosi marah terhadap kualitas hidup pada orang yang mengalami psikosomatik.

2.1 Contoh

Di lapangan banyak berbagai metode psikoterapi yang menyembuhkan penyakit jiwa.

Ketika penyakit jasmani disembuhkan maka yang tampak adalah kesehatan secara fisik. Akan tetapi, jika penyakit psikis disembuhkan yang tampak adalah perilaku- perilaku mental hidup yang sehat. Di sinilah kemudian tasawuf memberikan jawaban untuk menemukan totalitas jasmani dan rohani dalam diri manusia. Karena itu, kaum sufi memperkenalkan pengobatan secara sufistik atau psikoterapi sufistik. Kaum sufi umumnya memandang bahwa dunia spiritual dapat berimplikasi bagi dunia material. Dengan itu mereka memperkenalkan pengobatan secara sufistik atau psikoterapi sufistik.

Terapi sufistik ini yang dimaksudkan adalah pengobatan yang bernuansa islami dengan sasaran untuk mewujudkan manusia yang berjiwa sehat. Pendekatannya dapat dilakukan melalui bimbingan penyuluhan, terapi puasa, pendekatan tobat, pendekatan dzikir, dan sebagainya.3 Sementara itu, terapi puasa disebut sebagai salah satu terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan psikosomatik. Menurut terapi ini, sistem saraf autonomik dan sistem endokrin menjadi teratur dengan puasa. Hasilnya, tubuh mendapat kembali keseimbangan kesehatan mental dan fisik.

(7)

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

psikomatik dapat terjadi akibat banyak faktor salah satu adalah emosi dari pikiran, dimana berarti semakin tinggi level marah orang yang mengalami psikosomatik maka menjadi semakin rendah kualitas hidupnya.

3.2 Saran

Saran bagi selanjutnya, mengingat dalam penelitian ini baru digali satu jenis emosi negatif yang berkorelasi dengan kualitas hidup orang yang mengalami psikosomatik, ada baiknya diteliti lebih lanjut emosi-emosi lain supaya dapat menentukan emosi yang paling tinggi korelasinya dengan psikosomatik baik emosi positif maupun negatif.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, D. R. (2020). Atasi Psikosomatik dengan Terapi Puasa. Guepedia.

Gamayanti, W., & Hidayat, I. N. (2019). Marah dan kualitas hidup orang yang mengalami psikosomatik. Jurnal Psikologi, 18(2), 177-186.

Silvares, M. R. C., Fortes, M. R. P., & Miot, H. A. (2011). Quality of life in chronic urticaria:

A survey at Public University Outpatient Clinic, Botucatu (Brazil). Rev Assoc Med Bras, 57(5), 565-569.

Hafez, A. A., Tavassoli, E., Hasanzadeh, A., Reisi, M., Javadzade, S. H., & Imanzad, M.

(2013). Quality of life in peptic ulcer patients referring to Al-Zahra Hospital of Isfahan Iran. Gastroenterology and Hepatology from Bed to Bench, 2013(6), S87-S92.

Freud, S. Papdi 325-351 Psikosomatik.

Sanjaya, D. R. (2020). Atasi Psikosomatik dengan Terapi Puasa. Guepedia.

Referensi

Dokumen terkait

makalah berisi membahas seputar inovasi pendidikan. Makalah ini juga bisa menjadi referensi bagi mahasiswa

Oleh karena itu, makalah ini akan membahas berbagai aspek dari correctional setting, mencakup tujuan dan pembagian area, masalah kesehatan, standar praktik serta peran perawat dalam

makalah tersebut membahas tentang inkar al-sunnah

Makalah ini membahas tentang konsep berpikir kritis yang penting untuk penilaian dalam bidang kesehatan dan

Makalah ini membahas tentang mekanisme reaksi enzimatis

Makalah ini membahas tentang teknik memotong, menjahit, dan penyelesaian dalam bidang kesejahteraan

Makalah ini membahas tentang integrasi nasional, pengertian, syarat, faktor penentu, dan

Makalah ini membahas tentang komputasi