TUGAS MAKALAH PAI AKIDAH ISLAM
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pendidikan Agama Islam
Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Yeni Malinda (2315031048) Lazuardi Putra Perkasa (2315031128)
Rizky Ammar Makruf (2315031119) Muhammad Dafieque (2315031008)
Yoga Nur Afriza (2355031004) Muhammad Fairuz Saleh (2355031008)
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG 2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...1
BAB I PENDAHULUAN...2
BAB II PEMBAHASAN...4
BAB III KESIMPULAN...13
DAFTAR PUSTAKA...15
BAB I PENDAHULUAN
Keberadaan agama Islam yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Ajaran agama tentang berbagai kehidupan manusia yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadits, sumber ajarannya, tampak sangat ideal dan menakjubkan. Di sisi lain, pikiran adalah alat untuk memahami Al-Qur'an dan Hadits. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari Allah SWT. Hal ini tertuang dalam Al-Quran surat an-Nisa ayat 59 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan Ulil Amri.” Dan jika kamu berbeda pendapat tentang suatu hal, kembalikanlah kepada Allah (Quran) dan Rasul (Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir.
Itu lebih penting (bagi Anda) dan hasilnya akan lebih baik(QS. An-Nisa': 59). Akidah sebagai sistem kepercayaan yang mengandung unsur dasar keimanan menjelaskan sumber dan hakikat keberadaan agama.Di sisi lain, moralitas sebagai sistem etika menggambarkan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh agama. Seorang muslim yang baik adalah yang mempunyai aqidah yang jelas dan kuat yang mendorongnya untuk mengikuti syariat, yang ditujukan hanya kepada Allah, dan yang kesalehan akhlaknya yang terpuji, syariat dan akhlaknya tercermin dalam amal shaleh yang disebut beriman kepada Al-Quran.Iman menunjukkan arti Akidah, dan amal shaleh menunjukkan arti akhlak.1
Pada makalah kali ini akan membahas mengenai pengertian akidah islam,ruang lingkup akidah,alat pengukur akidah,pengaruh akidah pada diri seseorang,aspek aspek akidah yang harus ditumbuhkan,tahapan dalam berakidah, dan upaya dalam meningkatkan akidah.
1 Supadie, D.A. Studi Islam II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.2015
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AKIDAH
Aqidah secara bahasa diambil dari kata al-aqdu yang memiliki arti al-ihkam (penguatan), ), ar-babtu (ikatan), asy-syaddu (pengikatan), al-itsaaqu (mengikat),dan ats-tsubut (penetapan) .2
Aqidah juga mempunyai arti yakni ilmu yang mengajarkan akan keyakinan tertentu dan hendaknya dimiliki oleh setiap umat muslim.Al-Qur'an mengajarkan kepada kita apa itu aqidah tauhid.Aqidah tauhid yaitu menanamkan keimanan kita kepada Allah SWT yang tidak pernah tidur lagi tidak beranak. Iman kepada Allah SWT merupakan salah satu rukun iman yaitu rukun iman pertama.Orang yang tidak memiliki keimanan terhadap rukun iman disebut kafir.3
Sedang kan menurut istilah, aqidah merupakan iman yang pasti,yaitu tidak adanya keraguan sedikit pun bagi setiap umat yang meyakininya. Terdapat definisi lain dari aqidah.Aqidah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa yang tenteram karenanya, sehingga menjadi sebuah kenyataan yang kuat dan juga kokoh serta tidak ter campuri oleh perasaan ragu dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti yaitu iman yang tidak terkandung suatu keraguan apapun pada setiap umat muslim yang meyakininya.
Oleh karena itu, Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang jelas kepada Allah, menunaikan kewajiban tauhid kepada Allah, beriman kepada Malaikat Allah, Rasulullah, hari kiamat dan takdir baik maupun buruk serta mengimani segala sesuatu yang shahih akan prinsip prinsip agama islam.4
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa akidah itu mengikat, pasti, tegas, kuat, tegas dan percaya diri, baik secara bahasa maupun istilah. Selain itu, Akidah juga harus sepenuhnya percaya , tidak ragu atau hanya berprasangka buruk. Kalau tidak naik ke tingkat keimanan yang teguh, maka bukan Aqidah. Disebut Akidah karena manusia melekatkan 2 Abdullah bin Abdil Aziz Al Jibrin. Mukhtasar Syarah Tashil Aqidah Al-Islamiyah: cet.V(Riyadh. Maktabah Ar-Rusyd, 1435), hal. 3
3 Abd. Chalik. Pengantar Studi Islam: cet.6(Surabaya.Kopertais IV Pres, 2014) , hal 46
4 Yazid Abdul Qadir Jawas. Syarah Aqidah Alhussunnah Wal Jama’ah: cet. XVI(Jakarta.Pustaka ImamSyafi’i, 2017) ), hal 27
pikirannya padanya(Allah SWT). Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mengetahui mana Aqidah yang benar dan mana yang palsu.
Karena jika keyakinannya didasari oleh keyakinan yang salah dan aqidah yang salah, maka akan membawa kehancuran di dunia maupun di akhirat kelak.
2. RUANG LINGKUP AKIDAH
1. Ilahilah, adalah pembahasan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (Tuhan), seperti keberadaan Tuhan, nama-nama dan sifat-sifat Tuhan.
2. Nubuwwah adalah pembahasan tentang segala mukjizat dll yang berkaitan dengan para nabi dan rasul, termasuk pembahasan kitab-kitab Allah dll.
3. Ruhaniah adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang bersifat metafisik, seperti malaikat, jin, setan, dan jiwa.
4. Sam'iyah, merupakan pembahasan segala sesuatu yang hanya dapat diketahui melalui sami, khususnya ayat-ayat naqli yang berupa Al-Qur'an dan Sunnah, seperti dunia barzakh, dunia akhirat, siksa kubur. Dan seperti.
5. Selain empat hal di atas, pembahasan aqidah juga dapat mengikuti sistem Arkul Iman (Rukun Iman), yaitu: iman kepada Allah, malaikat, kitab suci, nabi dan rasul, hari akhir, Qada' dan Qadar.5
3. ALAT PENGUKUR AKIDAH
Alat ukur kaidah dalam pendidikan agama Islam adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap kaidah-kaidah Islam. Kaidah-kaidah Islam tersebut meliputi kaidah ushul fiqh, kaidah nahwu, kaidah sharaf, kaidah balaghah, dan kaidah-kaidah lainnya yang terkait dengan ilmu agama Islam.
Tujuan
Tujuan penggunaan alat ukur kaidah dalam pendidikan agama Islam adalah:
- Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kaidah-kaidah Islam.
- Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama Islam.
5 Syarifuddin Thahir.AQIDAH.Universitas Muslim Indonesia.2016
- Untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik dan guru tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
- Untuk memotivasi peserta didik untuk lebih giat dalam belajar agama Islam.
Jenis Alat Ukur Kaidah
Terdapat beberapa jenis alat ukur kaidah yang dapat digunakan dalam pendidikan agama Islam, antara lain:
- Tes Tes adalah alat ukur yang paling umum digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap kaidah-kaidah Islam. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, atau tes praktik.
- Angket Angket adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dari peserta didik tentang kaidah-kaidah Islam yang telah mereka pelajari.
- Observasi Observasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengamati perilaku peserta didik dalam menerapkan kaidah-kaidah Islam.
- Wawancara Wawancara adalah alat ukur yang digunakan untuk menggali informasi dari peserta didik tentang kaidah-kaidah Islam yang telah mereka pelajari.
Contoh Alat Ukur Kaidah
Berikut adalah contoh alat ukur kaidah yang dapat digunakan dalam pendidikan agama Islam:
- Tes Pengetahuan tentang Kaidah Ushul Fiqh Tes ini terdiri dari beberapa soal yang menguji pengetahuan peserta didik tentang kaidah-kaidah ushul fiqh, seperti kaidah istihsanah, kaidah istishabah, dan kaidah ijmâ'.
- Angket tentang Penerapan Kaidah Nahwu Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana peserta didik menerapkan kaidah nahwu dalam kehidupan sehari-hari.
- Observasi tentang Penerapan Kaidah Sharaf Observasi ini dilakukan untuk mengamati bagaimana peserta didik menerapkan kaidah sharaf dalam membaca dan menulis bahasa Arab.
- Wawancara tentang Pemahaman Kaidah Balaghah Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi dari peserta didik tentang pemahaman mereka terhadap kaidah balaghah.
4. PENGARUH AKIDAH PADA DIRI SESEORANG
Akidah merupakan ikatan atau keyakinan yang kuat pada seseorang terhadap apa yang diyakininya. Akidah mempengaruhi diri seseorang dengan beberapa cara, akidah membentuk ketakwaan pada diri seorang muslim, yang menghindari diri dari perbuatan yang diharamkan dan melakukan perbuatan baik. Akidah juga yang membuat kita selalu berpikir secara logis dan mengingatkan tentang keharusan membela diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sosial.
Memahami akidah dapat menjadikan individu lebih baik dalam beribadah kepada Tuhan, mengembangkan sifat-sifat yang sesuai dengan ajaran Islam, dan memperkuat nilai-nilai etika dan moral. Akidah juga membantu individu menjalankan enam rukun iman dalam hidup sesuai dengan ajaran Islam.
Akidah memiliki landasan yang jelas dan murni, yaitu Al-Qur'an, As-Sunnah, dan ijma' Salafush shalih, dengan begitu akidah melatih akal, dan asumsi manusia. Akidah memberikan jawaban logis pada akal dan memberikan ketenangan jiwa manusia karena dapat menjawab permasalahan dengan solusi yang memuaskan dan sahih.
5. ASPEK AKIDAH YANG HARUS DITUMBUHKAN Berikut adalah Aspek Akidah yang harus ditumbuhkan:
a. Iman kepada Allah SWT
-Keyakinan terhadap keberadaan Allah SWT sebagai satu satunya Tuhan yang wajib disembah.
-Memahami sifat sifat Allah SWT yang sempurna, seperti Maha pencipta, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Maha pengasih.
-Rasa cinta dan takut kepada Allah SWT yang membuat kita selalu taat dan patuh Kepada- Nya
b. Iman kepada Malaikat
-Keyakinan terhadap keberadaan malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang bertugas menjalankan perintah-Nya.
-Memahami sifat malaikat dan tugas tugasnya.
-Rasa cinta dan hormat kepada para malaikat atas ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT.
c. Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT
-Keyakinan terhadap kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan melalui para nabi dan rasul sebagai pedoman hidup manusia.
-Memahami isi dan kandungan kitab kitab Allah SWT, seperti Taurat, Zabur, Injil, dan Al- Qur'an.
-Menerapkan nilai-nilai dan ajaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk keimanan kepada kitab kitab Allah SWT
d. Iman kepada Nabi dan Rasul
-Keyakinan terhadap keberadaan nabi dan rasul sebagai utusan Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya.
-Memahami kisah hidup para nabi dan rasul, serta perjuangan mereka dalam berdakwah dijalan Allah SWT.
-Meneladani sifat-sifat terpuji yang dimiliki para nabi dan rasul dalam kehidupan sehari-hari.
e. Iman kepada Hari Akhirat
-Keyakinan terhadap adanya hari akhir, di mana berakhirnya kehidupan manusia diatas dunia.
Semua manusia akan dibangkitkan untuk diadili oleh Allah SWT dan seluruh dunia akan hancur.
-Memahami peristiwa yang akan terjadi di hari akhir, seperti Yaumul Hisab, Surga, dan Neraka.
-Mempersiapkan diri dengan amal shaleh untuk mendapatkan Syafaat dan kasih sayang Allah SWT.
f. Iman kepada Qada dan Qadar
-Keyakinan terhadap ketetapan Allah SWT atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta.
-Memahami perbedaan antara qada (ketetapan Allah SWT yang tidak dapat diubah oleh makhluk-Nya) dan Qadar (Ketatapan Allah SWT yang dapat diubah oleh makhluk-Nya dengan usaha dan ikhtiar yang sungguh sungguh).
-Semangat untuk selalu berusaha yang terbaik dan tawakkal kepada Allah SWT dalam menjalani kehidupan.
6. TAHAP BERAKIDAH
Dalam perspektif kekuatan aqidah, dapat diidentifikasi empat tahapan, yaitu ragu, yakin, anul yakin, dan haqqul yakin. Tahapan ini didasarkan pada seberapa besar potensi dan kemampuan manusia yang dikembangkan dalam menyerap aqidah tersebut. Semakin sederhana potensi yang dikembangkan, semakin rendah aqidah yang dimiliki, dan sebaliknya.
Keempat tahapan aqidah dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Tahap Ragu (Taklid), Yaitu merupakan individu yang mengikuti keyakinan orang lain tanpa memiliki keyakinan yang kokoh di dalam dirinya sendiri.
B. Tahap Yakin adalah ketika seseorang dapat menyajikan bukti, alasan, atau dalil untuk keyakinannya, namun belum mampu menjalin hubungan yang kuat dan mendalam antara objek (Madlul) yang dipercayainya dengan data atau bukti (Dalil) yang ditemukan. Pada tingkat ini, kemungkinan masih dapat terpengaruh oleh sanggahan-sanggahan yang bersifat rasional dan mendalam.
C. Tahap a'inul yakin adalah ketika seseorang mempercayai atau menyakini sesuatu secara rasional, ilmiah, dan mendalam, serta dapat membuktikan hubungan antara objek (Madlul) yang dipercayainya dengan data atau bukti (Dalil) yang ada. Pada tingkat ini, kemungkinan untuk terpengaruh oleh sanggahan-sanggahan yang bersifat rasional dan ilmiah menjadi minim.
D. Tahap haqqul yakin adalah ketika seseorang memiliki keyakinan atau meyakini sesuatu, yang tidak hanya dapat membuktikan hubungan antara objek (Madlul) dengan data atau bukti (Dalil) secara rasional, ilmiah, dan mendalam, tetapi juga dapat menemukan dan
merasakannya melalui pengalaman dalam praktik agama. Individu yang telah mencapai tingkat kepercayaan ini tidak akan goyah oleh sanggahan atau gangguan apapun; bahkan, dia siap untuk mengorbankan nyawanya demi membela keyakinannya, meskipun tanpa dukungan dari siapapun. Pada semua tingkatan kepercayaan ini, peran akal begitu dominan, namun bukan berarti hanya akal yang satu-satunya. Keseluruhan keyakinan dalam Islam, serta semua hukum dalam syari'ah, pada dasarnya ditetapkan dan diatur oleh kitab Allah dan Sunnah Rasul, yang memberikan kedudukan yang sangat penting bagi akal dalam menerima dan mengokohkan keyakinan. Al-Qur'an sering mengajak untuk merenung, memikirkan, dan memahami.6
7. UPAYA MENINGKATKAN AKIDAH
Akidah merupakan suatu hal penting bagi umat muslim untuk menjalani kehidupan, dengan akidah kita bisa memperkuat keimanan kita terhadap Allah swt. Sejatinya akidah berada dalam hati manusia oleh sebab itu kita harus bisa menjaganya dengan baik, upaya upaya untuk meningkatkan akidah bisa di lakukan dengan berbagai cara misalnya :
1. Memperdalam Ilmu Pengetahuan
Ilmu dalam hal ini adalah ilmu tauhid, dengan memperdalam ilmu ini secara menyeluruh akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Berdoa Kepada Allah
Selanjutnya ketika kita sudah berikhtiar untuk meningkatkan akidah kita maka hal yang selanjutnya di lakukan adlah dengan berdoa kepada Allah swt. Supaya ikhtiar kita dapat membuahkan hasil
3. Selalu mencari Ridha Allah
Mencari ridha Allah akan meningkatkan akidah dalam hati ketika sehigga kita enggan untuk melakukan maksiat, ridha allah dapat di capai dengan selalu menaati perintah perintahnya dan menjauhi segala larangan larangannnya.
4. Membiasakan Untuk membaca dan menghafal Al Qur’an
Dengan terbiasa membaca Al Qur’an maka lisan kita akan selalu mengucapkan hal hal yang baik, selain itu mata kita dan pendengaran akan terjaga dari hal hal maksiat.
6 M. Yusuf Agung Subekti, Dosen STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang. TA'LIMUNA.
Vol.1, No. 2, September 2012-ISSN 2085-2975
5. Menjaga Pergaulan
Bergabung dengan komunitas Muslim yang aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik keagamaan. Diskusi dan interaksi dengan sesama Muslim dapat memperkuat dan memperluas pemahaman tentang aqidah.
Dengan melakukan hal hal tersebut secara konsisten pastinya akan membuat akidah seseorang menjadi kuat dan teguh, memperkuat akidah harus di lakukan dengan terus menerus secara berkala sehingga seorang muslim harus selalu untuk berusaha meningkatkan pemahaman dan keyakinannnya.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1) Abdullah bin Abdil Aziz Al Jibrin. Mukhtasar Syarah Tashil Aqidah Al- Islamiyah: cet.V(Riyadh. Maktabah Ar-Rusyd, 1435), hal. 3
2) Abd. Chalik. Pengantar Studi Islam: cet.6(Surabaya.Kopertais IV Pres, 2014) , hal 46
3) M. Yusuf Agung Subekti, Dosen STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang.
TA'LIMUNA. Vol.1, No. 2, September 2012-ISSN 2085-2975 4) Supadie, D.A. Studi Islam II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.2015 5) Syarifuddin Thahir.AQIDAH.Universitas Muslim Indonesia.2016
6) Yazid Abdul Qadir Jawas. Syarah Aqidah Alhussunnah Wal Jama’ah: cet.
XVI(Jakarta.Pustaka ImamSyafi’i, 2017) ), hal 27