KONSEP DAN PRINSIP BUDGETING LEMBAGA PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah semester 4
Oleh:
KELOMPOK 4 NUR FATIMAH
862312023034 NURUL QAMRIA
862312023032 KURNIADI SARMAN
862312023039
DOSEN PENGAMPUH: Dr. H. ABU BAKAR, M.Pd
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2025
i
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga makalah dengan berjudul Konsep Dan Prinsip Budgeting Lembaga Pendidikan. Yang bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Konsep Dan Prinsip Budgeting Lembaga Pendidikan. Kami para penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. H. ABU BAKAR, M. Pd Selaku Dosen Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan. Berkat tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan kami para penulis terkait dengan topik yang diberikan.
Kami para penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih banyak melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kami para penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Watampone, 24 Maret 2025
Kelompok 4
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Manfaat Penulisan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Konsep Budgeting Lembaga Pendidikan ... 3
B. Prinip Budgeting Lembaga Pendidikan ... 4
C. Prosedur Budgeting Lembaga Pendidikan ... 5
D. Sumber Anggaran Lembaga Pendidikan ... 6
BAB III PENUTUP ... 9
A. Kesimpulan ... 9
B. Saran ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 10
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk mendukung terselenggaranya program pendidikan secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam segala aktivitasnya memerlukan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran, layanan, pelaksanaan program supervisi, penggajian, dan kesejahteraan para guru dan staf lainnya, kesemuanaya itu memerlukan aggaran dan keuangan (Di et al., 2017).
Sistem dan mekanisme penganggaran pendidikan mengacu pada proses dan prosedur yang terlibat dalam mengalokasikan dan mengelola sumber daya keuangan untuk tujuan pendidikan. Ini mencakup perencanaan, alokasi, dan pemanfaatan dana untuk mendukung berbagai aspek pendidikan, termasuk pembangunan infrastruktur, gaji guru, beasiswa siswa, dan program pendidikan. Tujuan dari penganggaran pendidikan adalah untuk memastikan bahwa dana yang memadai tersedia untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan mendukung perkembangan siswa secara keseluruhan. Ini membutuhkan analisis dan perkiraan pengeluaran yang cermat, serta memantau dan mengevaluasi efektivitas alokasi anggaran. Penganggaran pendidikan juga melibatkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti administrator sekolah, guru, dan anggota masyarakat, untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan digunakan secara efisien dan efektif. Selain itu, penting bagi penganggaran pendidikan untuk transparan dan akuntabel, dengan pelaporan dan dokumentasi transaksi keuangan secara berkala untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan sebagaimana dimaksud (Muhajirah B, Idris Amiruddin, 2023).
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Budgeting Lembaga Pendidikan?
2. Bagaimana Prinsip Budgeting Lembaga Pendidikan?
3. Bagaimana Prosedur Budgeting Lembaga Pendidikan?
4. Apa Saja Sumber Anggaran Lembaga Pendidikan?
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk Mengetahui Konsep Budgeting Lembaga Pendidikan.
2. Untuk Mengetahui Prinsip Budgeting Lembaga Pendidikan.
3. Untuk Mengetahui Prosedur Budgeting Lembaga Pendidikan.
4. Untuk Mengetahui Sumber Anggaran Lembaga Pendidikan.
3 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Budgeting Lembaga Pendidikan
Budgeting (Penganggaran) merupakan suatu proses pengambilan keputusan pemakaian sumber daya pada masa yang akan datang.
Penganggaran dapat juga dikatakan sebagai kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam kurun waktu tertantu. Sehingga dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu Lembaga (Muhajirah B, Idris Amiruddin, 2023).
Budgeting juga dapat disebut sebagai proses perencanaan keuangan yang sistematis dan menyeluruh, yang dirancang untuk mengatur, mengelola, dan mengontrol aliran dana di berbagai tingkat, baik individu, organisasi, maupun perusahaan, selama periode waktu tertentu. Proses ini memiliki peranan yang sangat penting dalam memastikan bahwa sumber daya keuangan dialokasikan secara efisien untuk memenuhi berbagai tujuan strategis dan operasional yang telah ditetapkan (SUHARSIMI, 2010).
Dalam lembaga pendidikan, budgeting merupakan proses perencanaan keuangan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien guna mendukung operasional dan tujuan strategis pendidikan. Proses ini mencakup penyusunan anggaran, pelaksanaan, hingga evaluasi penggunaan dana.
Tujuan utama budgeting adalah memastikan transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan operasional lembaga pendidikan.
Dalam organisasi pendidikan, pembiayaan dan aspek keuangan memiliki peran yang krusial dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perencanaan pendidikan. Komponen keuangan lembaga pendidikan menentukan bagaimana kegiatan dapat dijalankan dalam proses pelaksanaan lembaga pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaan anggaran
4
lembaga pendidikan harus dilakukan secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan (Djati et al., 2023).
B. Prinsip Budgeting Lembaga Pendidikan
(Di et al., 2017) Pengelolaan keuangan lembaga pendidikan perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Adapun penjelasan masing-masing prinsip tersebut sebagai berikut:
1. Transparansi
Transparan berarti ada keterbukaan. Transparan di bidang pengelolaan berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang pengelolaan keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya yang jelas sehingga memudahkan pihak- pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam pengelolaan keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku, pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Terdapat tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu adanya:
a. Transparansi para penyelenggara sekolah/ madrasah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah/madrasah;
b. Standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya;
5
c. Partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam mengadakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah, dan pelayanan yang cepat.
3. Keefektifan
“Efektif“ seringkali diartikan sebagai tercapainya tujuan yang telah itetapkan. Efektivitas lebih menekankan pada kualitas outcomes.
Pengelolaan keuangan dikatakan memenuhi prinsip keefektifan kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitas outcomes-nyasesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya. Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga, dan biaya yang sekecil - kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
b. Dilihat dari segi hasil. Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak - banyaknya, baik kuantitas maupun kualitasnya.
C. Prosedur Budgeting Lembaga Pendidikan
Menurut (Di et al., 2017) dalam mengelola keuangan, terdapat prosedur pengelolaan yang harus dipenuhi dalam rangka mengelola keuangan sekolah, yakni: penganggaran, pencatatan, pelaporan keuangan sekolah, dan audit keuangan sekolah. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran keuangan.
Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi.
6
Mekanisme/prosedur dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang.
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dan pihak yang berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran.
7. Persetujuan revisi usulan anggaran.
8. Pengesahan anggaran.
D. Sumber Anggaran Lembaga Pendidikan
Dikutip dari (Maharani et al., 2024), pembiayaan pendidikan nasional diatur berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menjadi dasar hukum bagi pembiayaan pendidikan dari pemerintah pusat dan daerah serta melibatkan bantuan dari berbagai sumber :
1. Dana BOS
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah dana dari pemerintah untuk membantu pendidikan dan mengurangi beban masyarakat, terutama yang kesulitan finansial. Program ini memberikan dana langsung kepada sekolah negeri maupun swasta, berdasarkan jumlah siswa dan unit biaya. Tujuannya adalah membantu sekolah memenuhi biaya operasional. Sekolah juga harus memberikan keringanan atau diskon kepada siswa miskin untuk iuran sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler.
7
Dalam Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler, dijelaskan bahwa alokasi dana BOS Reguler dihitung dengan mengalikan satuan biaya dengan jumlah peserta didik. Satuan biaya untuk setiap jenjang pendidikan adalah Rp. 900.000,00 per siswa SD, Rp. 1.100.000,00 per siswa SMP, Rp. 1.500.000,00 per siswa SMA, Rp. 1.600.000,00 per siswa SMK, dan Rp. 2.000.000,00 per siswa SDLB, SMPLB, SMALB, dan SLB per tahun. Jumlah peserta didik dihitung berdasarkan data NISN pada Dapodik.
2. Dana BMS
Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) mencerminkan perhatian pemerintah terhadap siswa yang mengalami kesulitan finansial. Tujuan pemberian dana ini adalah mencegah agar siswa miskin tidak terhenti dalam mengejar pendidikan akibat kesulitan keuangan, sekaligus memberikan peluang yang lebih besar bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan hingga menyelesaikannya. Penerima manfaat dari bantuan ini adalah siswa yang dikategorikan kurang mampu atau miskin.
3. Masyarakat
Dengan adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah dapat mencari dan menggali sumber dana dari masyarakat, individu, lembaga, dalam negeri, maupun luar negeri, sesuai dengan semangat globalisasi.
Dana yang diperoleh perlu digunakan secara efektif dan efisien, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap dana harus digunakan sesuai dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah (RAPBS) untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
4. Orang Tua/Wali Siswa
Pendanaan ini sering kali dikenal sebagai infak dan SPP bulanan.
Ada berbagai jenis pengeluaran keluarga terkait dengan pendidikan dasar dan menengah, meskipun tidak semua komponen berlaku di setiap sekolah. Data ini menggambarkan sejumlah besar pengeluaran yang ditanggung oleh orang tua siswa, termasuk hal-hal yang menurut aturan
8
"tidak lagi dibenarkan" dipungut di sekolah. Jenis-jenis pengeluaran orang tua/wali siswa untuk pendidikan melibatkan:
a. Uang Pangkal
b. Uang Sekolah Bulanan / SPP c. Biaya Ulangan Tengah Semester d. Biaya Ulangan Akhir Semester e. Biaya Kegiatan Ekstrakurikuler f. Biaya Kegiatan Praktikum g. Pembelian Buku Pelajaran / LKS h. Pembelian Pakaian Seragam Sekolah i. Biaya Karyawisata / Bina Mental / Retret j. Sumbangan Sosial (APP dan AAP) k. Biaya-biaya lainnya.
9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
1. Budgeting merupakan proses perencanaan keuangan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien guna mendukung operasional dan tujuan strategis pendidikan.
Mencakup penyusunan anggaran, pelaksanaan, hingga evaluasi penggunaan dana.
2. Pengelolaan keuangan lembaga pendidikan perlu memperhatikan sejumlah prinsip yaitu prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
3. Dalam menjalankan budgeting, ada beberapa prosedur yang harus diwati mulai dari mengidentifikasi kegiatan yang akan menggunakan anggaran, menyusun usulan anggara, hingga pengesahan anggaran.
4. Sumber anggaran lembaga pendidikan dapat berasal dari Dana BOS, Dana BMS, masyarakat, dan orang tua siswa.
B. Saran
Bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang Konsep Dan Prinsip Budgeting Lembaga Pendidikan dan dapat menjadi sumber literasi bagi pembaca dalam menambah wawasan keilmuan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Di, S., Muhammadiyah, S. M. A., & Harapan, E. (2017). Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan. 2(1), 46–54.
Djati, G., Series, C., Series, C., & Class, L. (2023). Gunung Djati Conference Series, Volume 36 (2023) Conferences Series Learning Class ISSN: 2774- 6585 Website: https://conferences.uinsgd.ac.id/. 36, 471–479.
Maharani, N. A., Hidayah, F., Darmawan, D., & Trihantoyo, S. (2024). Analisis Sumber dan Jenis Pembiayaan Pendidikan di Indonesia. 2(3).
Muhajirah B, Idris Amiruddin, S. (2023). Sistem dan mekanisme penganggaran pendidikan. 9(2), 95–110.
SUHARSIMI, A. (2010). DASAR DASAR ANGGARAN. PT. BUMI AKSARA.