Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan serta menambah wawasan Manajemen Lembaga Pendidikan Informal dan Informal bagi para pembaca dan penulis. Sistem pendidikan dibangun dan dikembangkan melalui satuan pendidikan, yaitu kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal dan informal pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal ini merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan bertingkat yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Oleh karena itu manajemen pendidikan formal sering menggunakan istilah manajemen sekolah, yaitu suatu upaya bersama untuk menggunakan sumber daya, baik pribadi maupun materi, secara efektif dan efisien untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal. 2 Adi Wibowo. “Integrasi Manajemen Santri Pendidikan Formal dan Nonformal di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Pirworejo” Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Hanya sebagian masyarakat saja yang mengikuti pendidikan nonformal, karena kehadirannya menjadi pengganti bagi mereka yang tidak mengikuti pendidikan formal.
Bahwa pendidikan nonformal adalah suatu pelayanan yang menggantikan, melengkapi atau melengkapi pendidikan formal untuk menunjang pendidikan sepanjang hayat. Manajemen Pendidikan Non Formal: Analisis Taman Pendidikan Al-Qur'an Raudhatul Jannah Jayapura", Jurnal Pendidikan dan Agama. Vol, 2 No. 4 Puspo Nugroho, "Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam Non Formal Satu Atap" , Al Hidayah Juranggunting Argomulyo Kota Salatiga” Jurnal Mutu.
Berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran pada pendidikan nonformal dan informal, perlu diketahui bagaimana pembelajaran dikelola.
Manajemen Personil Pendidikan Non Formal dan Informal
Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, terdiri dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan formal pada umumnya diikuti oleh sebagian masyarakat Indonesia dimana pendidikan ini diselenggarakan dan diselenggarakan oleh pemerintah dengan ketaatan pada aturan yang ketat. Fungsi pendidikan formal adalah mengembangkan keterampilan dan membentuk karakter serta peradaban suatu bangsa.
Menurut Abu Ahmed, lembaga pendidikan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, teratur dan terencana di luar kegiatan lembaga sekolah (lembaga pendidikan formal) dengan tetap menumbuhkan semangat keislaman dalam proses penyelenggaraannya. Menurut Gerhana Sari Limbong yang mengutip pernyataan Muhammad Dahrin, lembaga pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan di luar lembaga pendidikan formal yang dapat diselenggarakan secara terstruktur dan terukur. Selain itu, undang-undang SISDIKNAS menjelaskan bahwa pendidikan nonformal diberikan kepada masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, atau pelengkap.
Manajemen Pembiayaan Pendidikan Non Formal dan Informal
Pengelolaan keuangan pada pendidikan formal adalah proses pengelolaan dana dan sumber keuangan untuk menunjang berjalannya sistem pendidikan formal, seperti sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan formal lainnya. Tujuan pengelolaan dana ini adalah untuk menjamin kelancaran pendidikan formal, memenuhi kebutuhan peserta didik dan mencapai tujuan pendidikan. Perencanaan Anggaran: Pengelolaan keuangan diawali dengan perencanaan anggaran, yang meliputi penghitungan dana yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem pendidikan formal.
Pengawasan dan pemantauan keuangan: Manajemen keuangan melibatkan pengawasan dan pemantauan berkelanjutan terhadap pengeluaran dan pendapatan sistem pendidikan. Akuntabilitas dan pelaporan: Pengelolaan pendanaan pendidikan formal harus mencakup pertanggungjawaban yang jelas kepada pemerintah, masyarakat, dan pihak berkepentingan lainnya. Pendanaan Khusus: Administrasi Pendanaan harus mempertimbangkan pendanaan khusus untuk program tertentu, seperti pendidikan inklusif, pengembangan kurikulum, atau program bantuan bagi siswa yang membutuhkan.
Evaluasi Dampak Finansial: Pengelolaan pendanaan juga harus mengukur dampak finansial dari sistem pendidikan formal, termasuk efisiensi penggunaan dana dan dampak positifnya. Manajemen risiko keuangan: Mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang mungkin timbul, seperti fluktuasi pendanaan atau perubahan kebijakan pemerintah, merupakan bagian penting dari manajemen keuangan. Pengelolaan keuangan pendidikan nonformal adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pelaporan penggunaan dana dan sumber keuangan dalam rangka pendidikan nonformal.
Tujuannya adalah untuk menjamin program pendidikan nonformal dapat berjalan dengan baik, berkesinambungan dan mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pengelolaan pendanaan pada pendidikan nonformal memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan pendidikan formal, karena pendidikan nonformal seringkali tidak mendapat pendanaan dari sumber pendanaan publik seperti pendidikan formal. 14 Nur Fazillah “Penerapan Pengelolaan Pendanaan Pendidikan Non Formal” Jurnal Intelektualita MPI FTK UIN Program Studi Ar-Raniry.
Pelaporan dan akuntabilitas: Pengelolaan pendanaan pendidikan nonformal harus inklusif terhadap pelaporan keuangan dan akuntabilitas. Manajemen Risiko Keuangan: Program pendidikan nonformal harus mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang mungkin timbul, seperti fluktuasi pendanaan atau biaya tak terduga. Pengelolaan pendanaan pada pendidikan nonformal merupakan sebuah tantangan, namun dengan pendekatan yang tepat dan diversifikasi sumber pendanaan, program pendidikan nonformal dapat tetap berkelanjutan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi peserta yang membutuhkan.
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Nonformal dan Informal Manajemen sarana prasarana menjadi sebuah kegiatan yang mesti
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan nonformal dan informal Pengelolaan infrastruktur merupakan kegiatan wajib. Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran, namun benar-benar menunjang proses pembelajaran, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, lahan dan jalan menuju sekolah, toilet, ruang UKS, ruang kepala sekolah, taman dan area parkir kendaraan 15. Pengelolaan sarana dan prasarana yang efektif harus dilaksanakan secara efektif, artinya pengelolaan sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Pengelolaan sarana dan prasarana yang efektif berkaitan dengan pembiayaan, oleh karena itu pengelolaan sarana dan prasarana harus dilakukan secara efisien sesuai dengan dana dan kemampuan lembaga pendidikan. Peran pendidik dalam merencanakan kebutuhan sarana, perolehan, inventarisasi, penataan/penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, pembuangan dan pengawasan sarana dan prasarana. Tujuan dari prasarana pendidikan itu sendiri adalah untuk memberikan suatu kerja yang sistematis dalam pengelolaan pendidikan berupa sarana dan prasarana.
Manajemen Hubungan dengan Masyarakat mengenai Pendidikan Nonformal dan Informal
Pendidikan non-formal: Program pendidikan non-formal juga harus terus-menerus mengevaluasi efektivitas programnya dan beradaptasi dengan kebutuhan yang terus berkembang. Pendidikan Formal: Manajemen pendidikan formal harus memastikan bahwa siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perekonomian. Pendidikan non-formal: Program pendidikan non-formal seringkali memiliki fleksibilitas untuk menawarkan kursus yang lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik masyarakat.
Dalam kedua konteks tersebut, manajemen pendidikan harus selalu mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat dan memastikan bahwa pendidikan, baik formal maupun informal, membantu memenuhi kebutuhan dan tujuan masyarakat secara keseluruhan.
Manajemen Isu-Isu Kritis dalam Manajemen Pendidikan Nonformal dan Informal
Hal ini mencakup komunikasi yang baik dengan masyarakat, transparansi dan tanggap terhadap perubahan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap sistem pendidikan. Manajemen: Pemerintah dan lembaga pendidikan harus mengembangkan kebijakan yang komprehensif dan mengalokasikan sumber daya secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan semua siswa. Kualitas pengajaran: Pastikan guru memiliki kualifikasi yang sesuai dan dapat memberikan pengajaran yang berkualitas.
Manajemen: Lembaga pendidikan harus memiliki strategi pengelolaan sumber daya manusia yang kuat, termasuk pemilihan guru yang berkualitas, pengembangan profesional guru dan evaluasi kinerja yang adil. Kurikulum yang Tepat: Mengembangkan kurikulum yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasar tenaga kerja saat ini. Tata Kelola: Kepala sekolah dan pembuat kebijakan perlu bekerja sama dengan komunitas lokal dan industri untuk mengembangkan kurikulum yang relevan.
Pengawasan dan Akuntabilitas: Menerapkan sistem pengawasan yang efektif untuk memantau kualitas pendidikan dan memastikan akuntabilitas dalam penggunaan sumber daya. Aksesibilitas: Memastikan program pendidikan non-formal dapat diakses oleh mereka yang membutuhkan, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil atau kelompok marginal. Manajemen: Mengembangkan program yang inklusif dan mencari solusi untuk mengatasi hambatan akses, seperti biaya atau jarak.
Manajemen: Mengembangkan model keuangan berkelanjutan, termasuk kolaborasi dengan pihak swasta atau upaya penggalangan dana. Mengelola isu-isu kritis dalam pendidikan formal dan non-formal memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat lokal, dan sektor swasta. Hal ini memerlukan komitmen, strategi yang matang dan kemauan untuk mengatasi permasalahan secara sistematis guna meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan bagi seluruh individu di masyarakat.
PENUTUP PENUTUP
Adi Wibowo. “Integrasi Manajemen Santri Pendidikan Formal dan Non Formal di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Pirworejo” Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Nur Fazillah, “Implementasi Pengelolaan Keuangan Pendidikan Nonformal”, Jurnal Intelektualita, MPI FTK UIN Program Studi Ar-Raniry. Puspo Nugroho. “Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam Nonformal Al Hidayah Juranggunting Argomulyo Kota Salatiga” satu atap. Lembar kualitas.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media. 2008), hal. 4 Supiana 2018. Jurnal Pendidikan Islam. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Awal.