• Tidak ada hasil yang ditemukan

01. Konsep Dasar Hadits - Dr. H. Encep Taufik Rahman, M.Ag - Copy

N/A
N/A
Muhamad Fuji Hakiki

Academic year: 2024

Membagikan "01. Konsep Dasar Hadits - Dr. H. Encep Taufik Rahman, M.Ag - Copy"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Dasar Hadits

Dr. H. Encep Taufik Rahman, M.Ag.

(2)

1. Al-Qur'an adalah sumber hukum Islam utama yang mendapat kesepakatan dari para ulama, menjadi referensi utama bagi semua hukum dalam Islam.

2. Kajian terhadap al-Qur'an tidak pernah habis karena melibatkan berbagai cabang ilmu, isyarat ilmiah, linguistik, dan paradigma perubahan tasyri' untuk membangun dan menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan.

3. Hadis diakui sebagai sumber hukum Islam kedua oleh sebagian besar umat Islam, meskipun ada kelompok yang menolaknya.

4. Hadis memberikan penjelasan operasional atas prinsip-prinsip al-Qur'an yang global, sehingga tanpa hadis, penerapan al-Qur'an akan sulit dilakukan.

5. Kajian terhadap hadis penting dilakukan, terutama fokus pada sanadnya, karena tanpa sanad, sebuah matan tidak akan diakui sebagai hadis.

6. Persoalan kompleks terkait hadis termasuk historisitas, posisi terhadap al- Qur'an, istilah dan diksi yang digunakan, serta otentisitas hadis yang dipertanyakan oleh sejumlah kalangan.

7. Meskipun istilah-istilah dalam ilmu hadis mungkin sulit dipahami, kajian terhadap hadis tetap penting karena kedudukannya yang strategis dalam ajaran Islam.

Pendahuluan

(3)

1. Pengertian Hadits

Secara etimologi, "hadis" berasal dari kata "al-Tahdis" yang berarti pembicaraan.

Hadis memiliki beberapa arti, antara lain:

a. "Jadid" (baru), sebagai lawan dari "qadim" (terdahulu), yang mengimplikasikan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu yang matluw (dibacakan oleh Malaikat Jibril), sedangkan hadis adalah wahyu yang ghair matluw (tidak dibacakan oleh Malaikat Jibril).

b. "Qarib", yang berarti dekat atau dalam waktu dekat belum lama.

c. "Khabar", yang berarti warta berita yang dipindahkan dari seseorang kepada seseorang.

Secara terminologi, terdapat perbedaan pendapat antara ahli hadis dan ahli ushul mengenai pengertian hadis.

(4)

1. Pengertian Hadits

Pengertian hadis secara terbatas adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, atau sifat.

Pengertian hadis secara luas meliputi segala ucapan Nabi SAW, perbuatan, keadaan, juga ucapan, perbuatan, dan keadaan para sahabat serta tabi’in.

Informasi tentang kehidupan Nabi yang tidak relevan dengan hukum tidak disebut sebagai hadis.

(5)

1. Sinonim dari kata "hadis" antara lain "sunnah", "khabar", dan "atsar".

2. Sunnah secara etimologis berarti preseden atau tradisi yang ditiru, dalam bahasa Arab, dan adat istiadat dalam bahasa Indonesia.

3. Pengertian sunnah secara terminologi bervariasi antara ahli hadis dan ahli ushul.

4. Ulama hadis memandang sunnah sebagai segala yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun keadaan, tanpa membedakan relevansinya dengan hukum syariat Islam.

5. Ulama ushul fiqih memberikan pengertian sunnah sebagai segala yang dinukilkan dari Nabi Muhammad SAW, selain Al-Qur'an, dan dapat dijadikan dalil bagi penetapan hukum syariah.

6. Bid'ah, yang merupakan lawan dari sunnah, adalah segala sesuatu yang diada-adakan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, tanpa dalil syara' yang jelas.

7. Khabar adalah warta berita yang disampaikan dari seseorang, mencakup segala yang datang dari Nabi, sahabat, dan tabi'in.

8. Atsar adalah bekas atau sisa sesuatu, secara istilah merupakan sinonim dari khabar dan hadis, mencakup perkataan ulama salaf, sahabat, tabi'in, dan lain-lain.

9. Setiap hadis adalah khabar, tetapi tidak setiap khabar adalah hadis.

10. Atsar juga digunakan oleh fuqaha untuk merujuk kepada perkataan sahabat (mauquf) dan hadis Nabi (marfu').

2. Sinonim Hadits

(6)

Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar dapat dipergunakan secara sinonim dalam pandangan jumhur ulama Hadits.

Hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, dan taqrir yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan Sunnah mencakup segala yang bersumber dari Nabi SAW, termasuk perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi pekerti, dan perjalanan hidupnya.

Ada perbedaan antara Hadits dan Khabar, dimana sebagian ulama menekankan bahwa Khabar juga mencakup informasi dari sumber selain Nabi SAW, sementara Hadits khusus merujuk pada informasi dari Nabi SAW saja.

Perbedaan antara Hadits dan Atsar juga ada, dimana jumhur ulama menyamakan Atsar dengan Khabar dan Hadits, namun ada juga ulama yang menekankan bahwa Atsar merujuk pada informasi dari Nabi SAW, sahabat, dantabi’in.

3. Perbedaan Hadits Sunnah, Khabar dan Atsar

(7)

3. Perbedaan Hadits Sunnah, Khabar dan Atsar

Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi Muhammad Saw,

baik berupa perkataan, perbuatan,

maupun ketetapan.

Sunnah mencakup segala yang diperintahkan,

dilarang, dan dianjurkan oleh Nabi

Muhammad Saw, termasuk perkataan dan perbuatan yang

menjadi kebiasaan yang dilakukan

berulang kali.

Khabar adalah informasi yang datang dari sumber

selain Nabi Muhammad Saw.

Atsar adalah informasi yang berasal dari sahabat

Nabi Muhammad Saw.

(8)

4. Bentuk-Bentuk Hadits

Hadits Qouli:

Merupakan perkataan Nabi Muhammad

SAW yang berisi tuntunan syariat, peristiwa, dan kisah- kisah yang berkaitan

dengan akidah, syariah, dan akhlak.

Hadits Fi'il: Merupakan perbuatan Nabi SAW yang menjadi contoh

perilaku bagi para sahabat dan umat Islam, seperti praktek wudlu, salat, haji, dan

keputusan berdasarkan sumpah.

Hadits Taqriri:

Merupakan ketetapan Nabi SAW terhadap perbuatan atau ucapan

para sahabatnya yang beliau biarkan tanpa

memberikan penegasan apakah

benar atau salah.

Hadits Hammi:

Merupakan keinginan atau hasrat Nabi SAW

yang belum terealisasikan, namun

dianggap penting karena Nabi hanya merencanakan hal yang benar dan sesuai

dengan syariat Islam.

Hadits Ahwal:

Merupakan informasi tentang hal-hal terkait Nabi SAW yang tidak termasuk dalam kategori

hadits qouli, fi'il, taqriri, atau hammi. Ini termasuk sifat-sifat kepribadian, keadaan fisik, sejarah kelahiran,

dan kebiasaan Nabi SAW.

(9)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait