Konsep Ilmu
Pengetahuan dalam Al-Qur`an dan sains
Gilang Kurniawan, M.Pd
Pendahuluan
Al-Qur`an bukanlah buku, tetapi isyarat-isyarat tentang ilmu banyak
termaktub dalam ayat-ayat suci al-Qur`an, baik mengenai istilah yang
menunjuk kata ilmu, objek-objek yang menjadi kajian ilmu, bagaimana
cara memperoleh ilmu, atau bagaimana pemanfaatan dan pengembangan
ilmu. Apalagi kalau kita lihat definisi al-Qur`an yang dikemukakan
Muhammad Abduh, bahwa al-Qur`an ajarannya mencakup keseluruhan
ilmu pengetahuan.
Kata ilmu dalam al-qur`an
Dalam al-Qur`an banyak sekali disebut pengungkapan kata ilmu dengan berbagai bentuk kata jadiannya. Kata-kata tersebut dan frekuensinya sebagai berikut: `ilm (105), `alima (35), ya`lamu (215), i`lam (31), yu`lamu (1), `aliim (35), `alim (18), ma`lum (13),
`alamin (73), `alam (3), a`lam (49), `alim atau ulama` (163), `allam
(4), `allama (12), yu`allimu (16), `ulima (3), mu`allam (1), dan
ta`allama (2).
Beberapa pengertian
mengetahu pengetahu i
an
orang yang berpengeta
huan yang tahu Terpelajar paling
mengetahu i segala sesuatu
lebih tahu sangat mengetahu
i
cerdik, mengajar
Belajar
orang yang diajari dan mempelaja
ri.
Paradigma al-qur`an tentang ilmu
Ilmu merupakan keistimewaan
bagi manusia
Q.S. Al-Baqarah: 31-32
ا$هَ&لَّ(كُ $ءَآ$مَ سۡ سۡ ٱ $أَ $مَ$دَا$ءَ $مَ&لَّ$عَ$وَ
4ةِ$كَ4ئِ89$لَّ$مَ ى$لَّ$عَ (هَ$ضَ$رَ$عَ &مَ(ثُ سۡ ٱ سۡ
4ءَ $لَآ(ؤُ89$هَٰٓ 4ءَآ$مَ $أَ4بِ ي4نِوE 4بُِٔ $أَ $لَا$قَ$فَ سۡ نۢ
$نَي4قِ4دِ9$صَٰ (تُن(كُ ن4إِ سۡ
٣١ Vاو(لُا$قِ
ا$مَ &لَّا4إِ آ$ن$لُ $مَ 4عَ $لَّا $كَ$ن9$حَٰ (سُ سۡ سۡ
(مَي4لَّ$عَ $تَنِ$أَ $كَ&نِ4إِ $ن$تُ &لَّ$عَ سۡ ٱ آۖ سۡ
(مَي4كَ$حَٰ سۡ ٱ ٣٢
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!“ (31)
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari
apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
(32)
Ilmu
menent ukan
derajat seseora ng
Q.S. Al-Mujadilah: 11
( كَن4مَ Vاو(ن$مَا$ءَ $نَي4ذِ&لُ (هُ&لَّلُ 4عِ$فَ $ي سۡ ٱ ٱ سۡ
9$جَٰ$رَ$دَ $مَ 4عَ Vاو(تُوَ(أَ $نَي4ذِ&لُ $وَ تٖۚ سۡ سۡ ٱ ٱ ي4بُِٔ$خَ $نو(لَّ$مَ $تُ ا$مَ4بِ (هُ&لَّلُ $وَ رٞ سۡ ٱ ١١
Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis- majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Apabila dikatakan,
“Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Isyarat al-qur`an tentang pentingnya mencari ilmu
• Q.S. Al-’Alaq: 1-5
$قَ$لَّ$خَ ي4ذِ&لُ $كَuبِ$رَ 4مَ 4بِ $رَ ٱ سۡ ٱ سۡ سۡ ٱ vقَ$لَّ$عَ 4مَ $نَ9$سَٰنِ4إِ $قَ$لَّ$خَ سۡ سۡ ٱ ١
(مَ$رَ سۡ سۡ ٱ $أَ $كَyبِ$رَ$وَ $رَ سۡ سۡ ٱ ٢ ي4ذِ&لُ ٱ ٣
4مَ$لَّ$قَ 4بِ $مَ&لَّ$عَ سۡ ٱ $لَّ $ي $لُ ا$مَ $نَ9$سَٰنِ4إِ $مَ&لَّ$عَ سۡ سۡ سۡ سۡ ٱ ٤
٥
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
.
3 aspek ilmu dalam q.s. al-’alaq:
1-5
Objek Ilmu Pengetahuan
1
Cara
M emperoleh Pengetahuan
2
Pemanfaatan Pengembangan dan
Ilmu
Pengetahuan
3
Objek Ilmu pengetahuan
Dalam pandangan al-Qur`an, objek ilmu ialah
segala ciptaan Allah, sekaligus ayat-ayat-Nya.
Cara memperoleh ilmu
Cara Allah memberikan
Ilmu kepada manusia:
M engajar dengan alat,
atau atas dasar usaha
manusia (kasbi )
M engajar tanpa alat dan tanpa
usaha manusia
(laduni)
Pengembangan ilmu pengetahuan
M etode
Pengembangan Ilmu menurut Al-
Qur`an
Observasi (Q.S.
Ali Imran: 190 &
Al-A`raf: 185)
Eksplorasi/
Pemaparan (Q.S.
Yunus: 6 & Yasin:
37-40)
Eksperimen (Q.S.
An-N aba: 6-7 &
Q.S. Qaaf: 7) Penalaran dan
Intuisi (Q.S.
Al-’Alaq: 1-5 &
Ath-Thariq: 5-7)
Observasi
QS. Ali Imran: 190
• ١٩٠ ا$بُِٔVلُ$ Vلَّاا ى4لُوَ( uلَّا vتَ9ي9 $لَّا 4رَا$هَ&نلُا$وَ 4لِVي&لُا 4فِ $لَا4تُVخَا$وَ 4ضِVرَ$ Vلَّاا$وَ 4تِ9و9مَ&سَٰلُا 4قَVلَّ$خَ Vي4فَ &ن4ابِۙ
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.
QS. Al-A`raf: 185
4دِ$قِ $نVو(كَ&ي Vن$ا ى89سَٰ$عَ Vن$ا&وَ vءَVي $شَ Vنَ4مَ (هُ9–لَّلُا $قَ$لَّ$خَ ا$مَ$وَ 4ضِVرَ$ Vلَّاا$وَ 4تِ9و9مَ&سَٰلُا 4تِVو(كَ$لَّ$مَ Vي4فَ اVوَ(رَ(ظُVن$ي Vمَ$لُ$وَ$ا $نVو(ن4مَVؤُ(ي ˜هٗ$دِVعَ$بِ vثٍVي4دِ$حَ uي$ا4بُِٔ$فَ (هَ(لَّ$جَٰ$ا $بَ$رَ$تُVقِانۢ آۖ
١٨٥
Artinya:Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang Allah ciptakan dan kemungkinan telah makin dekatnya waktu (kebinasaan) mereka? Lalu, berita mana lagi setelah ini yang akan mereka percayai?
Eksplorasi/Pemaparan
• Q.S. Yunus ayat 6
$نVو(قَ&تُ&ي vمَVو$قَuلُ vتَ9ي9 $لَّا 4ضِVرَ$ Vلَّاا$وَ 4تِ9و9مَ&سَٰلُا ى4فَ (هُ9–لَّلُا $قَ$لَّ$خَ ا$مَ$وَ 4رَا$هَ&نلُا$وَ 4لِVي&لُا 4فِ $لَا4تُVخَا ى4فَ &ن4ا
٦
Artinya: Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan
pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi kaum yang bertakwa.
• Q.S Yasin Ayat 37- 40
بِۙ $نVو(مَ4لَّVظُyمَVمَ(هَٰٓ ا$ذَ4ا$فَ $رَا$هَ&نلُا (هُVن4مَ (خُ$لَّVسَٰ$نِ (لِVي&لُا(مَ(هَ&لُ ¢ةِ$ي9ا$وَ آۖ
٣٧
Artinya: Suatu tanda juga (atas kekuasaan Allah) bagi mereka
adalah malam. Kami pisahkan siang dari (malam) itu. Maka,
seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan.
Eksplorasi/Pemaparan
• Sambungan Q.S Yasin 37-40) مِۗ"#$% &'&$% (')*+ ,%-ذٰ /مِۗ0%1 (رٍّ*345% 6(7+ 8591%:
٣٨
Artinya (Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah)
matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
')*% <=($%/> ?/@ ى31ذٰB C/DE FGذٰ )1H (5*%:
٣٩
Artinya: (Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang
terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.
• QS Yasin ayat 40
<JK4'1 ,كٍ#M NM O1لٌّ>:مِۗ /0D1% QR/S O"%1 اU: (5*% )+ /0% NVKDنۢ' 8591% اU
Artinya: Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-
masing beredar pada garis edarnya.
Eksplorasi/Pemaparan
Eksperimen
• Q.S An-N aba: 6-7
¤دِ9هَ4مَ $ضِVرَ$ Vلَّاا 4لِ$عَVجْ$نِ Vمَ$لُ$ا بِۙ
¤دَا$تُVوَ$ا $لَا$بُِٔ4جْVلُا&وَ آۖ ٦
٧
Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?
• Q.S Qaaf: 7
Vي4هَ$بِ vجٍVوَ$زَ uلِ(كُ Vنَ4مَ ا$هَVي4فَ ا$نVتُ$بُِٔ $ا$وَ $ي4سُا$وَ$رَ ا$هَVي4فَ ا$نVي$قَVلُ$ا$وَ ا$هَ9نِVدَ$دِ$مَ $ضِVرَ$ Vلَّاا$وَ Wكٍبِۙ نۢ نۢ
٧
Artinya: (Demikian pula) bumi yang Kami hamparkan serta
Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kukuh dan Kami tumbuhkan di atasnya berbagai jenis (tetumbuhan)
yang indah
Penalaran dan intuisi
• Ath-Thariq: 5-7
$قَ4لَّ(خَ &مَ4مَ (نا$سَٰVنِ4 Vلَّاا 4رَ(ظُVن$يVلَّ$فَ
4بِVلَّyصُّلُا 4نَVي$بِ 4مَ (جٍ(رَVخْ&ي 4فَا$دَ vءَ &مَ Vنَ4مَ $قَ4لَّ(خَ نۢ كٍبِۙ اۤ ٥
4«ىِٕ $رَ&تُلُا$وَ مِۗ اۤ
٦
4«ىِٕ $رَ&تُلُا$وَ 4بِVلَّyصُّلُا 4نَVي$بِ 4مَ (جٍ(رَVخْ&ي مِۗ اۤ نۢ
٧
Artinya: Hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. Dia diciptakan dari air (mani) yang
memancar,yang keluar dari antara tulang sulbi
(punggung) dan tulang dada.
DIMENSI SAINS DAN
TEKNOLOGI DALAM AL- QUR’AN
Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam.
Teknologi adalah himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis (Baiquni, 1995: 58-60).
Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan- tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi, Akan tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda li al-nas, al-Qur’an memberikan informasi stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup banyak, sekitar tujuh ratus lima puluh ayat (Ghulsyani, 1993: 78).
AYAT-AYAT AL-QUR’AN YANG MEMERINTAHKAN
MANUSIA MENCARI ILMU ATAU MENJADI ILMUWAN
Mengajak melihat, memperhatikan, dan mengamati kejadian-
kejadian (Fathir: 27; al-Hajj: 5; Luqman: 20; al- Ghasyiyah: 17-20;
Yunus: 101; al-Anbiya’: 30)
membaca (al-‘Alaq: 1-5) supaya mengetahui suatu kejadian (al- An’am: 97; Yunus: 5)
supaya mendapat jalan (al-Nahl: 15), menjadi yang berpikir atau yang menalar berbagai fenomena (al-Nahl: 11; Yunus: 101; al-Ra’d:
4; al-Baqarah: 164; al-Rum: 24; al-Jatsiyah: 5, 13)
menjadi ulu al-albab (Ali ‘Imran: 7; 190-191; al-Zumar: 18)
mengambil pelajaran (Yunus: 3)
DALAM KONTEKS SAINS, AL-QUR’AN
MENGEMBANGKAN BEBERAPA LANGKAH/PROSES SEBAGAI BERIKUT.
1.Al-Qur’an memerintahkan kepada manusia untuk mengenali secara seksama alam sekitarnya seraya mengetahui sifat-sifat dan proses-proses alamiah yang terjadi di dalamnya
2.Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk mengadakan pengukuran terhadap gejala-gejala alam.
3.Al-Qur’an menekankan pentingnya analisis yang mendalam
terhadap fenomena alam melalui proses penalaran yang kritis dan sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional.
PRINSIP-PRINSIP DASAR KEGIATAN ILMIAH DALAM AL-QUR’AN
1. Prinsip Istikhlaf , Konsep istikhlaf ini berkaitan erat dengan fungsi kekhalifahan manusia.
2.Prinsip Keseimbangan, yaitu prinsip keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, spiritual dan material.
3. Prinsip Taskhir, yaitu prinsip dasar yang membentuk pandangan al-Qur’an tentang alam semesta (kosmos).
AKIBAT SAINS DAN
TEKNOLOGI DIPISAHKAN DARI AL-QUR’AN
Penilaian manusia atas realitas- realitas – baik realitas sosial, individual, bahkan juga keagamaan – diukur berdasarkan
kesadaran obyektif di mana eksperimen, pengalaman empiris, dan abstraksi kuantitatif adalah cara-cara yang paling bisa
dipercaya.
Menimbulkan nilai-nilai sekularisme Epistemologi peradaban barat
PERSPEKTIF SEORANG MUSLIM DALAM
MEMANDANG SAINS DAN TEKNOLOGI
Kita sebagai umat Islam harus meyakini sepenuhnya bahwa semua yang diciptakan oleh Allah memiliki kerangka tujuan ilahiyah. Berpijak pada ajaran Tauhid – di mana Allah adalah Pencipta alam semesta, segala sesuatu berasal dari-Nya dan kembali kepada-Nya – seyogyanya setiap langkah yang diambil ditujukan untuk memperoleh keridlaan-Nya dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Keyakinan Tauhid yang kokoh akan membuka cakrawala peneliti kepada pandangan alam yang lebih komprehensif. Ia tidak lagi melihat alam secara parsial dan sebagai bagian yang terpisah dari dirinya, melainkan kesalinghubungan dalam kesatuan di balik keragaman. Inilah yang diisyaratkan al-Qur’an bahwa setiap benda yang diciptakan oleh Allah berada dalam satu kerangka tujuan, sehingga benda terkecilpun memiliki nilai.
Ajaran Tauhid juga dapat membimbing manusia kepada kesadaran adanya realitas supranatural di luar realitas eksternal yang dapat diindera. Oleh sebab itu, ada banyak hal yang tidak bisa diraih lewat indera dan dengan demikian tumbuh suatu kesadaran bahwa pada hakekatnya pengetahuan manusia itu sangat terbatas.