• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Keluarga Sakinah Berdasarkan Kisah Nabi Ibrahim dalam Tafsir Al-MunÎr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep Keluarga Sakinah Berdasarkan Kisah Nabi Ibrahim dalam Tafsir Al-MunÎr"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

Ahsin Sakho Muhammad, MA selaku dosen Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang memberikan waktu untuk melakukan wawancara dengan penulis. Bapak dan Ibu guru Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan penulis.

PENDAHULUAN

KELUARGA SAKINAH ANTARA TEORI DAN REALITA

BIOGRAFI PENULIS DAN PROFIL KITAB TAFSIR AL-MUNÎR

ANALISIS MASALAH

PENUTUP A. Kesimpulan

Konsonan

Setiap tulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan Latin, vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dhammah dengan “u”. Khusus untuk membaca ya` nisbat, ia tidak boleh digantikan dengan "î" tetapi masih ditulis dengan "iy" untuk menerangkan ya` nisbat di penghujungnya.

Kata Sandang dan Lafazh al-Jalâlah

Konsep keluarga Sakinah didasarkan pada kisah Nabi Ibrahim As dalam Tafsir al-Munir karya Wahbah al-Zuhaili. Sedangkan kemajuan suatu negara diawali dengan terbentuknya keluarga sukses yang melahirkan generasi-generasi yang bertakwa dan bertaqwa. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan keluarga sakinah, salah satunya dengan mencontoh kehidupan keluarga yang dibangun Nabi Ibrahim.

Wahbah al-Zuhaili merupakan seorang mufassir kontemporari yang mentafsir ayat-ayat al-Quran dengan gaya bahasa modennya, memudahkan kita untuk memahaminya. Dari latar belakang tersebut, penulis ingin mengupas bagaimana konsep keluarga sakinah berdasarkan kisah Nabi Ibrahim menurut tafsir Wahbah al-Zuhaili. Terdapat beberapa rumusan masalah yang ingin penulis teliti, iaitu bagaimana Wahbah al-Zuhaili menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim.

Metode data yang digunakan adalah analisis dokumen, yang mana penulis dapat memperoleh data atau informasi dari berbagai sumber tertulis atau dari sumber data yang ada pada informan. Dari hasil analisa penulis yang cermat, ditemukan bahwa dalam ayat-ayat tentang kisah nabi Ibrahim banyak pesan yang bisa kita ikuti untuk membina kehidupan rumah tangga, yaitu mendoakan keturunan yang shaleh, sikap bertanggung jawab dalam memiliki , mendidik anak dengan memberikan keteladanan yang baik kepada anak, terutama dalam hal beribadah kepada Allah dan selalu mempertimbangkan segala sesuatunya. Selain itu, terkait permasalahan rumah tangga masa kini, kita bisa mencontoh kehidupan keluarga Nabi Ibrahim dengan menciptakan keluarga sakinah, yaitu dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam risalah tersebut kepada kita dalam kehidupan rumah tangga kita yang hidup di era modern ini.

Latar Belakang Masalah

Selain itu, kasus perceraian yang terjadi di wilayah yang sama yakni wilayah Indramayu juga teridentifikasi. Selain kasus perceraian di Indonesia yang semakin meningkat, jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi di Indonesia pun tidak sedikit dan semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut dosen STIT (Sekolah Ilmu Tarbiyah) Padang Panjang, Yendra Junaidi, keluarga Nabi Ibrahim merupakan salah satu potret keluarga teladan yang digambarkan dalam Al-Qur'an.

Untuk mengetahui pesan-pesan dalam kisah Nabi Ibrahim agar dapat diterapkan dalam kehidupan membentuk keluarga sakinah, maka penulis merasa penting untuk membaca ayat-ayat tentang kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an untuk menyelidikinya. . Sebuah. Namun dalam penelitian ini penulis hanya akan mengkaji beberapa ayat surah tentang kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Quran. Selain itu alasan dipilihnya beberapa ayat dalam surah tersebut adalah karena dalam ayat tersebut diceritakan kisah antara Nabi Ibrahim dengan istrinya dan antara Nabi Ibrahim dengan anak-anaknya, dimana sebuah keluarga terdiri dari sepasang suami istri dan anak-anaknya, sehingga diskusi dimulai.datang. menjadi lebih fokus tergantung pada tema yang dibicarakan.

Berkenaan dengan ayat tersebut, Wahbah al-Zuhaili menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menempatkan anak-anak dan istrinya di lembah yang tidak ada tanamannya, yaitu lembah Makkah dekat Kakbah, tempat amalan. perbuatan yang dapat merendahkan dan menghina kehormatan dan kesucian dilarang. Hal ini terlihat dari doa Nabi Ibrahim yang memohon kepada Allah agar menjadikan sebagian keturunannya bisa menunaikan shalat dan menjadikan hati sebagian orang selalu rindu dan cinta pada tempat ini. Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan lain-lain, jika Nabi Ibrahim berdoa af idatan nâsi (hati manusia), bukan af idatan min an-nâsi (hati sebagian orang), maka orang Persia, Romawi, Yahudi, Nasrani dan orang-orang akan selalu berbondong-bondong datang ke Baitul Haram.

Nabi Ibrahim melakukan hal tersebut atas dasar perintah Allah SWT, bukan karena inisiatifnya sendiri. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis terdorong untuk menulis skripsi yang berjudul “Konsep Keluarga Sakinah Berdasarkan Kisah Nabi Ibrahim AS Dalam Tafsir al-Munîr Karya Wahbah al-Zuhaili (w. 2015)”.

Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

  • Pembatasan Masalah
  • Perumusan Masalah

Dari hasil identifikasi permasalahan yang ada, penulis hanya akan membatasi pada poin c, d dan e yaitu mengenai konsep keluarga sakinah dalam kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Quran, pesan yang terkandung dalam kisah tersebut. Nabi Ibrahim untuk membentuk keluarga sakinah dan implementasi kisah Nabi Ibrahim dalam kehidupan saat ini. Adapun ayat tentang kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an juga penulis batasi pada tiga surat saja yaitu QS. Sebab, kisah dalam ayat ini diceritakan antara Nabi Ibrahim dengan istrinya dan antara Nabi Ibrahim dengan anak-anaknya, dimana sebuah keluarga terdiri dari suami-istri dan anak-anak.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini adalah

Tinjauan Pustaka

Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan lebih fokus pada pembahasan bagaimana membentuk keluarga sakinah dari kisah Nabi Ibrahim menurut tafsir Wahbah al-Zuhaili. Pada tahun 2009, makalah berjudul “Konsep Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Aktivis Hizbut Tahrir Malang”, karya Nur Hidayati yang berbentuk skripsi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, pembahasan dalam skripsi ini hampir sama. tentang keluarga Sakinah yang akan penulis selidiki. Namun pada skripsi ini pembahasan lebih terfokus pada pandangan Hizbut Tahrir Malang mengenai konsep keluarga Sakinah.

Pada tahun 2010, artikel berjudul “Kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur’an (Kajian Nilai Teologis dalam Sudut Pandang Muhammad A. Khalafullah dan M. Quraish Shihab)” ditulis oleh Khalilurrahman Aziz. 19 dalam bentuk disertasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dalam disertasi ini pembahasannya hampir sama dengan yang akan penulis gali yaitu mengungkap pesan di balik kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Quran, namun pembahasan De dalam artikel ini lebih berkaitan dengan pendapat kedua tokoh tersebut. Sedangkan pembahasan yang akan penulis gali akan lebih berkaitan dengan bagaimana kita menerapkan pesan kisah Nabi Ibrahim dalam membentuk keluarga sakinah.

Pada tahun 2012, makalah berjudul “Peran Laki-Laki Dalam Pembentukan Keluarga Sakinah” ditulis oleh Nurul Hidayati dalam bentuk skripsi pada Fakultas Ushuluddin, Program Studi Tafsir Hadits, Institut Ilmu Al-Quran ( IIQ) ) Jakarta, dalam skripsi ini pembahasannya lebih terfokus pada peran laki-laki dalam pembentukan keluarga sakinah. Selain itu hal lain yang membedakan penelitian yang akan penulis selidiki dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa dalam penelitian yang akan dilakukan penulis akan menggunakan tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhaili untuk menemukan ayat-ayat yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahun 2014, makalah berjudul “Konsep Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Tanbih TQN Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya”, oleh Muhibah (113013) yang berbentuk tesis di Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah Tasikmalaya, dalam pembahasan ini hampir sama dengan pembahasan yang akan penulis selidiki yaitu mengenai keluarga sakinah, namun dalam pembahasannya skripsi ini lebih menekankan pada konsep keluarga sakinah menurut TQN Pondok Pesantren Suryalaya sedangkan pembahasan yang akan penulis selidiki lebih terarah.

Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

  • Metode Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh data untuk penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sumber data yang relevan dengan skripsi ini.

Teknik dan Sistematika penulisan

Bab ketiga, dalam bab ini akan menjelaskan biografi Wahbah al-Zuhaili serta profil kitab tafsirnya yang memaparkan biografi Wahbah al-Zuhaili, perjalanan pendidikannya, karya-karyanya, teologi dan fiqh Wahbah al-Zuhaili. Zuhaili. Selain itu, akan diterangkan motivasi penulisan kitab tafsir al-munir, cara penulisan tafsir al-munir, model tafsir al-munir dan ciri-ciri kitab tafsir al-munir. Bab keempat, dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana konsep keluarga sakinah menurut kisah Nabi Ibrahim berdasarkan QS.

Bab Lima, bab ini merupakan bab penutup, memuat kesimpulan dan saran, diakhiri dengan daftar pustaka.

Kesimpulan

Tidak seorang pun boleh meninggalkan keluarganya di hamparan bumi yang kosong dan sepi dan menyerahkannya begitu saja kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehubungan dengan permasalahan keluarga yang muncul saat ini, pesan dari kisah Nabi Ibrahim bisa kita terapkan untuk menjalani kehidupan berkeluarga di zaman modern ini. Untuk menciptakan generasi yang bertakwa harus dilakukan upaya lebih yaitu sebelum hamil, kita memilih dan menentukan terlebih dahulu siapa yang akan menjadi pasangan kita dengan memilih wanita yang memiliki gen yang baik.

Lalu ketika sedang mengandung, jangan lupa untuk mendampinginya dengan selalu meminta agar diberikan anak yang adil. Dengan melahirkan generasi shaleh berarti kita ikut serta mewujudkan salah satu konsep rumah tangga dalam Islam, yaitu keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Dalam kehidupan berkeluarga, komunikasi antar keluarga merupakan salah satu hal penting yang harus ada pada setiap anggota keluarga.

Dengan melakukan hal ini, Anda dapat mempererat hubungan dalam keluarga dan menjadikan kehidupan keluarga semakin harmonis. Menghadapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat seperti pergaulan bebas, maraknya penyalahgunaan media sosial, menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan hal yang paling penting dilakukan saat ini untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan pada anak.

Saran

Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwini Ibnu Majah, Abu, Sunan Ibnu Majah Enciklopedija hadisa, sebelumnya. Ali Syibromalisi, Faizah dalam Jauhar Azizy, Bahas Buku Tafsir Klasik-Modern, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Al-Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Munîr fi al-'Aqîdah wa al-Syarî'ah wa al- Manhaj, Lebanon: Dar al-Fikr al-Mu'ashir, 1991.

Fattah al-Khalidy, Salah, Kisah Al-Quran; Lessons of the Ancients, terj. Djalal, Abdul, Ulumul Qur`an, Surabaya: Dunia Ilmu, 2008 Fatimah Hamdiyah, Asthi, "Kisah Nabi Musa AS. Mutawalli al-Sya'rawi, Muhammad, Tafsir al-Sya'rawi Jilid 11, Mesir: Penyelidikan Islam. Akademi al -Azhar, 1991 Puspa, Rena, Kugapai Bahagia Bersamamu, Solo: Indiva, 2016.

Umar Hasyim, Ahmad, Muhammad bin Ibrahim al-Hamdi, Wahai keluargaku, jadilah mutiara yang indah, trans. Baiquni, “Angka perceraian di Indonesia meningkat 80 persen”, m.dream.co.id/news/angka-perceraian-besar-lima-tahun-terakhir-16011200.html, Diakses 24 April 2016.

Referensi

Dokumen terkait

L ewat al Qur’an yang merupakan warisan dan petunjuk kehidupan yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW, Allah menceritakan kembali sejarah keluarga Nabi Ibrahim AS yang

Kisah Nabi Ibrahim yang terukir dalam Alkitab dan Alquran diriwayatkan oleh beberapa orang, antara lain Syauqi Abu Khalid dalam bukunya Atlas Alquran (2006:47—48), Sami bin

Berdasarkan ayat-ayat dari surat tersebut dapat disimpulkan komunikasi orang tua dan anak (berdasarkan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail) sebagai berikut: 1)

Tidak aneh jika seruannya disambut antusias oleh kalangan bawah (arâdzil) yang merupakan mayoritas masyarakat. Sedangkan kisah Nabi Mûsâ as. mengajarkan bahwa ajaran

Kalimat “fandur madza tara” dalam ayat diatas mengandung nilai pendidikan yang diajarkan nabi Ibrahim, yaitu mengajak peserta didik atau seorang anak berdiskusi dan sama berfikir

Maka tidaklah mungkin orang tua Nabi Ibrahim adalah seorang Azar yang kufur kepada Allah dan Rasulnya karena dalam ayat tersebut Nabi Ibrahim tidak mendoakan Azar

Penulisan skripsi ini yang berjudul “Konsep Internalisasi Nilai-Nilai Tauhid pada Kisah Nabi Ibrahim AS di dalam Al-Qur’an”, adalah merupakan salah satu tahapan dalam menempuh

Yang membedakan isi buku ini dengan penelitian penulis adalah mengenai ayat-ayat yang bersangkutan dengan kisah Nabi Yunus yang lebih fokus pada satu kitab tafsir saja yaitu menggunakan